Anda di halaman 1dari 23

BAB VI

SPESIFIKASI DAN TEKNIK


I.

SPESIFIKASI UMUM

1.

Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat pada
barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan.

2.

Apabila ada perbedaaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh Kontraktor,
Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum
Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak.

3.

Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan Kontraktor tidak menjamin secara
substantif sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka Kontraktor harus tetap memenuhi
ketentuan standar yang diisyaratkan dalam dokumen Kontrak.

4.

Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon penawar untuk
dapat menyusun Penawaran realitis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan atau
persyaratan lain dalam Penawaran mereka.

5.

Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua barang dan bahan yang
akan digunakan dalam pekerjaan baru, belum digunakan dan tipe/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan,
dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.

6.

Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI, SII, SKSNI,dsb) untuk barang,
bahan dan jasa/pengerjaan/fabrikasi dan edisi atau revisi terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb),
standar negara asing (ASTM, dsb) padanannya (eqivalennya) yang secara substantif sama atau lebih tinggi
dari standar nasional yang diisyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan dan
pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional atau standar negara
asing.

7.

Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan standar satuan
ukuran lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.

8.

Spesifikasi dapat terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :


1. Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 7 diatas
2. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk kontrak
3. Spesifikasi umum :
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya :
- UU tentang Lingkungan
- UU tentang Keselamatan Kerja
- UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja
- Perda terkait, dsb.
SU & T- 1

b. Dokumen Acuan (berupa standar-standar) dengan memperhatikan ketentuan tersebut pada angka 6 dan
7 diatas
c.
d.
e.
f.

Alinyemen dan Survey


Hari Kerja dan Jam Kerja
Gangguan dan Keadaan Darurat
Penyingkiran material berlebih

4. Spesifikasi Khusus :
a. Lapangan
b.
c.
d.
e.
f.

Bangunan/Disain/Pengerjaan Spesifik
Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
Perancah
Pengaturan lalu lintas
Pengendalian Lingkungan

5. Spesifikasi untuk Masing-masing Mata Pekerjaan


a. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian Pekerjaan menggunakan dasar standar pengerjaan atau
standar pabrikasi tertentu, dengan beberapa perubahan, maka pertama-tama harus dicantumkan
ketentuan berikut :
PERUBAHAN
Ketentuan ini didasarkan pada Standar (satu atau lebih standar perjanjian atau standar pabrikan).
Perubahan perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :
i Kata kata yang merupakan tambahan dari Standar dan merupakan bagian spesifikasi, akan
ditampilkan dalam huruf italic.
ii Kata kata yang akan dihapus dari Standar dan bukan merupakan bagian spesifikasi, akan
ditampilkan dalam yang dicoret (strike out) sehingga kata kata / kalimat asli dari Standar yang
digunakan masih dapat dibaca.
b. Lingkup Pekerjaan
c. Dokumen acuan / Standar standar yang digunakan
d. Uraian ketentuan ketentuan untuk Mata Pekerjaan yang bersangkutan, apabila tidak digunakan
Standar tertentu.

II.

SPESIFIKASI TEKNIK

1.

Ketentuan Umum
1.1 Spesifikasi teknis ini berisi penjelasan dan ketentuan-ketentuan atas pekerjaan-pekerjaan konstruksi di
lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air serta merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dari Dokumen Kontrak.

SU & T- 2

1.2 Kualitas dari hasil pekerjaan dilaksanakan harus baik dan memenuhi persyaratan yang ada dalam
kontrak, serta dalam pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus menggunakan bahan-bahan buatan
dalam negeri atau bahan-bahan kandungan lokalnya 100%.
1.3 Dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor/pelaksana harus mentaati peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan pekerjaan misalnya :
-

Undang-undang tentang lingkungan


Undang-undang keselamatan kerja
Undang-undang ketenagakerjaan
Perda terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.

1.4 Kontraktor harus melindungi pemilik dari tuntutan patent lisensi, serta hak cipta yang melekat pada
barang, bahan dan jasa yang akan digunakan atau disediakan kontraktor untuk pelaksanaan
pekerjaan.
1.5 Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi teknis mensyaratkan bahwa semua barang dan
bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah harus baru atau belum digunakan, belum
kadaluarsa serta dalam pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor Golongan Ekonomi Lemah
(GEL), dilakukan secara padat tenaga kerja padat karya.
2.

Pekerjaan Persiapan
2.1 Ruang Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah untuk kegiatan-kegiatan persiapan sebelum, sedang dan
sesudah pekerjaan, kegiatan pokok dilaksanakan termasuk kegiatan persiapan sebelum pekerjaan
pokok di serah terimakan.
Biaya pekerjaan tersebut dapat dirinci dalam analisa harga satuan pekerjaan dan dihitung secara
lumpsum (ls)
Rincian dalam mobilisasi dan pekerjaan persiapan termasuk (tetapi tidak mutlak) keperluan-keperluan
sebagai berikut :
-

Mobilisasi dan demobilisasi alat-alat berat apabila pekerjaan tersebut memerlukannya.

Pengukuran/penggambaran awal (mutual check) dan akhir pelaksanaan pekerjaan (as built
drawing)
Pembuatan foto-foto kegiatan pekerjaan
Dewatering (pengeringan) lokasi pekerjaan apabila diperlukan

2.2 Pengukuran dan Pembayaran


Satuan dan harga pekerjaan persiapan tidak dilakukan pengukuran/perhitungan tersendiri untuk
pembayaran namun dihitung secara lumpsum (ls)
3.

Pekerjaan Stripping dan Pembersihan Lapangan


3.1 Umum
Lingkup pekerjaan stripping dan pembersihan lapangan adalah meliputi pekerjaan pengupasan lapisan
permukaan tanah setebal 20 cm, termasuk pembersihan medan dari pepohonan serta akar tumbuhtumbuhan dan bahan organik lainnya pada medan yang akan dibangun (digali atau ditimbun)
Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu dipasang patok batas stripping yang ukuran dan lebarnya
telah ditetapkan dalam gambar/kontrak atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

SU & T- 3

Hasil galian stripping tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan, dan harus dibuang serta
diratakan ditempat yang telah ditentukan atau sesuai petunjuk Direksi.
3.2 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan stripping dilakukan berdasarkan volume stripping yang
dihitung dalam meter persegi (m2) dalam gambar pelaksanaan atau sesuai Petunjuk Direksi
4.

Pekerjaan Galian dan Timbunan Tanah


4.1 Pekerjaan Galian dan Penimbunan Kembali Untuk Bangunan
4.1.1 Umum
-

Pekerjaan galian untuk bangunan dilakukan menurut patok yang dipasang setelah dilakukan
pembersihan lapangan dan dapat persetujuan Direksi. Tanah hasil galian yang jelek harus
dibuang ditempat pembuangan yang ditentukan Direksi.
Tanah hasil galian yang atas persetujuan Direksi dianggap baik untuk dapat digunakan
sebagai bahan penimbunan kembali, ditempatkan didekat galian pada lokasi yang tidak
mengganggu pelaksanaan konstruksi.

- Penimbunan kembali harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum 20 cm dan
dipadatkan secara bertahap. Pada bangunan dengan menggunakan konstruksi beton yang
memerlukan penimbunan kembali, maka pekerjaan tersebut dilakukan setelah betom
berumur 28 hari dan telah dilepaskan cetakannya.
Pemadatan dilakukan dengan stamper dan pada tempat-tempat yang tidak dapat terjangkau
oleh stamper, maka pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk dari batang kelapa atau
yang sejenis. Pada bangunan yang menggunakan pasangan batu penimbunan kembali dan
pemadatannya harus dilakukan secara bertahap lapis demi lapis tebal maksimum 10 cm,
mengikuti pelaksanaan pasangan batunya pemadatan dilaksanakan dengan alat penumbuk
dari batang kelapa. Bagian atas dari penimbunan dipadatkan kembali dengan stamper
setelah pasangan batu berumur lebih dari 1 minggu.
4.1.2 Pengukuran dan Pembayaran
-

Pekerjaan Galian Tanah untuk Bangunan


Pengukuran untuk pembayaran galian tanah bangunan didasarkan atas luas gambar tepi
bangunan dikalikan kedalaman galian yang dilaksanakan atas persetujuan Direksi, dan
satuan dihitung dalam satuan meter kubik (m3). Harga satuan yang dibayarkan termasuk
didalamnya kegiatan menggali dan mengangkut hasil galian ketempat pembuangan atau
ketempat penimbunan apabila hasil galian tersebut digunakan kembali.

