Anda di halaman 1dari 52

SPESIFIKASI JEMBATAN

1. PENDAHULUAN
Pada pelaksanaan jembatan diperlukan suatu panduan pelaksanaan atau acuan pelaksanaan yang
menjadi patokan bagi para pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya. Spesifikasi yang
merupakan bagian dari dokumen kontrak merupakan bagian yang sangat penting dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan.
Hubungan antara spesifikasi dengan pelaksanaan adalah sebagai berikut:

Bagian dalam dokumen kontrak


Memuat segala ketentuan teknik tentang pekerjaan yang harus dilaksanaan sesuai dengan
perjanjian dalam dokumen kontrak

Mengandung perintah dan larangan serta ketentuan teknik lainnya yang harus dilakukan,
dilaksanakan dan dipenuhi oleh pelaku jasa konstruksi

Bila tidak dicermati dan dilaksanakan sesuai dengan perintah maka akan berdampak
kesalahan dalam pelaksanaan atau kerugian pada saat menyusun

Analisa harga satuan

Menentukan kebutuhan jumlah dan komposisi peralatan

Perhitungan volume pekerjaan yang salah

Jadi, spesifikasi teknik dalam bidang pekerjaan struktur jembatan adalah dengan maksud:

Persyaratan teknis yang disusun oleh perencana untuk mencapai mutu bangunan sesuai
dengan yang diinginkan oleh Pemilik
Bagian dari perjanjian kerja antara Pemilik dan Pelaksana

Acuan pelaksana untuk menyusun strategi dalam penyusunan harga penawaran pada
proses tender

Acuan prosedur kerja untuk mewujudkan rencana perencana, pelaksana dan pengawas
untuk mencapai mutu, waktu pelaksanaan dan dana yang telah disepakati bersama dalam
perjanjian kontrak.

Acuan pokok pelaksana, memberikan batas-batas bagi usahanya yang kreatif untuk
melakukan penghematan sumber daya, pengehematan waktu pelaksanaan dan
meningkatkan keuntungan bagi pelaksana.

Sebagai seorang pelaksana, yaitu penyedia jasa dapat dikatakan wajib memahami spesifikasi
sebagi dokumen resmi kesepakatan bersama, mengerti bagian-bagian yang harus dicapai dan

dipatuhi, selalu mengusahakan cara-cara dan alternatif yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan pekerjaan tanpa menyalahi ketentuan yang tertera di dalam spesifikasi. Menyusun
usulan kesepakatan baru (change order) yang akan mendukung pekerjaan secara efektif dan
efisien.
Juga pelaksana harus dapat melakukan pekerjaan dengan pedoman spesifikasi atau dengan cara
lain yang lebih baik dan disepakati bersama. Pelaksana juga harus mempunyai visi mewujudkan
bangunan sesuai persyaratan minimum yang diminta oleh spesifikasi, namun selalu berusaha
untuk bekerja lebih capat, efektif dan efisien, mampu menghemat sumber daya dan berusaha
meningkatkan keuntungan dengan cara-cara yang sehat.
Pelaksana secara logik memang harus berpihak kepada kepentingan kontraktor apabila terjadi
perbedaan pendapat. Tetapi secara mutu tidak boleh diabaikan, karena mutu adalah sesuatu yang
harus dicapai. Definisi mutu dapat disebutkan sebagai berikut:

Kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan

Kecocokan dengan pemakaian

Bebas dari kerusakan/cacat

Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat

Sesuatu yang membahagiakan pelanggan

Spesifikasi Dan Budaya

Spesifikasi adalah budaya hukum, masyarakat kita umumnya masih belum menerima
hukum sebagai ukuran dan nilai kehidupan, karenanya sering timbul masalah yang sulit
dijelaskan dan diselesaikan
Seharusnya dimata hukum kedudukan pimpro sejajar dengan kontraktor, demikian juga
kedudukan pengawas, perencana dan pelaksana, kenyataannya tidak demikian

Atasan sering memberi petunjuk tersamar yang tidak dapat diikat secara hukum namun
diturut setara dengan hukum itu sendiri

Aturan/kesepakatan hanya dianggap sebagai proforma, yang berlaku adalah kebiasaan


yang penuh basa basi, rasa sungkan, kesopanan dan menjaga hubungan antar manusia,
rasa ketakutan kepada penguasa masih terasa kental megalahkan ketentuan bersifat legal.

Hubungan antar manusia (keluarga, pertemanan, rasa setia kawan) masih sangat sulit
untuk dikalahkan dengan kepatuhan terhadap hukum atau konsekwen dengan keputusan
yang telah diambil.

Beberapa Hal Yang Perlu Dihindari pada Spesifikasi adalah:

Pembayaran tumpang tindih : hasil kerja yang sudah dihitung dan dibayar di satu pasal
pembayaran dihitung kembali pada pembayaran lain.
Metoda disyaratkan, hasil akhir juga disyaratkan : menimbulkan rancu mana yang dipilih
atau kalu dua-duanya dipilih pasti akan terjadi pemborosan

Menetapkan batasan yang tidak jelas, misalnya tentang batas pekerjaan yang
membolehkan menggunakan tenaga manusia dan harus menggunakan mesin.

Ketidak pastian petunjuk: akan ditetapkan oleh Direksi, memberikan biaya tambahan
berupa cadangan untuk menanggung resiko

Menyebutkan produk yang hanya dipasok oleh satu sumber : akan terkadi monopoli
pasokan, biaya tinggi, kecuali ada alasan khusus untuk itu dan yang telah disepakati
bersama.

2. SISTEMATIKA SPESIFIKASI
Spesifikasi secara umum mempunyai suatu struktur penulisan atau sistematika penulisan yang
digunakan untuk semua divisi kecuali pad divisi 1.
Sistematika penulisan spesifikasi adalah sebagai berikut:
Umum
Persyaratan

Pelakasanaan

Pengendalian mutu

Pengukuran dan Pembayaran

2.1.

Umum

Dalam bagian umum ini menjelaskan tentang ruang lingkup yang tercakup dalam seksi yang
bersangkutan, yang akan ada hubungannya dengan analisa harga satuan yang harus dipahami
pengguna jasa dalam melakukan penawaran. Karena tanpa hal ini penawaran akan menjadi salah
dan kemungkinan besar penyedia jasa dapat mengalami kerugian yang cukup besar.
2.2.

Persyaratan

Dalam bagian persyaratan dijelaskan tentang standar rujukan atau acuan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, serta toleransi-toleransi yang diizinkan atau yang menjadi acuan dalam
hasil pelaksanaan untuk pengukuran dan penerimaan hasil kerja. Demikian juga dengan bahan
yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan serta persyaratan-persyaratan kerja sebelum
pelaksanaan pekerjaan tersebut dimulai.
2.3.

Pelaksanaan

Pada pasal pelaksanaan dijelaskan tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan yang mengacu pada
pedoman pelaksanaan atau standar-standar yang ada.
Pada pasal ini dijelaskan tahapan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup penggunaan bahan
sampai dengan persyaratan pernggunaan peralatan atau manajemen peralatan yang harus
digunakan dan tata cara pelaksanaannya.
Jadi bagi seorang penyedia jasa wajib memahami permasalahan pelaksanaan ini agar produk
yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan mutu sesuai dengan spesifikasi atau persyaratan
pengguna jasa.
2.4.

Pengendalian mutu

Di dalam pasal pengendalian mutu tercakup hal-hal persyaratan penerimaan hasil pekerjaan dan
tata cara pengendalian mutunya, dalam pelaksanaan pekerjaan. Pasal pengendalian mutu ini
sangat penting, bagi penyedia jasa yang ingin maju dan sukses dalam produk yang dihasilkan
serta memuaskan pelanggan.
Pengendalian mutu ini mencakup masalah penerimaan bahan, jaminan mutu, perbaikan dan
pemeliharaan selama pekerjaan berlangsung.
2.5.

Pengukuran dan pembayaran

Pengukuran dan pembayaran merupakan bagian yang terakhir atau tahap terakhir setelah hasil
pekerjaan selesai dilaksanakan dan kemudian dilakukan pengukuran hasil kerja, tetapi perlu
diingat bahwa pengukuran ini baru dapat dilaksanakan setelah hasil pekerjaan diterima.
Permasalahan pengukuran juga merupakan bagian yang penting bagi penyedia jasa, karena tanpa
mengetahui cara pengukuran, maka penyedia jasa tidak mudah atau tidak dapat membuat analisa
harga satuan atau penawaran yang akan diajukan pada saat lelang.
Pembayaran sangat berhubungan erat dengan pengukuran. Dalam pembayaran dijelaskan tentang
dasar pembayaran yang akan dilaksanakan sesuai dengan seksi yang bersangkutan. Jadi hal
inipun sangat penting untuk dipahami oleh penyedia jasa dalam pelaksanaan tugasnya.
Spesifikasi jembatan terdiri atas 18 seksi yang tercakup dalam divisi 7 sebagai berikut :
7.1.

Beton

7.2.

