Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan dirumuskan dalam rangka mencerdaskan


kehidupan bangsa, sehingga terbentuk generasi muda yang tangguh, memiliki
tanggung jawab dan dapat diandalkan bagi masa depan bangsa. Generasi
muda yang cerdas saja belum cukup bagi masa depan bangsa karena
mentalitasnyapun harus dibina, sehingga melalui proses pendidikan diberikan
juga materi ahlak mulia yang bersumberkan dari agama. Dalam kerangka
dasar dan struktur kurikulum terdapat kelompok mata pelajaran Agama dan
ahlak mulia yang dengan uraian cakupan dimaksud untuk membentuk peserta
didik manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
sedangkan berahlak mulia mencakup etika, budi pekerti atau moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama.(Permendiknas, nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi).
Dalam pembelajaran agama Islam yang menjadi sumber dari
pendidikan agama adalah Al-quran, karena berisi kandungan ajaran-ajaran
yang lengkap tentang keimanan, ahlak mulia, aturan ibadah, hubungan
manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, serta segala yang
berhubungan dengan kehidupan manusia, karena itulah yang terpenting dalam
pendidikan agama adalah memahami Al-quran. Dua sumber penting bagi
pemeluk Islam yaitu Al-quran dan Hadits, maka pengenalan agama Islam
melalui dua sumber tersebut harus dilakukan sedini mungkin, termasuk
dilakukan pada satuan pendidikan Sekolah Dasar dari mulai kelas rendah
sampai kelas tinggi.
Manakala Al-quran harus dipahami, sedangkan Al-quran itu sendiri
berbahasa dan bertuliskan huruf Arab yang juga berbeda dengan bahasa Arab
itu sendiri, sehingga Al-quran bahasanya khusus yaitu bahasa Al-quran.
Memahami berarti mengkaji kandungan Al-quran tidaklah gampang
memerlukan penafsiran dengan berbagai alat dan tata bahasa Arab.
Yang menjadi permasalahan adalah ketika Al-quran itu harus
dipahami, untuk sekedar membacanya saja dengan benar sesuai kaidah baca
Al-quran tidak sedikit siswa SD kelas tinggi kemampuan bacanya masih

sangat rendah. Kaidah baca Al-quran yang benar sering juga disebut
membaca dengan Tartil, yang dimaksud Tartil adalah sesuai dengan kaidah
Tajwid dan Makharijul Huruf, atau cara melafalkan huruf demi huruf dalam
bacaan Al-quran, sedangkan yang dimaksud dengan kaidah Tajwid adalah
cara baca mana bacaan yang dipanjangkan, dipendekkan, dengung dan lain
sebagainya.
Permasalahan yang sering nampak pada siswa SD kelas tinggi,
bahwa untuk membaca dengan benar sesuai aturan (Tartil), dirasakan oleh
sebagian besar guru pada saat mengajarkan agama pada kompetensi bacaan
Al-quran masih banyak yang belum mencapai kemampuan tersebut bahkan
sekedar mmbaca biasa saja banyak siswa yang belum mampu membaca Alquran. Kenyataan seperti itulah tidak sedikit orang tua siswa, serta guru
mendorong anak untuk mendapat pelajaran khusus di tempat pendidikan non
formal antara lain Madrasah Diniyah, Taman Pendidikan Al-quran (TPA),
Pengajian-pengajian dengan metode tradisional ataupun metode baca terbaru.
Masalah rendahnya kemampuan membaca Al-quran dengan benar
juga nampak pada siswa kelas V SD Negeri 27 Cakranegara Kota Mataram,
yaitu dari jumlah siswa 41 orang, sebelum penulis melakukan tindakan
penelitian terdapat klasifikasi kemampuan membaca dengan skor penilaian
guru pengajar agama antara lain:
1. Mampu membaca dengan benar (Tartil) serta bagus bacaan diberi skor
nilai 85 ke atas.
2. Mampu membaca dengan benar (Tartil), diberi skor 80.
3. Sementara Bisa membaca tapi belum sesuai kaidah Tajwid dan Makhraj
diberi skor nilai 70.
Penulis menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal 80 untuk
menyatakan siswa yang dianggap bisa membaca serta memakai kaidah
Tajwid dan makhraj, hal tersebut disesuaikan dengan Standar minimal mata
pelajaran agama yang telah ditetapkan.
Bila data tersebut kita simpulkan, bahwa secara umum semua siswa
kelas V SD Negeri 27 Cakranegara Kota Mataram tersebut bisa atau paling
tidak mengenal huruf dalam Al-quran, namun terdapat klasifikasi
kemampuan seperti diuraikan di atas, sedangkan yang dituntut pada
kompetensi dasar bacaan Al-quran yaitu bisa baca serta sesuai kaidah Tajwid

dan Makhraj, dengan demikian masih terdapat banyak siswa yang


kemampuan bacanya dibawah kriteria yang ditetapkan.
Untuk menyikapi masalah tersebut penulis memcoba meyikapinya
dengan menggunakan metode bacaan yang cukup popular dalam
pembelajaran baca Al-quran yaitu metode Iqra. Penggunaan metode tersebut
dilakukan penulis melalui tindakan kelas yang dilaksanakan selama dua bulan
dari bulan TIDAK TAU sampai dengan TIDAK TAU tahun 2015 dengan
tujuan terdapat peningkatan jumlah siswa yang dikategorikan mampu
membaca Al-quran dengan benar, karena itulah penulis melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas ini dengan judul Peningkatan Kemampuan
Membaca Al-Quran Dengan Tartil Melalui metode Iqra Pada Siswa Kelas V
SD Negei 27 Cakranegara Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015-2016

B.

Identifikasi Masalah
Pembelajaran membaca Al-quran bagi anak sangat penting
diberikan sedini mungkin, agar anak terbiasa dengan sumber pedoman hidup
yang selanjutnya berusaha untuk dipahami. Namun kenyataan tidak sedikit
usia anak SD pada kelas tinggi sekalipun, masih banyak yang belum bisa baca
Al-quran apalagi membaca dengan baik. Beberapa hal yang mungkin
menjadi faktor rendahnya kemampuan membaca Al-quran pada siswa SD,
terutama yang terjadi di kelas V SD Negeri 27 Cakranegara Kota Mataram,
antara lain :
1. Pembelajaran membaca Al-quran dengan metode tradisional, dianggap
terlalu lama bisa diserap oleh siswa.
2. Metode mengajar yang biasa dilakukan tidak memberikan motivasi untuk
belajar membaca dengan kaidah yang benar.
3. Metode lama tidak memberikan motivasi untuk sering melatih,
mengulang pelajaran yang sedang diberikan.
4. Banyak siswa beranggapan bahwa membaca Al-quran, hanya sampai
bisa membaca saja, tanpa disertai dengan bacaan yang benar sesuai
kaidah makhraj dan tajwid.
5. Masalah lain adalah masih sedikit guru yang memiliki kemampuan
dalam mengajarkan Al-quran dengan benar serta menarik perhatian dan
minat siswa.

C.