Penimbunan tanah Untuk Bangunan


Pengukuran untuk pembayaran penimbunan tanah kembali untuk bangunan didasarkan
atas luas penampang melintang lubang galian yang akan di timbun dikalikan panjang
lubang penggalian dengan satuan meter kubik (m3). Harga satuan yang dibayarkan adalah
mengisi dan memadatkan tanah dalam hal ini penimbunan kembali menggunakan tanah
dari hasil galian dari saluran maupun dari bangunan.

4.2 Pekerjaan Galian Tanah Untuk Saluran


4.2.1 Ketentuan Umum
SU & T- 4

Langkah-langkah yang harus dilakukan :


-

Pasang patok batas pembersihan sesuai gambar dan atas petunjuk Direksi.

Laksanakan pembersihan sesui batas pembebasan tanah atau sesuai petunjuk Direksi.

Pasang patok batas tepi saluran yang akan digali dan patok-patok batas untuk
pelaksanaan penggalian.

Laksanakan penggalian secara bertahap/bertangga setiap kedalaman 50 cm sampai


mencapai elevasi dasar saluran sesuai gambar design/kontrak penggalian dilakukan peruas
saluran. Panjang setiap ruas 100 m, dapat dikerjakan oleh 10 - 50 orang tergantung
besarnya saluran dan waktu penyelesaian yang di inginkan. Pada tikungan panjang ruas
dibuat setiap 5 10 m tergantung besar kecil radius tikungan.

Setiap galian saluran dengan lereng atau tebing yang berjarak vertikal maksimum 300 m.

Periksa evaluasi kemiringan dasar (slope) saluran dengan alat ukur (dilakukan oleh juru
ukur). Sempurnakan galian sesuai dengan gambar kontrak, lalu pasang profil saluran
disetiap batas ruas untuk membentuk lereng saluran sesuai kemiringan talud yang
ditentukan dalam gambar. Profil dibuat dari papan tebal minimum 2.00 cm. Di
sokong/diperkuat dengan bambu atau kasau.

Lakukan pembentukan lereng dan perapihan permukaan mengikuti profil yang sudah
terpasang.

Hasil galian ditempatkan dilokasi yang ditentukam oleh Direksi . Tanah hasil galian yang
baik menurut yang ditetapkan Direksi, dipisahkan dari tanah yang jelek. Tanah yang jelek
dibuang dilokasi pembuangan hasil pembersihan atau ditempat yang ditentukan Direksi.

4.2.2 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran volume galian dalam meter kubik (m3), untuk pembayaran diperhitungkan sesuai
gambar design/gambar pelaksanaan yang disetujui oleh Direksi. Harga satuan untuk pekerjaan
galian sudah termasuk pembuangan dan pemadatan tanah hasil galian.
4.3 Pekerjaan Timbunan Tanah untuk Tanggul Saluran
4.3.1 Ketentuan Umum
-

Yang dimaksud adalah penimbunan tanah untuk tanggul atau alur saluran, badan jalan,
saluran drainase, dan tanggul untuk konstruksi lainnya dimana timbunan harus ditempatkan
pada garis-garis dan propil-propil yang ditunjukkan pada gambar bestek atau berdasarkan
perintah Direksi sesuai spesifikasi.

Tanah bahan timbunan harus tanah yang baik dapat diangkut dari hasil galian untuk saluran
maupun tanah yang didatangkan dari luar lokasi pekerjaan dan harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum digunakan.

Tanah bahan timbunan yang mengandung akar tumbuh-tumbuhan, kayu-kayu lapuk,


rumput-rumputan dan bahan organik lainnya, serta batu-batuan yang berukuran lebih besar
dari 5 cm tidak boleh dipakai untuk timbunan.

Penghamparan tanah harus dilaksanakan lapis demi lapis dan dipadatkan sebagaimana
ditentukan dan atau sesuai persetujuan Direksi.

Kerusakan pada bangunan-bangunan yang ada, yang diakibatkan oleh cara kerja
Kontraktor dalam melakukan pekerjaan timbunan, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
SU & T- 5

Sebelum memulai pekerjaan timbunan, Kontraktor harus menyerahkan laporan tertulis pada
Direksi, untuk memperoleh persetujuan tentang cara kerja penimbunan yang meliputi alatalat pemadat yang akan digunakan, cara-cara untuk mengatur kadar air, dan kondisi bahan
timbunan yang akan digunakan.

Dalam pembangunan tanggul saluran atau tanggul lainnya, harus diusahakan


keseimbangan kuantitas bahan pada lokasi antara hasil galian dan timbunan, dan bilamana
tanah hasil galian untuk saluran tidak mencukupi, maka kekurangannya harus
mendatangkan dari tempat pengambilan di luar lokasi pekerjaan yang disetujui oleh Direksi.
Kontraktor tetap harus menjaga kestabilan lingkungan ditempat pengambilan (borrow area)
serta harus bertanggung jawab terhadap segala tuntutan ganti rugi dari pihak ketiga akibat
penggalian tanah bahan timbunan pada borrow area.

Apabila volume tanah dan hasil galian saluran tidak mencukupi untuk bahan timbunan,
maka Kontraktor harus mendatangkan dari luar lokasi pekerjaan

Penggalian tanah diluar daerah lokasi yang letaknya sepanjang jalur saluran harus berjarak
minimal 20 m dari kaki tanggul.
4.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan Timbunan
-

Kecuali pada daerah Rawa, empang/kolom atau diperintahkan oleh Direksi.

Sebelum melakukan pekerjaan timbunan terlebih dahulu permukaan tanah harus di


bersihkan sehingga bebas dari tunggul-tunggul dan akar pepohonan dan dikeringkan serta
digemburkan sebelum tanah bahan timbunan dihampar diatasnya agar terjadi ikatan antara
tanah asli dan tanah timbunan diatasnya setelah dipadatkan.

Dalam kolamkolam dan rawa yang direncanakan pada gambar-gambar atau perintah
Direksi, timbunan dapat dilakukan dengan cara penumpukan ujung ( end tripping ) untuk
membentuk pondasi tanggul.

Bilamana suatu tanggul yang sudah ada akan diperlebar atau ditinggikan, atau keduanya
atau tanggul ditempatkan pada daerah lereng tanah tanggul yang akan diperlebar atau
dipertinggi harus dibuat bertangga atau parit seperti yang ditujukan dalam gambar atau
diperintahkan Direksi dan permukaan tanah timbunan harus dijaga tetap kering.

Penghamparan tanah timbunan harus dilakukan lapis demi lapis horizontal merata dengan
tidak lebih dari 20 cm lebar selebar tanggul, agar setelah dipadatkan ketebalan dan
kepadatannya merata.

Tanah basah dari hasil galian saluran yang dizinkan oleh Direksi untuk digunakan sebagai
bahan timbunan terlebih dahulu harus dikeringkan sampai mencapai kadar air tertentu yang
disetujui oleh Direksi sebelum dipadatkan.

Tanah bahan timbunan yang terlalu kering harus dibasahi dengan cara memercikan air pada
saat penghamparan sampai mencapai kadar air tertentu yang disetujui oleh Direksi sebelum
dipadatkan.