Beton prategang

7.3.

Baja tulangan

7.4.

Baja struktur

7.5.

Kayu

7.6.

Tiang pancang

7.7.

Sumuran

7.8.

Adukan semen

7.9.

Pasangan batu

7.10.

Pasangan batu kosong dan bronjong

7.11.

Sambungan siar muai

7.12.

Landasan jembatan

7.13.

Sandaran

7.14.

Papan nama jembatan

7.15.

Pembongkaran struktur

7.16.

Turap

7.17.

Pipa cucuran

7.18.

Parapet

Berikut akan dijelaskan secara garis besar tentang isi dari masing-masing seksi yang tercakup
dalam spesifikasi jembatan. Selain dari seksi tersebut dalam pekerjaan struktur masih terkait juga
dengan divisi 1, yang secara umum akan mengikat pada pekerjaan jalan dan jembatan.
3.

BETON

UMUM
Cakupan pekerjaan ini adalah pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan beton sebagai berikut:

struktur beton bertulang,


Beton tanpa tulangan,

beton prategang,

struktur beton pracetak,

beton untuk struktur komposit

Pekerjaan beton ini meliputi penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pemeliharaan
pondasi, pengadaan penutup beton, lantai kerja, pemompaan dan lain sebagainya.
3.1.1. Mutu Beton
Mutu beton yang tercakup dalam spesifikasi teknik ini :

Mutu tinggi 35-65 MPa atau K 400-800 kg/cm2 untuk beton prategang seperti tiang
pancang, gelagar, plat
Mutu sedang 20 < 35 MPa atau K 250 < K 400 Kg/cm2 untuk beton bertulang, lantai
beton jembatan rangka baja, gelagar beton, diafragma, kerb beton pracetak, goronggorong

Mutu rendah 15-< 20 MPa atau K 175- < K 250 kg/cm2 untuk struktur beton tanpa
tulangan seperti siklop, trotoar, pasangan batu kosong

Mutu rendah 10-< 15 MPa atau K 125-< K 175 kg/cm2 untuk lantai kerja, penimbunan
kembali dengan beton
PERSYARATAN

Standar rujukan yang digunakan dalam seksi ini adalah :

SNI
AASHTO

ASTM

Pekerjaan seksi lain yang terkait

Ketentuan teknis, pasangan batu dengan mortar, gorong-gorong, drainase porous


Galian, timbunan

Beton prategang, baja tulangan, asukan semen, pembongkaran struktur

3.2.1. Persyaratan
Persyaratan ini mencakup untuk hal-hal sebagai berikut:

Cakupan Jaminan Mutu


Mutu bahan yang dipasok,

proses pelaksanaan

hasil akhir

3.2.2. Persyaratan Bahan

Semen
o

Jenis semen Portland sesuai SNI

Hanya satu merk dalam satu campuran

Air

Bersih, bebas dari bahan organik seperti minyak, garam, asam, basa, gula

Lolos pengujian sesuai AASHTO T 26

Agregat

Ketentuan gradasi agregat sesuai ketentuan

Ukuran maksimum agregat kasar jarak bersih tulangan

Sifat agregat harus bersih, kuat, keras dan berasal dari pemecahan
batu

Bebas bahan organik

Batu untuk beton siklop

Keras, awet, bebas dari retak, rongga dan kuat terhadap cuaca

Bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak dan bahan lain yang
mempengaruhi ikatan terhadap beton

Bahan tambah

Jumlah tidak lebih dari 5% dari berat semen atau sesuai spesifikasi produk

Sesuai dengan jenis penggunaannya dan klasifikasinya

Bahan mineral seperti fly ash, pozzolan, mikro silika sesuai ASTM C 60894a

3.2.3. Toleransi untuk beton pracetak

Toleransi dimensi untuk panjang < 6 m = 5 mm, untuk panjang > 6 m = 15 mm dan untuk
balok, pelat lantai, kolom dinding 0 mm < 10 mm
Toleransi bentuk untuk persegi (selisih panjang diagonal) < 10 mm, kelurusan atau
lengkungan untuk panjang < 3 m adalah 12 mm, untuk panjang 3 6 m = 15 mm dan
untuk panjang > 6 m = 20 mm
Toleransi kedudukan kolom pracetak terhadap rencana 10 mm, permukaan horizontal
terhadap rencana 10 mm dan permukaan vertikal dari rencana 20 mm

Toleransi alinyemen vertikal penyimpangan ketegakan kolom dan dinding 10 mm

Toleransi ketinggian (elevasi) puncak lantai kerja di bawah fondasi 10 mm, puncak
lantai kerja di bawah pelat injak 10 mm dan puncak kolom, tembok kepala, balok
melintang 10 mm

Toleransi alinyemen horizontal 10 mm dalam 4 m panjang mendatar

Toleransi untuk penutup/selimut beton tulangan selimut beton < 3 cm adalah 0 sampai 5
mm, selimut beton 3 cm 5 cm adalah 0 sampai 10 mm, dan selimut beton 5 10 cm
adalah 10 mm

3.2.4. Pengajuan Kesiapan Kerja

Kontraktor harus mengirimkan contoh semua bahan yang akan digunakan dan dilengkapi
dengan data pengujian seluruh sifat bahan
Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing mutu beton 30
hari sebelum dilaksanakan untuk kemudian dilakukan pembuatan trial mix dalam langkah
membuat job mix.

Kontraktor menyerahkan secara tertulis hasil pengujian pengendalian mutu

Untuk pengujian kuat tekan beton dengan umur 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari setelah
tanggal pencampuran, yang kemudian dibandingkan dengan hasil trial mix agar didapat
jobmix yang sesuai dengan desain mix.

Kontraktor mengirim detail gambar dan perhitungan rinci untuk perancah yang
digunakan

Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan minimal 24 jam sebelum dilakukan


pencampuran, pengecoran setiap jenis beton disertai metode pelaksanaannya, kapasitas
alat yang digunakan, personil, jadwal pelaksanaan untuk mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.

3.2.5. Bahan dan Tempat kerja


Penyimpanan dan perlindungan bahan

Untuk penyimpanan semen, kontraktor harus menyediakan tempat yang terlindung, lantai
kayu yang lebih tinggi 30 cm dari permukaan tanah dan ditutup dengan plastik dan tidak
lebih dari 3 bulan sejak tanggal penyimpanan di lokasi pekerjaan.
Agregat harus terlindung dan tidak langsung terkena matahari dan hujan sepanjang waktu
pengecoran.

Kondisi tempat kerja

Untuk pengecoran bangunan atas jembatan harus terlindung dari sinar matahari secara
langsung
Pengecoran tidak boleh dilaksanakan apabila tingkat penguapan melampaui 1,0
kg/m2/jam dan selama turun hujan, udara penuh debu atau tercemar. Dengan
menggunakan grafik di bawah ini pelaksana akan dapat mengantisipasi permasalahan
yang akan terjadi di lapangan dan dapat mempersiapkan kondisi material yang memenuhi
syarat.

3.2.6. Persyaratan Kerja


Pencampuran dan penakaran

Rancangan campuran
Proporsi bahan dan berat sesuai SNI 03-2834-2000

Pedoman awal rancangan campuran sesuai tabel

Campuran percobaan

Penyedia jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan sesuai SNI 03-28342000
Disaksikan oleh Direksi pekerjaan

Menggunakan jenis instalasi dan peralatan sesuai lapangan

Tabel 1- Pedoman Awal untuk Perkiraan Proporsi Takaran Campuran


Jenis Mutu Beton
Ukuran
Rasio Air / Semen
Beton
fc
sbk
Agregat Maks. Maks.(terhadap
(kg/cm2)
(mm)
berat)
(MPa)
50
K600
19
0,35
37
0,40
45
K500
25
0,40
19
0,40
37
0,425
38
K450
25
0,425
Mutu
19
0,425
Tinggi
37
0,45
35
K400
25
0,45
19
0,45
Mutu
37
0,475
Sedang
30
K350
25
0,475
19
0,475
37
0,50
25
K300
25
0,50

Kadar Semen
Minimum.(kg/m3
dari campuran)
450
395
430
455
370
405
430
350
385
405
335
365
385
315
345

Mutu
Rendah

3.3.

