LP Willms Tumor Nadif
LP Willms Tumor Nadif
WILLMS TUMOR
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners
Departemen Pediatrik di Ruang 7B RS Dr. Saiful Anwar Malang
Oleh:
Nadifatus Susana
140070300011197
TUMOR WILLMS
1. Definisi
Berikut beberapa definisi tumor willms :
Tumor Wilms merupakan tumor ginjal yang diperkenalkan pertama kali oleh
seorang ahli bedah Jerman, Carl Max Wilms abad 19 dalam suatu studi
penyakit Tumor Wilms merupakan keganasan genitourianaria paling sering
terjadi pada anak-anak neoplasma embrional trifase yang merupakan hasil
proliferasi dari blastema, stroma dan epithelium. Tumor ini merupakan 8%
keganasan pada anak-anak dan menduduki peringkat kelima dari tumor pada
anak-anak
setelah
tumor
pada
sentral
nervus
sistem,
limfoma,
neuroblastoma dan soft tissue sarcoma. Namun, tumor ini adalah salah satu
kanker penyebab utama kematian pada anak (Sharer Patrics D, Yudith WA.
2010).
Tumor Wilms yang adalah tumor embrional yang berasal dari jaringan
embrionik ginjal yang timbul dalam parenkim ginjal dan merupakan sisa-sisa
blastoma nefrogen (metanephros), biasanya sebagai fokus tunggal atau
kadang-kadang
lebih
ini dikelilingi
oleh
jaringan
pseudokapsul dan menekan sisa parenkim ginjal normal. Wilms tumor dapat
menembus kapsula renalis dan menyebar ke kelenjar retroperitoneal dan
jaringan sekitarnya (hepar atau diafragma). Dapat pula menyebar melalui
vena renalis ke vena cava inferior kemudian ke atrium kanan. Dalam ginjal
menyebar ke pelvis renis dan jaringan ke ureter dan buli-buli (vesica urinaria).
Metastase jauh adalah ke paru-paru, hati, otak, dan organ lain (Price SA.
2007).
Tumor wilms adalah tumor padat intraabdomen yang paling sering dijumpai
pada anak. Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal, biasanya
muncul sebagai massa asimtomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor
sering ditemukan saat orang tua memandikan atau mengenakan baju
anaknya atau saat dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak yang
tampak sehat. Tumor ini sering timbul pada usia antara 1 dan 3 tahun.
Insiden tumor wilms adalah 1 dalam 250.000, dan biasanya unilateral.
Walaupun dapat timbul di kedua ginjal (bilateral) (Nelson WE. 2008).
Tumor Wilms adalah tumor ganas embrional ginjal yang berasal dari
metanefros. Nama lain tumor ini adalah nefroblastoma atau embrioma renal.
Tumor ini pertama kali dilaporkan oleh Runce pada tahun 1814, tetapi nama
tumor "Wilms" berasal dari seorang ahli bedah (Max Wilms) yang
mengungkapkan gambaran klasik secara lengkap penyakit tersebut dalam
tahun 1899.
Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan
cepat, terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak
sebelum usia lima tahun (Kamus Kedokteran Dorland, 2006).
Pronephros
Menjelang masa gestasi 22 hari pada manusia, bagian pronephron terlihat
mengarah ke kranial dan mesoderm intermediate. Pada bagian ini, sel epitel
mengatur pertumbuhannya sendiri dalam serangkaian tubulus yang disebut
nefrotomes dan berhubungan ke lateral dengan ductus pronephric. Dimana
tidak mencapai bagian luar dari embrio.
Mesonephros
Setiap duktus pronepric tumbuh mengarah bagian belakang embrio danini
merangsang
pertumbuhan
mesoderm
intermediate
didalam
area
Metanephros
Selama lima minggu masa gestasi, ductus mesonephric berkembang menjadi
kantong ureter. Yang juga disebut mesonephrogenic diverticulum tumbuh ke
posterior dan mengarah kebagian atas dari embrio. Bagian kantong yang
Beberapa struktur yang masuk atau keluar dari ginjal melalui hilus adalah
arteri dan vena renalis, saraf, pembulih limfatik, dan ureter serta diliputi oleh suatu
kapsula fibrosa tipis. Ginjal mempunyai dua daerah yang berbeda yaitu korteks
dibagian luar dan medulla dibagian dalam. Medulla terbagi-bagi menjadi baji segitiga
yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut diselingi oleh bagian korteks yang
disebut kolumna Bertini. Piramid-piramid tersebut tampak bercorak karena tersusun
dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nephron. Papilla (apeks) dari
tiap pyramid membentuk duktus Bellini yang terbentuk dari persatuan bagian
terminal dari banyak duktus pengumpul. Setiap duktus papilaris masuk ke dalam
suatu perluasan ujung pelvis ginjal berbentuk seperti cawan yang disebut kaliks
minor. Beberapa kaliks mayor yang selanjutnya bersatu sehingga membentuk pelvis
ginjal. Pelvis ginjal merupakan reservoir utama system pengumpul ginjal. Ureter
menghubungkan pelvis ginjal dengan vesica urinaria. Dinding kaliks, pelvis dan
ureter mengandung otot polos yang dapat berkontraksi secara berirama dan
membantu mendorong urine melalui saluran kemih dengan gerakan peristaltic
(Purnomo BB. 2012).
