SPESIFIKASI UMUM
1.
Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat pada
barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan.
2.
Apabila ada perbedaaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh Kontraktor,
Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum
Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak.
3.
Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan Kontraktor tidak menjamin secara
substantif sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka Kontraktor harus tetap memenuhi
ketentuan standar yang diisyaratkan dalam dokumen Kontrak.
4.
Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon penawar untuk
dapat menyusun Penawaran realitis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan atau
persyaratan lain dalam Penawaran mereka.
5.
Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua barang dan bahan yang
akan digunakan dalam pekerjaan baru, belum digunakan dan tipe/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan,
dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.
6.
Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI, SII, SKSNI,dsb) untuk barang,
bahan dan jasa/pengerjaan/fabrikasi dan edisi atau revisi terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb),
standar negara asing (ASTM, dsb) padanannya (eqivalennya) yang secara substantif sama atau lebih tinggi
dari standar nasional yang diisyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan dan
pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional atau standar negara
asing.
7.
Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan standar satuan
ukuran lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
8.
b. Dokumen Acuan (berupa standar-standar) dengan memperhatikan ketentuan tersebut pada angka 6 dan
7 diatas
c.
d.
e.
f.
4. Spesifikasi Khusus :
a. Lapangan
b.
c.
d.
e.
f.
Bangunan/Disain/Pengerjaan Spesifik
Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
Perancah
Pengaturan lalu lintas
Pengendalian Lingkungan
II.
SPESIFIKASI TEKNIK
1.
Ketentuan Umum
1.1 Spesifikasi teknis ini berisi penjelasan dan ketentuan-ketentuan atas pekerjaan-pekerjaan konstruksi di
lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air serta merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dari Dokumen Kontrak.
SU & T- 2
1.2 Kualitas dari hasil pekerjaan dilaksanakan harus baik dan memenuhi persyaratan yang ada dalam
kontrak, serta dalam pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus menggunakan bahan-bahan buatan
dalam negeri atau bahan-bahan kandungan lokalnya 100%.
1.3 Dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor/pelaksana harus mentaati peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan pekerjaan misalnya :
-
1.4 Kontraktor harus melindungi pemilik dari tuntutan patent lisensi, serta hak cipta yang melekat pada
barang, bahan dan jasa yang akan digunakan atau disediakan kontraktor untuk pelaksanaan
pekerjaan.
1.5 Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi teknis mensyaratkan bahwa semua barang dan
bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah harus baru atau belum digunakan, belum
kadaluarsa serta dalam pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor Golongan Ekonomi Lemah
(GEL), dilakukan secara padat tenaga kerja padat karya.
2.
Pekerjaan Persiapan
2.1 Ruang Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah untuk kegiatan-kegiatan persiapan sebelum, sedang dan
sesudah pekerjaan, kegiatan pokok dilaksanakan termasuk kegiatan persiapan sebelum pekerjaan
pokok di serah terimakan.
Biaya pekerjaan tersebut dapat dirinci dalam analisa harga satuan pekerjaan dan dihitung secara
lumpsum (ls)
Rincian dalam mobilisasi dan pekerjaan persiapan termasuk (tetapi tidak mutlak) keperluan-keperluan
sebagai berikut :
-
Pengukuran/penggambaran awal (mutual check) dan akhir pelaksanaan pekerjaan (as built
drawing)
Pembuatan foto-foto kegiatan pekerjaan
Dewatering (pengeringan) lokasi pekerjaan apabila diperlukan
SU & T- 3
Hasil galian stripping tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan, dan harus dibuang serta
diratakan ditempat yang telah ditentukan atau sesuai petunjuk Direksi.
3.2 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan stripping dilakukan berdasarkan volume stripping yang
dihitung dalam meter persegi (m2) dalam gambar pelaksanaan atau sesuai Petunjuk Direksi
4.
Pekerjaan galian untuk bangunan dilakukan menurut patok yang dipasang setelah dilakukan
pembersihan lapangan dan dapat persetujuan Direksi. Tanah hasil galian yang jelek harus
dibuang ditempat pembuangan yang ditentukan Direksi.
Tanah hasil galian yang atas persetujuan Direksi dianggap baik untuk dapat digunakan
sebagai bahan penimbunan kembali, ditempatkan didekat galian pada lokasi yang tidak
mengganggu pelaksanaan konstruksi.
- Penimbunan kembali harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum 20 cm dan
dipadatkan secara bertahap. Pada bangunan dengan menggunakan konstruksi beton yang
memerlukan penimbunan kembali, maka pekerjaan tersebut dilakukan setelah betom
berumur 28 hari dan telah dilepaskan cetakannya.
Pemadatan dilakukan dengan stamper dan pada tempat-tempat yang tidak dapat terjangkau
oleh stamper, maka pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk dari batang kelapa atau
yang sejenis. Pada bangunan yang menggunakan pasangan batu penimbunan kembali dan
pemadatannya harus dilakukan secara bertahap lapis demi lapis tebal maksimum 10 cm,
mengikuti pelaksanaan pasangan batunya pemadatan dilaksanakan dengan alat penumbuk
dari batang kelapa. Bagian atas dari penimbunan dipadatkan kembali dengan stamper
setelah pasangan batu berumur lebih dari 1 minggu.