20

K250

15

K175

10

K125

19
37
25
19
37
25
19
37
25
19

0,50
0,55
0,55
0,55
0,60
0,60
0,60
0,70
0,70
0,70

365
290
315
335
265
290
305
225
245
260

PELAKSANAAN BETON

Secara umum pelaksanaan beton mencakup pekerjaan:

Penakaran material
Pencampuran

Pengangkutan

Pengecoran

Pemadatan

Pengerjaan akhir (finishing)

Perawatan (Curing)

3.3.1. Penakaran Material

Semua bahan beton (air, semen, agregat kasar dan agregat halus) harus ditakar atau
diukur dengan cara penimbangan terutama untuk beton dengan mutu > fc 20 MPa
Perbandingan takaran atau komposisi bahan beton sangat penting dalam menentukan
mutu beton yang akan dihasilkan

3.3.2. Pelaksanaan pencampuran

Penakaran agregat
Harus ditakar berdasarkan berat untuk fc > 20 Mpa

Kuantitas penakaran < kapasitas alat pencampur

Agregat harus dalam kondisi SSD pada saat penakaran

Peralatan harus dikalibrasi sebelum digunakan

3.3.3. Pencampuran

Mesin yang digunakan harus mekanis yang menjamin distribusi merata


Alat dilengkapi dengan tanki air dan alat ukur yang akurat

Cara pencampuran pertama masukkan sebagian air + agregat kasar + agregat halus
sampai mencapai kondisi cukup basah sampai merata + semen campur dan terakhir
masukkan sisa air untuk menyempurnakan campuran

Waktu pencampuran dimulai sejak sisa air dimasukkan. Untuk kapasitas < m3 sekira
1,5 menit dan untuk mesin lebih besar ditingkatkan 15 detik untuk setiap penambahan 0,5
m3

3.3.4. Acuan

Acuan tanah, harus dipastikan bahwa semua tebing dalam kondisi stabil dan tidak ada
tanah yang lepas
Acuan kayu, baja pastikan semua sambungan tidak bocor dan kaku sehingga posisinya
tetap selama pengecoran, pemadatan dan perawatan

Acuan kayu yang permukaannya tidak diserut dapat digunakan untuk bagian yang tidak
ekspos

Harus dapat dibongkar tanpa merusak permukaan struktur, perlu diberi oil form

Seluruh sudut acuan harus dibulatkan atau tidak ada sudut acuan yang tajam

Acuan dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibongkar tanpa merusak beton

3.3.5. Pengecoran

Penyedia jasa memberitahu Direksi pekerjaan minimal 24 jam sebelum pekerjaan dimulai
dan meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran
dimulai atau adanya penundaan pengecoran > 6 jam
Penyedia jasa tidak boleh memulai pekerjaannya sebelum ada persetujuan dari Direksi
Pekerjaan secara tertulis

Pengecoran tidak boleh dilaksanakan apabila, Direksi pekerjaan atau wakilnya tidak
menyaksikan, walau sudah ada persetujuan pengecoran

Acuan harus diolesi minyak atau oilform sebelum pekerjaan pengecoran dimulai

Beton yang dicorkan tidak boleh berumur lebih dari 1 jam setelah pencampuran, dan
berdasarkan waktu pengerasan semen, apabila terjadi maka campuran beton harus
ditambah retarder

Pengecoran harus berkesinambungan sampai lokasi sambungan pelaksanaan

Pengecoran harus sedemikian sehingga tidak menimbulkan segregasi

Untuk bagian yang rumit dan tulangan yang rapat beton harus dicor dalam lapisan yang
tidak lebih dari 15 cm. Untuk dinding tinggi boleh 30 cm

Tinggi jatuh beton ke dalam cetakan tidak lebih dari 150 cm

kecepatan pengecoran harus sedemikian rupa sehingga beton masih dalam kondisi plastis

Beton lama yang akan disambung dengan beton baru harus dikasarkan, dibersihkan dan
dilapisi dengan bonding agent

Perawatan beton dimulai segera setelah terjadinya pengikatan akhir (final setting)

Apabila digunakan ready mix, perhatikan kapasitas, daya pemompaan, kelecakan beton

3.3.6. Pemadatan

Harus menggunakan alat penggetar mekanis


Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton daari satu
titik ke titik yang lain

Pemadatan pada daerah antar tulangan harus hati-hati sehingga tulangan tidak bergeser

Waktu penggetaran harus dibatasi untuk mengihidari terjadinya segregasi

Putaran alat penggetar minimum 5000/menit dengan berat efektif 0,25 kg

Jarak antar alat pengetar 45 cm dan waktu penggetaran maksimum 15 detik atau sampai
permukaan beton mengkilap

Alat penggetar harus vertikal hingga dapat penetrasi sampai 10 cm dari dasar beton

Pemadatan harus selesai sebelum terjadi pengikatan awal (initial setting)

Tabel 2 Jumlah Minimum Alat Penggetar Mekanis dari Dalam


Kecepatan Pengecoran Beton
(m3 / jam)
4
8
12
16
20
> 20

Jumlah Alat
2
3
4
5
6
>6

3.3.7. Sambungan Pelaksanaan

Lokasi sambungan pelaksanaan harus ditunjukkan dalam gambar rencana, dan tidak
ditenpatkan pada pertemuan elemen struktur

Tidak boleh ada sambungan konstruksi pada tembok sayap

Sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan diletakkan pada
gaya geser minimum

Pada sambungan vertikal, baja tulangan harus menerus melewati sambungan agar
struktur tetap monolit

Untuk pelat, untuk luas pelat minimum 40 m2 boleh diletakkan sambungan konstruksi
dengan dimensi maksimum tidak lebih dari 1,2 x dimensi yang lebih kecil.

Boleh digunakan bonding agent untuk pelekatan sambungan konstruksi seiizin Direksi
Pekerjaan

Tidak diperkenankan adanya sambungan konstruksi pada daerah air asin pada tempat 75
cm di bawah muka air tertinggi atau 75 cm di atas muka air terendah

3.3.8. Beton Siklop

Campuran beton dengan mutu beton fc= 15 MPa dicampur dengan batu pecah ukuran
besar
Batu tidak boleh dijatuhkan dari tempat tinggi

Volume batu pecah ukuran besar maksimum 1/3 dari volume total

Untuk dinding penahan tanah, ukuran batu 25 cm

Tiap batu terlindungi adukan beton setebal 15 cm

Letak batu terhadap permukaan tidak kurang dari 30 cm atau 15 cm terhadap permukaan
yang akan dilindungi

3.3.9. Pengerjaan Akhir


3.3.9.1.
Pembongkaran Acuan

Pembongkaran acuan minimal dilaksanakan 30 jam setelah pengecoran


Acuan yang ditopang dengan perancah (pelat, balok, struktur lain) baru boleh dibongkar
apabila kekuatan beton sudah mencapai 85% terhadap kekuatan rancangan

Untuk beton ekspos dengan hiasan (tiang sandaran, parapet) maka beton dapat dibongkar
setelah 9 jam dan tidak lebih dari 30 jam

3.3.9.2.

Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)


Permukaan akhir harus dirapihkan setelah pembongkaran acuan. Semua kawat atau
logam yang digunakan untuk memegang acuan harus dipotong paling tidak 2,5 cm di
bawah permukaan
Tidak ada tonjolan akibat sambungan acuan

Penambalan hanya boleh dilaksanakan pada bagian struktur minor

Akibat adanya keropos pada beton, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan
pedoman perbaikan beton dengan bahan polymer semen yang tidak menyusut

3.3.9.3.

Permukaan (Pengerjaan Akhir Khusus)


Untuk bagian atas pelat, trotoir yang horizontal harus digaru untuk memberikan bentuk
dan ketinggian sesuai perancangan segera setelah terjadinya final set
Permukaan horizontal harus dikasarkan sebelum selimut beton mengeras

3.3.10. Perawatan
3.3.10.1. Tujuan perawatan

Memperbaiki kualitas beton dan menjadikan beton lebih awet terhadap agresi kimia
Menjadikan beton lebih tahan terhadap aus karena lau lintas dan lebih kedap air

Reaksi kimia pada beton terjadi pada pengikatan dan pengerasan beton tergantung pada
pengadaan airnya, sehingga perlu adanya jaminan bahwa air masih tertahan atau jenuh
untuk memungkinkan kelanjutan reaksi kimia

Penguapan menyebabkan beton kehilangan air sehingga terhenti proses hidrasi dengan
konsekuensi berkurangnya peningkatan kekuatan

Penguapan menyebabkan penyusutan kering yang terlalu awal dan cepat, sehingga
berakibat timbulnya tegangan tarik yang dapat menyebabkan retak.

3.3.10.2.

Perawatan dengan pembasahan

Beton harus dilindungi terhadap pengeringan dini, temperatur tinggi dan gangguan
mekanis agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin
Beton dirawat setelah beton mulai mengeras dengan bahan penyerap air yang jenuh
dalam waktu minimal 3 hari

Lalu lintas tidak diperbolehkan melewati permukaan beton tersebut dalam 7 hari setelah
beton dicor

Untuk beton dengan kekuatan awal yang tinggi yang menggunakan bahan tambahan
harus dibasahi sampai kekuatannya mencapai 70% dari kekuatan rancangan 28 hari

3.3.10.3.

Perawatan dengan Uap

Perawatan ini digunakan untuk mendapatkan kekuatan awal yang tinggi


Tidak diperkenankan menggunakan bahan tambahan (admixture) apabila digunakan
perawatan ini

Perawatan ini dikerjakan terus menerus sampai kekuatan beton mencapai 70%

Persyaratan perawatan uap adalah:

Tekanan < tekanan luar


Temperatur < 38o selama 2 jam dan dinaikkan berangsur-angsur sampai 65 o dengan
kenaikan temperatur maksimum 14o

Penurunan temperatur <11o C per jam dan temperatur beton pada saat dikeluarkan dari
penguapan tidak boleh lebih tinggi dari 11o terhadap temperatur luar

Setelah selesai perawatan dengan uap, struktur beton harus dibasahi selama 4 hari

3.3.10.4.