Ginjal mendapat suplai darah dari arteri renalis yang berasal dari aorta
abdominalis setinggi vertebra lumbalis II. Aorta terletak di sebelah kiri garis tengah
sehingga arteri renalis kanan lebih panjang dari arteri renalis kiri. Vena renalis
menyalurkan darah dari masing-masing ginjal kedalam vena cava inferior yang
terletak di sebelah kanan dari garis tengah. Akibatnya vena renalis kiri kira-kira dua
kali lebih panjang dari vena renalis kanan. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus,
arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan di antara pyramid,
selanjutnya membentuk arteriola afferent. Masing-masing arteriol afferent akan
menyuplai darah ke rumpai-rumpai kapiler yang disebut glomerulus. Kapiler
glomeruli bersatu membentuk arteriol efferent yang kemudian bercabang-cabang
membentuk system jaringan portal yang mengelilingi tubulus dan kadang-kadang
disebut kapiler peritubuler. Sirkulasi ginjal tidak seperti biasa yang terbagi menjadi
dua bantalan kapiler yang terpisah, tapi bantalan glomerulus dan bantalan kapiler
peritubuler terbentuk menjadi rangkaian sehingga semua darah ginjal melewati
keduanya. Tekanan dalam bantalan kapiler pertama (tempat terjadinya filtrasi) adalah
lebih tinggi (40 hingga 50 mmHg), sedangkan tekanan dalam kapiler peritubular
(tempat reabsorbsi tubular kembali ke sirkulasi) adalah rendah (5 hingga 10 mmHg)
dan menyerupai kapiler di tempat lain dalam tubuh. Darah yang melewati jaringan
portal ini mengalir ke jaringan vena interlobular, arkuata, interlobar, dan vena ginjal
untuk mencapai vena cava inferior (Purnomo BB. 2012).
konsentrasi
dari
elektrolit-elektrolit
seperti
sodium
dan
potassium,
dan
Gambar 3,4 :
. tumor pada anak laki-laki 4 tahun-.
.
Wilms
A. Spesimen potongan besar mengungkapkan pseudocapsule dan septa
membagi permukaan tumor Wilms (W) dari ginjal (K).
4. B. Spesimen histologi menunjukkan "trifasik" pola stroma (S), blastemal (B), dan
(panah) tubular elemen.
Epidemiologi
Insidens tumor ini hampir sama di setiap negara, oleh karena tidak ada
perbedaan ras, yaitu sekitar 2-5 kasus per 1 juta penduduk. Dan sekitar 500
kasus baru dari tumor Wilms ditemukan tiap tahun di Amerika. Dari keseluruhan
kasus kanker pada anak 6% nya adalah tumor Wilms. Tumor Wilms paling sering
terjadi pada anak-anak dengan usia yang masih sangat muda dan jarang terjadi
pada anak-anak setelah umur 6 tahun. Puncaknya pada umur 2,5 sampai 3
tahun. Tumor wilms ditemukan sama banyak pada kedua jenis kelamin dan tidak
ada predileksi bangsa atau ras.Tumor Wilms bilateral mempunyai insiden 5-10%.
Tumor ini berkaitan dengan kelainan konginetal lainnya seperti anomali
genitourinarius, khususnya cryptorchidism (2,8% dari kasus) dan hypospadias
(1,8%). Tumor Wilms dapat ditemukan pada orang dewasa dengan representasi
0,5% dari semua tumor ginjal
5. Klasifikasi
1) Penyebaran tumor wilms menurut TNM sebagai berikut :
T
: Tumor primer
T1 : Unilateral permukaan ( termasuk ginjal ) < 80 cm
T2 : Unilateral permukaan > 80 cm
T3 : Unilateral ruptur sebelum penanganan
T4 : Bilateral
: Metastasis limfa
No : Tidak ditemukan metastasis
N1 : Ada metastasis limfa
M : Metastasis jauh
Mo : Tidak ditemukan
M+ : Ada metastasis jauh
2) The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi lima stadium tumor
Wilms, yaitu :
Stadium I : tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus
kapsul. Tumor ini dapat direseksi dengan lengkap.
