Anda di halaman 1dari 14

TEKNOLOGI PENGELASAN

PENGARUH CACAT LAS AKIBAT ARUS LISTRIK

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK PERKAPALAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
DOSEN :
SULAIMAN AT. MT

DISUSUN OLEH :
ARUL MUKLISIN (21090114060053)

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobbil alamin, puji syukur kepada Allah yang maha kuasa.
Berkat rahmat dan hidayahnya kita semua masih bisa hidup dalam nikmat kesahatan
yang tiada harganya. Tak lupa pula kita haturkan salawat beriring salam kepada rasul kita
Muhammad s.a.w. makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah yang berjudul
penyebab cacat las akibat arus listrik dapat terselesaikan.
Saya sebagai penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada. Yang pertama
Kami ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen teknologi informas D3 teknik
perkapalan, Sulaiman AT. MT, yang telah memberikan kesempatan kepada para
mahasiswanya untuk mengetahui mata kuliah teknolgi pengelasan dengan cara
menugaskan seperti membuat makalah ini..
Saya ingin meminta maaf apabila ada kesalahan kata dalam penulisan makalah
ini. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, karena tidak ada
kesempurnaan tanpa pembaharuan dan nasehat dari para ahli khususnya di bidang
permakalahan dan materi inti dari perkapalan itu sendiri.

Daftar isi
Kata pengantar.....................................................................................................2
Daftar isi...............................................................................................................3
BAB 1 Pendahuan
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 sejarah teknologi pengelasan.........................................................................5
BAB 2 Isi Dan Pendahuluan
2.1 Definisi teknolgi pengelasan...............................................................6
2.2.1 Menentukan besarnya arusl istrik .....7
2.2.2 Arus Pengelasan.....8
2.2.3 Cacat las akibat arus terlalu besar..9
2.2.4 cacat las akibat arus terlalu rendah10
2.2.5 Pengelasan mengunakan sumber listrik PLN ( AC ).11
2.2.6 Pengelasan menguna kan sumber listrik Diesel ( DC ).12

BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan dan Saran.....................................................................................13
Daftar Pustaka........................................................................................................14

BAB I

1.1 A. LATAR BELAKANG

Teknik pengelasan / teknologi pengelasan secara sedeerhana telah diketemukan dalam rentang
waktuantara 4000 sampai 3000 SM. Setelah energi listik dipergunakan dengan mudah,teknologi
pengelasan maju dengan pesatnya sehingga manjadi suatu teknik yang mutahir. Hingga saat ini
telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan.
Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las biasanya
pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting.
Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama maka sekarang
penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan konstruksi-konstruksi las merupakan hal
yang umum disemua negara di dunia.
Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membatu memperluas ruang lingkup
pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang dapat di las.
Dengan kemajuan yang dapat dicapai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan penting
dalam masyarakat industri modren.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya
didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan
bermacam-macam pengetahuan. Karena itu didalam pengelasan, pengetahuan harus turut serta
mendampingi praktek. Secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan konstruksi
bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara
pengelasan, cara pemeriksaan, bahan las, dan jenis yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dan
bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang

2.2 Sejarah teknologi pengelasan


Para ahli sejarah memperkirakan bahwa orang Mesir kuno mulai menggunakan pengelasan
dengan tekanan padatahun 5500 SM (untuk membuat pipa tembaga dengan memalu lembaran
yang tepinya saling menutup).Winterton menyebutkan bahwa benda seni orang Mesir yang
dibuat padatahun 3000 SM terdiri dari bahan dasar tembaga dan emas hasil peleburan dan
pemukulan. Jenis pengelasanini, yang disebut pengelasan tempa {forge welding), merupakan
usaha manusia yang pertama dalam menyambung duapotong logam. Contoh pengelasan tempa
kuno yang terkena ladalah pedang Damascus yang dibuat dengan menempalapisan-lapisan besi
yang berbedasifatnya.
Pengelasan tempa telah berkembang dan penting bagi orang Romawi kuno sehingga mereka
menyebut salah satu dewanya sebagai Vulcan (dewa apidan pengerjaan logam) untuk
menyatakan seni tersebut. Sekarang kata Vulkanisir dipakai untuk proses perlakuan karet dengan
sulfur, tetapi dahulu kata ini berarti mengeraskan. Dewasa ini pengelasan tempa secara
praktis telah ditinggalkan dan terakhir dilakukan oleh pandai besi.tahun 1901-1903 Fouchedan
Picard mengembangkan tangkai las yang dapat digunakan dengan asetilen (gas karbit), sehingga
sejak itudimulailah zaman pengelasan danpemotongan oksiasetilen (gas karbitoksigen).
Periodeantara 1903 dan 1918 merupakan periode pemakaian las yang terutama sebagai cara
perbaikan, dan perkembangan yang paling pesat terjadi selama PerangDunia I (1914-1918).
Teknik pengelasan terbukt idapat diterapkan terutama untuk memperbaiki kapal yang rusak.
Winterton melaporkan bahwa pada tahun 1917 terdapat 103 kapal musuh di Amerika yang rusak
dan jumlah buruh dalam operasi pengelasan meningkat dari 8000 sampai 33000 selama periode
1914-1918. Setelah tahun 1919, pemakaian las sebagai teknik konstruksi dan pabrikasi mulai
berkembang dengan pertamam menggunakan elektroda paduan (alloy) tembaga-wolfram untuk
pengelasan titik pada tahun 1920.Pad aperiode 1930-1950 terjadi banyak peningkatan dalam
perkembangan mesin las. Proses pengelasan busurnya laterbenam (submerged) yang busurnya
lanya tertutup di bawah bubuk fluks pertama dipakai secara komersia lpadatahun 1934 dan
dipatenkan pada tahun 1935. Sekarang terdapa tlebih dari 50 macam proses pengelasan yang
dapat digunakan untuk menyambung pelbagai logamd anpaduan.
Pengelasan yang kita lihat sekarang ini jauh lebih kompleks dan sudah sangat berkembang.
Kemajuan dalam teknologi pengelasan tidak begitu pesat sampai tahun 1877.Sebelum tahun
1877, proses pengelasan tempa dan peyolderan telah dipakai selama 3000 tahun .Asalmula
pengelasan tahanan listrik {resistance welding) dimulai sekitar tahun 1877 ketika Prof. Elihu
Thompson memulai percobaan pembalikan polaritas pada gulungan transformator, diamendapat
hak paten pertamanya padatahun 1885 dan mesin las tumpul tahanan listrik {resistance butt
welding) pertama diperagakan di American Institute Fair padatahun 1887. Padatahun 1889,
Coffin diberihak paten untuk pengelasan tumpulnya las partikel (flash-butt welding) yang
menjadi satu proses las tumpul yang penting. Zerner pada tahun 1885 memperkenalkan proses
las busur nayala karbon {carbon arc welding) dengan menggunakan dua elektro dakarbon.

BAB II
2.1 Definisi pengelasan

Pengelasan adalah salah satu bagian yang tak tak bisa di pisahkan dari suatu proses
manufaktur. Berbagai proses manufaktur lainya. Pengelasan antara lain proses penayambungan
antara dua atau lebih material dalam keadaan plastic atau cair dengan menggunakan panas( heat)
atau keduannya dengan tekanan ( pressure ) atau keduannya. Logam pengisi( filter metal )
denagan temperature lebur yang sama denga titik lebur logam pengisi ( filter metal ) dengan
temperature lebur yang sama dengan titik lebur dari logam induk dapat atau tanpa digunakan
dalam proses penyambungan tersebut. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi
sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya
memerlukan bermacam-macam penngetahuan.Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan
harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa
perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula
tentangcara-cara pengelasan. Cara pemeriksaan, bahanlas, dan jenis las yang akan digunakan,
berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang.
Ditinjauberdasarkansumberpanasnyaklasifikasipengelasandapatdibedakantiga:
1.Mekanik
2.Listrik
3.Kimia
Ditinjau berdasarkan cara kerjanya klasifikasi pengelasan dapatdibagi dalam tiga kelas utama
yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
1.Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair
dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.
2.pengelasan tekana dalahp cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian
ditekan hingga menjadi satu.
3.pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan denngan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak
turut mencair.