Perawatan dengan Cara Lain

Membran cair
o Permukaan beton sudah kering dan acuan sudah dilepas
o

Tidak boleh terkena hujan, apabila lapisan membran rusak maka perlu dilakukan
pelapisan ulang

Selimut kedap air

Digunakan penyelimutan dengan bahan lembaran kedap air

Selama perawatan perlu diperhatikan agar lapisan tersebut tidak sobek


atau berpindah tempat

Form in place

3.4.

Perawatan dengan tetap mempertahankan acuan sebagai dinding penahan


selama waktu perawatan

PENGENDALIAN MUTU

3.4.1. Penerimaan Bahan


Sebelum digunakan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dengan bukti-bukti tertulis
3.4.2. Pengawasan
Adanya personil dengan keahlian khusus untuk melakukan pengawasan
3.4.3. Perencanaan campuran

Ketentuan sifat-sifat campuran


Penyesuaian campuran

Pelaksanaan campuran

Pengujian campuran

Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan

3.4.3.1.

Ketentuan Sifat-sifat Campuran

Sesuai dengan proporsi takaran campuran pada job mix


Campuran yang tidak memenuhi ketentuan slump yang diusulkan tidak boleh
digunakan kecuali untuk penggunaan terbatas

Apabila pengujian beton campuran uji (trial mix) pada umur 7 hari < persyaratan maka
beton tidak boleh dijadikan job mix dan dicari penyebabnya

3.4.3.2.

Penyesuaian Campuran

Penyesuaian mudah dikerjakan (kelecakan atau workability)


Penyesuaian kekuatan

Penyesuaian untuk bahan-bahan baru

3.4.4.

Kadar semen tidak berubah

Rasio air/semen tidak dinaikkan

Tidak ada pengadukan kembali

Diizinkan menggunakan bahan tambahan seizin Direksi Pekerjaan

Menambah kadar semen dan tidak lebih dari persyaratan

Menggunakan bahan tambahan (additif)

Tidak diizinkan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu secara tertulis


kepada Direksi Pekerjaan

Akan dilakukan kembali pengujian campuran dengan bahan yang baru


tersebut

Pengujian di lapangan
Pengujian untuk Kelecakan (Workability)
Dengan menggunakan nilai slump untuk setiap pencampuran beton

3.4.4.1.

Pengujian kuat tekan

Setiap 10 m3 beton yang dipasok pada setiap hari harus ada 1 set (3 buah ) pengujian
kuat tekan untuk setiap jenis mutu beton pada 28 hari
Pengujian merupakan uji tekan dengan sepasang benda uji silinder diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm

Mutu beton yang diterima apabila

Rata-rata nilai hasil uji kuat tekan dari benda uji > (fc + k.S.r) di mana S = nilai deviasi
dan tidak ada satupun benda uji mempunyai nilai < 0,85 fc, k = 1,64 dan r = faktor
koreksi untuk jumlah benda uji < 30 buah

Pengambilan benda uji yang mewakili

Menggunakan statistik sesuai dengan standar deviasi


fc= fcm ( k.S).r

Nilai k adalah 1,64 untuk jumlah benda uji 30 buah


Jumlah benda uji 1 set (3 buah) setiap 10 m3 pada setiap jenis struktur. Benda uji yang
diuji adalah 2 buah, apabila dari 2 buah benda uji tersebut terdapat perbedaan > 5%,
maka benda uji ke-3 diuji, dan untuk perhitungan S digunakan 2 buah benda uji dengan
nilai terdekat
Syarat tidak boleh ada satupun benda uji mempunyai nilai < 0,85 fc,

3.4.4.3.

Faktor Pengali Untuk Jumlah Benda Uji 30

Jumlah benda uji yang harus diuji adalah 30 benda uji, apabila kurang dari 30 maka harus
dilakukan penyesuaian deviasi dengan faktor pengali sebagai berikut:

dimana,
fc

= Kuat tekan beton karakteristik

fci

fcm

= Kuat tekan beton rata-rata

Kuat tekan beton yang diuji

Jumlah benda uji

Tabel Error! No text of specified style in document.3 - Angka koreksi deviasi r


Jumlah
benda uji
10

Faktor
Jumlah
Faktor Jumlah benda Faktor koreksi
koreksi r benda uji koreksi r
uji
r
1,36
17
1,14
24
1,05

11
12
13
14
15
16

1,31
1,27
1,24
1,21
1,18
1,16

18
19
20
21
22
23

1,12
1,11
1,09
1,08
1,07
1,06

25
26
27
28
29
> 30

1,04
1,03
1,02
1,02
1,01
1,00

Untuk benda uji kurang dari 10 buah atau data pengujian tidak tersedia, maka dilakukan koreksi
dengan menambahkan nilai kekuatan lebih minimal sesuai Tabel 4
Tabel 4 Penyesuaian kuat tekan

Kuat tekan karakteristik

Nilai kekuatan lebih minimal

fc (MPa)
< 21
21 fc 35
> 35

(MPa)
7
8,5
10

Bila syarat tersebut tidak terpenuhi maka diambil langkah-langkah untuk meningkatkan
kuat tekan beton
Bila terjadi kuat tekan << maka harus dilakukan core drill pada daerah yang diragukan
sebanyak 3 buah

Jika hasil dari 3 buah core drill rata-rata > 0,85 fc dan tidak ada satupun < 0,75 fc maka
secara struktural beton dianggap baik

Pengujian tambahan dapat dilakukan apabila diperlukan, dengan alat impact echo, UPV,
core drill dll.

3.5.

CARA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

Beton diukur dalam meter kubik tanpa adanya pengurangan volume untuk pipa dengan
diameter < 20 cm untuk water stop, selongsong pipa, lubang sulingan
Tidak ada tambahan untuk cetakan, perancah untuk balok, pemompaan penyelesaian
akhir, penyediaan pipa sulingan dan pekerjaan pelengkap lainnya dan ini semua termasuk
dalam harga satuan beton

Beton yang diukur dan dibayar dalam bagian ini adalah beton dengan mutu lebih tinggi
dari K-250 (fc=20 MPa) untuk beton bertulang dan beton dengan mutu < K-175 (fc=15
MPa) untuk beton tak bertulang

Tidak ada pengukuran untuk pembayaran tambahan untuk perbaikan beton

1. 4.
4.1.

BETON PRATEGANG

UMUM

fabrikasi struktur beton pratekan pracetak,


bagian beton pratekan pracetak dari struktur komposit dan

tiang pancang pracetak

mencakup pembuatan, pengangkutan dan penyimpanan balok, tiang pancang, pelat dan
elemen struktur dari beton pracetak, yang dibuat dengan cara pre-tension (penegangan
sebelum pengecoran) maupun post-tension (penegangan setelah pengecoran)

4.2.

PERSYARATAN

Standar rujukan
SNI, AASHTO, ASTM

Pekerjaan seksi lain yang berkaitan

Beton, baja tulangan

Toleransi

Persyaratan bahan

Persyaratan kerja

4.2.1. Toleransi
untuk gelagar dan lantai

Dimensi 0,06% arah memanjang


Bentuk Lebar < 6m = 3mm; > 6 m = 5 mm; tinggi total 5 mm

Rongga vertikal = 10 mm; melintang = 5 mm

Ketidaksikuan < 4 m = 5 mm; > 4m = 15 mm

Lendutan 20 mm

Kelengkungan 0,06% dari panjang

Puntir 5 mm/ meter

Kabel lubang kabel 2 mm dan selimut kabel 5 mm

Untuk tiang pancang

Toleransi dimensi

Dimensi penampang 6 mm
Panjang total 25 mm

Penyimpangan dari garis lurus 1 mm per m panjang

Ketidak sikuan pangkal 2 mm dalam lebar

Selimut tulangan (termasuk kabel) + 5 mm, 3 mm

Lubang keluar kabel dalam acuan dan pelat 2 mm

Kabel pada umumnya 1,5 mm

Sepatu tiang dan penghubung sambungan pra fabrikasi

Panjang cetakan sesuai dengan panjang tiang

4.2.2. Persyaratan Bahan


Beton

Sesuai dengan seksi 7.1.