Untuk pemadatan tanah timbunan pada saluran tersier atau pada perbaikan tanggul saluran
sekunder atau pada pekerjaan timbunan tanah untuk saluran dengan tinggi tidak lebih dari
3,00 m dapat digunakan alat pemadat Tampers tangan bermesin juga alat pemada alat tidak
bermesin (Timbris) berat timbris tidak lebih 5 Kg dengan tinggi jatuh penumbuk adalah 30
cm sebanyak 5 kali tumbukan pada satu titik atau sampai dinyatakan padat oleh Direksi.
Timbris atau tampers tangan tak bermesin dibuat dari besi atau beton dan penggunaan
kayu atau pohon kelapa tidak diizinkan serta metoda pemadatan harus mendapat
persetujuan Direksi.
SU & T- 6

Pemadatan tanah timbunan untuk tanggul saluran atau perbaikan saluran dan tanggul
lainnya dengan tinggi timbunan lebih dari 1,50 m dan lebar rata-rata lebih besar dari 3.00 m,
serta volume pekerjaan timbunan sangat banyak yang apabila dilaksanakan secara manual
memerlukan waktu lama maka pelaksanaannya harus menggunakan alat berat pemadat
mekanis (tamper roller mekanis ) yang apabila kondisi tanah timbunan dan atas perintah
Direksi tamper roller harus dilengkapI vibrator.
Metode pelaksanaan pemadatan tanah timbunan dengan alat berat pemadat mekanis harus
mendapat persetujuan Direksi.

4.3.3 Pengukuran dan Pembayaran

5.

Pengukuran untuk pembayaaran pekerjaan tanah hanya pada batas-batas bentuk dan
ukuran yang dalam gambar purna laksana (Asbuillt Drawing) dengan ukuran satuan meter
dengan kubik (m3) yang memenuhi spefikasi teknik.

Dalam harga satuan pekerjaan timbunan dengan menggunakan tanah dari hasil galian
saluran yang diperhitungkan adalah kegiatan penghamparan dan pemadataan.

Untuk harga satuan pekerjaan timbunan tanah dengan menggunakan tanah dari luar lokasi
pekerjaan (borrow area) harus sudah memperhitungkan pengadaan tanah bahan timbunan
(dapat diusahakan sendiri atau membeli dari pihak ketiga), penghamparan dan pemadatan.

Tidak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan timbunan yang dibuat oleh kontraktor
untuk tujuan dan alasan memudahkan kontraktor bekerja dan perbaikan kembali hasil
pekerjaan timbunan yang rusak akibat operasi kontraktor.

Pekerjaan Pasangan Batu


5.1 Umum
Pekerjaan pasangan batu adalah meliputi semua kegiatan pelaksanaan pasangan batu yang diatur
dalam spesifikasi teknik ini, dan untuk seluruh kegiatan yang berhubungan pekerjaan ini terdiri dari
bahan-bahan, pelaksanaan, serta sesuai dengan kegunaan yang disyaratkan.
Ketentuan persyaratan teknis pekerjaan pasangan batu harus diterapkan dalam pelaksanaannya,
kecuali apabila ada jenis pasangan batu khusus yang dirobah diperintahkan sesuai dengan kebutuhan
Direksi.
Segala tuntutan ganti rugi yang dilakukan oleh pihak ketiga akibat pengembalian galian golongan C
dan pembayaran Distribusi galian golongan C, serta semua pengeluaran biaya akibat pengadaan dan
penyimpanan bahan pasangan batu menjadi tanggung jawab kontraktor.
5.2 Bahan Pasangan Batu
5.2.1 Batu Untuk Pasangan
Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali yang dipecah salah satu
sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.
Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,5 Ton m 3 dengan ukuran batu
berkisar antara diameter 15 - 30 cm. Batu bulat atau batu kali hanya boleh digunakan setelah
salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan Direksi. Dan digunakan bersama-sama
dengan batu belah.
Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang menyelimuti agar
permukaan batu bersih.
SU & T- 7

5.2.2 Pasir Pasangan


Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam yang diambil dari sungai atau sumber
lain yang telah disetujui oleh Direksi. Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari
sampah organik, sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan
lainnya , seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan batu.

5.2.3 Semen/Portland Cement ( PC )


Semen yang harus digunakan itu adalah semen untuk pasangan batu yang sesuai dengan
Standart Industri Indonesia SNI 8 dan buatan dalam negeri.
Penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan,antara lain paling sedikit 30 cm diatas lantai
gudang, tinggi tumpukan maksimum setinggi 1,50 m, dan harus terlindung dari pengaruh
cuaca.
Tanggal pembelian harus dicatat, semen yang telah 40 hari sejak pembeliannya tidak boleh
digunakan .
Direksi pekerjaan berwenang menolak semen yang telah kadaluarsa/bergumpal.
5.2.4 Air
Air yang digunakan untuk pekerjaan pasangan harus jernih, bebas dari lumpur, bebas dari
bahan kimia, asam, minyak, garam serta bahan lain yang akan menurunkan mutu pasangan
batu.
Air yang akan digunakan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi.
5.3 Pembuatan Adukan Perekat
5.3.1 Peralatan
Untuk pembuatan adukan dengan tenaga manusia diperlukan peralatan dan alat penunjang
yang dapat menjamin tercapainya mutu adukan dan mutu pasangan batu yang baik, serta
memungkinkan ketentuan pekerjaan.
Peralatan tersebut adalah :
- Cangkul, sekop, gerobak pengangkut/ember, drum, penampung air, slang air, plastik
pelindung hujan, pipa paralon 1/4 1 dan ijuk sesuai ketentuan dalam gambar kontrak
(bila dalam kontrak diperlukan sebagai suling resapan) dan sebagainya.
-

Kotak pengaduk dari bahan tebal 3.0 cm yang ukurannya cukup untuk pembuatan adukan
oleh satu orang pekerja (misalnya ukuran 60 cm X 100 cm, tebal 20 cm).

Kotak-kotak takaran pasir dan semen dengan ukuran sama dalam jumlah yang
secukupnya sesuai perbandingan kebutuhan semen dan pasir untuk adukan perekat
pasangan batu.

5.3.2. Pengaturan Lokasi Pembuatan Adukan.


Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran
pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin tercapainya mutu adukan yang baik.

SU & T- 8

Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konsrtruksi yang akan dibangun. Pasir
dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya ).
Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk
dan pengangkutan adukan kelokasi bangunan.
Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotakkotak takaran disiapkan secukupnya
dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkutan adukan dan ember disiapkan dekat
kotak adukan kearah kontruksi yang akan dibangun.
5.3.3 Pelaksanaan Kotak Adukkan
Adukan dibuat dengan perbandingan 1 bagian semen dan 4 bagian pasir (1 Pc : 4 Ps) dengan
urutanurutan pekerjaan dan ketentuan sebagai berikut :
-

Masukkan dan ratakan 2 takar pasir dalam kotak pengaduk, disusul 1 takar semen dan 2
takar pasir berikutnya.

Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul sampai rata (homogen) .

Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk terus sampai diperoleh adukan homogen.
Adukan sudah baik apabila sudah terlihat lengket dan tidak terurai saat dituang serta tidak
ada yang tersisa diplat cangkul saat dituang tidak terlalu kering, sehingga mudah
digunakan.

Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan pelaksanaan pasangan batu. Tidak


terlambat dan tidak boleh di buat terlalu banyak, adukan harus sudah dipasang lama 1 jam
setelah selesai diaduk.

5.3.4 Pelaksanaan Pasangan Batu


Pelaksanaan pasangan batu harus mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
- Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air dilokasi kerja,
kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung adukan, penampung air,
plastik pelindung hujan, tukang batu dan buruh pembantu, tenaga dan sarana
pengangkutan adukan.
-

Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design bangunan. Dalam
kotak dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 5 - 10 cm sebagai lantai kerja.

Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur ) dan minta persetujuan
Direksi bila telah selesai gambar kontrak.

Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta
basahi dengan air agar ikatannya dengan adukannya menjadi kuat.

Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm,
kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 -3 cm (tidak bersinggungan)
pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.

Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan menggunakan
sendok adukan.

- Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada dinding penahan, sayap
bendung dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa bagian
dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu.
SU & T- 9

Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak tertentu sesuai
gambar kontrak. Baris pipa suling berikutnya (diatasnya) dipasang berselang-seling arah
vertikal.

Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik agar pasangan yang masih
baru tersebut tidak rusak karena air hujan.