Rumusan Masalah
Bagaimana mengajarkan Al-quran dengan benar sesuai kaidah
makhraj dan Tajwid serta menghasilkan kemampuan membaca yang benar
pada siswa menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini. Peneliti
menerapkan suatu metode pembelajaran yang disebut metode Iqra, metode
baru yang khusus diperuntukkan mengajarkan baca Al-quran. Dari latar
belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, serta penerapan metode
Iqra dalam proses pembelajaran baca Al-quran di kelas V SD Negeri 27
Cakranegara Kota Mataram, melalui penelitian tindakan kelas ini, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan metode Iqra dapat meningkatkan kemampuan
membaca dengan benar sesuai kaidah makraj dan tajwid (Tartil) pada
siswa kelas V SD Negeri 27 Cakranegara Kota Mataram ?
2. Apakah penerapan metode Iqra dapat meningkatkan minat belajar baca
Al-Quran pada siswa kelas V SD Negeri 27 Cakranegara Kota
Mataram?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan secara umum dari penelitian tindakan kelas ini yakni setelah
siswa mampu membaca Al-quran dengan benar, maka diharapkan membaca
Al-quran menjadi aktivias rutin yang dilakukan siswa, sebagai bagian dari
perilaku seorang muslim yang selalu berpedoman pada kitab suci Al-quran,
sehingga terbentuk generasi qurani. Adapun tujuan penelitian secara spesifik
antara lain :
1. Untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-quran dengan benar
(Tartil), sesuai dengan kaidah makhraj dan Tajwid pada siswa Kelas V
SD Negeri 27 Cakranegara Kota Mataram.
2. Untuk meningkatkan perhatian serta minat dalam membaca Al-quran
pada siswa kelas V SD Negeri 27 Cakranegara Kota Mataram.

E.

Manfaat Penelitian

Manfaat secara umum dari hasil penelitian ini adalah pemahaman


siswa tentang pentingnya Al-quran sebagai sumber hukum serta pedoman
hidup yang harus dibaca dengan benar, serta lebih jauh dikaji untuk dipahami
maknanya agar dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun
manfaat secara khusus dari hasil penelitian ini antara lain :
1. Bagi Guru
Dapat mengetahui bahwa metode baca Al-quran, salah satunya
metode Iqra adalah alternatif yang cukup efektif untuk diterapkan dalam
pembelajaran baca Al-quran di sekolah, serta memudahkan pemahaman
siswa tentang bacaan yang benar sesuai dengan kaidah makhraj dan
tajwid.
2. Bagi Siswa

3.

Dapat menambah pemahaman siswa bahwa belajar membaca


Al-quran dengan benar melalui metode Iqra bisa lebih cepat
dibandingkan metode lama, pemahaman lain yaitu bahwa membaca Alquran merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap
muslim, karena Al-quran merupakan pedoman hidup serta sumber
hukum umat Islam.
Bagi Sekolah
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Pendikan Agama Islaim, serta mutu pendidikan pada struktur kurikulum
cakupan mata pelajaran Agama dan ahlak mulia serta budi pekerti.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Membaca Al-quran

Al-quran menurut bahasa artinya bacaan, selanjutnya batasan


umum Al-quran artinya wahyu Allah yang kekal dan dijaga-Nya, Al-quran
merupakan Firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW,
melalui perantaraan malaikat Jibril untuk disampaikan kepada seluruh umat
manusia di muka bumi. Al-quran berisi kandungan yang memuat segala
aturan serta semua aspek kehidupan manusia, ringkasnya Al-quran adalah
pedoman hidup bagi manusia yang mengaku sebagai muslim.
Dari uraian tersebut menimbulkan suatu kewajiban bagi umat Islam
untuk membacanya, menghafal, memahami maknanya, serta mengamalkan
kandungan Al-quran. Kewajiban yang pertama adalah membaca, termasuk
belajar membaca. kemampuan membaca Al-quran merupakan kewajiban
awal terhadap pedoman hidup, karena tidak mungkin bisa memahami tanpa
bisa membaca. Kewajiban belajar Al-quran menimbulkan kewajiban lain
bagi guru dan orang tua yaitu mengajarkan Al-quran baik segi membaca atau
kandungan isinya.
Membaca Al-quran adalah melafalkan huruf-huruf menjadi kata dan
kalimat dengan pengucapan yang jelas berbeda huruf demi huruf dalam satu
kalimat atau satu ayat. Manusia diperintahkan untuk membaca, namun
terkadang kita kurang bisa mengambil makna dari ayat-ayatnya, seperti
disebutkan dalam Al-quran :

Demikianlah, kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh
telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada
mereka(Al-quran) yang kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir
kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Katakanlah, Dialah Tuhanku tidak

ada tuhan selain Dia ; hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepadaNya aku bertobat. (QS Ar-Raad :30).
Untuk kesekian kalinya Al-quran menyebutkan bahwa membaca Alquran merupakan asas tawakal, asas menghadap Zat Yang Maha Agung, dan
asas pembentukkan jiwa manusia. Fungsi Al-quran bukan hanya sebatas
untuk dibaca, lebih dari itu memperingatkan seseorang untuk mengingat hari
pembalasan dan berdialog dengan orang-orang yang masih hidup bahwa hari
pembalasan itu benar. Disamping itu berdialog dengan orang-orang yang
berakal untuk berpikir tentang hal-hal yang mereka dengar agar dapat
menjadi suatu bangsa yang dinamis, kreatif , dan berbuat banyak terhadap
bangsanya. Ini dikarenakan mereka telah memahami dan menghayati
kandungan Al-quran serta mampu menganalisis tujuan dan maksudnya.
(syaikh Muhammad Al-Ghazali,199123).
Dari uraian di atas memberikan makna pada kita beberapa hal yang
membedakan pengertian membaca Al-quran dengan membaca bacaan
lainnya. Bahwa membaca Al-quran merupakan perintah Allah disertai
dengan maknanya, agar manusia memikirkannya sebagai bentuk ketaatan
manusia pada Sang Maha Pencipta, sehingga manusia bisa berdialog dengan
hari akhir sebagai konsekuensi amal perbuatan dimuka bumi. Bila kita
simpulkan maka membaca Al-quran merupakan amal ibadah yang memiliki
nilai amat tinggi, sehubungan yang dibaca adalah bacaan yang mengandung
nilai-nilai luhur dari agama, hal tersebut dimungkinkan apabila membaca Alquran bukan semata membaca, tetapi memahami maknanya, memikirkannya
serta berusaha mengamalkannya.
Yang dimaksud dengan membaca Al-quran pada kajian teori kali ini
adalah pembelajaran membaca, melafalkan bacaan diperdengarkan dan harus
terdengar sehingga jelas bacaan huruf serta kalimat yang benar sesuai kaidah
makhraj dan tajwid, bukan membaca tanpa terdengar atau membaca Alquran dalam hati, tidak ada konsep membaca Al-quran dalam hati karena
tidak akan kedengaran makhraj dan tajwidnya. Didalam sebuah hadits
disebutkan Bacalah Al-quran dengan suara yang merdu (Al-Hadits).
Berdasarkan hadits tersebut mengisyaratkan pada kita bahwa membaca Alquran dengan suara nyaring namun dengan suara yang halus dan merdu
hukumnya sunah.

Bagaimana membaca Al-quran dengan suara yang nyaring ? yang


penulis ketahui terdapat dua cara baca Al-quran yaitu:
1. Murottal , yaitu membaca Al-quran satu atau beberapa surat dengan
bacaan yang bagus tajwid dan makhrajnya, tanpa lagu-lagu khusus,
biasanya untuk membacakan lebih dari satu surat.
2. Qiraat, sering juga disebut seni baca Al-quran, yaitu membaca Alquran dengan kaidah makhraj dan Tajwid sebagai aturan baca yang
wajib terdengar dengan baik, disertai lagu-lagu khusus bacaan Al-quran,
seperti lagu Bayyati, shoba, hijaz, rhast, sikhah, nahawan, jiharkhah
dengan tangga nada rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

B.