Acuan

Harus cukup kuat, tidak melendut, kedap air


Pada sambungan harus dipasang seal agar tidak bocor

Ujung acuan ditumpulkan

Pembentukan rongga harus sedemikian untuk mencegah masuknya adukan pasta semen

Acuan dipasang setelah tulangan terpasang

Toleransi sesuai dengan ketentuan

Acuan harus bersih sebelum pengecoran beton

Grouting

Rasio air semen maksimum 0,45


Boleh menggunakan bahan tambah untuk peningkatan kinerja

Sebelum grouting baja prategang harus tersisa 3 cm dari tepi luar baji, angkur

Selongsong harus bersih dan kering

campuran grouting dicorkan secara menerus sampai penuh

Bekas acuan angkur, setelah selesai grouting harus ditutup dengan adukan dengan tebal
selimut minimum 3 cm

Setelah pelaksanaan grouting, tidak boleh terjadi deformasi tambahan pada struktur
selama 3 hari dari selesainya pekerjaan grouting berakhir

Baja tulangan

Sesuai seksi 7.3.

Baja prategang

Strand terdiri dari 7 wire dengan kuat leleh minimum 160 kg/mm2 dan kekuatan batas
minimum 190 kg/mm2
Wire tidak boleh disambung

Kuat tarik tinggi harus bebas tegangan yang diregangkan secara dingin sebesar 91
kg/mm2

Sifat fisik setelah peregangan dingin:

Kekuatan batas tarik minimum 100 kg/mm2

Kekuatan leleh minimum 910 kg/mm2

Modulus elastisitas minimum 25*106 kg/cm2

Elongation minimum rata2 terhadap 20 batang 4%

Toleransi diameter + 0,76 mm dan 0,25 mm

Baja prategang

Pemasokan
Dipasok dalam gulungan

Gulungan untuk wire diamater 1,5 m

Gulungan untuk strand diameter 0,75 m

Stress bas dalam bentuk ikatan

Kondisi baik, tidak tertekuk atau bengkok, bersih dari karat dan bahan lepas, minyak,
gemuk, cat atau lumpur

Pemberian tanda

Disimpan dalam kelompok menurut ukuran dan panjangnya, diikat, diberi label
Label berisi informasi spesifikasi teknis, no. sertifikat sesuai hasil pengujian

Penyimpanan

Disimpan dibawah atap dan tidak langsung terkena tanah


Stress bar diberi ganjal

Identitas pada wire, strand dan stress bar harus tetap ada selama penyimpanan

Pengangkuran

Kekuatan angkur minimal 95% kuat tarik minimum baja prategang


Dapat memberikan penyebaran tegangan yang merata

Alat pengangkuran sesuai dengan cara penegangan

Angkur dilengkapi dengan selongsong atau penghubung lain yang cocok dalam
pelaksanaan grouting

Selongsong

Untuk sistem post tension, digunakan selongsong bergelombang


Ujung selongsong harus sedemikian rupa sehingga bagian ujung kabel bebas bergerak

Selongsong bebas dari retak, belah

Mempunyai lubang udara

Kuat menahan tekanan sebesar 4 bar

Untuk sistem eksternal stressing kabel dilindungi dengan HDPT, tahan korosi dan stabil

Pekerjaan lain-lain
Alir pembilas selongsong harus mengandung kapur sirih (kalsium oksida) atau kapur tohor
(kalsium hidro-oksida) sebanyak 12 gram/liter.
4.2.3. Persyaratan Kerja
Sistem Prategang

Sesuai dengan rancangan yang dipilih oleh penyedia jasa (hasil detail design)
Pasca tarik atau pra tarik

Gayaprategang efektif sesuai dengan hasil rancangan

Kesiapan kerja

Rincian sistim, peralatan dan bahan.

Meliputi metode dan urutan penegangan, rincian lengkap untuk baja pra-tegang, perkakas
penjangkaran, jenis selongsong dan setiap data relatif lainnya untuk operasi pra-tegang.

Rincian tersebut harus menunjukkan setiap susunan dari baja tulangan yang bukan prategang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.

Rincian sistim, peralatan dan bahan.

Meliputi metode dan urutan penegangan, rincian lengkap untuk baja pra-tegang, perkakas
penjangkaran, jenis selongsong dan setiap data relatif lainnya untuk operasi pra-tegang.

Rincian tersebut harus menunjukkan setiap susunan dari baja tulangan yang bukan prategang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.

4.3.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan beton prategang mencakup :

Unit Beton prategang


Pelaksanaan unit prategang sistem pratarik

Pelaksanaan unit prategang sistem pasca tarik

Penanganan, pengangkutan dan penyimpanan unit beton pracetak

Pelaksanaan unit beton pracetak segmental

Pemasangan unit beton beton prategang

4.3.1. Unit beton Prategang


Secara umum hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan adalah:

Tempat pencetakan
Acuan

Perlengkapan prategang

Perakitan kabel prategang

Selimut beton

Pengecoran beton

perawatan

Penegangan kabel

Penegangan kabel

Keselamatan kerja

Peralatan

Data yang harus dicatat

Kabel untuk sistem pra tarik

Kabel untuk sistem pasca tarik

4.3.2. Pelaksanaan unit prategang sistem pratarik


Pelaksanaan unit beton prategang sistem pratarik mempunyai kekhususan, dan beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan adalah:

Landasan gaya prategang


Penempatan kabel

Dongkrak hidrolis

Alat potong baja prategang

Bripak

Besarnya gaya penegangan yang dikehendaki

Prosedur penegangan

Pemindahan daya prategang

Persetujuan

Ketentuan kekuatan beton

Prosedur

Masuknya kabel yang diijinkan

4.3.3. Pelaksanaan unit prategang sistem pasca tarik

Persetujuan
Landasan unit prategang

Penempatan angkur

Penempatan kabel

Kekuatan beton yang diperlukan

Besarnyagayaprategang yang diperlukan

Prosedur penarikan kabel

Umum

Penarikan kabel dengan 2 dongkrak

Penegangan dengan 1 dongkrak

Lubang grouting

Grouting dan penyelesaian akhir setelah pemberiangayaprategang

4.3.4. Penanganan, pengangkutan dan penyimpanan unit beton pracetak

Pemberian tanda unit-unit beton pracetak


Untuk identifikasi unit

Pada tiang pancang diberi tanda dimensi dan panjang

Penanganan dan pengangkutan

Pengangkutan dalam posisi tegak

Unit yang rusak akibat penanganan harus diganti

Cara pengangkutan dan penanganan harus disetujui Direksi

Penyimpanan

Dipasang penyangga dengan jarak maksimum 20% ukuran panjang unit

Baja prategang

4.3.4. Pelaksanaan unit beton pracetak segmental

Uraian
Unit beton yang difabrikasi

Perakitan segmen pracetak

Persetujuan perakitan 4 minggu sebelum tanggal dimulai perakitan segmen

Penyangga segmen harus kuat

Sambungan beton

Harus mempunyai kekuatan minimal sama dengan mutu beton

Bentuk pada sambungan harus baik

Pengecoran ceruk angkur

Sesuai dengan gambar rencana

Kerusakan unit

Kerusakan seperti retak, mengelupas atau deformasi harus disisihkan untuk diperiksa
lebih lanjut

4.3.5. Pemasangan unit beton prategang

Tumpuan untuk unit yang diletakkan di atas bantalan karet


Harus terletak pada posisi as bantalan karet

Hubungan antara bantalan karet dengan unit beton prategang terletak penuh

Pengaturan posisi unit

Menjamin kestabilan gelagar pada waktu berdiri sendiri dan pada waktu pengaturan dan
dibuat perkuatan

4.4.

PENGENDALIAN MUTU

Dalam pengendalian mutu data pengujian harus lengkap , serta data penerimaan bahan sesuai
dengan persyaratan yang dibuktikan secara tertulis serta ditandatangani oleh yang menyerahkan
dan yang menerima.
Pengawasan dalam pengendalian mutu ini sangat penting, sehingga diperlukan ahli dalam bidang
sistem penegangan kabel prategang, dan dilengkapi dengan benda uji, rakitan angkur,
penerimaan unit-unit sebelumnya dengan lengkap
4.5.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

Pengukuran

Unit beton pracetak


Jumlah aktual unit furnished

Pekerjaan cor langsung di lapangan dengan sistem pasca tarik

Sesuai seksi 7.1. dan 7.3

Unit yang ditolak

Tidak diukur

Dasar pembayaran

Unit beton pracetak


Furnished

Material on site

Beton cor di tempat dengan sistem pasca tarik

Sesuai seksi 7.1. dan 7.3.

5.

BAJA TULANGAN

5.1.

UMUM

Mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan spesifikasi, penerbitan detail
pelaksanaan, detail pelaksanaan baja tulangan yang tidak termasuk dalam dokumen kontrak pada
saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi pekerjaan setelah peninjauan lapangan
5.2.