5.4 Pemasangan Batu


Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta dibasahi
dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat. Rongga diantara batu-batu diisi adukan sampai
penuh/mampat. Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak , suling dari pipa paralon
yang dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu. Letak
suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak tertentu sesuai gambar design/
kontrak atau petunjuk Direksi. Pipa suling berikutnya dipasang berselang seling.
Pada permukaan bagian depan atau yang akan tampak, dipasang batu yang permukaannya agak rata,
batu yang dipilh batu belah atau batu dengan permukaan agak rata.
Apabila hujan atau setelah pekerjaan selesai pasangan sengaja ditutup plastik agar pasangan yang
masih baru tersebut tidak rusak terkena air hujan.
5.5 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan volume dalam meter kubik (m3) untuk pembayaran diperhitungkan sesuai gambar
design/gambar pelaksanaan yang disetujui Direksi. Harga satuan termasuk semua pekerjaan yang
dijelaskan dalam pasal-pasal diatas sampai perapian lokasi setelah pekerjaan pasangan selesai,
kecuali suling-suling resapan diperhitungkan secara terpisah dan merupakan pembayaran sendiri.
6.

Sulingsuling resapan
6.1 Umum
Bahan utama dari suling-suling resapan adalah ijuk untuk filter, pipa PVC dengan diameter 2 atau 5
cm atau bahan lain apabila ada persyaratan khusus.
Cara pemasangan suling-suling sesuai dengan yang telah diuraikan pada syarat-sayrat pasangan
batu ( 5.3.4).
6.2 Pengukuran dan Pembayaran
Apabila pekerjaan suling-suling resapan merupakan mata pembayaran sendiri, maka harga satuannya
meliputi pengadaan dan pemasangan bahan-bahan suling termasuk pengadaan dan pemasangan
bahan untuk filter serta satuan volumenya dihitung permeter (m) terpasang lengkap dengan filternya,
keculai apabila tidak merupakan mata pembayaran sendiri, maka biayanya termasuk didalam harga
satuan pekerjaan pasangan batu.

7.

Pekerjaan Plesteran

7.1 Umum
Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar design/kontrak harus di plester. Plesteran
dibuat dari campuran 1 bagian semen dan tiga bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan
ketentuan dalam gambar kontrak.

SU & T- 10

Tebal plesteran dibuat 2 - 3 cm dari permukaan batu, sebelum plesteran dipasang diantara batu-batu
harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan batu.
Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara
pasangan dan plesteran.
7.2 Pengukuran dan pembayaran
Volume pekerjaan plasteran untuk pembayaran diukur dalam meter persegi (m 2) dan luas plesteran
sesuai dalam kontrak yang dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi atau pengawas.
8.

Pekerjaan Siaran

8.1 Umum
Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat, sesuai kontrak atau petunjuk Direksi harus disiar.
Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan
ketentuan dalam gambar. Sebelum siaran dipasang adukan pasangan diantara batubatu halus
dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar timbul, dan
2 - 3 cm untuk jenis siar tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi
ikatan yang kuat antara pasangan siaran.
8.2 Pengukuran dan pembayaran
Volume pekerjaan plesteran untuk pembayaran diukur dalam meter persegi ( m 2 ) dari luas siaran
sesuai gambar dalam kontrak atau yang dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi/pengawas.
9.

Pekerjaan Beton Campuran 1 Pc : 2 Pasir : 3 Kerikil


9.1 Pekerjaan Perancah dan Cetakan Beton
9.1.1 Perancah
Perancah dibuat dari kayu Kaso atau dolken. Konstruksi perancah harus kuat, kokoh, kaku,
tahan terhadap tekanan yang timbul sebelum sesudah dan saat pengecoran.
9.1.2 Cetakan
Cetakan beton dibuat dari kayu lapis, diperkuat dengan kaso. Konstruksi harus kuat , kaku dan
tidak berobah sampai saatnya dibuka dan tidak bocor.
9.1.3 Pengukuran dan Pembayaran
Harga satuan pekerjaan perancah dan cetakan beton tidak dihitung diukur dan dibayarkan
tersendiri namum sudah termasuk dalam harga satuan permeter kubik beton.
9.2 Pekerjaan Pembesian Tulangan Beton
9.2.1 Bahan dan Penyimpanan Bahan
Besi digunakan harus besi beton produksi dalam negeri yang bebas dari karat, dan sebelum
digunakan harus disimpan ditempat yang terlindung dari pengaruh cuaca yang menurunkan
mutu besi.
9.2.2 Pemotongan, Pembengkokan dan Pemasangan Besi Tulangan Beton.
SU & T- 11

Pemotongan dan pembengkokan tulangan mengikuti daftar yang dibuat terlebih dahulu
berdasarkan gambar kerja yang sudah disetujui oleh Direksi. Pembengkokan tulangan harus
dilakukan diatas meja pembengkok dengan menggunakan kunci penekuk yang cocok dengan
tiap ukuran besi tulangan serta harus mengikuti aturan dan pemasangan/penyusunan harus
sesuai dengan gambar desain/kontrak.
Tekukan besi, tidak boleh retak dan apabila pada saat pembengkokan terjadi keretakan pada
tekukan maka besi harus diganti.
Sambungan besi/overlap ujung sambungan besi harus paling sedikit 40 x besi (empat puluh
kali diameter besi ).
Selama pemotongan, pembengkokan, serta perangkaian dan besi tulangan yang telah
disusun/dipasang sebelum pengecoran harus terlindung dari pengaruh cuaca sampai saat
pengecoran.
9.2.3 Pengukuran dan Pembayaran
Apabila harga satuan pembesian tulangan beton dihitung dan dibayarkan tersendiri maka
didalamnya meliputi kegiatan, pengadaan, pembengkokan, pemasangan/penyusunan besi, dan
satuan volumenya dihitung dibayarkan setiap saat (kg) pembesian tulangan beton.
9. 3 Bahan Untuk Adukan Beton
9.3.1 Semen yang harus digunakan adalah semen untuk adukan beton harus buatan dalam negeri
yang sesuai dengan Standar Industri Indonesia SNL 8.
Penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan antara lain paling sedikit 30 cm diatas lantai
gudang, tinggi tumpukan maksimum setinggi 1,50 m, dan harus terlindung dari pegaruh cuaca.
Tanggal pembelian harus dicatat, semen yang telah 40 hari sejak pembelian tidak boleh
digunakan.
Direksi pekerjaan berwenang menolak semen yang telah kadaluarsa/ bergumpal.
9.3.2 Pasir Untuk Beton
Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam yang diambil dari sungai atau sumber
lain yang telah disetujui oleh Direksi. Tempat penimbunan/penyimpanan harus bersih dari
sampah organik, sampah kimia, bebas dari banjir. Serta tidak terkontaminasi dengan bahan
lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan beton.
9.3.3 Kerikil Untuk Beton
Kerikil untuk bahan adukan beton harus didapat dari sumber-sumber yang telah disetujui oleh
Direksi, dan disyaratkan harus bersih, bebas dari partikel lunak, bahan-bahan kimia, bahan
bahan organik dan tidak mengandung lumpur atau bahan lainnya yang dapat menurunkan mutu
beton.
9.3.4 Air Untuk Beton
Air yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jernih, bebas dari lumpur, bebas dari bahan
kimia, asam minyak garam serta bahan lain yang akan menurunkan mutu pasangan beton.
Air yang akan digunakan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi.
9.4 Adukan Beton
SU & T- 12

Adukan beton dibuat dalam kotak pengadukan, diaduk dengan cangkul, atau menggunakan alat
pengaduk beton yang diputar dengan tenaga manusia atau dengan diesel. Perbandingan volume
semen, pasir dan kerikil ditakar dengan kotak-kotak dari kayu yang berukuran sama. Pengaduakan
harus sampaisampai homogen. Dalam waktu paling lama 1 jam, adukan harus dicor.
9.5 Pengecoran
Sebelum pengecoran, cetakan dan tulangan harus dibersihkan dulu. Pengecoran boleh dilaksanakan
setelah memperoleh izin Direksi.
9.6 Perawatan Beton Setelah Pengecoran
Setelah pengecoran beton harus dirawat sampai beton menjadi keras total (umur 28 hari).
Kelembaban dan tempratur beton harus dijaga dan jangan sampai melampaui 250 C dengan cara
menutup permukaan beton dengan karung yang dibasahi, atau disiram selama sekurang-kurangnya
14 hari.