Metode Iqro
Metode Iqro, sering juga disebut cara cepat membaca Al-quran.
Pada dasarnya metode iqro ini merupakan cara membaca Al-quran tanpa
mengeja, tetapi siswa atau santri langsung belajar baca satu, dua, tiga huruf,
kata, beberapa kata, atau kalimat disertai melafalkan huruf yang benar, dan
aturan Tajwid yang benar.
Pada buku Iqro, terdapat petunjuk praktis penggunaan metode Iqro,
antara lain :
1. Sistem
a. CBSA (Cara Belajar Santri Aktif) guru sebagai penyimak saja,
jangan sampai menuntun, kecuali hanya memberikan contoh pokok
pelajaran.
b. Privat. Penyimakan secara seorang demi seorang.

Catatan : Bila

klasikal,

santri

dikelompokkan

berdasarkan

persamaan/ jilid. Guru menerangkan pokok-pokok


pelajaran secara klasikal dengan menggunakan peraga,
dan secara acak santri dimohon membaca bahan latihan.
c.

Asistensi, Santri yang lebih tinggi jilid / kemampuannya dapat


membantu menyimak santri lain.

2.
3.
4.

5.

Mengenai judul-judul, guru langsung memberi contoh bacaannya, jadi


tidak perlu banyak komentar.
Sekali huruf dibaca betul, tidak boleh/ jangan diulang lagi.
Bila santri keliru panjang-panjang dalam membaca huruf, maka guru
harus dengan tegas memperingatkan (sebab yang betul dengan pendekpendek) dan membacanya agar diputus-putus, bila perlu ditekan.
Bila santri keliru membaca huruf, cukup betulkan huruf-huruf yang
keliru saja, dengan cara :
- Isyarah, umpamanya dengan kata-kata eee...awas...stop...dsb
- Bila dengan isyarah tetap keliru, berilah titian ingatan. Umpamanya
santri lupa membaca huruf ( ) ustadz cukup mengingatkan titiknya
yaitu bila tidak ada titiknya dibaca RO ( ) dst. Bila masih tetap

lupa, barulah ditunjukkan bacaan yang sebenarnya.


6. Pelajaran satu ini berisi pengenalan huruf berfathah, maka\sebelum
dikuasai benar , jangan naik ke jilid berikutnya.
7. Bagi santri yang betul-betul menguasai pelajaran dan sekiranya mampu
berpacu dalam menyelesaikan belajarnya, maka membacanya boleh
diloncat-loncatkan tidak harus utuh sehalaman.
8. Untuk EBTA sebaiknya ditentukan guru pengujinya.
Pedoman tersebut berguna bagi ustadz atau guru pengajar dalam
menerapkan metode Iqro. Bila melihat langkah-langkah pada pedoman
tersebut, metode Iqro memberi perhatian yang penuh pada tiap santri / siswa,
sehingga santri betul-betul lancar membaca, bila tidak mau mengulang pada
halaman yang sedang dibaca.

BAB III
METODE PENLITIAN

A. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini


adalah : yang pertama mengenai kemampuan siswa dalam membaca Alquran, kemampuan membaca Al-quran ini disertai dengan ketentuan kaidah
baca atau yang disebut dengan Tartil, membaca fasih sesuai dengan hukum

tajwid, dan makhorijul huruf. Sedangkan objek penelitian yang kedua


berkaitan dengan salah satu metode pembelajaran membaca Al-quran, yaitu
metode Iqro. Metode ini pada awalnya sering digunakan di Taman Pendidikan
Al-quran (TPA), atau TKA ( Taman Kanak-kanak Al-quran), pada
perkembangan selanjutnya metode ini juga digunakan di Sekolah Dasar,
ketika guru menyampaikan kompetensi dasar membaca Al-quran dengan
fasih.

B.

Setting / Lokasi / Subjek Penelitian


Penelitian dilakukan di SD Negeri 27 Cakranegara Kota Mataram,
pada bulan TIDAK TAU sampai dengan bulan TIDAK TAU 2015. Sementara
yang menjadi sampel, atau subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa
kelas V sebanyak 41 siswa, pemilihan sampel di kelas V dengan alasan bahwa
kelas tersebut berdasarkan data yang ada mengenai kemampuan siswa dalam
membaca Al-quran sangat rendah, antara lain dari 41 siswa, setelah melalui
tes awal baca Al-quran dengan baik, ternyata hanya 6 siswa yang dianggap
mampu dengan fasih membaca Al-quran, sementara 14 siswa dinyatakan
bisa membaca meskipun belum fasih, sedangkan Kriteria ketuntasan Minimal
adalah 80, jadi dari 41 siswa yang nilai kompetensi dasar baca Al-qurannya
mencapai KKM baru 20 siswa.
Penelitian dilakukan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri
dari dua pertemuan, siklus I tindakan dilakukan pada minggu ke 2, dan 3
bulan TIDAK TAU, sedangkan siklus II tindakan dilakukan minggu ke 1 dan
2 bulan TIDAK TAU 2015.

C.

Data dan Teknik Pengumpulan Data


1. Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 27
Cakranegara Kota Mataram, sedangkan jenis data yang didapatkan
meliputi :
a. Data tes hasil belajar berupa nilai pretes dan postes
b. Hassil observasi terhadap proses pembelajaran
c. Data tentang minat belajar yang didapatkan dari lembar angket
d. Catatan harian, tiap pertemuan dari guru dan observer

Foto kegiatan tindakan dalam proses pembelajaran


Teknik Pengumpulan Data
Data-data hasil penelitian dikumpulkan melalui lembar hasil
belajar pretes dan postes, angket kuisioner, lembar observasi, dan catatan
harian, sementara proses mendapatkan data secara rinci dilakukan
sebagai berikut:
a. Data hasil pretes, data ini dihasilkan dari tes pratindakan pada
kemampuan membaca Al-quran dari sebanyak 41 siswa.
Pratindakan dengan melakukan pretes dimaksudkan untuk melihat
sejauhmana kemampuan awal siswa pada kemampuan membaca Alquran dengan tartil, agar kemampuan awal ini menjadi tolok ukur
peneliti dalam melakukan tindakan dalam dua siklus. Dalam tes
e.

2.

b.

pratindakan ini dihasilkan seberapa banyak siswa yang dianggap


mampu membaca Al-quran dengan baik, ukuran kemampuan bisa
membaca ditetapkan dengan pemberian skor nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 80. Seperti telah disampaikan
sebelumnya, bahwa kemampuan awal siswa dalam membaca Alquran yang dianggap telah mendapatkan nilai memenuhi KKM
adalah 20 siswa. Maka tindakan selanjutnya dalam penelitian
tindakan kelas ini berupaya meningkatkan kemampuan siswa,
terutama siswa yang dianggap kurang mampu dalam membaca Alquran.
Data tes hasil belajar Postes, data ini merupakan data kuantitatif,
yang diambil dari setiap siklus, setiap berakhirnya siklus dalam
penelitian dilakukan postes pada siswa. Postes dilakukan dalam satu
hari, dimana setiap siswa diuji kemampuannya dalam membaca Alquran dengan menggunakan bahan bacaan mengambil surat-surat
pendek dari Juz ke 30, atau Juz Ama. Antara lain surat Al-maun,
dan surat Al-ala. Pada pengujian ini guru mendengarkan dan
menyimak siswa pada saat siswa membaca Al-quran. Hasil
pengujian tiap siswa diberi skor angka, sehingga terkumpul data
kuantitatif skor nilai siswa. Selanjutnya skor ini digunakan untuk
melihat sejauh mana perkembangan kemajuan siswa pada
kemampuan membaca Al-quran. Hasil pengujian pada tiap siklus
menjadi bahan pertimbangan refleksi untuk menentukan tindakan

c.

d.

3.

pada siklus berikutnya, serta mengambil suatu putusan, efektif


tidaknya metode iqro dalam pembelajaran membaca Al-quran.
Observasi, kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas
siswa selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi
sesungguhnya mengamati keseluruhan kegiatan baik proses
pembelajaran, sampai hasil belajar : Dalam proses pembelajaran
yang diamati : aktivitas siswa, perhatian siswa, antusias siswa dalam
belajar, minat dan motivasi. Sementara berkaitan dengan hasil
belajar, maka yang diamati adalah nilai tes hasil belajar, baik pretes
maupun postes.
Data angket, data ini untuk dapat melihat sejauh mana minat siswa
dalam membaca, atau belajar membaca Al-quran setelah siswa

belajar membaca Al-quran dengan benar melalui metode baca iqro.


Data angket atau kuisioner menjadi bahan pertimbangan sejauh
mana minat siswa dalam belajar membaca melalui metode Iqro,
karena dalam kuisioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang bisa
dijawab dengan menckheklis pada kolom sebelah kanan pada kata
Ya atau Tidak. Jawaban akan memberikan data tentang minat
siswa.
e. Jurnal/ catatan harian, Jurnal harian ini merupakan catatan selama
tindakan dilakukan setiap pertemuan, untuk mencatat temuantemuan penting selama kegiatan penelitian, catatan berisi aktivitas
penting yang tidak tercatat dalam lembar observasi berkaitan dengan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, perilaku-perilaku khusus
dari siswa, maupun permasalahan yang dapat dijadikan
pertimbangan pada siklus berikutnya. Dalam jurnal harian inipun
dicatat mengenai kegiatan guru dalam proses pembelajaran seperti
penggunaan metode, keterampilan guru dalam mengajar serta
kesesuaiannya dengan kompetensi dasar yang disampaikan.
f. Foto Kegiatan, penelitian ini juga dilengkapi foto kegiatan agar
dapat merekam kegiatan penting untuk dijadikan dokumen di kelas
berupa gambar aktivitas siswa, penggunaan metode pembelajaaran,
kegiatan observasi, refleksi, sehingga memperjelas data-data.
Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang harus dipersiapkan, dan digunakan serta


melengkapi data penelitian ini antara lain :
a. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP)
b. Al-quran pada juz Ama
c. Format nilai untuk membaca Al-quran
d. Lembar observasi aktivitas siswa
e. Lembar daftar nilai pretes dan postes
f. Daftar hadir siswa.

D. Analisis Data

Data-data hasil penelitian didapatkan dari tes hasil belajar (Pretes,


dan Postes tiap siklus) berupa tes kemampuan membaca Al-qurqn, Lembar
pengamatan dari peneliti berkolaborasi dengan observer, data-data angket
kuisioner dari siswa. Data-data tersebut untuk melihat sejauh mana
kemampuan siswa dalam membaca Al-quran, aktivitas siswa dalam belajar
membaca, serta minat siswa dalam membaca Al-quran setelah penerapan
metode Iqro.
1. Data Tes Kemampuan
Yang dimaksud data tes kemampuan disini adalah kemampuan
membaca Al-quran dengan benar, tes kemampuan terdiri dari
pratindakan, setelah tindakan penerapan metode iqro, pra tindakan kita
sebut pretes, sedangkan setelah tindakan tes kemampuan itu disebut
dengan postes. Tes kemampuan dilakukan dengan cara siswa membaca
Al-quran pada surat-surat pendek sementara guru menyimak dan
memberi skor nilai, untuk skor minimal yang dianggap bisa membaca
diberi skor 80 atau batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Banyaknya siswa yang mencapai nilai 80 dihitung
prosentasenya dengan menggunakan rumus :
Jumla h siswa yang mencapai KKM
x 100
Jumla h seluru h siswa

2.

Sementara skor nilai rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan


skor nilai seluruh siswa dibagi dengan jumlah siswa.
Data Observasi
Data diambil dari pengamatan yang dilakukan oleh kolabolator
sebagai observer, yang dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran di kelas. Pengolahannya dengan menggunakan rumus:
A
x 100
B
Keterangan :

3.

4.

= Frekuensi aktivitas yang teramati

= Jumlah siswa / frekuensi semua aktivitas pada lembar observasi

Data Angket
Data angket yang disebarkan pada siswa diberi pertanyaanpertanyaan yang dapat dijawab dengan mencheklis ya, tidak pada
kolom sebelah kanan pernyataan. Kuisioner diberikan kepada siswa pada
tiap siklus setelah berakhirnya tindakan, baik pada pertemuan pertama
maupun pertemuan kedua. Pernyataan siswa berkaitan dengan metode
iqro, atau cara belajar baca Al-quran yang berbeda dengan cara baca
tradional, bisa direspon oleh siswa melalui jawaban pada kuisioner.
Respon siswa di prosentasekan untuk menyatakan sejauhmana antusias,
perhatian serta minat siswa terhadap baca Ar-quran.
Data Jurnal Harian
Peneliti sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam
pelaksanaan tindakan, dan juga guru lain sebagai kolabolator
mengumpulkan data-data yang dapat dicatat, serta kejadian-kejadian
selama penelitian berlangsung kemudian bersama-sama mendeskripsikan
kejadian dari tiap siklus, sebagai metode Iqro pelengkap pendukung hasil
penelitian.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pre Test

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu


peneliti melakukan Pre Test untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
siswa dalam membaca Al-quran dengan baik sesuai dengan tajwid dan
makharijul huruf. Adapun data hasil nilai pre tast tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Data Hasil Nilai Pre Tes Penelitian Tindakan Kelas Menggunakan Metode
Iqro pada Siswa Kelas V SD Negeri 27 Cakranegara Kota Mataram
Tahun Pelajaran 2015 / 2016
No

NAMA

KKM

1.

Ariel Mulyaz Fahlevi

80

2.

Firmansigit

80

3.

Abdi Maulana

80

4.

Adina Rohmana D

80

5.

Ahmad Faisal

80

6.

Ahmad Julian A

80

7.

Ari Budiono

80

8.

Basma Dwiyanti

80

9.

Cahya Amelia P

80

10.

Davina Aulia

80

11.

Dea Kiki Amanda

80

12.

Ernawati

80

NILAI

Ket

13.

Gladis Eva A

80

14.

Indra Saputra

80

15.

Irma Viani

80

16.

Lian Awlia

80

17.

M. Azka Ramnadhan

80

18.

Marsyadini Astari

80

19.

Melia Apriyani

80

20.

Moh. Daniel K

80

21.

Muhamad Rido

80

22.

Muhamad Yonil

80

23.

Muhamad Yonis

80

24.

Muhamad Yusril

80

25.

Muhammad Nazarudin

80

26.

Nurul Hidayatul H

80

27.

Opisa Gita Andari

80

28.

Rana Saputra

80

29.

Ratu Diva Anggina Aprilia

80

30.

Riska Apriani

80

31.

Sardi Yusman

80

32.

Satiardi

80

33.

Saufan Ridho

80

34.

Siti Aisyah

80

35.

Siti Soleha

80

36.

Winny Indah C

80

37.

Wiwin Laela Sari

80

38.

Siti Aisyah Ulayya

80

39.

Habib Afandi

80

40.

Hersa Anggun Mas Bestari

80

41.

Muhammad Ruslan Abdul G

80

Total
Rata-rata

B.

Siklus I
1. Kemampuan Membaca Al-quran Melalui Metode Iqro
Penelitian tindakan Kelas ini, tujuan yang pokok adalah
bagaimana metode iqro dalam pembelajaran dapat meningkatkan
kemampuan membaca Al-quran pada siswa kelas V SD Negeri 27
Cakranegara Kota Mataram. Penelitian dilakukan dengan memberi
tindakan dalam dua siklus, terdiri dari masing-masing dua pertemuan.
Tindakan dilaksanakan pada bulan TIDAK TAU minggu ke 2 untuk
pertemuan pertama, minggu ke 3 pertemuan kedua, selanjutnya minggu
ke 1 dan ke 2 bulan TIDAK TAU masing masing pertemuan kesatu dan
kedua di siklus ke 2.
Pada siklus I pertemuan pertama peneliti mengadakan uji
kompetensi membaca Al-quran pada salah satu surat pendek di Juz
Amma yaitu surat Al-Maun, masing-masing siswa membaca, sementara
guru menyimak untuk memberi penilaian tentang kebenaran bacaan
berkaitan dengan makhraj, tajwid, yang benar. Guru atau peneliti
menyimak dengan menyiapkan format nilai yang disediakan sebelumnya,
nilai yang didapat dikategorikan bisa membaca dengan benar tajwid dan
makhrajnya dengan rentang nilai 80 keatas, atau angka 80 merupakan
batas minimal bisa membaca dengan benar, sementara selebihnya adalah
bila siswa membaca dengan lebih bagus bacaannya.
Dari hasil Tes kompetensi membaca Al-quran tersebut
didapatkan hasil uji kompetensi membaca antara lain sebagai berikut :
Terdapat 20 siswa yang dianggap sudah bisa membaca Al-quran
dengan benar, meskipun bila dilihat nilainya rata-rata baru dianggap
batas minimal, sementara siswa yang masih belum bisa membaca dengan

benar terdapat 21 orang siswa. Data tersebut seperti terdapat pada tabel
berikut:

Tabel 4.2
Data Hasil Nilai Siklus I Pertemuan Pertama Penelitian Tindakan Kelas
Menggunakan Metode Iqra pada Siswa Kelas V 27 Cakranegara
Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015 / 2016
No

NAMA

KKM

1.

Ariel Mulyaz Fahlevi

80

2.

Firmansigit

80

3.

Abdi Maulana

80

4.

Adina Rohmana D

80

5.

Ahmad Faisal

80

6.

Ahmad Julian A

80

7.

Ari Budiono

80

8.

Basma Dwiyanti

80

9.

Cahya Amelia P

80

10.

Davina Aulia

80

11.

Dea Kiki Amanda

80

12.

Ernawati

80

13.

Gladis Eva A

80

14.

Indra Saputra

80

15.

Irma Viani

80

16.

Lian Awlia

80

17.

M. Azka Ramnadhan

80

NILAI

Ket

18.

Marsyadini Astari

80

19.

Melia Apriyani

80

20.

Moh. Daniel K

80

21.

Muhamad Rido

80

22.

Muhamad Yonil

80

23.

Muhamad Yonis

80

24.

Muhamad Yusril

80

25.

Muhammad Nazarudin

80

26.

Nurul Hidayatul H

80

27.

Opisa Gita Andari

80

28.

Rana Saputra

80

29.

Ratu Diva Anggina Aprilia

80

30.

Riska Apriani

80

31.

Sardi Yusman

80

32.

Satiardi

80

33.

Saufan Ridho

80

34.

Siti Aisyah

80

35.

Siti Soleha

80

36.

Winny Indah C

80

37.

Wiwin Laela Sari

80

38.

Siti Aisyah Ulayya

80

39.

Habib Afandi

80

40.

Hersa Anggun Mas Bestari

80

41.

Muhammad Ruslan Abdul G

80

Total
Rata-rata

Skor nilai rata-rata

Siswa yang tuntas

Siswa yang belum tuntas :


Prosentase Ketuntasan

: 75 %

Kategori

: Belum Tuntas

Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas yaitu
. %, siswa yang sudah tuntas orang dan siswa yang belum tuntas .
Orang dengan prosentase ketuntasan mencapai %, hal ini
dikategorikan belum tuntas.
Selanjutnya pada pertemuan kedua tanggal TIDAK TAU 2015,
peneliti lebih meningkatkan penggunaan metode iqro dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-quran pada siswa, metode iqro
sebagai metode baca Al-quran yang langsung membaca lafal huruf, kata,
serta kalimat dalam buku panduan baca Al-quran dengan lafal serta
kaidah yang benar, ternyata memberikan perubahan yang cukup
signifikan dan antusias siswa dalam membaca Al-quran.
Untuk mendapatkan hasil sejauh mana peningkatan kemampuan
membacaa Al-quran melalui metode iqro, selanjutnya pada pertemuan
kedua ini yaitu pada tanggal TIDAK TAU 2015, peneliti mengadakan tes
uji cobaa membaca Al-quran, dimana siswa masing-masing membaca
pada jilid yang sama, sementara guru menyimak serta memberi penilaian.
Hasil yang didapat ternyata memperlihat peningkatan kemampuan
membaca Al-quran pada masing masing siswa, namun masih ada
beberapa siswa yang belum mencapai standar kemampuan, sehingga bila
kita lihat peningkatan secara umum dari pertemuan pertama dan
pertemuan kedua antara lain sebagai berikut:
Nilai rata-rata pada pertemuan pertama mencapai . % dan pada
pertemuan kedua meningkat menjadi . %. Atau pada pertemuan
pertama siswa yang tuntas mencapai orang dan pada pertemuan kedua
meningkat menjadi orang. Lebih jelasnya tabel berikut akan memberi
penjelasan rinci tentang hasil uji kemampuan baca Al-quran siswa
Siklus I pada pertemuan kedua:

Tabel 4.3
Data Hasil Nilai Siklus I Pertemuan Kedua Penelitian Tindakan Kelas
Menggunakan Metode Iqra pada Siswa Kelas V 27 Cakranegara
Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015 / 2016
No

NAMA

KKM

1.

Ariel Mulyaz Fahlevi

80

2.

Firmansigit

80

3.

Abdi Maulana

80

4.

Adina Rohmana D

80

5.

Ahmad Faisal

80

6.

Ahmad Julian A

80

7.

Ari Budiono

80

8.

Basma Dwiyanti

80

9.

Cahya Amelia P

80

10.

Davina Aulia

80

11.

Dea Kiki Amanda

80

12.

Ernawati

80

13.

Gladis Eva A

80

14.

Indra Saputra

80

15.

Irma Viani

80

16.

Lian Awlia

80

17.

M. Azka Ramnadhan

80

18.

Marsyadini Astari

80

19.

Melia Apriyani

80

20.

Moh. Daniel K

80

21.

Muhamad Rido

80

NILAI

Ket

22.

Muhamad Yonil

80

23.

Muhamad Yonis

80

24.

Muhamad Yusril

80

25.

Muhammad Nazarudin

80

26.

Nurul Hidayatul H

80

27.

Opisa Gita Andari

80

28.

Rana Saputra

80

29.

Ratu Diva Anggina Aprilia

80

30.

Riska Apriani

80

31.

Sardi Yusman

80

32.

Satiardi

80

33.

Saufan Ridho

80

34.

Siti Aisyah

80

35.

Siti Soleha

80

36.

Winny Indah C

80

37.

Wiwin Laela Sari

80

38.

Siti Aisyah Ulayya

80

39.

Habib Afandi

80

40.

Hersa Anggun Mas Bestari

80

41.

Muhammad Ruslan Abdul G

80

Total
Rata-rata
Skor nilai rata-rata

Siswa yang tuntas

Siswa yang belum tuntas :


Prosentase Ketuntasan

Kategori

: Belum Tuntas

Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas yaitu
. %, siswa yang sudah tuntas orang dan siswa yang belum tuntas .
Orang dengan prosentase ketuntasan mencapai %, hal ini
dikategorikan belum tuntas.

2.