PERSYARATAN

Standar rujukan

SNI, AASHTO, ACI, AWS

Pekerjaan seksi lain yang berkaitan

Ketentuan teknis dan beton

Toleransi

Sesuai ACI 315


Mempunyai selimut beton:

3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos

7,5 cm untuk beton yang terendam/tertanam

Persyaratan bahan
Persyaratan kerja
5.2.1. Persyaratan Bahan
Baja tulangan

BJ 24 baja lunak fs = 2400 kg/cm2


BJ 32 baja sedang fs= 3200 kg/cm2

BJ 39 baja keras fs = 3900 kg/cm2

BJ 48 baja keras fs = 4800 kg/cm2

Tumpuan untuk tulangan

Mutu beton untuk tumpuan > fc 20 Mpa

Pengikat untuk tulangan

Kawat pengikat dari baja lunak

5.2.2. Persyaratan Kerja


Perlindungan terhadap korosi struktur beton

Campuran beton dapat ditambah bahan tambah untuk mencegah korosi


Selimut beton

Beton cor di atas tanah 70 mm

Beton yang berhubungan dengan tanah

D 19 s/d D 56 - 50 mm

< D 16 40 mm

Beton yang tidak langsung berhubungan dengan tanah

Pelat, dinding dengan D 44 56 40 mm

< D 36 25 mm

Balok, kolom tulangan utama 40 mm

Struktur cangkang, pelat > D 19 25 mm dan < D16 20 mm

5.2.3. Pengajuan kesiapan kerja


Siapkan semua jenis ukuran baja tulangan sesuai dengan gambar rencana
Siapkan semua diagram tulangan beserta pembengkokan

Siapkan data baja tulangan (dimensi dan berat)

Apabila ada penggantian dimensi laporkan pada pengawas

Siapkan fasilitas pemotongan dan pembengkokan

Baja tulangan dalam bundel diberi tanda

Siapkan pengujian baja tulangan yang digunakan

5.3.

PELAKSANAAN

5.3.1. Penyimpanan dan penanganan

Tulangan diberi label untuk identifikasi yang menunjukkan ukuran batang, panjang dan
informasi lainnya
Ditangani dan disimpan untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi atau kerusakan

5.3.2. Pembengkokan

5.3.3.

Dibengkokkan dengan cara dingin sesuai ACI 315


Diemeter > 20 mm dibengkokkan dengan mesin pembengkok
Penempatan dan pengikatan

Baja tulangan harus bersih, ditempatkan dengan selimut beton sesuai ketentuan
Diikat kuat pada posisinya, panjang penyaluiran 40 diameter

Tidak boleh dilas kecuali atas persetujuan Direksi pekerjaan

Simpul kawat membelakangi permukaan beton

Baja tulangan yang terekspos cukup lama harus dilindungi

5.3.4.

Pelaksanaan

Mutu, dimensi dan bentuk sesuai dengan gambar rencana


Toleransi

Tidak boleh dilakukan pembengkokan ulang

Apabila akan dilakukan pengelasan, usulkan pada Direksi

Pastikan perancah, acuan sudah disetujui Direksi

Material bersih

Overlap sesuai dimensi

Tidak bergeser

Selimut beton sesuai

5.4.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

5.4.1.

Pengukuran

Diukur dalam kilogram sesuai dengan diameter terpasang


Penjepit, pengikat atau bahan lain tidak diukur untuk pembayaran

Baja tulangan untuk gorong-gorong pipa beton dibayar secara terpisah pada divisi 2

5.4.2.

Pembayaran

Kompensasi penuh terhadap pemasokan, pembuatan, pemasangan termasuk pekerja, perkakas,


pengujian dan pelengkap lainnya
6.

BAJA STRUKTUR

6.1.

UMUM

Mencakup pekerjaan struktur baja komposit


Pelaksanaan struktur baja baru, pelebaran dan perbaikan struktur

Penyediaan, fabrikasi, pemasangan, galvanisasi dan pengecatan

Baja termasuk baut sambung, paku keling, pengelasan dll

6.2.

PERSYARATAN

Standar rujukan
SNI, AASHTO, ASTM, AWS

Pekerjaan seksi lain yang berkaitan

Beton, baja tulangan, siar muai, landasan

Toleransi

Persyaratan bahan

Persyaratan kerja

6.2.1. Toleransi
Diameter lubang

Lubang pada elemen utama + 1,2 mm dan 0,4 mm


Lubang pada elemen sekunder + 1,8 mm dan -0,4 mm

Alinyemen lubang

Elemen utama (di bengkel) 0,4 mm


Elemen sekunder di lapangan 0,6 mm

Gelagar

Camber 0,2 mm per meter panjang balok atau 6 mm

Penyimpangan lateral as ke as landasan 0,1 mm

Penyimpangan lateral web dan as flens max 3 mm

Batang sambungan geser

Penyimpangan max terhadap garis lurus terhadap flens ke segala arah panjang/1000 atau
3mm
Permukaan yang dikerjakan dengan mesin

Penyimpangan bidang kontak 0,25 mm

6.2.2. Persyaratan Bahan


Penyimpanan

Harus dilindungi terhadap korosi dan bersih

Baja struktur

Sesuai dengan design mutunya

Baut, mur dan ring

Sesuai ASTM A 307, grade A


Mengunakan baja mutu tinggi

Komposisi kimia sesuai ketentuan

Paku penghubung geser yang dilas

Sesuai ketentuan

Bahan untuk pengelasan

Sertifikat

Lapisan pelindung

Cat
Cek persyaratan gambar rencana

Cek jenis cat yang digunakan serta ketebalannya

Digunakan untuk struktur jembatan pada daerah yang bebas polusi

Galvanis

6.3.

Cek ketebalan galvanis yang disyaratkan


PELAKSANAAN

Pelaksanaan baja struktur pada umumnya melibatkan fabrikasi yang akan melaksanakan
pekerjaan pemotongan profil, pelubangan untuk baut dan lain sebagainya.
Jenis pelubangan baut yang digunakan adalah untuk jenis baut:

Baut tidak terbenam


Baut pas dan silinder

Baut geser mutu tinggi

Pekerjaan fabrikasi juga mencakup pekerjaan pembuatan pengaku, sambungan dengan baut
standar atau baut geser mutu tinggi. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
adalah:

Penyelesaian permukaan bidang kontak


Baut tarik

Pengelasan

Pengecatan dan galvanisasi

pengangkutan

Pemasangan jembatan baja

Tahap pekerjaan

Pengaturan lalu lintas

Peralatan dan perancah

Perakitan pekerjaan baja seringkali melibatkan pengguna jasa dalam hal penyediaan baja struktur
yang telah tersedia. Sehingga dalam pelaksanaan pengadaan bahan perlu diperjelas terlebih
dahulu pada saat tender, apakah pengadaan dilaksanakan oleh penyedia jasa atau pemilik, karena
hal tersebut akan sangat berpengaruh pada penawaran harga.
Jenis perakitan yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa tergantung pada kondisi lokasi
dimana jembatan akan dipasang, dan seharusnya dalam tahap perencanaan atau dalam gambar
rencana hal tersebut sudah dijelaskan. Jenis perakitan struktur rangka baja pada umumnya
adalah:

Peluncuran
Kantilever

perancah

Bagi komponen baja struktur disediakan oleh pemilik, maka penyedia jasa perlu melakukan
pengangkutan dan pengiriman yang tidak terlepas dengan masalah keamanan yaitu dengan
melibatkan asuransi all risk.
6.3.1. Fabrikasi
Dalam hal fabrikasi perlu diperhatikan beberapa hal yang mencakup jaminan mutu baik bahan
maupun ketepatan pemasangan dan pembeli dapat melakukan peninjauan ke pabrik pembuat.

Kesiapan material, alat


Pemotongan sesuai dimensi, perlu diperhatikan keakuratan ukuran

Lubang baut, perhatikan dimensi lubang dan jarak harus sesuai dengan gambar dan
toleransi yang diizinkan

Pengelasan profil, perlu diperhatikan tebal las, panjang las, serta bahan las yang
digunakan

Perlu percobaan perakitan untuk pembuatan struktur jembatan baja secara utuh, sebelum
dikirim ke lokasi

6.3.2. Baut Geser Mutu Tinggi

Sudut kemiringan permukaan bidang kontak dengan kepala baut dan mur < 1:20 terhadap
bidang tegak lurus sumbu baut
Alat pengencang (torsi momen) harus dikalibrasi sebelum digunakan

Kekencangan alat pengencang disesuaikan dengan dimensi baut (diameter baut), dan
mutunya.

Dengan sistem baut geser mutu tinggi ini, masalah kebersihan permukaan pelat sangat
penting sekali, agar fungsi geser baut dapat terlaksana.

6.3.3. Pengangkutan & Perakitan


Pengangkutan

Pastikan semua elemen ada kode


Pastikan jumlah komponen sudah sesuai dengan gambar

Pastikan cara pengangkutan

Perakitan

Pastikan manual perakitan


Pastikan jumlah komponen sesuai

Pastikan jumlah baut sesuai

Penyelesaian rangka baja

Pastikan sistem pemasangan perancah atau kantilever


Pastikan camber setelah semua komponen terpasang sesuai dengan manual ?

Pastikan semua sambungan telah dikencangkan dengan kekencangan 100%

Pastikan tulangan untuk lantai tersedia

Pastikan mutu beton terpasang harus K-350

Pastikan jenis expansion joint sesuai

Pastikan jenis lapisan permukaan menggunakan sesuai spesifikasi

6.4.