4.1.2 Pengukuran dan Pembayaran
-
Pasang patok batas pembersihan sesuai gambar dan atas petunjuk Direksi.
Laksanakan pembersihan sesui batas pembebasan tanah atau sesuai petunjuk Direksi.
Pasang patok batas tepi saluran yang akan digali dan patok-patok batas untuk
pelaksanaan penggalian.
Setiap galian saluran dengan lereng atau tebing yang berjarak vertikal maksimum 300 m.
Periksa evaluasi kemiringan dasar (slope) saluran dengan alat ukur (dilakukan oleh juru
ukur). Sempurnakan galian sesuai dengan gambar kontrak, lalu pasang profil saluran
disetiap batas ruas untuk membentuk lereng saluran sesuai kemiringan talud yang
ditentukan dalam gambar. Profil dibuat dari papan tebal minimum 2.00 cm. Di
sokong/diperkuat dengan bambu atau kasau.
Lakukan pembentukan lereng dan perapihan permukaan mengikuti profil yang sudah
terpasang.
Hasil galian ditempatkan dilokasi yang ditentukam oleh Direksi . Tanah hasil galian yang
baik menurut yang ditetapkan Direksi, dipisahkan dari tanah yang jelek. Tanah yang jelek
dibuang dilokasi pembuangan hasil pembersihan atau ditempat yang ditentukan Direksi.
Yang dimaksud adalah penimbunan tanah untuk tanggul atau alur saluran, badan jalan,
saluran drainase, dan tanggul untuk konstruksi lainnya dimana timbunan harus ditempatkan
pada garis-garis dan propil-propil yang ditunjukkan pada gambar bestek atau berdasarkan
perintah Direksi sesuai spesifikasi.
Tanah bahan timbunan harus tanah yang baik dapat diangkut dari hasil galian untuk saluran
maupun tanah yang didatangkan dari luar lokasi pekerjaan dan harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum digunakan.
Penghamparan tanah harus dilaksanakan lapis demi lapis dan dipadatkan sebagaimana
ditentukan dan atau sesuai persetujuan Direksi.
Kerusakan pada bangunan-bangunan yang ada, yang diakibatkan oleh cara kerja
Kontraktor dalam melakukan pekerjaan timbunan, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
SU & T- 5
Sebelum memulai pekerjaan timbunan, Kontraktor harus menyerahkan laporan tertulis pada
Direksi, untuk memperoleh persetujuan tentang cara kerja penimbunan yang meliputi alatalat pemadat yang akan digunakan, cara-cara untuk mengatur kadar air, dan kondisi bahan
timbunan yang akan digunakan.
Apabila volume tanah dan hasil galian saluran tidak mencukupi untuk bahan timbunan,
maka Kontraktor harus mendatangkan dari luar lokasi pekerjaan
Penggalian tanah diluar daerah lokasi yang letaknya sepanjang jalur saluran harus berjarak
minimal 20 m dari kaki tanggul.
4.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan Timbunan
-
Dalam kolamkolam dan rawa yang direncanakan pada gambar-gambar atau perintah
Direksi, timbunan dapat dilakukan dengan cara penumpukan ujung ( end tripping ) untuk
membentuk pondasi tanggul.
Bilamana suatu tanggul yang sudah ada akan diperlebar atau ditinggikan, atau keduanya
atau tanggul ditempatkan pada daerah lereng tanah tanggul yang akan diperlebar atau
dipertinggi harus dibuat bertangga atau parit seperti yang ditujukan dalam gambar atau
diperintahkan Direksi dan permukaan tanah timbunan harus dijaga tetap kering.
Penghamparan tanah timbunan harus dilakukan lapis demi lapis horizontal merata dengan
tidak lebih dari 20 cm lebar selebar tanggul, agar setelah dipadatkan ketebalan dan
kepadatannya merata.
Tanah basah dari hasil galian saluran yang dizinkan oleh Direksi untuk digunakan sebagai
bahan timbunan terlebih dahulu harus dikeringkan sampai mencapai kadar air tertentu yang
disetujui oleh Direksi sebelum dipadatkan.
Tanah bahan timbunan yang terlalu kering harus dibasahi dengan cara memercikan air pada
saat penghamparan sampai mencapai kadar air tertentu yang disetujui oleh Direksi sebelum
dipadatkan.
Untuk pemadatan tanah timbunan pada saluran tersier atau pada perbaikan tanggul saluran
sekunder atau pada pekerjaan timbunan tanah untuk saluran dengan tinggi tidak lebih dari
3,00 m dapat digunakan alat pemadat Tampers tangan bermesin juga alat pemada alat tidak
bermesin (Timbris) berat timbris tidak lebih 5 Kg dengan tinggi jatuh penumbuk adalah 30
cm sebanyak 5 kali tumbukan pada satu titik atau sampai dinyatakan padat oleh Direksi.