9.7 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran volume dalam satu meter kubik (m3) dilakukan berdasarkan gambar pelaksanaan yang
disetujui oleh Direksi. Harga satuan sudah termasuk perancah, cetakkan, perawatan dan sebagainya.
Dalam hal pekerjaan beton bertulang maka harga satuan setiap satu meter kubik (m3) beton bertulang
selain perancah, cetakan dan perawatan juga termasuk pembesian tulangan beton.

10.

Pekerjaan Bronjong Kawat


10.1

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bronjong meliputi pekerjaan pekerjaan : penyediaan, pengangkutan dan pemasangan
kawat bronjong yang diisi dengan batu seperti ditunjukkan dalam gambar rencana

10.2

Bahan / Material
Kawat bronjong terbuat dari kawat galvanizer yang mempunyai fleksibelitas yang tinggi sesuai
spesifikasi SII No. 0381 - 08, dianyam dengan menggunakan mesin penganyam, anyaman dibuat
dengan cara melilitkan 2 batang kawat sebanyak 3 lilitan membentuk segi enam.
Sambungan sambungan antara bronjong maupun sekat sekatnya harus diikat dengan kawat
mutu yang sama berdiameter 2,20 mm. Bronjong ditempatkan pada filter dari geotextile atau ijuk
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Batu isian dipergunakan batu yang keras,
tahan lama, tidak rusak oleh air dan cuaca dan bukan merupakan batu belah/pecah dengan berat
jenis tidak kurang dari 2,4. Ukuran batu rata rata tidak boleh lebih kecil dari 16 cm, dengan
ukuran batu minimum tidak boleh lebih kecil dari 13 cm. Ukuran batu rata rata berbentuk sama
yang dapat ditahan oleh jaringan bronjong.

10.3

Pemasangan dan Pengisian


SU & T- 13

Pengerjaan bronjong harus hati hati untuk mencegah kerusakan saringan. Selama batu diisikan,
bronjong di tegangkan sampai bentuk yang diinginkan. Pengisian mulai dari bagian yang paling
bawah, sekat sekat supaya diletakkan dalam keadaan kosong, diisi dengan batu sampai penuh
dan kemudian ditutup. Semua bagian tepi dari bronjong dan matras termasuk panel dan sekat
harus terikat rapat pada kawat sisi secara mekanikal, hal ini untuk menjaga tidak terlepasnya
anyaman, diameter kawat pengikat yang menghubungkan antara sisi panel untuk perakitan,
pemasangan, matras berdiameter 2,20 mm.
Batu harus diletakkan di dalam bronjong dengan hati hati untuk mencegah rusaknya kawat.
Setiap bronjong akan dihubungkan dengan ikatan yang didekatnya. Sambungan - sambungan
vertical antara bronjong bronjong yang ditempatkan pada setiap dua lapisan akan disusun bergilir
seperti ditunjukkan dalam gambar.

10.4

10.5

Pengukuran dan Pembayaran


a.

Pengukuran untuk pembayaran bronjong akan dilakukan berdasarkan volume bronjong dalam
m3 yang dihitung dari gambar pelaksanaan.

b.

Pembayaran bronjong berdasarkan atas harga satuan per meter kubik (m 3) seperti yang
tercantum dalam penawaran.

Bronjong Buatan Sendiri


Batu Bronjong adalah kumpulan batu yang dibentuk dengan anyaman kawat besi besar yang
disetujui Direksi. Batu pengisi tidak boleh lebih kecil dari lobang anyaman. Kawat besi yang
digunakan harus sesuai dengan Standar Spesifikasi yang disetujui Direksi. Batu bronjong harus
dipasang setinggi dan sepanjang sesuai dengan gambar.
Kawat bronjong terbuat dari kawat galvanizir dia 4 mm yang mempunyai fleksibilitas yang tinggi
sesuai dengan Spesifikasi SII No. 0381 08, anyaman dengan menggunakan alat penganyam,
anyaman dibuat dengan cara melilitkan 2 batang kawat sebanyak 3 lilitan membentuk segi enam.
Sambungan sambungan antara bronjong maupun sekat sekatnya harus diikat dengan kawat
mutu yang sama dengan diameter 2,20 mm.
Pengukuran untuk membayarkan batu bronjong dibuat dalam volume dari batu bronjong terpasang
sesuai dalam gambar atau petunjuk Direksi seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran
Biaya, mencakup pengadaan material, pemasangan, peralatan yang dipergunakan, upah pekerja,
pengangkutan, pembuatan dan pekerjaan lainnya yang terkait.

11.

Pekerjaan Rip-rap
11.1

Ruang Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dilaksanakan untuk pasangan batu kosong berupa pemasangan batu kosong
kering pada tempat yang tercantum dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi sesuai dengan
spesifikasi ini.

11.2

Umum

SU & T- 14

Pasangan batu kosong harus terdiri dari batu belah dan batu pecah yang ditempatkan pada lapisan
dasar sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang lebih jauh detailnya tercantum dalam
gambar atau petunjuk Direksi.
Semua batu belah, batu pecah dan lapisan dasar yang dipakai untuk pasangan batu kosong yang
ditentukan dalam persyaratan ini harus disediakan oleh Pemborong sesuai dengan ketentuan
tentang batu, kerikil dan lapisan dasar.
Berat batu yang dipakai antara 10 30 Kg dan tidak kurang dari 50% harus mempunyai berat
diatas 20 Kg. Batu harus dibelah sedikitnya pada satu sisi sehingga didapat bentuk yang relatif
seperti kubus.
Kontraktor harus menyediakan dan menempatkan pasangan batu kosong pada garis ketinggian
dan ketebalan seperti yang terlihat pada gambar atau menurut petunjuk Direksi. Untuk bangunan
dengan lebar aliran lebih dari 1,5 m, pasangan batu kosong tersebut dibuat paling tidak 2 m kearah
hulu dan 3 m kearah hilir bangunan. Untuk lebar aliran kurang dari 1,5 m pemasangan sesuai
dengan petunjuk Direksi.
Batu yang digunakan harus keras, padat, dan tahan lama. Batu hasil galian dan batu kali dapat
digunakan untuk pasangan batu kosong. Lokasi sumber material batu harus disetujui Direksi.
Ukuran batu kosong tidak boleh kurang dari 20 cm dan tidak boleh lebih besar dari 30 cm. Kecuali
ditetapkan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi.
Sebelum memasang batu kosong, lapisan pasir bergradasi baik harus dibuat terlebih dahulu
sebagai dasar pasangan batu kosong kemudian dapat dituangkan diatas lapisan pasir tersebut
diatas.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pasangan batu kosong tersebut dibuat berdasarkan
volume yang dilaksanakan sesuai gambar mengikuti petunjuk Direksi.
Pembayaran untuk pasangan batu kosong tersebut dibuat berdasarkan harga satuan per meter
kubik pada Daftar Kuantitas dan harga yang mencakup semua biaya pengadaan, pengangkutan
dan pemasangan batu kosong atau boulder termasuk biaya penyediaan lapisan pasir.
11.3.