PENGENDALIAN MUTU

6.4.1. Penerimaan bahan

Pengendalian mutu
Penanganan dan penyimpanan

Perbaikan terhadap komponen jembatan yang tidak memenuhi ketentuan

Penggantian komponen yang hilang atau rusak berat

Perbaikan komponen yang agak rusak

Pelurusan bahan yang agak bengkok

Perbaikan hasil pngelasan yang retak

Perbaikan lapisan permukaan yang rusak

6.4.2.

Pemeliharaan komponen jembatan yang telah diterima

Penyedia jasa wajib melaksanakan pemeliharaan dan perlindungan terhadap semua komponen
yang telah diterima di lapangan dan menjamin bahwa semua komponen baja struktur aman dan
terlindung, sehingga terjamin permasalahan perakitan.
6.4.3. Pengendalian mutu pelaksanaan struktur baja

Pekerjaan sipil
Penentuan titik pengukuran dan pekerjaan sementara

Pemasangan landasan

Perakitan komponen baja

Prosedur pemasangan

Sambungan baut

6.5.

Cek kekuatan baut

Cek dimensi baut

Cek kuat tarik baut

Ring (washer)

Jenis washer, kekuatannya serta dimensi

Ulir

Panjang ulir dibandingkan dengan ukuran pelat yang akan disambung

Kekencangan

Sesuaikan dengan jenis, mutu serta dimensi baut

Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran

Cara pengukuran berdasarkan jumlah kilogram pekerjaan yang diterima dengan berat
volume 7.850 kg/m3
Berat bahan yang dihitung adalah berat nominal seluruh pekerjaan baja

Pengecatan, pelindung lainnya tidak dibayar

Pengukuran matrial yang disediakan oleh pemilik

pemasangan berdasarkan berat total rangka baja yang akan dipasang. Rangka pemberat,
pembantu tidak dimasukkan dalam berat volume yang dipasang

Pengangkutan dan pengiriman, berdasarkan berat total yang diangkut, termasuk rangka
pembantu yang harus dikembalikan ke depot peralatan yang disyaratkan

Pemasokan komponen pengganti

Perbaikan komponen yang rusak

Lantai kayu jembatan

Pembayaran

Berdasarkan pekerjaan yang diterima dalam kilogram


Pengadaan dan pemasangan dibayar secara terpisah

7. KAYU
7.1.

UMUM

Bahan kayu yang digunakan untuk lantai kayu jembatan atau struktur jembatan kayu
Mencakup pengadaan, penyimpanan, perlindunganm pemasangan sesuai dengan gambar
rencana

Mencakup pekerjaan persiapan yaitu pembongkaran struktur lama

7.2.

PERSYARATAN

jenis kayu yang digunakan adalah jenis kelas


Toleransi

Persyaratan bahan

Persyaratan kerja

Paku yang digunakan dengan diameter 2,75 mm 8 mm, panjang 40 mm


200 mm

Pelat baja sudah digalvanis dengan ketabalan 0,9 mm 2,5 mm

Baut dengan kepala segi 4 atau segi 8, diameter antara 12 mm 30 mm,


toleransi lubang baut 1 mm

Sekrup, diameter 6mm 20 mm, panjang 25 mm 300 mm

Mutu kayu yang digunakan adalah kayu kelas I atau setara kelas I yang
dibuktikan dengan pengujian

Bahan pendukung mencakup pelat baja, baut sambungan, palu, klem


sesuai dengan gambar rencana

Pengajuan kesiapan kerja, pengajuan program pekerjaan pemasangan


struktur termasuk metoda pelaksanaannya

8. TIANG PANCANG
8.1.

UMUM

Mencakup tiang pancang yang disediakan dan dipancangkan


Jenis tiang pancang :

Tiang kayu crucuk


Tiang baja profil

Tiang pipa baja

Tiang beton bertulang pracetak

Tiang beton prategang pracetak

Tiang bor beton cor langsung di tempat

8.2.

PERSYARATAN

8.2.1. Standar rujukan

SNI,
AASHTO,

ASTM

8.2.2. Toleransi

Lokasi tiang pancang tidak boleh melampaui 75 mm dalam segala arah


Kemiringan tiang pancang, penyimpangan max arah vertikal 20 mm per meter

Kelengkungan max 1% dari panjang tiang

Kelengkungan lateral 0,7%o panjang total tiang

Diameter lubang tiang bor +0 sampai +5% dari diameter nominal

8.2.3. Pengajuan Kesiapan Kerja

Pastikan sudah ada gambar kerja


Buat program pemancangan

Buat perhitungan rancangan,

Rumus pemancangan

Alat pancang

Buat metoda penyambungan tiang

Usulan pengujian tiang

Contoh, data tiang pancang yang akan digunakan

8.3.
PELAKSANAAN
8.3.1. Tiang pancang beton pracetak

Umum

Selimut beton min 40 mm dan yang terekspos air laut 50 mm


Penyambungan, metode penyambungan harus disetujui Direksi Pekerjaan

Perpanjangan tiang pancang

Baja tulangannya dengan overlap 40 x diameter


Baja spiral 2 x lingkaran penuh

Mutu beton minimum fc 35 Mpa

Sepatu tiang pancang

Disesuaikan dengan kondisi tanah

Pembuatan dan perawatan

sesuai dengan spesifikasi bahan beton dan baja tulangan


Dalam proses pengangkatan tiang harus ditahan pada panjangnya

Tiang diberi tanda waktu pengecoran, panjang pada daerah dekat kepala tiang

8.3.2. Tiang pancang percobaan

Apabila diperlukan dan sesuai kontrak atau atas perintah Direksi


Panjang tiang

Berdasarkan hasil uji tiang atau gambar rencana

Tiang utuh

Untuk tiang beton pracetak

Pemancangan tiang

Diberi tanda selama penetrasi

Lokasi sesuai gambar rencana

Kepala tiang dilindungi

Alat pancang harus sesuai

Dilaksanakan sampai kedalaman yang disyaratkan

8.3.3. Tiang pancang baja


Umum

Bila diisi dengan beton mutu fc 20 Mpa


Perlindungan terhadap korosi

Pemancangan
Umum

Alat pancang harus sesuai dengan jenis dan berat tiang yang dipancang
Penghantar tiang pancang (leads)

Letaknya harus bebas untuk palu dan penghantar dan diperkaku selama pemancangan

Bantalan topi tiang pancang panjang (followers)

Tiang pancang yang naik

Akibat adanya pemancangan yang terlalu dekat

Harus dipancang kembali atau diuji

Pemancangan dengan water jet

Tiang pancang yang cacat

Catatan kalendering

Rumus dinamis untuk perkiraan kapasitas tiang pancang

Pencatatan Data

No. tiang
Posisi

Jenis dan ukuran

Panjang aktual

Tanggal pemancangan

Jumlah pukulan setiap 50 cm penetrasi

Energi pukulan

Perpanjangan

Panjang potongan

Rumus dinamis pemancangan seperti Hiley, Janbu

Cek kedalaman tiang

8.3.4. Fundasi Tiang Bor


Persiapan

Lokasi titik bor


Hasil penyelidikan tanah

Jenis alat bor dan diameternya

Metode pengeboran

Pembuatan tulangan sesuai dengan gambar rencana

Pelaksanaan

Pengeboran sampai kedalaman yang disyaratkan, tetapi harus ada kepastian sudah
mencapai tanah keras
Pemasangan tulangan, dan dipasang dalam kondisi bersih

Pembuatan beton dengan mutu sesuai persyaratan

Pengecoran beton (tinggi jatuh atau langsung dengan pemompaan W/C ratio)

Waktu pengecoran dan syarat pendukung lainnya

8.4.

PENGENDALIAN MUTU

8.4.1. Analisis Pekerjaan Tiang pancang Dinamis


Kasus I

Adakesepakatan dengan ahli teknik sistem analisis TPD untuk pengukuran gelombang
tegangandalam menentukan kedalaman TP dan kriteria pemancangan
Jumlah pengujian 5% dari jumlah TP

Pemancangan harus sesuai dengan kriteria (pengawasan produksi) sejumlah pengujian


20% jumlah TP untuk jaminan bahwa kapasitas mencukupi.