Timbris atau tampers tangan tak bermesin dibuat dari besi atau beton dan penggunaan
kayu atau pohon kelapa tidak diizinkan serta metoda pemadatan harus mendapat
persetujuan Direksi.
SU & T- 6
Pemadatan tanah timbunan untuk tanggul saluran atau perbaikan saluran dan tanggul
lainnya dengan tinggi timbunan lebih dari 1,50 m dan lebar rata-rata lebih besar dari 3.00 m,
serta volume pekerjaan timbunan sangat banyak yang apabila dilaksanakan secara manual
memerlukan waktu lama maka pelaksanaannya harus menggunakan alat berat pemadat
mekanis (tamper roller mekanis ) yang apabila kondisi tanah timbunan dan atas perintah
Direksi tamper roller harus dilengkapI vibrator.
Metode pelaksanaan pemadatan tanah timbunan dengan alat berat pemadat mekanis harus
mendapat persetujuan Direksi.
5.
Pengukuran untuk pembayaaran pekerjaan tanah hanya pada batas-batas bentuk dan
ukuran yang dalam gambar purna laksana (Asbuillt Drawing) dengan ukuran satuan meter
dengan kubik (m3) yang memenuhi spefikasi teknik.
Dalam harga satuan pekerjaan timbunan dengan menggunakan tanah dari hasil galian
saluran yang diperhitungkan adalah kegiatan penghamparan dan pemadataan.
Untuk harga satuan pekerjaan timbunan tanah dengan menggunakan tanah dari luar lokasi
pekerjaan (borrow area) harus sudah memperhitungkan pengadaan tanah bahan timbunan
(dapat diusahakan sendiri atau membeli dari pihak ketiga), penghamparan dan pemadatan.
Tidak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan timbunan yang dibuat oleh kontraktor
untuk tujuan dan alasan memudahkan kontraktor bekerja dan perbaikan kembali hasil
pekerjaan timbunan yang rusak akibat operasi kontraktor.
Kotak pengaduk dari bahan tebal 3.0 cm yang ukurannya cukup untuk pembuatan adukan
oleh satu orang pekerja (misalnya ukuran 60 cm X 100 cm, tebal 20 cm).
Kotak-kotak takaran pasir dan semen dengan ukuran sama dalam jumlah yang
secukupnya sesuai perbandingan kebutuhan semen dan pasir untuk adukan perekat
pasangan batu.
SU & T- 8
Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konsrtruksi yang akan dibangun. Pasir
dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya ).
Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk
dan pengangkutan adukan kelokasi bangunan.
Drum air ditempatkan didekat kotak pengaduk kotakkotak takaran disiapkan secukupnya
dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkutan adukan dan ember disiapkan dekat
kotak adukan kearah kontruksi yang akan dibangun.
5.3.3 Pelaksanaan Kotak Adukkan
Adukan dibuat dengan perbandingan 1 bagian semen dan 4 bagian pasir (1 Pc : 4 Ps) dengan
urutanurutan pekerjaan dan ketentuan sebagai berikut :
-
Masukkan dan ratakan 2 takar pasir dalam kotak pengaduk, disusul 1 takar semen dan 2
takar pasir berikutnya.
Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul sampai rata (homogen) .
Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk terus sampai diperoleh adukan homogen.
Adukan sudah baik apabila sudah terlihat lengket dan tidak terurai saat dituang serta tidak
ada yang tersisa diplat cangkul saat dituang tidak terlalu kering, sehingga mudah
digunakan.
Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design bangunan. Dalam
kotak dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 5 - 10 cm sebagai lantai kerja.
Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur ) dan minta persetujuan
Direksi bila telah selesai gambar kontrak.
Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta
basahi dengan air agar ikatannya dengan adukannya menjadi kuat.
Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm,
kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 -3 cm (tidak bersinggungan)
pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.
Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan menggunakan
sendok adukan.
- Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada dinding penahan, sayap
bendung dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa bagian
dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu.
SU & T- 9
Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak tertentu sesuai
gambar kontrak. Baris pipa suling berikutnya (diatasnya) dipasang berselang-seling arah
vertikal.
Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik agar pasangan yang masih
baru tersebut tidak rusak karena air hujan.
Sulingsuling resapan
6.1 Umum
Bahan utama dari suling-suling resapan adalah ijuk untuk filter, pipa PVC dengan diameter 2 atau 5
cm atau bahan lain apabila ada persyaratan khusus.
Cara pemasangan suling-suling sesuai dengan yang telah diuraikan pada syarat-sayrat pasangan
batu ( 5.3.4).
6.2 Pengukuran dan Pembayaran
Apabila pekerjaan suling-suling resapan merupakan mata pembayaran sendiri, maka harga satuannya
meliputi pengadaan dan pemasangan bahan-bahan suling termasuk pengadaan dan pemasangan
bahan untuk filter serta satuan volumenya dihitung permeter (m) terpasang lengkap dengan filternya,
keculai apabila tidak merupakan mata pembayaran sendiri, maka biayanya termasuk didalam harga
satuan pekerjaan pasangan batu.