Stadium II : Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam
jaringan ginjal dan sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis,
vena renalis dan kelenjar limfe para-aortal. Tumor masih dapat di reseksi
dengan lengkap.
Stadium III : Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum),
misalnya ke hepar, peritoneum, dll.
gambaran
histo-patologisnya
menunjukan
gabungan
dari
pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot polos, otot serat lintang,
tulang rawan dan tulang. Biasanya unilateral dan hanya 3-10% ditemukan
bilateral. Tumor bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke tulang
(Price SA. 2007).
Komponen klasik dari tumor Wilms terdiri dari tiga komponen yang tampak
pada diferensiasi ginjal normal: blastema, tubulus,dan stroma. Terdapat
gambaran yang heterogen dari proporsi komponen tersebut dan juga adanya
diferensiasi yang aberan, seperti jaringan lemak, otot lurik, kartilago, dan tulang.
Adanya gambaran komponen yang monofasik juga ditemukan. Tumor ginjal lain
yang ditemukan pada anak berupa mesoblastik nefroma, clear cell sarkoma, dan
renal rhabdoid tumor dapat membingungkan (Price SA. 2007).
Gambaran anaplasia merupakan indikator penting dalam prognosis tumor
Wilms. Gambaran anaplastik ditandai oleh pembesaran inti sel 2-3 kali lipat,
hiperkromatisasi, dan gambaran mitosis yang abnormal.
MK : Stress
Neoplasma
Depresi
Hemi Hipertrofi
Kakeksia
Menekan Jaringan
Gangguan Ginjal
MK : Kelebihan
volume cairan
Perut Membesar
Disfungsi
Kekurangan Nutrisi
MK : perubahan
Proses Keluarga
Lemah
MK : Intoleransi
aktivitas
BB turun
MK : Nyeri
MK: Perubahan
Nutrisi
MK: Resiko
Kekurangan
volume cairan
8. Manifestasi Klinik
Adanya massa dalam perut (tumor abdomen) perut membesar
Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks (terjadi pada 20%
kasus)
Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluhpembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi
jaringan yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri
kencing
Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya,
seperti aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan
retardasi mental
(Sharer Patrics D, Yudith WA, 2010).
9. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi massa di daerah abdomen
Ballottement
Palpasi massa intra abdominal : ukuran, letak massa, konsistensi, tepi atau
konfigurasi, permukaan pulsasi, fluktuasi, nyeri tekan, mobilitas serta
Radiografi
konvensional
abdomen. A.
menunjukkan
massa yang besar di sebelah kanan atas menggusur usus loop ke dalam
panggul dan seberang garis tengah (panah biru). B. perpindahan loop usus ke
bagian midabdomen oleh massa pada sayap bilateral.
X-ray thorax ini menunjukkan beberapa metastasis paru dari tumor Wilms
(panah merah menunjuk ke nodul yang sangat besar).
c. Ultrasonografi USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat
membedakan tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan
pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah
ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada
potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak
mengalami pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa
hiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus (Rasad
S, 2007).
d. CT-Scan memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor
Wilms. Ini meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya
menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan
tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal
yang lain. Pada gambar CT-Scan Tumor Wilms pada anak laki-laki usia 4
tahun dengan massa di abdomen (Rasad S, 2007).
CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri dan metastasis
hepar multiple.
CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasis
A
B
. yang besar yang timbul dari ginjal kanan (panah putih). Sekerat yang sedikit
.
pada ginjal kanan terlihat untuk menonjol (panah kuning). (B) Gambaran CT
scan aksial menunjukkan, tumor Wilms heterogen yang besar menggeser hati
pusat nekrotik tumor.
e. Magnetic resonance imaging (MRI) MRI dapat menunjukkan informasi
penting untuk menentukan perluasan tumor di dalam vena cava inferior
termasuk perluasan ke daerah intarkardial. Pada MRI tumor Wilms akan
10. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan
dengan komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan
kombinasi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini
dapat diharapkan hasil yang memuaskan. Jika secara klinis tumor masih berada
dalam stadium dini dan ginjal di sebelah kontra lateral normal, dilakukan
nefrektomi radikal.