2.2.1 Menentukan besarnya arusl istrik

Besar arus dan tegangan listrik yang digunakan dalampengelasan harus diatur sesuai
kebutuhan.Daya yang dibutuhkan untuk pengelasan tergantung dari besarnya arus dan tegangan
listrik yang digunakan.Tidak ada aturan pasti besar tegangan listrik pada mesin las yang
digunakan.Halini berhubungan dengan keselamatan kerja operator las tubuh manusia tidak akan
mampu menahan arus listrik dengan tegangan yang tinggi.
Tegangan listrik yang digunakan pada mesinlas (tegangan pada ujung terminal) berkisar 55
volt sampai 85 volt.Tegangan ini disebut sebagai tegangan pembakaran. Bila nyala busur listrik
sudah terjadi maka tegangan turun menjadi 20 volt sampai 40 volt.Tegangan ini disebut dengan
tegangan kerja.Besar kecilnya tegangan kerja yang terjadi tergantung dari besar kecilnya
diameter elektroda.Semakin besar arus yang terjadi.
Dengan alasan diatas maka pada mesin las pengaturan yang dilakukan hanya besar arusnya
saja.Pengaturan besar kecilnya arus dilakukan dengan cara memutar tombol pengatur arus. Besar
arus yang digunakan dapat dilihat pada skala yang ditunjukkan oleh amperemeter (alat untuk
mengukur besar arus listrik) yang terletak pada mesin las.Pada masing-masing las, arus
minimum dan arus maksimum yang dapat dicapai berbeda-beda, pada umunya berkisar 100
ampere sampai 600 ampere.Pemilihan besar arus listrik tergantung dari beberapa faktor, antara
lain: diameter elektroda yang digunakan, tebal benda kerja, jenis elektroda yang digunakan,
polaritas kutub kutubnya dan posisi pengelasan.

2.2. 2 Arus Pengelasan


Besarnya aliran listrik yang keluar dari mesin las disebut dengan arus pengelasan.
Arus las harus disesuaikan dengan jenis bahan dan diameter elektroda yang di
gunakan dalam pengelasan. Untuk elektroda standart. American Welding Society
(AWS), dengan contoh AWS E6013 untuk arus pengelasan yang digunakan sesuai
dengan diameter kawat las yang dipakai dapat dilihat pada di bawah ini :
Hubungan diameter elektroda dengan arus pengelasan

Diameter kawat las (mm)


1.6
2.0
2.5
3.25
4.0

Arus las (Amper)


25 - 45
50 - 75
70 - 95
95 - 130
135 - 180

Proses pengelasan menggunakan energi listrik yang diubah menjadi energi panas untuk
melelehkan atau mencairkan logam . Apabila penggunaan energi ini selama selang waktu t detik,
maka energi dapat
dihitung dengan persamaan berikut :
W = Vab x I x t x W = I2 x R x t
Vab = Perbedaan potensial (Volt)
I = Besarnya arus (Amper)
t = Satuan waktu (detik)
W = Besarnya energi (Joule)

2.2. 3 Cacat las akibat arus terlalu besar

bila arus terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalu cepat dan menghasilkan
permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yang dalam. Bila terlalu besar arus akan
menghasilkan manik melebar , butiran percikan kecil , penetrasi dalam serta penguatan matrik
las tinggi
Besar arus untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang dipakai, posisi pengelasan
serta tebal bahan dasar. Pengaruh pada listrik juga. besarnya arus yang dipilih dapat dibaca pada
skala arus yang terdapat pada pesawat las.
pengaruh besar arus terlalu besar, maka elektroda akan mencair terlalu cepat, akibatnya :
1. permukaan las akan lebih besar
2. penembusan yang dalam
3. akan terjai under cut
gambar dibawah ini cacat las akibat arus terlalu besar :

2.2. 4 Cacat las akibat arus rendah

Bila arus terlalu rendah maka perpindahan dari cairan dari ujung elektroda yang
digunkan sangat sulit dan busur listrik yang terjadi tidak stabil. Panas yang terjadi tidak cukup
untuk melelehkan dasar, sehingggamenghasilkan rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata serta
penembusan kurang dalam.
Selain retak, , terjadi penembusan las yang kurang dan jelek. Jika penembusan pengelasan
kurang maka akibat yang timbul pada konstruksi adalah kekuatan konstruksi yang kurang kokoh
karena penembusan yang kurang. Karena kurang penembusan inilah maka penyambungan tidak
sempurna.
1. Penyalaan busur listrik sukar dan busur listrik yang terjadi tidak stabil
2. Terlalu banyak tumpukan logam las karena panas yang terjadi tidak mampu melebihkan
elektroda dan bahan bakar dengan baik
3. Penembusan kuran baik
4. Pinggiran-pingiran hasil las dingin

Gambar di bawah ini cacat las akibat arus terlalu rendah :

2.2. 5 Pengelasan mengunakan sumber listrik PLN ( AC )