Pemasangan
Pasangan batu kosong harus dibuat pada pondasi yang kuat dan pada garis dan arah yang
tercantum dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi. Lubang-lubang pada pondasi harus diisi
oleh bahan yang baik dan dipadatkan lapis per lapis setebal 15 cm. Bila pondasinya telah disetujui
oleh Direksi, maka lapisan dasar berupa lapisan saringan pasir setebal 7,5 cm dan lapis saringan
kerikil diatasnya setebal 12,5 cm atau seperti tercantum dalam gambar, harus dibuat. Bahan
saringan pasir dan kerikil harus menurut spesifikasi teknik. Lapisan dasar harus diletakkan dengan
tebal yang sama dan cukup rata, meskipun demikian menjadi pondasi yang kuat untuk
pemasangan batu belah dan batu pecah.
Batu belah dan batu pecah yang dipakai dalam pasangan batu kosong harus diletakkan pada
lapisan dasar dengan cara sedemikian rupa sehingga pasangan batu kosong yang selesai
dikerjakan menjadi stabil dan tidak akan longsor. Rongga besar yang terbuka diantara batu pecah
harus dihindari. Harus diusahakan agar semua batu belah dapat dijamin dan dipasang dengan baik
pada bidang yang datar. Batu belah harus diletakkan demikian rupa sehingga tidak menonjol diatas
garis yang dicantumkan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi. Semua celah dalam
pasangan batu kosong harus diisi (dikunci) dengan batu pecah yang baik. Banyaknya batu pecah

SU & T- 15

yang dipakai tidak boleh melebihi volume yang dibutuhkan untuk mengisi rongga diantara batu
belah.
Lapisan ijuk diatas pondasi dapat dipakai sebagai lapisan dasar sesuai dengan persyaratan atau
menurut petunjuk Direksi.
Lapisan penutup harus dibuat pada bagian atas pasangan batu kosong dengan kemiringan yang
layak sehingga dapat memperkuat lapisan atas pasangan batu kosong. Lapisan penutup harus
terdiri dari batu pelat pilihan yang lebar diletakkan pada jalur dan arah yang sesuai dengan gambar
atau menurut petunjuk Direksi.
Kelebihan / tambahan pada tepi pasangan batu kosong yang horizontal dibuat selebar 30 cm dari
batu-batu yang terpilih.
11.4

Ukuran dan Pembayaran


Ukuran dan pembayaran untuk pasangan batu kosong dibuat secara keseluruhan pasangan batu
kosong meliputi lapisan dasar, pemasangannya dan berdasarkan pada tebal pasangan batu
kosong dan lapisan dasar yang sesuai dengan gambar atau menurut petunjuk Direksi, berikut
pekerjaan galian tanah.
Pembayaran untuk pekerjaan batu kosong akan dibuat atas dasar harga satuan lelang per meter
kubik dalam Daftar Volume Pekerjaan untuk jenis pekerjaan pasangan batu kosong.
Angka lelang harus sepenuhnya dibayarkan untuk pekerjaan yang selesai dikerjakan sesuai
dengan persyaratan ini dan dalam bagian lain pada spesifikasi teknik dan pada gambar untuk
pasangan batu kosong dan harus termasuk biaya pengadaan dan penempatan lapisan dasar.

12.

Pekerjaan Perombakan/Bongkaran dan Pemugaran


12.1 Perombakan (Bongkaran ).
Bagian dari bangunan pasangan batu atau beton yang telah ada akan dirombak, pemborong harus
melaksanakan pekerjaan itu dengan cara sedemikian rupa, sehingga tidak memberi pengaruh buruk
kepada bagian bangunan yang masih tertinggal. Tiap kerusakan (terjadi lubang/pecah) pada bagian
bangunan yang masih tertinggal sebagai hasil dari pekerjaan perombakan itu harus dikembalikan
pada keadaan semula sesuai dengan petunjuk Direksi.
Semua reruntuhan bekas perombakan harus bersih dari lokasi pekerjaan dan dirapikan kembali.
Yang diperhitungkan dalam pekerjaan ini adalah biaya membongkar dan membuang hasil
bongkaran.

12.2 Pemugaran
Bila diperintahkan permukaan dari pasangan lama harus disiar kembali, bidang sambungan antara
batu harus digaruk dengan kedalaman sekurang-kurangnya 2 cm dan disiar kembali dengan adukan
1 Pc : 2 Ps.

12.3 Ikatan Sambungan.

SU & T- 16

Pasangan batu akan disambung kepasangan batu yang telah ada, permukaan dari pasangan batu
yang telah ada harus seluruhnya dibersihkan, dan sambungan-sambungannya digaruk sampai
kedalaman paling sedikt 20 mm.

12.4 Pemugaran Saluran


Pekerjaan yang membutuhkan penutupan dari saluran harus dikerjakan sebelum jangka waktu
penutupan saluran untuk perbaikan sistem saluran. Kontraktor harus memanfaatkan sebaik-baiknya
masa penutupan saluran untuk menyelesaikan dengan cepat pekerjaan dan memperkecil pekerjaan
sementara.

12.5 Pembersihan Bangunan


Setiap bangunan yang akan dipugar/diperbaiki harus dibersihkan guna pemeriksaan oleh Direksi.
Endapan harus dibuang sampai lantai yang ada atau ketinggian dasar asli atau sampai dengan
ketinggian menurut petunjuk Direksi. Semua tumbuhan lumut yang tumbuh pada permukaan
pasangan dan plesteran yang lepas harus dibuang. Serta endapan, tumbuhan kotoran harus
dibuang dari tempat sekitar bangunan.

12.6 Membersihkan Saluran


Semua saluran yang ada harus dibersihkan dari semua batubatu yang lepas, tanaman yang
tumbuh dibawah muka air dan kotorankotoran. Selain dari pekerjaan perbaikan maka tebing tanggul
dan dasar saluran juga harus dirapikan, ditimbun bagian-bagian yang berhubungan agar saluran
menjadi baik dan rapi kembali.
12.7

Bagunan-Bangunan Besi Yang Ada


Semua bangunan-bangunan dari besi yang masih dipakai harus dibersihkan dari endapan guna
pemeriksaan oleh Direksi. Bila diperintahkan untuk di test kekuatan/muatan harus dilaksanakan pada
bangunan itu. Setelah pemeriksaan bangunan harus diperbaiki atau diganti sesuai dengan petunjuk
direksi dan harus ditest.

12.8

Pengukuran dan Pembayaran


Pekerjaan bongkaran dalam persyaratan ini kegiatan bongkaran dan pembuangan hasil bongkaran
serta melaksanakan pekerjaan sesuai dengan persyaratan teknis dan gambar. Bagian pasangan
batu yang dibongkar seperti tunjukkan dalam gambar atau petunjuk Direksi, ukuran dan
pembayarannya, diperhitungkan dalam meter kubik (m3).

13.

Pekerjaan Besi
13.1 Ruang Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi ini meliputi penyediaan bahan, pembuatan, pengangkutan dan pemasangan semua
pekerjaan besi dilapangan untuk konstruksi dan pintu air.
13.2 Gambar Detail
Pemborong harus membuat gambar detail semua pekerjaan besi untuk konstruksi dan pintu air
sesuai dengan kebutuhan yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi yang termasuk dalam
dokumen lelang.

