Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


BAB I
DEFINISI
A. Sistem Manajemen K3
Bagian dari system manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, penerapan, pencapaia, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
effisiensi, dan produktif.
B. Tempat Kerja
Setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana
tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha
dan dimana terdapat sumber atau sumber sumber bahaya baik di ruangan maupun di luar
ruangan rumah sakit.
C. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
D. Kesehatan Kerja Menurut WHO / ILO (1995)
Kesehatan Kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan
fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan,
pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan;
perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan
penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau
jabatannya.

BAB II
RUANG LINGKUP
Penerapan Sistem manajemen K3 khususnya di RSUD Kota Bekasi masih menjadi
kendala baik bagi rumah sakit sendiri maupun bagi pihak Instalasi K3LRS yaitu sebagai
berikut :
1. Komitmen dan kebijakan pimpinan
2. Mengidentifikasi sumber sumber bahaya resiko
3. Sumber daya manusia, sarana prasarana dan dana
4. Pelatihan dan sosialisasi manajemen K3
5. Komunikasi, dokumentasi, evaluasi dan pelaporan.

BAB III
TATA LAKSANA
Untuk mencegah dan mengurangi bahaya kesehatan dan keselamatan khususnya
terhadap pekerja dari sumber sumber yang beresiko, perlu dilakukan upaya-upaya
kesehatan dan keselamatan kerja dengan menetapkan panduan Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di RSUD Kota Bekasi sesuai dengan KMK No.432 tahun 2007
Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit
dan Permenaker No.05 tahun 1996 Tentang Simstem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
A. Sistem Manajemen K3LRS
RS harus membuat perencanaan yang efektif agar tercapai keberhasilan penerapan
sistem manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan K3 di RS
dapat mengacu pada standar Sistem Manajemen K3RS diantaranya self assesment
akreditasi K3RS dan SMK3.
Perencanaan meliputi:
1. Identifikasi Sumber Bahaya
Sumber bahaya yang ada di Rumah sakit khususnya di RSUD Kota Bekasi harus di
identifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan tolok ukur
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan PAK (Potensi Akibat Kerja).
Identifikasi Bahaya berdasarkan lokasi dan pekerjaan di RSUD Kota Bekasi adalah
sebagai berikut :
No.
Bahaya Potensial
1 FISIK
Bising

Lokasi
IPSRS, laundry, dapur,
CSSD, ruang genset,
boiler, Reservoir
basement dan IPAL

Pekerja yang paling berisiko


Karyawan yang bekerja di
lokasi tsb

Getaran

laundry, dapur, CSSD,


ruang genset, boiler,

Karyawan yang bekerja di


lokasi tsb

Reservoir basement,
IPAL
Poli gigi
Debu

Dokter, perawat, dan cleaning


service

IPSRS, genset

Petugas IPSRS

Poli gigi,

Dokter, perawat, dan cleaning


service

Panas

ruang rekam medis.

Pekerja di ruang rekam medis

CSSD, dapur, laundry,

Karyawan yang bekerja di

ruang genset, boiler


Radiasi

X-Ray, OK yang

lokasi tsb.
Ahli radiologi, radiotherapist

menggunakan c-arm,

dan radiografer, ahli fisioterapi

ruang fisioterapi, poli

dan petugas roentgen gigi.

gigi
2

KIMIA :
disinfektan

Seluruh ruangan
pelayanan

Cytotoxics

Petugas kebersihan, dan


perawat

TPS B3

Petugas TPS B3

Farmasi, tempat

Pekerja farmasi, perawat,

pembuangan limbah,

petugas pengumpul sampah

dan bangsal
Ethylene oxide

Kamar operasi

Dokter dan perawat

Formaldehyde

Laboratorium,

petugas laboratorium, Petugas

Pemulasaraan, Gudang
farmasi

pemulasaraan, dan farmasi

Methyl :

Poli gigi

Methacrylate,
Hg (amalgam)
Solvents

Petugas/dokter gigi, dokter


bedah, dan perawat

Laboratorium,

Petugas laboratorium,

Bengkel kerja,

Teknisi

semua area di RS

Petugas pembersih

Gas-gas

Ruang operasi gigi,

Dokter gigi, perawat,

anaestesi

OK IGD dan OK IBS

Dokter bedah, dokter/perawat

ruang pemulihan (RR)

Anaestesi.

BIOLOGIK :
AIDS, Hepatitis B dan IGD, kamar Operasi,
A

Dokter, perawat

poli gigi,
laboratorium,

Petugas laboratorium,

laundry, dan TPS B3.

petugas laundry dan petugas


TPS B3

Cytomegalovirus

Poli kebidanan, dan


Ruang anak

Perawat, dokter yang bekerja


di ruangan tsb

Rubella

Ruang ibu dan anak

Dokter dan perawat

Tuberculosis

Bangsal,

Perawat,

laboratorium,

Petugas laboratorium,

ruang isolasi

Fisioterapis

IPAL

Petugas IPAL

Coliform

ERGONOMIK
Pekerjaan yang

Area pasien dan tempat Petugas yang menangani

dilakukan

penyimpanan barang

secara manual

(gudang)

Postur yang

pasien dan barang

IPSRS

Petugas IPSRS

Semua area

Semua karyawan

Semua area

Semua karyawan

Semua area

Semua karyawan

salah dalam
melakukan
pekerjaan
Pekerjaan yang
berulang
5

PSIKOSOSIAL
Sering kontak
dengan pasien,
kerja bergilir,
kerja berlebih,
ancaman secara
fisik

2. Penilaian Faktor Risiko


Adalah proses untuk menentukan ada tidaknya risiko dengan jalan melakukan
penilaian bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan
bagi pekerja, pasien dan pongunjung.
3. Pengendalian Faktor Risiko
Dilaksanakan dalam 4 tingkatan pengendalian risiko yakni :
a) Pencegahan,
b) Penanganan,
c) Penggantian sarana dan prasarana yang tidak mendukung,
d) Administrasi dan alat pelindung diri (APD).
4. Membuat Peraturan

Menetapkan SK Direktur yang berlaku tentang manajemen K3 dan Menetapkan dan


melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) sesuai dengan peraturan,
perundangan dan ketentuan mengenai K3 lainnya yang berlaku. SOP ini harus
dievaluasi, diperbaharui dan harus dikomunikasikan serta disosialisasikan pada
karyawan dan pihak yang terkait.
5. Indikator kinerja
Idikator kinerja khususnya di RSUD Kota Bekasi sebagai berikut :
a) Melakukan pendidikan dan sosialisasi mengenai system manajemen K3,
b) pemantauan secara langsung di lapangan dan
c) melakukan monitoring dengan wawancara dan pendataan potensi akibat kerja
(PAK).
6. Program K3
K3LRS melaksanakan program program K3 dalam upaya mencapai sasaran
tentang sistem manajemen K3 khususnya di RSUD Kota Bekasi, untuk mencapai
sasaran harus ada monitoring, evaluasi dan dicatat serta dilaporkan.
7. Pelaporan
Dalam upaya mendukung dan memperbaiki kinerja K3LRS maka harus memiliki
laporan hasil kerja berupa : Komunikasi, dokumentasi, evaluasi dan pelaporan.

BAB IV
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai