KELOMPOK 5 K3LN
Definisi
Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) menurut IDAI
(Ikatan Dokter Anak Indonesia) adalah kegagalan
nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir
atau beberapa saat setelah lahir .
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami
gawat janin akan mengalami asfiksia sesudah
persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan
keadaan ibu, tali pusat, atau masalah pada bayi
selama atau sesudah persalinan (Depkes RI,
2009).
Etiologi
Asfiksia neonatorum dapat terjadi selama kehamilan, pada proses
persalinan dan melahirkan atau periode segera setelah lahir. Janin sangat
bergantung pada pertukaran plasenta untuk oksigen, asupan nutrisi dan
pem6buangan produk sisa sehingga gangguan pada aliran darah umbilikal
maupun plasental hampir selalu akan menyebabkan asfiksia.
Faktor Ibu
Hipoksia ibu
Terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika atau
anestesia dalam. Hal ini akan menimbulkan hipoksia janin.
Gangguan aliran darah uterus
Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya
pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal ini sering ditemukan pada:
Ganguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus
akibat penyakit atau obat
Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
Hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.
Faktor plasenta
Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan
mendadak pada plasenta, misalnya solusio plasenta,
perdarahan plasenta dan lain-lain.
Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya
aliran darah dalam pcmbuluh darah umbilikus dan
menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin.
Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada
keadaan : tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher
kompresi tali pusat antar janin dan jalan lahir dan lainlain.
Faktor Neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir dapat
terjadi karena:
Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan
pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi
pusat pernafasan janin.
Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya
Epidemiologi
Angka kematian bayi secara keseluruhan di Indonesia mencapai 334
per 100.000 kelahiran hidup dan penyebab kematian terbesar adalah
asfiksia (Mieke, 2006). Angka kematian bayi di Indonesia menurut
survei demografi dan kesehatan Indonesia mengalami penurunan dari
46 per 1000 kelahiran hidup (SKDI 1997) menjadi 35 per 1000
kelahiran hidup (SKDI 2003). Sedangkan angka kematian ibu
mengalami penurunan dari 421 per 100.000 kelahiran hidup (SKDI
1992) menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup (SKDI 2003). Kematian
pada masa perinatal yang disebabkan karena asfiksia sebesar 28%.
Insiden asfiksia neonatorum di negara berkembang lebih tinggi
daripada di negara maju. Di negara berkembang, lebih kurang 4 juta
bayi baru lahir menderita asfiksia sedang atau berat, dari jumlah
tersebut 20% diantaranya meninggal. Di Indonesia angka kejadian
asfiksia kurang lebih 40 per 1000 kelahiran hidup, secara keseluruhan
110.000 neonatus meninggal setiap tahun karena asfiksia (Dewi dkk,
2005).
Faktor resiko
Faktor
Maternal
Penyebab
Keterangan
Hipotensi, syok
Aliran darah menuju plasenta
dengan sebab
akan berkurang sehingga O2 dan
apapun
nutrisi makin tidak seimbang
Anemia maternal
untuk memenuhi kebutuhan
Penekanan
metabolisme.
respirasi atau
Kemampuan transportasi oksigen
penyakit paru
makin turun sehingga konsumsi
Malnutrisi
oksigen janin tidak terpenuhi.
Asidosis dan
Metabolisme janin sebagian
dehidrasi
menuju metabolisme anaerob
Supine hipotensi
sehingga terjadi timbunan asam
laktat dan piruvat, serta
menimbulkan asidosis metabolik.
Semuanya memberikan kontribusi
pada penurunan konsentrasi
oksigen dan nutrisi dalam darah
yang menuju plasenta sehingga
konsumsi oksigen dan nutrisi
Faktor
Penyebab
Keterangan
Uterus
Aktivitas
kontraksi
memanjang/hip
eraktivitas
Gangguan
vaskular
Plasenta
Degenerasi
Fungsi plasenta akan berkurang
vaskular
sehingga tidak mampu memenuhi
Solusio plasenta
kebutuhan oksigen dan nutrisi
Pertumbuhan
metabolisme janin.
hipoplasia
Menimbulkan metabolisme
primer
anaerob dan akhirnya asidosis
dengan pH darah turun.
Faktor
Penyebab
Keterangan
Tali pusat
Kompresi tali
pusat
Simpul mati,
lilitan tali pusat
Hilangnya jelly
wharton
Janin
Infeksi
Anemia Janin
Faktor
Penyebab
Keterangan
Perdarahan
Malformasi
Patofisiologi
Terlampir
Manifestasi Klinis
Gejala dan tanda asfiksia neonatorum yang khas antara lain meliputi
pernafasan cepat, pernafasan cuping hidung, sianosis, nadi cepat.
Tanda dan gejala yang lain antara lain :
a. Tachikardi
b. Tekanan darah mulai menurun.
c. Bayi terlihat lemas (flaccid).
d. Menurunnya tekanan O2 anaerob (PaO2).
e. Meningginya tekanan CO2 darah (PaO2).
f.
Menurunnya PH (akibat acidosis respiratorik dan metabolik).
g. Dipakainya sumber glikogen tubuh anak metabolisme anaerob.
h. Terjadinya perubahan sistem kardiovaskular.
i.
Pernafasan terganggu.
j.
Reflek / respon bayi melemah.
k. Tonus otot menurun.
l.
Warna kulit biru atau pucat.
m. Jika sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala
neurologik : kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik/ tidak
menangis.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik asfiksia
a. Anamnesis : Gangguan/ kesulitan waktu lahir, lahir tidak bernafas
atau menangis.
b. Pemeriksaan fisik:
Tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :
1. Denyut jantung janin
Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak
artinya, akan tetapi apabila frekuensi turun sampai ke bawah 100 kali
per menit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu
merupakan tanda bahaya.
2. Mekonium dalam air ketuban
Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi
pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi
dan harus diwaspadai. Adanya mekonium dalam air ketuban pada
presentasi kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri
persalinan bila hal itu dapat dilakukan dengan mudah.
c. Pemeriksaan penunjang :
1. Foto polos dada
2. USG kepala
3. Laboratorium : darah rutin, analisa gas darah,
serum elektrolit
d. Pemeriksaan diagnostik lainnya:
1. Analisa gas darah
2. Elektrolit darah
3. Gula darah
4. Baby gram (rontgen dada)
5. USG (kepala).
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan secara umum pada bayi baru lahir dengan
asfiksia menurut Wiknjosastro (2005) adalah sebagai berikut:
Pengawasan suhu
Bayi baru lahir secara relatif kehilangan panas yang diikuti oleh
penurunan suhu tubuh, sehingga dapat mempertinggi
metabolisme sel jaringan sehingga kebutuhan oksigen
meningkat, perlu diperhatikan untuk menjaga kehangatan suhu
bayi baru lahir dengan:
Mengeringkan bayi dari cairan ketuban dan lemak.
Menggunakan sinar lampu untuk pemanasan luar.
Bungkus bayi dengan kain kering.
Asuhan keperawatan
PENGKAJIAN
IDENTITAS
Tanggal pengkajian
: 7 Nopember 2015, Jam 07.30 WIB
Nama
: By A
Tanggal lahir
: 6 Nopember 2015, jam 23.45 WIB
Jenis kelamin
: Laki-laki
BB
: 2750 gram
PB/TB
: 48 cm
RIWAYAT KEPERAWATAN
Keluhan utama: Bayi lahir post SC dengan sesak nafas
Riwayat penyakit sekarang
Bayi baru lahir post SC dengan indikasi gagal vakum 1x, bayi di vakum 1x
15 menit kemudian gagal. 1 jam sebelum lahir direncanakan SC, bayi lahir
secara SC, jenis kelamin laki-laki, bayi tidak langsung nangis, nafas tidak
spontan, BB 2750 gram, PB: 48cm, Apgar skor : 1-2-3, tonus otot lemah,
bayi pucat, air ketuban hijau. Hasil TTV : Nadi : 105 x/m, RR : 46 x/m, S :
350C. Pada jam 23.46 bayi dapat bernafas spontan, jam 00.00 bayi dibawa
ke ruang rawat, jam 00.05 di cek TTV( Nadi : 140x/m, RR : 80x/m), bayi
mengalami sianosis, tonus otot sangat lemah, bayi agak pucat.
Riwayat kehamilan
G1 P0 A0, umur kehamilan 38 minggu lebih 4 hari, ANC: 9x,
presentasi kepala
Riwayat persalinan
Bayi baru lahir post SC a/i gagal vakum 1x, bayi di vakum 1x15
menit kemudian gagal. 1 jam sebelum lahir direncanakan SC, bayi
lahir secara SC, bayi tidak langsung nangis, nafas tidak spontan,
air ketuban
APGAR Score:
1-2-3.
Apgarhijau,
Score
1 menit
5 menit
10 menit
Appearance/ warna kulit
Pulse/ nadi
Grimace
Respiratory
TOTAL
Kebutuhan cairan
Bayi usia 0 hari, rumus: 100ml/BB(kg) /hari atau 120140ml/kg BB/hari Jadi kebutuhannya
100ml/2,75kg/hari=275ml/hari atau
120/2,75kg/hari=330ml/hari.
140ml/2,75kg/hari=385ml/hari, jadi kebutuhannya 330385ml/hari.
Kebutuhan kalori
Bayi usia 0 hari, rumus: 80-90kkal/kgBB/hari
= 80x2.75kg =220kkal/hari
= 90x2,75kg =247,5kkal/hari
Jadi kebutuhan kalorinya 220-247,5kkal/hari
PEMERIKSAAN FISIK
TTV
: S: 35,50C, N: 148x/menit, RR: 55x/menit
Keadaan umum : lemah
: BB: 2750 gram, PB: 48cm, LILA: 11cm,
Antropometri
LK: 32cm,LD:31cm
Abdomen
Inspeksi : tali pusat masih basah, perut cembung,
agak sianosis
Auskultasi : peristaltik 12 x/mnt
Perkusi : tympani
Palpasi : tidak teraba pembesaran hepar
Punggung
: simetris
Kulit : elastis, akral dingin, terlihat sianosis
Ekstermitas
Atas : lengkap kedua tangan, untuk bergerak masih
lemah, tidak ada kelainan bentuk tangan
Bawah
:lengkap kedua kaki, untuk bergerak masih
lemah, masih pucat, akral dingin
Genetalia : alat kelamin yaitu antara kedua testis dan
penis sudah terbentuk sempurna, tidak ada kelainan
pada anatomi fisiologinya.
Anus : Berlubang, tidak ada kecacatan, sudah
REFLEK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Moro
: (+) masih lemah
Roothing : (+) masih lemah
Walking : (+) masih lemah
Grosping : (+) masih lemah
Sucking : (+) masih lemah
Tonick neck : (+) masih lemah
Swallowing : (+) masih lemah
ELIMINASI
1. Miksi
: (+) kuning jernih
2. Mekonium : (+) hijau kehitaman
Analisa Data
Data
Etiologi
Diagnosa
Keperawatan
Do : Ds:
Pemeriksaan
mulut:mukosa bibir
agak kering, tidak
ada labio
palatoschizis, agak
sianosis
bayi mengalami
sianosis, tonus otot
sangat lemah, bayi
agak pucat.
Pemeriksaan
abdomen: tali
pusatmasih basah,
perut cembung,
agak sianosis.
Faktor resiko
Asfiksi neonatus
Kegagalan pengeluaran
cairan dari paru-paru bayi
Ketidakefektifan bersihan
jalan napas
Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
Data
Etiologi
Diagnosa
Keperawatan
Pemeriksaan kulit:
elastis, akral dingin,
terlihat sianosis.
Pemeriksaan paruparu: bunyi
vesikuler, ada bunyi
nafas tambahan
ronkhi.
DO :
Tampak bekas luka
di caput ekstrasi
Indikasi gagal
vakum 1x
Air ketuban
berwarna hijau
Prosedur invasif
RR 46x/menit
Suhu 35C
Nadi 105x/menit
Pukul 00.05
140x/mnt
Timbul luka
Resiko infeksi
Data
DS :
Kulit bayi akral
dingin,
Kulit bayi terlihat
sianosis
DO :
Nadi : 105 x/m,
RR : 46 x/m,
S : 350C
Bayi mengalami
sianosis
Mata terlihat ikterik
Etiologi
Diagnosa
Keperawatan
Faktor neonatus
Hipotermi
Depresi pusat pernafasan
pada BBL
Asfiksia nenonatum
O2 dalam sirkulasi
Sianosis
Hipotermi
Prioritas Diagnosa
Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
berhubungan dengan distres pernapasan
ditandai dengan adanya ronki dan sianosis.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka
prosedur invasif ditandai dengan air ketuban
berwarna hijau.
3. hipotermia berhubungan dengan trauma proses
kelahiran dengan vakum.
Intervensi Keprawatan
Diagnosa keperawatan 1 : Ketidakefektifan bersihan jalan napas
berhubungan dengan distres pernapasan ditandai dengan adanya
ronki dan sianosis.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24
jam, jalan napas pasien lancar dan ronki hilang.
Kriteria hasil
: saat evaluasi diperoleh ekor pada NOC berikut.
NOC: Respiratory Status
Indikator
1 2 3 4 5
RR
Sianosis
Saturasi oksigen
Jalan napas
Retraksi dada
3 4 5
Hipotermi
Tachypnea
RR ireguler
Terima Kasih