7.
Pekerjaan Plesteran
7.1 Umum
Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar design/kontrak harus di plester. Plesteran
dibuat dari campuran 1 bagian semen dan tiga bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan
ketentuan dalam gambar kontrak.
SU & T- 10
Tebal plesteran dibuat 2 - 3 cm dari permukaan batu, sebelum plesteran dipasang diantara batu-batu
harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan batu.
Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara
pasangan dan plesteran.
7.2 Pengukuran dan pembayaran
Volume pekerjaan plasteran untuk pembayaran diukur dalam meter persegi (m 2) dan luas plesteran
sesuai dalam kontrak yang dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi atau pengawas.
8.
Pekerjaan Siaran
8.1 Umum
Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat, sesuai kontrak atau petunjuk Direksi harus disiar.
Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan
ketentuan dalam gambar. Sebelum siaran dipasang adukan pasangan diantara batubatu halus
dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar timbul, dan
2 - 3 cm untuk jenis siar tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi
ikatan yang kuat antara pasangan siaran.
8.2 Pengukuran dan pembayaran
Volume pekerjaan plesteran untuk pembayaran diukur dalam meter persegi ( m 2 ) dari luas siaran
sesuai gambar dalam kontrak atau yang dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi/pengawas.
9.
Pemotongan dan pembengkokan tulangan mengikuti daftar yang dibuat terlebih dahulu
berdasarkan gambar kerja yang sudah disetujui oleh Direksi. Pembengkokan tulangan harus
dilakukan diatas meja pembengkok dengan menggunakan kunci penekuk yang cocok dengan
tiap ukuran besi tulangan serta harus mengikuti aturan dan pemasangan/penyusunan harus
sesuai dengan gambar desain/kontrak.
Tekukan besi, tidak boleh retak dan apabila pada saat pembengkokan terjadi keretakan pada
tekukan maka besi harus diganti.
Sambungan besi/overlap ujung sambungan besi harus paling sedikit 40 x besi (empat puluh
kali diameter besi ).
Selama pemotongan, pembengkokan, serta perangkaian dan besi tulangan yang telah
disusun/dipasang sebelum pengecoran harus terlindung dari pengaruh cuaca sampai saat
pengecoran.
9.2.3 Pengukuran dan Pembayaran
Apabila harga satuan pembesian tulangan beton dihitung dan dibayarkan tersendiri maka
didalamnya meliputi kegiatan, pengadaan, pembengkokan, pemasangan/penyusunan besi, dan
satuan volumenya dihitung dibayarkan setiap saat (kg) pembesian tulangan beton.
9. 3 Bahan Untuk Adukan Beton
9.3.1 Semen yang harus digunakan adalah semen untuk adukan beton harus buatan dalam negeri
yang sesuai dengan Standar Industri Indonesia SNL 8.
Penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan antara lain paling sedikit 30 cm diatas lantai
gudang, tinggi tumpukan maksimum setinggi 1,50 m, dan harus terlindung dari pegaruh cuaca.
Tanggal pembelian harus dicatat, semen yang telah 40 hari sejak pembelian tidak boleh
digunakan.
Direksi pekerjaan berwenang menolak semen yang telah kadaluarsa/ bergumpal.
9.3.2 Pasir Untuk Beton
Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam yang diambil dari sungai atau sumber
lain yang telah disetujui oleh Direksi. Tempat penimbunan/penyimpanan harus bersih dari
sampah organik, sampah kimia, bebas dari banjir. Serta tidak terkontaminasi dengan bahan
lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan beton.
9.3.3 Kerikil Untuk Beton
Kerikil untuk bahan adukan beton harus didapat dari sumber-sumber yang telah disetujui oleh
Direksi, dan disyaratkan harus bersih, bebas dari partikel lunak, bahan-bahan kimia, bahan
bahan organik dan tidak mengandung lumpur atau bahan lainnya yang dapat menurunkan mutu
beton.
9.3.4 Air Untuk Beton
Air yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jernih, bebas dari lumpur, bebas dari bahan
kimia, asam minyak garam serta bahan lain yang akan menurunkan mutu pasangan beton.
Air yang akan digunakan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi.
9.4 Adukan Beton
SU & T- 12
Adukan beton dibuat dalam kotak pengadukan, diaduk dengan cangkul, atau menggunakan alat
pengaduk beton yang diputar dengan tenaga manusia atau dengan diesel. Perbandingan volume
semen, pasir dan kerikil ditakar dengan kotak-kotak dari kayu yang berukuran sama. Pengaduakan
harus sampaisampai homogen. Dalam waktu paling lama 1 jam, adukan harus dicor.
9.5 Pengecoran
Sebelum pengecoran, cetakan dan tulangan harus dibersihkan dulu. Pengecoran boleh dilaksanakan
setelah memperoleh izin Direksi.