Ukuran tumor pada saat datang menentukan cara pengobatan. masingmasing jenis ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah menyingkirkan
tumor dan memberikan kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai. Apabila tumor
besar maka pembedahan definitive mungkin harus di tunda sampai kemoterapi
atau radiasi selesai. Kemoterapi dapat memperkecil tumor dan memungkinkan
reaksi yang lebih akurat dan aman.
a. Farmakologi
1) Kemoterapi
Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obat
kemoterapi. Prinsip dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat
sitostatika yang berkhasiat sitotoksik tinggi terhadap sel ganas dan
mempunyai efek samping yang rendah terhadap sel yang normal.
Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah
didasarkan penelitian sekitar 16-32% dari tumor yang mudah ruptur.
Biasanya, jika diberikan prabedah selama 4 8 minggu. Jadi tujuan
pemberian terapi adalah untuk menurunkan resiko ruptur intraoperatif dan
mengecilkan massa tumor sehingga lebih midah direseksi total.
Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti efektif dalam
pengobatan tumor Wilms, yaitu Aktinomisin D, Vinkristin, Adriamisin,
Cisplatin dan siklofosfamid. Mekanisme kerja obat tersebut adalah
menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak terjadi
sebelumnya
c. Pola Aktivitas
Pola nutrisi dan metabolik :
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi
kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema
pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi
karena adanya depresi sistem imun. Adanya mual , muntah dan anoreksia
menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena
diekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus
yang tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria sampai
tonus.
Persepsi diri :
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah, edema, dan
perawatan yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti
semula
Hubungan peran :
Lingkungan perawatann yang baru dan kondisi penyakit yang kritis
Data data
Masalah Keperawatan
Data subjektif :
Anak mengatakan nyeri di daerah Nyeri akut
perutnya
Data objektif :
Anak
tampak
memegang
daerah perutnya
Tekanan darah 140/110 mmHg
Takikardi dan takipnea
Data subjektif :
Anak mengatakan tidak mau makan
Data objektif :
Terjadi penurunan berat badan
Makanan tidak di habiskan
Data subjektif :
Intoleransi aktivitas
Anak mengatakan lemas dan lelah
Data objektif :
Terbaring lemas di tempat tidur
Anak
kurang
bersemangat
dalam beraktivitas
Malaise
dengan
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Nyeri
Tujuan :
berhubungan
Pasien
tidak
dengan
efek
mengalami
nyeri
fisiologis
dari
nyeri
farmakologis
neoplasia
2. Lakukan
tehnik
pengurangan
non
3. Berikan
tindakan
selanjutnya
2. Sebagai
analgesik
tambahan
analgesik sesuai
24 jam
ketentuan
3. Mengurangi rasa
sakit
4. Berikan
obat
dengan
jadwal
preventif
5. Hindari
1. Menentukan
4. Untuk
mencegah
kambuhnya
aspirin
atau
senyawanya
nyeri
5. Karena
aspirin
meningkatkan
kecenderungan
pendarahan
Perubahan
Tujuan :
Nutrisi : Kurang
Dalam waktu x 24
output
dari Kebutuhan
jam,
secara akurat
berhubungan
dengan
terpenuhi
kebutuhan
makanan
tanda
perubahan
nutrisi : Anoreksi,
kebutuhan
Letargi,
metabolime,
hipoproteinemia.
protein
3. Beri
dan
4. Beri
intake.
2. Gangguan nutrisi
dapat terjadi
secara berlahan.
3. Diare sebagai
diet
yang
bergizi
penurunan
asupan nutrisi
bagi tubuh
peningkatan
kehilangan
1. Monitoring
reaksi oedema
intestine dapat
memperburuk
makanan
status nutrisi
4. Mencegah status
nutrisi menjadi
lebih buruk
5. Beri
suplemen
5. Membantu dalam
proses
metabolisme
Intoleransi
Tujuan :
1. Pertahankan
aktivitas
Setelah
berhubungan
perawatan
dengan
x 24 jam, pasien
kelelahan
dapat
dilakukan
selama
istirahat
dengan adekuat
1. Mengurangi
pengeluaran
terjadi edema
energi.
berat
2. Seimbangkan
istrahat dan
aktivitas bila
ambulasi
3. Intrusikan pada
anak untuk
istrahat bila anak
merasa lelah
DAFTAR PUSTAKA
2. Mengurangi
kelelahan
pasien
3. Untuk
menghemat
energy
pada