Mesin las arus bolak balik memperoleh busurnya ladaritransformator, dimana dalam
pesawat las ini arus dari jaringjarring listrik dirubahmenjadi arus bolakbalik oleh
transformator yang sesuai dengan arus yang digunakan untuk mengelas, sehingga mesin las ini
disebut jugamesin las transformator.Karena langsung menggunakan arus listrik AC dari PLN
yang memiliki tegangan yang cukup tinggi dibandingkan kebutuhan pengelasan yang hanya
membutuhkan tegangan berkisar 55 Volt sampai dengan 85 Volt maka mesin las ini
menggunakan transformator (Trafo) step-down, yaitu trafo yan berfungsi menurunkan tegangan.
Transformator yang digunakan pada peralatan la smempunyai daya yang cukup besar.Untuk
mencairkan sebagian logam induk dan elektroda dibutuhkan energi yang besar, karena tegangan
pada bagian terminal kumparan sekunde hanya kecil, maka untuk menghasilkan daya yang besar
perlu arus besar.Arus yang digunakan untuk peralatan las sekitar 10 ampere sampai 500
ampere.Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan las.Untuk keperluan daya
besar diperlukan arus yang lebih besar pula, dan sebaliknya. Arus pada transformato r dapat
disetel sesuai kebutuhan dengan memutar ulir penyete larus.Padatransformatorlas AC, terdapat
dua kabel yaitu kabel busur dan kabel masa, dimana jika kedua kabel tersebut tertukar, tidak
akan mempengaruhi perubahan temperature yang timbul.
A. Kelebihan dari mesin las arus searah (AC)
1. Perlengkapan dan perawatan lebih murah
2. Kabel massa dan kabele lektroda dapat ditukar untuk mempengaruhi yang dihasilkan
3. Nyala busur kecil sehingga mengurang itimbulnya keropos pada rigi-rigilas
B. Kekurangan darimesin las arus searah

1.Tidak dapat dipergunakan untuk semua jenis elektroda


2.Tidak dapat digunakanuntuk mengelas semua jenis logam
2.2.6 Pengelasan menguna kan sumber listrik Diesel ( DC )

Arus listrik yang digunakan untuk memperolehnya labu surlistrik adalah arus searah.Arus searah
ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik searah. Dinamo dapat digerakkan oleh motor
listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak yang lain. Mesin arus yang menggunakan
motor listrik sebagai penggerak mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai
penyearah arus. Penyearah aru satau rectifier berfungsi untukmengubah arus bolak-balik (AC)
menjadi arus searah (DC).Arus bolak-balik diubah menjadi arus searah pada proses pengelasan
mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil
Setiap jenis elektroda dapat digunakanpadamesinlas DC
Tingkat kebisinganlebihrendah
Mesinlaslebihfleksibel, karena dapat diubah kearus bolak-balik atau arus searah
Dapat dipergunakan untuk mengelas plat yang tipis
Mesinla s DC ada 2 macam, yaitu mesinlas stasioner atau mesinl asportabel.Mesin las stasioner
biasanya digunakan pada tempat ata ubengkel yang mempunya i jaringan listrik permanen,
missal listrik PLN. Adapun mesinla sportabel mempunyaibentuk relative kecil biasanya
digunakan untuk proses pengelasan pad atempat-tempat yang tidak terjangkau jaringan listrik.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin las adala hpenggunaan yang sesuai
dengan prosedur yang dikeluarkan oleh prabrik pembuat mesin, perawatan yang sesuai dengan
anjuran.Sering kali gangguan-gangguan timbul pada mesin las, antara lain mesin tidak
mengeluarkan arus listrik atau nyala busur listrik lemah.

BAB III

3.1 KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Cacat las akibat arus terlalu rendah menyebabkan Penyalaan busur listrik sukar dan busur
listrik yang terjadi tidak stabil, Terlalu banyak tumpukan logam las karena panas yang
terjadi tidak mampu melebihkan elektroda dan bahan bakar dengan baik, Penembusan
kuran baik, Pinggiran-pingiran hasil las dingin
Cacat las akibat arus terlalu besar besar maka elektroda akan mencair terlalu cepat dan
menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yang dalam. permukaan
las akan lebih besar, penembusan yang dalam, akan terjai under cut

SARAN

Pengaturan arus yang baik dan pemilihan listrik yang baik akan mempermudah
dalam hasil pengelasan
Untuk dapat mengetahui tegangan listrik yang baik kita perlu mengatur sendiri
arus yang kita perlukan

Daftar pustaka

http://rantau17.blogspot.com/
http://pengelasan.blogspot.com/
syaimoblog.blog.spot.com
Wikipedia.indonesia.com

Anda mungkin juga menyukai