9.6 Perawatan Beton Setelah Pengecoran
Setelah pengecoran beton harus dirawat sampai beton menjadi keras total (umur 28 hari).
Kelembaban dan tempratur beton harus dijaga dan jangan sampai melampaui 250 C dengan cara
menutup permukaan beton dengan karung yang dibasahi, atau disiram selama sekurang-kurangnya
14 hari.
10.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bronjong meliputi pekerjaan pekerjaan : penyediaan, pengangkutan dan pemasangan
kawat bronjong yang diisi dengan batu seperti ditunjukkan dalam gambar rencana
10.2
Bahan / Material
Kawat bronjong terbuat dari kawat galvanizer yang mempunyai fleksibelitas yang tinggi sesuai
spesifikasi SII No. 0381 - 08, dianyam dengan menggunakan mesin penganyam, anyaman dibuat
dengan cara melilitkan 2 batang kawat sebanyak 3 lilitan membentuk segi enam.
Sambungan sambungan antara bronjong maupun sekat sekatnya harus diikat dengan kawat
mutu yang sama berdiameter 2,20 mm. Bronjong ditempatkan pada filter dari geotextile atau ijuk
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Batu isian dipergunakan batu yang keras,
tahan lama, tidak rusak oleh air dan cuaca dan bukan merupakan batu belah/pecah dengan berat
jenis tidak kurang dari 2,4. Ukuran batu rata rata tidak boleh lebih kecil dari 16 cm, dengan
ukuran batu minimum tidak boleh lebih kecil dari 13 cm. Ukuran batu rata rata berbentuk sama
yang dapat ditahan oleh jaringan bronjong.
10.3
Pengerjaan bronjong harus hati hati untuk mencegah kerusakan saringan. Selama batu diisikan,
bronjong di tegangkan sampai bentuk yang diinginkan. Pengisian mulai dari bagian yang paling
bawah, sekat sekat supaya diletakkan dalam keadaan kosong, diisi dengan batu sampai penuh
dan kemudian ditutup. Semua bagian tepi dari bronjong dan matras termasuk panel dan sekat
harus terikat rapat pada kawat sisi secara mekanikal, hal ini untuk menjaga tidak terlepasnya
anyaman, diameter kawat pengikat yang menghubungkan antara sisi panel untuk perakitan,
pemasangan, matras berdiameter 2,20 mm.
Batu harus diletakkan di dalam bronjong dengan hati hati untuk mencegah rusaknya kawat.
Setiap bronjong akan dihubungkan dengan ikatan yang didekatnya. Sambungan - sambungan
vertical antara bronjong bronjong yang ditempatkan pada setiap dua lapisan akan disusun bergilir
seperti ditunjukkan dalam gambar.
10.4
10.5
Pengukuran untuk pembayaran bronjong akan dilakukan berdasarkan volume bronjong dalam
m3 yang dihitung dari gambar pelaksanaan.
b.
Pembayaran bronjong berdasarkan atas harga satuan per meter kubik (m 3) seperti yang
tercantum dalam penawaran.
11.
Pekerjaan Rip-rap
11.1
11.2
Umum
SU & T- 14
Pasangan batu kosong harus terdiri dari batu belah dan batu pecah yang ditempatkan pada lapisan
dasar sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang lebih jauh detailnya tercantum dalam
gambar atau petunjuk Direksi.
Semua batu belah, batu pecah dan lapisan dasar yang dipakai untuk pasangan batu kosong yang
ditentukan dalam persyaratan ini harus disediakan oleh Pemborong sesuai dengan ketentuan
tentang batu, kerikil dan lapisan dasar.
Berat batu yang dipakai antara 10 30 Kg dan tidak kurang dari 50% harus mempunyai berat
diatas 20 Kg. Batu harus dibelah sedikitnya pada satu sisi sehingga didapat bentuk yang relatif
seperti kubus.
Kontraktor harus menyediakan dan menempatkan pasangan batu kosong pada garis ketinggian
dan ketebalan seperti yang terlihat pada gambar atau menurut petunjuk Direksi. Untuk bangunan
dengan lebar aliran lebih dari 1,5 m, pasangan batu kosong tersebut dibuat paling tidak 2 m kearah
hulu dan 3 m kearah hilir bangunan. Untuk lebar aliran kurang dari 1,5 m pemasangan sesuai
dengan petunjuk Direksi.
Batu yang digunakan harus keras, padat, dan tahan lama. Batu hasil galian dan batu kali dapat
digunakan untuk pasangan batu kosong. Lokasi sumber material batu harus disetujui Direksi.
Ukuran batu kosong tidak boleh kurang dari 20 cm dan tidak boleh lebih besar dari 30 cm. Kecuali
ditetapkan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi.
Sebelum memasang batu kosong, lapisan pasir bergradasi baik harus dibuat terlebih dahulu
sebagai dasar pasangan batu kosong kemudian dapat dituangkan diatas lapisan pasir tersebut
diatas.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pasangan batu kosong tersebut dibuat berdasarkan
volume yang dilaksanakan sesuai gambar mengikuti petunjuk Direksi.