Aktivitas Belajar Siswa


Metode iqro yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan
membaca Al-quran pada siswa kelas V SD Negeri 27 Cakranegara Kota
Mataram, juga memberi pengaruh terhadap peningkatan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran, data yang didapat hasil pengamatan observer
yang berkolaborasi dengan peneliti, dimana sengaja menyiapkan lembar
pengamatan yang berisi kolom-kolom aktivitas yang perlu diamati untuk
setiap pertemuan, baik pada siklus I dan juga siklus berikutnya. Pada
siklus I pertemuan pertama daan pertemuan kedua didapatkan hasil data
aktivitas siswa sebagai berikut :
Tabel 4.4
Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Pertama
No

Aktivitas
memperhatikan

Jumlah Prosentase

1.

Aktivitas

guru

dalam

2.

memberi penjelasan
Aktivitas mencoba latihan membaca pada

3.
4.

masing-masing jilid
Aktivitas menyimak saat teman membaca
Mengulang kembali bacaan setelah

5.

membaca dihadapan guru


Mencoba membaca dengan nyaring, tajwid
dan makhraj yang benar disimak oleh guru

6.

dan semua teman satu kelas


Menjawab pertanyaan guru,

60 %

21

51 %

15

36 %

13

31 %

10

24 %

21 %

berkaitan

dengan ilmu tajwid pada bacaan jilid yang


dibacanya

25

Tabel 4.5
Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Kedua
No

Aktivitas
memperhatikan

Jumlah Prosentase

1.

Aktivitas

guru

dalam

2.

memberi penjelasan
Aktivitas mencoba latihan membaca pada

3.
4.

masing-masing jilid
Aktivitas menyimak saat teman membaca
Mengulang kembali bacaan setelah

5.

membaca dihadapan guru


Mencoba membaca dengan nyaring, tajwid
dan makhraj yang benar disimak oleh guru

6.

dan semua teman satu kelas


Menjawab pertanyaan guru,

31

75 %

25

60 %

30

73 %

21

51 %

15

36 %

15

36 %

berkaitan

dengan ilmu tajwid pada bacaan jilid yang


dibacanya

Aktivitas dalam proses tersebut merupakan aktivitas siswa


dalam belajar membaca Al-quran dengan menggunakan metode iqro
sebagai tindakan dalam penelitian ini. Dari data yang dapat dihimpun
berkaitan dengan aktivitas belajar ini dalam siklus I, dengan dua kali
pertemuan memperlihatkan peningkatan aktivitas belajar siswa pada tiap
kolom aktivitas di lembar pengamatan, seperti nampak pada tabel di atas.
Peningkatan aktivitas terutama terlihat pada kolom aktivitas menyimak
saat teman membaca pada pertemuan pertama sebanyak 15 siswa atau
36 % menjadi 30 siswa atau 73 %, jadi peningkatan aktivitas dari
pertemuan pertama ke pertemuan kedua sebanyak 15 siswa atau 36 %.

3.

Minat Siswa dalam Membaca Al-quran

Minat siswa dalam membaca Al-quran juga menjadi perhatian


peneliti untuk dilihat melalui data yang terkumpul dari hasil angket atau
kuisioner yang diberikan pada siswa kelas V SD Negeri 27 Cakranegara
Kota Mataram, setelah mereka mengenal cara baca Al-quran yang
disebut dengan metode Iqro tanpa mengeja.
Setelah selesai siklus I dengan dua kali pertemuan, peneliti
memberikan kuisioner pada siswa sebanyak 41 orang untuk dijawab pada
kolom ya dan Tidak yang telah disediakan, hasil yang didapat
memperlihatkan antara lain respon siswa seperti berikut ini :
Tabel 4.6
Kuisioner Siklus I
Jumlah yang
No

Pernyataan

1.

Belajar membaca Al-quran dengan metode

2.

Iqro lebih mudah dari pada metode eja


Belajar membaca Al-quran dengan metode

3.

Iqro, lebih menyenangkan


Saya merasa lebih paham, membaca dengan

4.

cara baca metode Iqro


Saya akan terus belajar baca Al-quran dengan

5.

cara baca Iqro


Setelah saya bisa baca dengan baik, saya akan
terus rajin membaca Al-quran, serta akan
menularkan / mengajak pada teman-teman

Menjawaban
Ya
Tidak
30

11

32

31

10

35

38

untuk gemar belajar membaca


Dari pernyataan dalam kuisioner tersebut, semuanya mengarah
kepada upaya menumbuhkan minat dalam membaca Al-quran, tetapi
peneliti lebih menekankan pada pernyataan no 4. dan no. 5 yaitu : saya
akan terus belajar baca Al-quran dengan cara baca Iqro dan Saya akan
terus rajin membaca Al-quran, serta akan menularkan pada teman-teman
untuk gemar belajar membaca. Dua pernyataan tersebut dianggap lebih
penting termasuk jumlah respon siswanya, karena kalimat tersebut secara

langsung menunjukkan adanya minat membaca. Sementara data yang


didapat dari dua pernyataan tersebut menunjukkan adanya minat yaang
cukup signifikan bahwa siswa kelas V SD Negeri 27 Cakranegara Kota
Mataram berminat besar daalam membaca Al-quran, seperti nampak
pada tabel 4.6 di atas.
4.

Refleksi Hasil Siklus I


Setelah selesai siklus I dengan dua kali petertemuan Penelitian
Tindakan Kelas ini, Peneliti bersama kolabolator antara lain observer dan
guru lain, mengadakan pertemuan sederhana mengevaluasi secara
keseluruhan hasil tindakan kelas, atau dikenal dengan kegiatan refleksi.
Kegiatan refleksi terutama ditujukan terhadaap hasil tindakan
menyangkut kemampuan siswa dalam membaca Al-quran, serta
aktivitas, dan minat siswa.
Kemampuan siswa dalam membaca memperlihatkan adanya
peningkatan dari data kemampuan awal pratindakan sampai kemampuan
siswa setelah mendapat tindakan di siklus I. Peningkatan dari skor ratarata % pada pertemuan pertama menjadi % pada pertemuan kedua,
atau prosentase ketuntasan dari % menjadi . %, dengan peningkatan
prosentse .. %. Sementara peningkatan aktivitas terutama pada
aktivitas menyimak saat teman membaca dari
36 % menjadi 73 %.
Selanjutnya minat siswa juga sudah mulai nampak dari hasil kuisioner
yang direspon oleh siswa.
Melihat hasil tindakan di siklus I, yang memperlihatkan
peningkatan kemampuan dan aktivitas siswa, maka peneliti dan
kolabolator bersepakat bahwa tindakan yang diberikan pada siswa
berkaitan dengan pembelajaran membaca Al-quran dengan
menggunakan metode iqro, perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya
dengan menambah kualitas pembelajaran, pembinaan, serta perhatian
terhadap siswa terutama yang dianggap kemampuannya belum
memenuhi stndar bisa membacaa Al-quran.

C.

Siklus II
Melihat hasil yang diperoleh pada siklus I, baik mengenai hasil
kemampuan siswa dalam membaca Al-quran, aktivitas belajar siswa,

maupun minat siswa dalam membaca Al-quran dilihat dari hasil kuisioner
yang diberikan pada siswa, maka peneliti melanjutkan tindakan pembelajaran
membaca Al-quran melalui metode iqro pada siklus II yaitu melalui dua
pertemuan pada taanggal TIDAK TAU dan TIDAK TAU 2015. Pembelajaran
membaca Al-quran disampaikan dengan tujuan sesuai dengan silabus yaitu
membaca dengan harokat dan makhorijul huruf yang benar pada surt Al-Fiil.
1. Kemampuan Membaca Al-quran
Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal TIDAK
TAU 2015 peneliti mengadakan tes kemampuan membaca Al-quran
pada siswa, dengan tes baca melalui metode Iqro terhadaap siswa
sebanyak 41 siswa. Dengan stndar kemampuan minimal tetap yaitu 80,
tes dilakukan dengan memanggil siswa satu persatu membaca Al-Quran,
sementara guru mata pelajaran menyimak dan memberi penilaian.
Setelah 41 siswa kelas V SD Negeri 27 Cakranegara Kota Mataram
mengikuti tes dengan hasil tes dikumpulkan dalam daftar nilai hasil tes.
Adapun daftar nilai hasil tes pada siklus II pertemuan pertama dapat
dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7
Data Hasil Nilai Siklus II Pertemuan Pertama Penelitian Tindakan Kelas
Menggunakan Metode Iqra pada Siswa Kelas V 27 Cakranegara
Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015 / 2016
No

NAMA

KKM

1.