SU & T- 17

Pemborong harus menyerahkan gambar detail dan gambar rencana untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi sebelum pembuatannya dimulai. Gambar detail atau gambar kerja harus diberi
keterangan yang lengkap untuk pembuatan komponen-komponen dari konstruksi dan harus
dipersiapkan lebih dahulu sebelum benar-benar dibuat. Mereka harus membedakan antara paku
keling bengkel dan paku keling lapangan, baut dan las. Pada gambar rencana dan gambar kerja
harus diberi keterangan tentang sambungan yang/dari padanya penting untuk mengawasi urutan dan
cara pengelasan dengan baik untuk menghindari penyimpangan.
13.3 Pengawasan
Direksi atau pengawas akan mengawasi setiap pekerjaan sesuai dengan spesifikasi ini. Pengawas
tidak akan mengizinkan Pemborong atau pelaksana harus selalu memperbolehkan Direksi atau
pengawas memasuki tempat pekerjaan dan harus memberi semua bantuan yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pengawasan.
13.4 Peilskal Logam
Peilskal dibuat dari plat baja lunak setebal 2 mm dan dibungkus dengan lapisan email, memotong,
melubangi atau membengkokkan plat yang sudah dilapisi email tidak diperbolehkan.
13.5 Perawatan Bahan
Semua bahan yang disediakan harus dalam keadaan baik dan diberi tanda khusus untuk
memudahkan pemeriksaan dan harus digunakan sesuai dengan spesifikasi.
Semua bahan harus dirawat dengan baik dan disimpan pada tempat yang kering sampai saat
pemakaiannya.
13.6 Pembuatan
Toleransi, Pemotongan, Pemboran dan Mesin.
Semua ukuran harus berada dalam batas toleransi, sebagaimana tercantum dalam gambar.
Pemotongan harus dilakukan dengan mesin, gergaji atau dengan api oxyacetylene. Ujung
pemotongan dengan api, semua keraknya harus dibuang. Semua sudut luar harus bersih, persegi
dan halus. Sudut dalam harus dibulatkan dan bersih. Semua lubang harus dibor bersih dan serpihan
total dan butiran kasarnya dibuang. Diameter lubang untuk baut harus 2 mm lebih besar dari pada
diameter bautnya. Pemakaian mesin harus dilakukan dengan cara yang modern untuk menghasilkan
permukaan akhir yang baik.
13.7 Lapisan Pelindung
Semua komponen harus dibersihkan dan dicat sesuai dengan Bab 14.2 Pekerjaan Pengecetan
Logam.
13.8 Pengangkutan dan Perawatan
Semua komponen konstruksi harus diberi tanda. Mur, baut, sekrup dan pin harus dibungkus sesuai
mempunyai daftar bungkusan komponen-komponennya yang lengkap. Pemborong harus
menyediakan peralatan yang lengkap dan baik untuk mengangkat komponen-komponen tersebut
untuk pemuatan, pembongkaran dan penyetelan dilapangan. Tindakan pencegahan harus diambil
untuk menghindari pemuntiran, pelengkungan atau jatuhnya komponen.
Setelah sampai dilapangan pekerjaan, Direksi dan pengawas harus diberitahu. Bila komponenkomponennya yang terlewat atau rusak harus diberitahukan kepada Direksi.

SU & T- 18

13.9 Pemasangan Dilapangan dan Perawatan


Pemasangan harus dilakukan dengan cara yang disetujui dan semua tahap pekerjaan harus diawasi
oleh mandor yang berpengalaman. Urutan pemasangan harus mengikuti gambar rencana dan
toleransi yang telah diberikan.
Komponen-komponen harus benar-benar lurus dan semua mur dieratkan. Setelah distel, diluruskan
dan dieratkan. Semua harus dilas bintik. Baut dan mur dapat dieratkan dengan memakai kunci puntir
sebagai berikut :
Diameter
Momen
3/4

70 ft lbs

5/6

40 ft lbs

13.10 Pengecatan Dilapangan


Pengecatan dilapangan harus sesuai dengan Pekerjaan Pengecetan Logam.
13.11 Pelumasan
Bearing harus diberikan pelumas, selama dan setelah pemasangan sesuai dengan perintah tertulis
dari Direksi.
13.12 Ukuran Pembayaran
Ukuran pembayaran untuk pekerjaan besi yang diperlukan dalam spesifikasi ini akan dibuat dengan
harga satuan lelang dalam Daftar Volume Pekerjaan untuk jenis pekejaan yang bersangkutan
meliputi harga bahan, pembuatan, pengangkutan, penyetelan, pemasangan, pengecatan dan semua
pekerjaan prosedur lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi ini.
14.

Pekerjaan Pintu
14.1 Bahan bahan dan Mutu Pekerjaan
a. Spesifikasi Standart
Kecuali ditentukan lain semua bahan bahan dan mutu pekerjaan harus memenuhi persyaratan
dari Standart Nasional Indonesia. Semua bahan bahan yang termasuk dalam spesifikasi diatas
haruslah bahan bermutu kelas I.
b. Penyediaan Pintu Air
Dimensi dari pintu pintu air yang diperlukan ditunjukkan dalam gambar pemborongan. Untuk
pintu pintu besi dipakai type standart Barata sebagaimana ditunjukkan pada gambar gambar
Standart Pintu Air sebagaimana ikhtisar pada tabel berikut :
No

Spesifikasi

Kode Bangunan

Slide Gate/Bendung

Slide Gate/Intake Bendung

Tinggi Frem

Frem

Ulir

Roda Gigi

Daun Pintu

1.5000

1.500

5.000

UNP 12

50 m/m

3 Stel

8 mm

100

1.000

4.000

UNP 12

50 m/m

1 Stel

8 mm

SU & T- 19

Pintu pintu air direncanakan, dihasilkan dan dipersiapkan untuk diserahkan, hanya oleh suatu
pabrik pembuatan pintu pintu air.
Pembuatan dan penyediaan pintu pintu dilaksanakan atas dasar pemesanan oleh Pemborong
yang harus bertanggung jawab atas pemesanan dan administrasinya.
Pemborong harus memberikan kepada PPK, copy dari semua surat menyurat yang menyangkut
pemesanan tersebut. Rencana standart standart dari mutu pekerjaan harus benar benar
sesuai dengan spesifikasi untuk pintu pintu air disediakan oleh Kontraktor.
c. Rencana, perhitungan dan gambar - gambar
Gambar gambar kontrak menunjukkan type type dari konstruksi besi atau pintu pintu yang
dilengkapi dengan ukuran ukuran utamanya.
Kontraktor harus membuat rencana dari konstruksi pintu pintu dan menyerahkan perhitungan
perhitungan detail dan gambar gambar pembuatan kepada PPK, juga dari semua peralatan
yang akan disediakan, sebelum pembuatan oleh pabrik dimulai.
d. Pengelasan
Semua pengelasan harus pengelasan busur nyala logam yang bersinggungan terus, dan
kontraktor harus menyediakan contoh contoh untuk pemeriksaan atau pengujian, sesuai
spesifikasi, bila diperlukan oleh PPK.

e. Sambungan Baut dan Keling (Bolted and Riveted Joints)


Pemborong harus menyediakan semua keling, baut, mur ring dan sebagainya yang diperlukan
untuk memasang pekerjaan baja disamping harus menyediakan baut, mur dan ring sebagai
cadangan. Semua baut yang menahan getaran harus dibuat mati.
Keling harus tepat memenuhi lobangnya sewaktu ditutup (dikerjakan) dan menurut ukuran
ukuran sesuai dengan Standar Nasional Indonesia, PUBU-1982. Demikian pula baut, mur dan
ring harus memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBU-1982 atau seperti yang berlaku untuk
pekerjaan kelas utama.
f. Kayu
Kayu yang dipakai untuk pintu pintu air harus kayu klas I seperti jati tua atau jenis kayu lain
yang setara.
g. Sambungan ditempat pekerjaan
Sambungan ditempat pekerjaan sedapat mungkin harus sambungan dengan baut. Apabila ini
tidak memungkinkan, bisa dipakai sambungan dengan las, dengan syarat penyiapan permukaan
yang akan dilas dikerjakan dipabrik dan dijaga agar tetap bersih sewaktu pengiriman dan
penyimpanannya ke dan ditempatkan pekerjaan.
14.2 Pengecatan
Semua cat dan bahan lainnya untuk pengecatan permukaan besi yang kelihatan pada bangunan dan
pekerjaan kayu, kecuali untuk pintu air dan pelengkapnya, harus disediakan oleh Kontraktor dan
SU & T- 20