Pembayaran untuk pasangan batu kosong tersebut dibuat berdasarkan harga satuan per meter
kubik pada Daftar Kuantitas dan harga yang mencakup semua biaya pengadaan, pengangkutan
dan pemasangan batu kosong atau boulder termasuk biaya penyediaan lapisan pasir.
11.3.
Pemasangan
Pasangan batu kosong harus dibuat pada pondasi yang kuat dan pada garis dan arah yang
tercantum dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi. Lubang-lubang pada pondasi harus diisi
oleh bahan yang baik dan dipadatkan lapis per lapis setebal 15 cm. Bila pondasinya telah disetujui
oleh Direksi, maka lapisan dasar berupa lapisan saringan pasir setebal 7,5 cm dan lapis saringan
kerikil diatasnya setebal 12,5 cm atau seperti tercantum dalam gambar, harus dibuat. Bahan
saringan pasir dan kerikil harus menurut spesifikasi teknik. Lapisan dasar harus diletakkan dengan
tebal yang sama dan cukup rata, meskipun demikian menjadi pondasi yang kuat untuk
pemasangan batu belah dan batu pecah.
Batu belah dan batu pecah yang dipakai dalam pasangan batu kosong harus diletakkan pada
lapisan dasar dengan cara sedemikian rupa sehingga pasangan batu kosong yang selesai
dikerjakan menjadi stabil dan tidak akan longsor. Rongga besar yang terbuka diantara batu pecah
harus dihindari. Harus diusahakan agar semua batu belah dapat dijamin dan dipasang dengan baik
pada bidang yang datar. Batu belah harus diletakkan demikian rupa sehingga tidak menonjol diatas
garis yang dicantumkan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi. Semua celah dalam
pasangan batu kosong harus diisi (dikunci) dengan batu pecah yang baik. Banyaknya batu pecah
SU & T- 15
yang dipakai tidak boleh melebihi volume yang dibutuhkan untuk mengisi rongga diantara batu
belah.
Lapisan ijuk diatas pondasi dapat dipakai sebagai lapisan dasar sesuai dengan persyaratan atau
menurut petunjuk Direksi.
Lapisan penutup harus dibuat pada bagian atas pasangan batu kosong dengan kemiringan yang
layak sehingga dapat memperkuat lapisan atas pasangan batu kosong. Lapisan penutup harus
terdiri dari batu pelat pilihan yang lebar diletakkan pada jalur dan arah yang sesuai dengan gambar
atau menurut petunjuk Direksi.
Kelebihan / tambahan pada tepi pasangan batu kosong yang horizontal dibuat selebar 30 cm dari
batu-batu yang terpilih.
11.4
12.
12.2 Pemugaran
Bila diperintahkan permukaan dari pasangan lama harus disiar kembali, bidang sambungan antara
batu harus digaruk dengan kedalaman sekurang-kurangnya 2 cm dan disiar kembali dengan adukan
1 Pc : 2 Ps.
SU & T- 16
Pasangan batu akan disambung kepasangan batu yang telah ada, permukaan dari pasangan batu
yang telah ada harus seluruhnya dibersihkan, dan sambungan-sambungannya digaruk sampai
kedalaman paling sedikt 20 mm.
12.8
13.
Pekerjaan Besi
13.1 Ruang Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi ini meliputi penyediaan bahan, pembuatan, pengangkutan dan pemasangan semua
pekerjaan besi dilapangan untuk konstruksi dan pintu air.
13.2 Gambar Detail
Pemborong harus membuat gambar detail semua pekerjaan besi untuk konstruksi dan pintu air
sesuai dengan kebutuhan yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi yang termasuk dalam
dokumen lelang.
SU & T- 17
Pemborong harus menyerahkan gambar detail dan gambar rencana untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi sebelum pembuatannya dimulai. Gambar detail atau gambar kerja harus diberi
keterangan yang lengkap untuk pembuatan komponen-komponen dari konstruksi dan harus
dipersiapkan lebih dahulu sebelum benar-benar dibuat. Mereka harus membedakan antara paku
keling bengkel dan paku keling lapangan, baut dan las. Pada gambar rencana dan gambar kerja
harus diberi keterangan tentang sambungan yang/dari padanya penting untuk mengawasi urutan dan
cara pengelasan dengan baik untuk menghindari penyimpangan.
13.3 Pengawasan
Direksi atau pengawas akan mengawasi setiap pekerjaan sesuai dengan spesifikasi ini. Pengawas
tidak akan mengizinkan Pemborong atau pelaksana harus selalu memperbolehkan Direksi atau
pengawas memasuki tempat pekerjaan dan harus memberi semua bantuan yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pengawasan.
13.4 Peilskal Logam
Peilskal dibuat dari plat baja lunak setebal 2 mm dan dibungkus dengan lapisan email, memotong,
melubangi atau membengkokkan plat yang sudah dilapisi email tidak diperbolehkan.