Ariel Mulyaz Fahlevi

80

2.

Firmansigit

80

3.

Abdi Maulana

80

NILAI

Ket

4.

Adina Rohmana D

80

5.

Ahmad Faisal

80

6.

Ahmad Julian A

80

7.

Ari Budiono

80

8.

Basma Dwiyanti

80

9.

Cahya Amelia P

80

10.

Davina Aulia

80

11.

Dea Kiki Amanda

80

12.

Ernawati

80

13.

Gladis Eva A

80

14.

Indra Saputra

80

15.

Irma Viani

80

16.

Lian Awlia

80

17.

M. Azka Ramnadhan

80

18.

Marsyadini Astari

80

19.

Melia Apriyani

80

20.

Moh. Daniel K

80

21.

Muhamad Rido

80

22.

Muhamad Yonil

80

23.

Muhamad Yonis

80

24.

Muhamad Yusril

80

25.

Muhammad Nazarudin

80

26.

Nurul Hidayatul H

80

27.

Opisa Gita Andari

80

28.

Rana Saputra

80

29.

Ratu Diva Anggina Aprilia

80

30.

Riska Apriani

80

31.

Sardi Yusman

80

32.

Satiardi

80

33.

Saufan Ridho

80

34.

Siti Aisyah

80

35.

Siti Soleha

80

36.

Winny Indah C

80

37.

Wiwin Laela Sari

80

38.

Siti Aisyah Ulayya

80

39.

Habib Afandi

80

40.

Hersa Anggun Mas Bestari

80

41.

Muhammad Ruslan Abdul G

80

Total
Rata-rata
Skor nilai rata-rata

Siswa yang tuntas

Siswa yang belum tuntas :


Prosentase Ketuntasan

: 75 %

Kategori

: Belum Tuntas

Dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas yaitu
. %, siswa yang sudah tuntas orang dan siswa yang belum tuntas .
Orang dengan prosentase ketuntasan mencapai %, hal ini
dikategorikan belum tuntas.
Selanjutnya pada pertemuan kedua tanggal TIDAK TAU 2015,
peneliti lebih meningkatkan penggunaan metode iqro dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-quran pada siswa, metode iqro
sebagai metode baca Al-quran yang langsung membaca lafal huruf, kata,
serta kalimat dalam buku panduan baca Al-quran dengan lafal serta
kaidah yang benar, ternyata memberikan perubahan yang cukup
signifikan dan antusias siswa dalam membaca Al-quran.

Untuk mendapatkan hasil sejauh mana peningkatan kemampuan


membacaa Al-quran melalui metode iqro, selanjutnya pada pertemuan
kedua ini yaitu pada tanggal TIDAK TAU 2015, peneliti mengadakan tes
uji cobaa membaca Al-quran, dimana siswa masing-masing membaca
pada jilid yang sama, sementara guru menyimak serta memberi penilaian.
Hasil yang didapat ternyata memperlihat peningkatan kemampuan
membaca Al-quran pada masing masing siswa, namun masih ada
beberapa siswa yang belum mencapai standar kemampuan, sehingga bila
kita lihat peningkatan secara umum dari pertemuan pertama dan
pertemuan kedua antara lain sebagai berikut:
Nilai rata-rata pada pertemuan pertama mencapai . % dan pada
pertemuan kedua meningkat menjadi . %. Atau pada pertemuan
pertama siswa yang tuntas mencapai orang dan pada pertemuan kedua
meningkat menjadi orang. Lebih jelasnya tabel berikut akan memberi
penjelasan rinci tentang hasil uji kemampuan baca Al-quran siswa
Siklus II pada pertemuan kedua:

Tabel 4.8
Data Hasil Nilai Siklus II Pertemuan Kedua Penelitian Tindakan Kelas
Menggunakan Metode Iqra pada Siswa Kelas V 27 Cakranegara
Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015 / 2016
No

NAMA

KKM

1.

Ariel Mulyaz Fahlevi

80

2.

Firmansigit

80

3.

Abdi Maulana

80

4.

Adina Rohmana D

80

5.

Ahmad Faisal

80

6.

Ahmad Julian A

80

7.

Ari Budiono

80

8.

Basma Dwiyanti

80

9.

Cahya Amelia P

80

10.

Davina Aulia

80

11.

Dea Kiki Amanda

80

12.

Ernawati

80

13.

Gladis Eva A

80

14.

Indra Saputra

80

15.

Irma Viani

80

16.

Lian Awlia

80

17.

M. Azka Ramnadhan

80

18.

Marsyadini Astari

80

19.

Melia Apriyani

80

20.

Moh. Daniel K

80

21.

Muhamad Rido

80

NILAI

Ket

22.

Muhamad Yonil

80

23.

Muhamad Yonis

80

24.

Muhamad Yusril

80

25.

Muhammad Nazarudin

80

26.

Nurul Hidayatul H

80

27.

Opisa Gita Andari

80

28.

Rana Saputra

80

29.

Ratu Diva Anggina Aprilia

80

30.

Riska Apriani

80

31.

Sardi Yusman

80

32.

Satiardi

80

33.

Saufan Ridho

80

34.

Siti Aisyah

80

35.

Siti Soleha

80

36.

Winny Indah C

80

37.

Wiwin Laela Sari

80

38.

Siti Aisyah Ulayya

80

39.

Habib Afandi

80

40.

Hersa Anggun Mas Bestari

80

41.

Muhammad Ruslan Abdul G

80

Total
Rata-rata
Skor nilai rata-rata

Siswa yang tuntas

Siswa yang belum tuntas :


Prosentase Ketuntasan

Kategori

: Tuntas

Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas yaitu
. %, siswa yang sudah tuntas orang dan siswa yang belum tuntas .
Orang dengan prosentase ketuntasan mencapai %, hal ini
dikategorikan tuntas.
2.

Aktivitas Belajar
Hasil penelitian juga mengungkapkan sejauh mana aktivitas
belajar dalam proses kegiatan pembelajaran pada siswa, aktivitas belajar
siswa sangat dipengaruhi oleh perhatian siswa terhadap proses
pembelajaran, sementara selain keterampilan memusatkan perhatian yang
dapat digunakan oleh guru, metode pembelajaran yang digunakan juga
dapat mempengaruhi aktivitas siswa dalam belajar. Melalui metode Iqro
dalam pembelajaran membaca Al-quran, aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran, sebagaimana siklus I pada tiap pertemuan observer
mengamati aktivitas belajar dan menggunakan lembar pengamatan.
Lembar pengamatan yang disiapkan terdiri dari enam poin
aktivitas yang dapat diisi oleh observer seberapa banyak siswa
melakukan aktivitas seperti terdapat pada lembar pengamatan tiap
pertemuan. Adapun hasil pengamatan observer berkaitan dengan aktivitas
belajar siswa ketika peneliti memberi tindakan menggunakan metode
Iqro pada siklus II dalam dua pertemuan yaitu tanggal 6 maret dan 13
maret 2009, maka terdapat hasil aktivitas belajar sebagaimana tertuang
dalam tabel berikut :
Tabel. 7
Hasil Pengamatan Siklus II Pertemuan 1
No

Aktivi tas

1.