digunakan berdasarkan anjuran pabrik untuk pengecatan pada lokasi khusus. Kualitas cat dan bahan
lainnya harus mendapat persetujuan PPK.
Cat dasar harus dengan warna khusus yang disetujui PPK. Setiap pengecatan harus dilakukan pada
permukaan yang bersih dan kering pada kelembaban dan suhu udara tertentu dimana penguapan
pada permukaan yang dicat lebih besar dari pengembunan.
Permukaan yang telah dibersihkan atau dipersiapkan harus segera dicat dasar secukupnya, bila
perlu mengasarkan permukaan yang telah disiapkan lebih dahulu.
Tidak boleh dilakukan pengecatan pada permukaan yang terlalu panas bila cat yang digunakan dari
jenis yang boleh kena panas. Agar permukaan yang dicat tetap dingin harus dikerjakan ditempat
teduh dan dilindungi dari panas yang berlebihan hingga cukup kering, agar tidak retak atau melepuh.
Pekerjaan kayu dan logam yang dicat harus diampelas secara hati hati, dengan cara yang sama
pada setiap akan melapisi cat berikutnya. Setelah 24 jam lewat dilakukan pelapisan cat berikutnya,
atau cara lain yang ditentukan secara khusus oleh pabriknya. Untuk penyempurnaan pengecatan
Kontraktor harus menghilangkan bintik bintik cat dan harus melakukan perbaikan atau pengecatan
ulang atas pekerjaan yang tidak sempurna. Pengecatan permukaan bagian luar (diluar) harus
dilindungi dari pengaruh cuaca sampai cat tersebut benar benar kering dan mengeras.
Pekerjaan kayu yang akan dicat harus diampelas dengan ampelas kayu, dilicinkan dan dimeni.
Semua lubang, retakkan dan celah celah harus ditutup lebih dahulu dengan dempul. Setiap
sambungan kayu harus dicat dasar sebelum dirakit. Setelah pendempulan, seluruh pekerjaan kayu
harus dicat dasar kemudian dilanjutkan dengan cat akhir sesuai petunjuk PPK.
Harga pengecatan kayu sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan kayu seperti yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan harga.
Pengecatan besi dan pekerjaan logam, kecuali pintu pintu air dan pelengkapnya khusus di dalam
Sub Bab E diatas, harus dilakukan mengikuti prosedur sebagai berikut, tergantung dari letaknya :
a.

Untuk bagian yang Tercelup Didalam Air


Pembersihan dengan sand blasting harus dikerjakan untuk memperoleh logam putih bersih
bebas dari serpihan, karat dan kotoran lainnya menurut keinginan PPK. Lapisan pertama
pengecatan yang sudah disiapkan harus dilakukan pada permukaan yang sudah dibersihkan,
jangan lebih lama dari 4 (empat) jam setelah pembersihan.

b.

Untuk Bagian yang Tidak Tercelup Didalam Air


Permukaan besi dan logam, selain besi tulangan beton yang harus dipasang didalam beton
atau pekerjaan lain, harus dicat dasar dipabrik dan harus disikat dengan sikat kawat secara
sempurna agar bebas dari karat segera sebelum dipasang.
Jika tidak ditentukan lain, maka biaya pengecatan pagar pengaman, landasan perletakan, dan
pekerjaan pekerjaan besi lainnya harus sudah termasuk dalam harga satuan untuk pekerjaan
besi tersebut seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

14.3 Pemasangan
Sebelum pemasangan PPK berhak atas pemeriksaan pintu sebagai berikut :
-

Pemeriksaan ukuran untuk penyesuaian dengan gambar gambar yang sudah disetujui
Pemeriksaan las dan pengujiannya
Pemeriksaan terhadap pekerjaan pengecatan

14.4 Penilaian dan Pembayaran


SU & T- 21

Pembayaran atas pekerjaan pintu air, bila telah terpasang sesuai gambar dan telah diperiksa dan
disetujui PPK Pembayaran dilakukan atas jumlah unit terpasang dengan harga satuan per unit
seperti yang tercantum dalam Bill of Quantities.

15.

Pekerjaan Kayu dan Pemancangan Tiang Pancang Kayu


15.1 Bahan Kayu
Semua kayu yang akan digunakan untuk konstruksi tetap (permanen) harus memenuhi syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum pada Bab II Bahan-Bahan Umum.
Kayu yang akan digunakan sebagai konstruksi yang sering kena air atau terendam, harus berasal
dari jenis kayu pilihan yang cukup keras.
Semua kayu yang akan digunakan sebagai konstruksi tetap, harus dijaga hati-hati dan tidak
digunakan untuk pekerjaan sementara (pembantu) kecuali dengan izin Direksi.
Kayu-kayu harus disusun dengan rapi/teratur. Penempatan susunan kayu-kayu tersebut harus
diletakkan diatas bangku kayu dengan ketebalan sekurang-kurangnya 30 cm diatas permukaan
tanah, untuk mencegah pengaruh kelembaban tanah. Susunan/timbunan kayu harus teratur
sedemikian rupa sehingga memungkinkan adanya sirkulasi udara bebas.
Susunan kayu tersebut harus terlindung dari pengaruh cuaca dengan memakai penutup/pelindung
yang disetujui Direksi.
Alat-alat penyambung, pelat-pelat penyambung dan penguat/perkuatan sambungan yang akan
digunakan pada pekerjaan-pekerjaan konstruksi tetap harus dari bahan baja. Paku, sambungansambungan pengikat, baut-baut, pasak, ring dan skrup-skrup, harus digalvanisir.
15.2 Kualitas Hasil Kerja
Semua bagian kayu harus dipotong dengan ukuran yang tepat dan semua bagian sambungansambungan harus terpasang tepat pada tempatnya.
Bagian-bagian kayu yang rusak karena pengangkutan atau karena pemasangan, harus dipindahkan
dan diganti dengan kayu lain yang baik.
Semua bagian kayu harus ditest 2 kali jalan sebelum dipasang. Bidang kayu yang berhubungan
dengan beton, pasangan batu atau logam harus dilapisi dengan lapisan ter (aus).

15.3 Baut dan Pasak Kayu


Ukuran baut sesuai dengan gambar. Panjang baut diukur dari kepala baut bagian bawah sampai
ujungnya. Lubang baut atau pasak kayu harus lebih besar kira-kira 1 5 mm dari pada ukuran baut
atau pasak kayu yang akan digunakan.
Ring baut atau skrup harus digunakan pada semua sambungan kayu. Ring harus terbuat dari bahan
baja yang sesuai dan harus dipasang pada semua tempat-tempat sekurang-kurangnya pada tempattempat yang telah ditentukan, semua baut-baut/skrup-skrup harus terpasang dengan baik, agar tidak
mudah lepas/bergerak selama dipasang.
15.4 Pintu Pengatur

SU & T- 22

Seperti tercantum pada gambar, Kontraktor harus melaksanakan sesuai dengan rencana lengkap
seperti yang ditunjukkan gambar-gambar detail.
Pintu-pintu yang telah selesai dibuat, sebelum diangkut ke tempat pemasangan, harus terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi.
Pintu-pintu pengatur harus dibuat sesuai dengan gambar dan harus mudah/lancar digerakkan turun
naik pada kerangkanya. Lebar pintu harus tepat dan ukurannya sesuai dengan gambar.
Kerangka tiang-tiang pintu kayu, pada hubungannya dengan beton harus diangker atau dengan cara
lain yang disetujui Direksi. Ukuran lubang-lubang sambungan harus sesuai sehingga kerangka tiangtiang pintu dapat terpasang dan dapat dilepas tanpa susah payah.
Kerangka tiang baja tidak harus dihubungkan dengan bagian dari bangunan-bangunan beton.
Alur untuk bagian-bagian kerangka tiang harus disiapkan dan kerangka tiang harus dipasang dengan
teliti dan tepat pada alurnya serta telah betul-betul diperiksa dan harus terpasang dengan kuat/kaku.
Besi pengikat dan besi pengangkut dan pintu, harus dipasang sesuai dengan rencana gambar. Besi
pengangkut daun pintu dan ulirnya harus diberi pelumas sesudah dipasang.
15.5 Pengukuran dan Pembayaran
Semua pekerjaan dibayar dengan harga satuan yaitu harga bahan, pembuatan, pengangkutan dsb.
Sesuai dengan spesifikasi.
15.6 Nomenklatur / Papan Nama Bangunan
Kontraktor harus memasang nomenklatur pada bendung dan pada setiap bangunan dengan ukuran,
isi keterangan dan letak pada bangunan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Papan nama dibuat dari marmar dengan penulisan standar sebagai ditetapkan Direksi dan harus
ditempatkan pada dinding tegak atau miring pada bagunan pada sisi diseberang jalan inspeksi atau
menurut Direksi. Huruf-huruf harus mudah dibaca dan dilihat.
Pengukuran untuk pembayaran pembuatan, pengangkutan dan pemasangan papan nama dibuat
berdasarkan jumlah yang terpasang pada bangunan. Pembayaran pekerjaan dibuat berdasarkan
harga satuan perbuah dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

SU & T- 23

Anda mungkin juga menyukai