13.5 Perawatan Bahan
Semua bahan yang disediakan harus dalam keadaan baik dan diberi tanda khusus untuk
memudahkan pemeriksaan dan harus digunakan sesuai dengan spesifikasi.
Semua bahan harus dirawat dengan baik dan disimpan pada tempat yang kering sampai saat
pemakaiannya.
13.6 Pembuatan
Toleransi, Pemotongan, Pemboran dan Mesin.
Semua ukuran harus berada dalam batas toleransi, sebagaimana tercantum dalam gambar.
Pemotongan harus dilakukan dengan mesin, gergaji atau dengan api oxyacetylene. Ujung
pemotongan dengan api, semua keraknya harus dibuang. Semua sudut luar harus bersih, persegi
dan halus. Sudut dalam harus dibulatkan dan bersih. Semua lubang harus dibor bersih dan serpihan
total dan butiran kasarnya dibuang. Diameter lubang untuk baut harus 2 mm lebih besar dari pada
diameter bautnya. Pemakaian mesin harus dilakukan dengan cara yang modern untuk menghasilkan
permukaan akhir yang baik.
13.7 Lapisan Pelindung
Semua komponen harus dibersihkan dan dicat sesuai dengan Bab 14.2 Pekerjaan Pengecetan
Logam.
13.8 Pengangkutan dan Perawatan
Semua komponen konstruksi harus diberi tanda. Mur, baut, sekrup dan pin harus dibungkus sesuai
mempunyai daftar bungkusan komponen-komponennya yang lengkap. Pemborong harus
menyediakan peralatan yang lengkap dan baik untuk mengangkat komponen-komponen tersebut
untuk pemuatan, pembongkaran dan penyetelan dilapangan. Tindakan pencegahan harus diambil
untuk menghindari pemuntiran, pelengkungan atau jatuhnya komponen.
Setelah sampai dilapangan pekerjaan, Direksi dan pengawas harus diberitahu. Bila komponenkomponennya yang terlewat atau rusak harus diberitahukan kepada Direksi.
SU & T- 18
70 ft lbs
5/6
40 ft lbs
Pekerjaan Pintu
14.1 Bahan bahan dan Mutu Pekerjaan
a. Spesifikasi Standart
Kecuali ditentukan lain semua bahan bahan dan mutu pekerjaan harus memenuhi persyaratan
dari Standart Nasional Indonesia. Semua bahan bahan yang termasuk dalam spesifikasi diatas
haruslah bahan bermutu kelas I.
b. Penyediaan Pintu Air
Dimensi dari pintu pintu air yang diperlukan ditunjukkan dalam gambar pemborongan. Untuk
pintu pintu besi dipakai type standart Barata sebagaimana ditunjukkan pada gambar gambar
Standart Pintu Air sebagaimana ikhtisar pada tabel berikut :
No
Spesifikasi
Kode Bangunan
Slide Gate/Bendung
Tinggi Frem
Frem
Ulir
Roda Gigi
Daun Pintu
1.5000
1.500
5.000
UNP 12
50 m/m
3 Stel
8 mm
100
1.000
4.000
UNP 12
50 m/m
1 Stel
8 mm
SU & T- 19
Pintu pintu air direncanakan, dihasilkan dan dipersiapkan untuk diserahkan, hanya oleh suatu
pabrik pembuatan pintu pintu air.
Pembuatan dan penyediaan pintu pintu dilaksanakan atas dasar pemesanan oleh Pemborong
yang harus bertanggung jawab atas pemesanan dan administrasinya.
Pemborong harus memberikan kepada PPK, copy dari semua surat menyurat yang menyangkut
pemesanan tersebut. Rencana standart standart dari mutu pekerjaan harus benar benar
sesuai dengan spesifikasi untuk pintu pintu air disediakan oleh Kontraktor.
c. Rencana, perhitungan dan gambar - gambar
Gambar gambar kontrak menunjukkan type type dari konstruksi besi atau pintu pintu yang
dilengkapi dengan ukuran ukuran utamanya.
Kontraktor harus membuat rencana dari konstruksi pintu pintu dan menyerahkan perhitungan
perhitungan detail dan gambar gambar pembuatan kepada PPK, juga dari semua peralatan
yang akan disediakan, sebelum pembuatan oleh pabrik dimulai.
d. Pengelasan
Semua pengelasan harus pengelasan busur nyala logam yang bersinggungan terus, dan
kontraktor harus menyediakan contoh contoh untuk pemeriksaan atau pengujian, sesuai
spesifikasi, bila diperlukan oleh PPK.
digunakan berdasarkan anjuran pabrik untuk pengecatan pada lokasi khusus. Kualitas cat dan bahan
lainnya harus mendapat persetujuan PPK.
Cat dasar harus dengan warna khusus yang disetujui PPK. Setiap pengecatan harus dilakukan pada
permukaan yang bersih dan kering pada kelembaban dan suhu udara tertentu dimana penguapan
pada permukaan yang dicat lebih besar dari pengembunan.
Permukaan yang telah dibersihkan atau dipersiapkan harus segera dicat dasar secukupnya, bila
perlu mengasarkan permukaan yang telah disiapkan lebih dahulu.
Tidak boleh dilakukan pengecatan pada permukaan yang terlalu panas bila cat yang digunakan dari
jenis yang boleh kena panas. Agar permukaan yang dicat tetap dingin harus dikerjakan ditempat
teduh dan dilindungi dari panas yang berlebihan hingga cukup kering, agar tidak retak atau melepuh.
Pekerjaan kayu dan logam yang dicat harus diampelas secara hati hati, dengan cara yang sama
pada setiap akan melapisi cat berikutnya. Setelah 24 jam lewat dilakukan pelapisan cat berikutnya,
atau cara lain yang ditentukan secara khusus oleh pabriknya. Untuk penyempurnaan pengecatan
Kontraktor harus menghilangkan bintik bintik cat dan harus melakukan perbaikan atau pengecatan
ulang atas pekerjaan yang tidak sempurna. Pengecatan permukaan bagian luar (diluar) harus
dilindungi dari pengaruh cuaca sampai cat tersebut benar benar kering dan mengeras.
Pekerjaan kayu yang akan dicat harus diampelas dengan ampelas kayu, dilicinkan dan dimeni.
Semua lubang, retakkan dan celah celah harus ditutup lebih dahulu dengan dempul. Setiap
sambungan kayu harus dicat dasar sebelum dirakit. Setelah pendempulan, seluruh pekerjaan kayu
harus dicat dasar kemudian dilanjutkan dengan cat akhir sesuai petunjuk PPK.
Harga pengecatan kayu sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan kayu seperti yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan harga.
Pengecatan besi dan pekerjaan logam, kecuali pintu pintu air dan pelengkapnya khusus di dalam
Sub Bab E diatas, harus dilakukan mengikuti prosedur sebagai berikut, tergantung dari letaknya :
a.
b.
14.3 Pemasangan
Sebelum pemasangan PPK berhak atas pemeriksaan pintu sebagai berikut :
-
Pemeriksaan ukuran untuk penyesuaian dengan gambar gambar yang sudah disetujui
Pemeriksaan las dan pengujiannya
Pemeriksaan terhadap pekerjaan pengecatan
Pembayaran atas pekerjaan pintu air, bila telah terpasang sesuai gambar dan telah diperiksa dan
disetujui PPK Pembayaran dilakukan atas jumlah unit terpasang dengan harga satuan per unit
seperti yang tercantum dalam Bill of Quantities.
15.
SU & T- 22
Seperti tercantum pada gambar, Kontraktor harus melaksanakan sesuai dengan rencana lengkap
seperti yang ditunjukkan gambar-gambar detail.
Pintu-pintu yang telah selesai dibuat, sebelum diangkut ke tempat pemasangan, harus terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi.
Pintu-pintu pengatur harus dibuat sesuai dengan gambar dan harus mudah/lancar digerakkan turun
naik pada kerangkanya. Lebar pintu harus tepat dan ukurannya sesuai dengan gambar.
Kerangka tiang-tiang pintu kayu, pada hubungannya dengan beton harus diangker atau dengan cara
lain yang disetujui Direksi. Ukuran lubang-lubang sambungan harus sesuai sehingga kerangka tiangtiang pintu dapat terpasang dan dapat dilepas tanpa susah payah.
Kerangka tiang baja tidak harus dihubungkan dengan bagian dari bangunan-bangunan beton.
Alur untuk bagian-bagian kerangka tiang harus disiapkan dan kerangka tiang harus dipasang dengan
teliti dan tepat pada alurnya serta telah betul-betul diperiksa dan harus terpasang dengan kuat/kaku.
Besi pengikat dan besi pengangkut dan pintu, harus dipasang sesuai dengan rencana gambar. Besi
pengangkut daun pintu dan ulirnya harus diberi pelumas sesudah dipasang.
15.5 Pengukuran dan Pembayaran
Semua pekerjaan dibayar dengan harga satuan yaitu harga bahan, pembuatan, pengangkutan dsb.
Sesuai dengan spesifikasi.
15.6 Nomenklatur / Papan Nama Bangunan
Kontraktor harus memasang nomenklatur pada bendung dan pada setiap bangunan dengan ukuran,
isi keterangan dan letak pada bangunan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Papan nama dibuat dari marmar dengan penulisan standar sebagai ditetapkan Direksi dan harus
ditempatkan pada dinding tegak atau miring pada bagunan pada sisi diseberang jalan inspeksi atau
menurut Direksi. Huruf-huruf harus mudah dibaca dan dilihat.
Pengukuran untuk pembayaran pembuatan, pengangkutan dan pemasangan papan nama dibuat
berdasarkan jumlah yang terpasang pada bangunan. Pembayaran pekerjaan dibuat berdasarkan
harga satuan perbuah dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
SU & T- 23