Aktivitas memperhatikan guru dalam memberi

2.

penjelasa
Aktivitas mencoba latihan membaca pada

3.

masing-masing jilid
Aktivitas menyimak saat teman membaca

4.

Mengulang kembali bacaan setelah membaca

5.

dihadapan guru
Mencoba membaca dengan nyaring, tajwid

Jumlah

Prosentase

16

80 %

18

90 %

18

90 %

14

70 %

15

75 %

dan makhraj yang benar disimak oleh guru dan


6.

semua teman satu kelas


Menjawab pertanyaan guru, berkaitan dengan
ilmu tajwid pada bacaan jilid yang dibacanya

12

60 %

Jumlah

Prosentase

18

90 %

20

100 %

20

100 %

18

90 %

17

85 %

16

80 %

Tabel.8
Hasil Pengamatan Siklus II Pertemuan 2.
No

Aktivi tas

1.

Aktivitas memperhatikan guru dalam memberi

2.

penjelasa
Aktivitas mencoba latihan membaca pada

3.
4.

masing-masing jilid
Aktivitas menyimak saat teman membaca
Mengulang kembali bacaan setelah membaca

5.

dihadapan guru
Mencoba membaca dengan nyaring, tajwid
dan makhraj yang benar disimak oleh guru dan

6.

semua teman satu kelas


Menjawab pertanyaan guru, berkaitan dengan
ilmu tajwid pada bacaan jilid yang dibacanya

Dari hasil pengamatan tersebut terdapat peningkatan pada


masing-masing aktivitas terdapat pada lembar pengamatan yang telah
disiapkan, peningkatan aktivitas lebih nampak pada mencoba melatih
membaca kembali, serta pada aktivitas menyimak saat teman membaca.
Dua aktivitas siswa tersebut memberi kontribusi terhadap peningkatan
kemampuan siswa dalam membaca Al-quran.
3.

Minat Siswa Membaca Al-quran


Penelitian Tindakan Kelas ini juga ingin mengungkap sejauh
mana minat siswa terhadap membaca Al-quran setelah siswa memahami
cara baca Al-quran melalui metode Iqro, maka peneliti pada siklus II,
sebagaimana siklus pertama setelah melakukan tindakan dan

melaksanakan tes kemampuan membaca Al-quran, kembali memberikan


beberapa pertanyaan dalam kuisioner yang harus diisi oleh siswa dengan
menjawab ya, atau tidak pada kolom pernyataan. Hasil dari kuisioner
yang diberikan memberi makna sejauh mana minat siswa terhadap baca
Al-quran. Data yang bisa kita dapatkan antara lain nampak pada tabel
berikut :
Tabel .9
Hasil kuisioner siklus II
Jumlah yang
No

Pernyataan

1.

Belajar membaca Al-quran dengan metode Iqro lebih

2.

mudah dari pada metode eja


Belajar membaca Al-quran dengan metode Iqro,

3.

lebih menyenangkan
Saya merasa lebih paham, membaca dengan cara baca

4.

metode Iqro
Saya akan terus belajar baca Al-quran dengan cara

5.

baca Iqro
Setelah saya bisa baca dengan baik, saya akan terus
rajin membaca Al-quran, serta akan menularkan /
mengajak pada teman-teman untuk gemar belajar
membaca

Bila kita melihat hasil data yang terdapat pada tabel. 9 diatas
memperlihatkan bahwa secara umum memperlihatkan minat baca Alquran meningkat pada siswa kelas V SD Cinta Allah 3, dengan demikian
penelitian tindakan kelas berkaitan dengan upaya meningkatkan
kemampuan baca Al-quran melalui penerapan metode baca Iqro, selain
dapat meningkatkan kemampuan, aktivitas siswa dalam proses belajar
baca Al-quran, juga dapat meningkatkan minat siswa terhadap baca Alquran.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

Menjawab
Ya
Tidak
20

19

19

20

20

A. Simpulan

Dari uraian sebelumnya, terutama pada bagian pembahasan


berkaitan dengan penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan di kelas V
SD Cinta Allah 3 kecamatan Maksyar pada proses pembelajaran baca Alquran melalui metode Iqro yang dilakukan dalam dua siklus, dengan masingmasing siklus terdiri dari dua pertemuan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpula yakni bahwa penggunaan metode Iqro dalam pembelajaran
membaca Al-quran dapat meningkatkan :
1. Kemampuan siswa dalam membaca Al-quran, peningkatan ini dapat
terlihat dari data hasil tes kemampuan baca Al-quran antara lain
prosentase ketuntasan dari 85 % di siklus I menjadi 100 % disiklus II,
dengan skor rata-rata siswa 73,10 di siklus I menjadi 80,25 di siklus II,
maka peningkatan skor adalah 7,15.
2. Aktivitas belajar siswa dalam proses belajar baca Al-quran, peningkatan
aktivitas nampak dari data yang dikumpulkan pada lembar pengamatan
yang dikumpulkan oleh observer, secara singkat aktivitas meningkat dari
siklus I ke siklus II, terutama pada aktivitas :
Melatih membaca pada masing-masing jilid dari 12 siswa (60%) disiklus
I, menjadi 20 siswa ( 100% ) di siklus II.
Menyimak teman saat teman membaca dari 14 siswa (70%) di siklus I
menjadi 20 siswa ( 100%) di siklus II.
3. Minat siswa dalam membaca Al-quran, peningkatan minat ini dapat
dilihat dari data hasil kuisioner terutama pada kalimat saya akan terus
belajar membaca Al-quran dengan cara baca Iqro di siklus I terdapat 16
siswa atau 60% di siklus I, menjadi 20 siswa ( 100% ) di siklus II.

B.

Saran
Dari uraian pembahasan serta kesimpulan hasil berkaitan dengan
upaya meningkat kemampuan siswa dalam membaca Al-quran melalui
metode Iqro yang peneliti lakukan, maka beberapa saran dapat disampaikan
antara lain :

1.

2.

3.

Pentingnya siswa mampu membaca Al-quran sejak dini, maka guru


pengajar mata pelajaran agama harus berupaya mencari metode yang
tepat, serta memotivasi siswa untuk selalu belajar sampai mampu
membaca dengan fasih bacaan Al-quran.
Hendaknya guru pengajar agama khususnya, disekolah berupaya
menanamkan kegemaran siswa dalam membaca Al-quran, serta menjadi
sekolah pada pembelajaran agama, maupun di rumah.
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas bagi guru pengajar termasuk guru
agama, hendaknya menjadi suatu kegiatan yang segera dapat dilakukan
sebagai tindakan, manakala guru mata pelajaran dikelas menemukan
masalah-masalah pembelajaran, terutama ketika hasil belajar serta
aktivitas belajar kurang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksar
Asad Human. Prof. Metode Iqro. CV. Al Maarif. 2008
Al-quran dan Terjemahan, Departemen Agama
Arikunto, Suharsimi. 1986. Prsedur Peneletian . Jakarta: PT Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Didaktik/ Metodik Umum. 1992.
Jakarta
Harjasujana, Ahmad, 1986. Keterampilan Membaca. Jakarta : Karunika
Sudjana, Nana. 1985. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung
Remaja Rosdakarya
Sadiman, Arief S, dkk, 1986. Media Pendidikan. Pengertian Pengembangan , dan
pemanfaatannya. Jakarta : Putekom Dikbud dan CV Rajawali
Tarigan, Henry Guntur, 1986. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung : Angkasa
Ujer Usman, Moh. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda
Karya

Anda mungkin juga menyukai