Kontrol total sebanyak 25% dari jumlah TP, nilai faktor keamanan dapat direduksi dari 3
menjadi 2

Kasus II

Perencana sudah konsultasi dengan analis TPD untuk menentukan jenis TP yang paling
efisien.
Ahli teknik sistem ATPD melakukan studi untuk beberapa jenis TP untuk menentukan
pilihan yang akan digunakan

Kasus III

Pelaksana melaksanakan pekerjaan sesuai spesifikasi, TP tidak sesuai desain


Dilakukan pengujian sebelum pelaksanaan pemancangan dilanjutkan

Kasus IV

Adanya kerusakan pada TP


Ahli teknik melakukan pemeriksaan keutuhan dengan menggunakan pengujian dinamis

8.4.2. Jaminan mutu

Penerimaan bahan
Penyimpanan dan perlindungan bahan

Tiang uji (test pile)

Dilaksanakan untuk mengetahui kepastian kapasitas daya dukung TP pada suatu


kedalaman tertentu
Jumlah tiang uji minimal 1 dan maksimal 4

Lokasi tiang uji dapat di dalam lokasi atau di luar lokasi proyek

Pengujian pembebanan (loading test)

Pembebanan I dilaksanakan sesuai beban rencana dan dipantau

Pembebanan II adalah sampai 2 x beban rencana dengan 3 x penambahan beban interval


waktu 2 jam, jika terdapat penurunan 0,15 mmdalam waktu 15 menit, maka pembebanan
dikurangi 50%

Pembebanan tersebut ditahan selama 48 jam, kemudian beban ditiadakan

Pembebanan dapat ditingkatkan lebih dari 2 x dengan setiap penambahan sebesar 100 kN
sampai tiang runtuh yaitu terdapat penurunan total sebesar 25 mm atau penurunan
permanen 6,5 mm

8.5.

Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran

Cerucuk
Pengadaan tiang pancang

Pemancangan tiang pancang

Tiang bor beton cor langsung di tempat

Pelaksanaan tiang bor beton cor langsung di tempat yang berair

Tiang uji

Pengujian pembebanan tiang

Dasar pembayaran

Kompensasi penuh terhadp penyediaan, penanganan, pemancangan, penyambungan,


perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengecatan, perawatan, pengujian, baja tulangan
, pemboran, hilangnya casing dll
Untuk tiang bor cor ditempat, beton dibayar sesuai seksi 7.1. dan baja tulangan seksi 7.3.

9.

SUMURAN

9.1.

UMUM

Fondasi sumuran adalah komponen struktur fondasi yang berinteraksi dengan tanah
secara loangsung dan menyalurkan beban ke dalam tanah

Pekerjaan mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang dicor ditempat
atau pracetak sesuai dengan spesifikasi dan dimensi sesuai dengan gambar rencana

9.2.

Persyaratan

Standar rujukan
Pekerjaan seksi lain yang berkaitan

Toleransi

Sesuai dengan toleransi beton

Persyaratan bahan

Sesuai dengan seksi 7.1. dan 7.3.

Persyaratan kerja

Sesuai dengan seksi 7.1.

9.3.

Pelaksanaan

9.3.1.

Umum

Unit beton pracetak


Dinding sumuran dan unit beton pracetak

Dinding sumuran cor ditempat

Dimensi sesuai gambar rencana

Acuan tidak boleh dibuka sebelum 3 hari

Penurunan minimal beton sudah mencapai kuat tekan 70% terhadap kuat tekan rencana

Pengisian sumuran dengan beton siklop

Galian dan penurunan

Sumbat dasar sumuran

Pengisian sumuran

Pekerjaan penahan rembesan

Pembongkaran bagian atas sumuran

Pengendalian keselamatan

9.3.2. Persiapan

Lokasi fundasi (staking out)


Pembuatan cincin sumuran (sebelum mempunyai kekuatan 85% fc tidak boleh dipasang)

Alat untuk penggalian (manual atau konvensional, alat besar)

Pompa, apabila diperlukan untuk menjaga kestabilan tinggi air tanah

9.3.3. Pelaksanaan

Penurunan cincin sumuran


Penggalian dengan cara gravitasi

Pengecoran beton kedap air dengan fc 20 MPa

Pengecoran beton siklop (volume batu besar 1/3 dan volume beton fc 15 MPa 2/3)

Stek tulangan pada bagian teratas cincin sumuran dan bagian beton kedap air sebagai
penghubung antara poer dan fundasi

Dalam pelaksanaan juga perlu diperhatikan masalah unit beton pracetak yang telah dibuat
sebelumnya:

Unit beton pracetak dicetak pada landasan pengecoran


Tidak boleh diangkut sebelum berumur 14 hari atau mencapai 85% dari kuat tekan

Tidak boleh diturunkan sebelum sambungan berumur 24 jam

Penurunan sumuran disesuaikan dengan kondisi tanah

Dinding sumuran diturunkan dengan gravitasi (akibat berat sendiri)

Dasar sumuran diberi beton

Sumuran diisi dengan mutu beton K-250 sampai 1 m di bawah poer bangunan bawah

Bagian atas sumuran tidak boleh lebih tinggi daripada dasar poer

Baja tulangan dari sumuran harus dimasukkan dalam poer 40 x diameter

9.4.

Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran

Berdasarkan dimensi dan panjang terpasang


Beton kedap air diukur berdasarkan metre kubik sesuai seksi 7.1.

Dasar pembayaran

Berdasarkan kompensasi penuh penyediaan pekerja, bahan, peralatan, galian untuk


penurunan dan pembuangan bahan galian, pembongkaran (jika perlu), penghubung,
sambungan dan semua pekerjaan pelengkap.
Pembayaran berdasarkan :

Pengadaan dinding sumuran

Penurunan dinding sumuran

10.

ADUKAN SEMEN

Adukan semen seringkali diabaikan dalam pelaksanaan struktur jembatan atau struktur pada
konstruksi jalan yang menggunakannya. Tetapi adukan semen walaupun merupakan bagian
minor dalam struktur, tetap harus diperhatikan baik pada waktu pencampuran maupun pada
waktu pengerjaan akhir dalam pengendalian mutu.
Campuran adukan semen harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Mempunyai kekentalan yang tidak lebih dari 70% berat semen yang digunakan
Boleh diaduk kembali dalam waktu 30 menit setelah pengadukan awal

Adukan yang telah lewat 45 menit harus dibuang

Pemasangan

Permukaan bersih dan lembab

Tebal adukan maksimum 1,5 cm

11.

PASANGAN BATU

11.1.

PERSYARATAN

Batu

Bersih, keras, tanpa bagian tipis atau retak


Bentuk rata, lancip atau lonjong

Lebar > 1,5 x tebal

Adukan
Sesuai dengan persyaratan adukan semen
11.2. PELAKSANAAN
Persiapan pondasi

Bila diperlukan landasan yang permeable perlu disyaratkan


Pemasangan batu

Landasan adukan minimal tebal 3 cm

Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak
harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang

Penempatan adukan

Sebelum dipasang, permukaan batu harus bersih dan dibasahi


Tebal landasan adukan antara 2 5 cm

Ketentuan lubang sulingan dan dilatasi

Lubang diletakkan pada setiap 2 m dengan diameter 5 cm


Dilatasi setiap 20 dengan dilatasi 30 mm

Pekerjaan akhir pasangan batu

12.

Hasil akhir permukaan harus sesuai dengan persyaratan


PASANGAN BATU KOSONG DAN BRONJONG

12.1.

PERSYARATAN

Pasangan batu kosong

Keras, awet dan bersudut tajam


Adukan pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan harus beton K175

Bronjong

Kawat Bronjong
baja berlapis seng yang memenuhi AASHTO M279 Kelas 1, dan ASTM A239. Lapisan
galvanisasi minimum haruslah 0,26 kg/m2

Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga lilitan dengan
lubang kira-kira 80 mm x 60 mm

Batu

batu yang keras dan awet


Landasan

Landasan haruslah dari bahan drainase porous

12.2.

PELAKSANAAN

Persiapan

Galian, termasuk kunci pada tumit yang diperlukan untuk pasangan batu kosong dan
bronjong

Penempatan bronjong

Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat sehingga bentuk serta posisi yang
benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum pengisian
batu ke dalam kawat bronjong
Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan
rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari tingginya,
dua kawat pengaku horinsontal dari muka ke belakang harus dipasang

Penempatan pasangan batu kosong

Penimbunan kembali
Penempatan batu kosong yang diisi adukan

13. SAMBUNGAN SIAR MUAI

13.1.

UMUM

Sambungan siar muai

Tergantung pada jenis pergerakan struktur


Dapat menahan perubahan temperatur

Tanah terhadap cuaca, fleksibel, dapat menahan beban dinamis kendaraan, nyaman

Jenis sambuangan siar muai

Sambungan siar muai terbuka


Berbentuk pelat, baja siku, baja bergerigi

Tahan terhadap karat/terlindung terhadap korosi

Sambungan dengan baja dan baut angkur

Sambungan siar muai tertutup

Terbuat dari bahan neoprene, aspal karet

Tahan terhadap cuaca, fleksibel, dapat menahan nenahan dinamis, nyaman

13.2.

SIAR MUAI (jenis asphaltic plug)

Bahan

Rubberized bitumen binder


Campuran bitumen, polymer, filler dan surface active agent

Single size agregat

Dengan kekerasan setara dengan basalt, gristone, gabbro atau kelompok granit

Bersih, berbentuk kubus (cubical) ukuran 14 mm-20 mm

Tahan terhadap termperatur sampai 150 derajat Celcius

Pelat baja

Dapat menahan dampak pemuaian akibat panas pada saat pelaksanaan

Tebal dan lebar sesuai dengan ukuran celah sambungan

Angkur

Ketebalan tergantung pada lebar celah sambungan dan besarnya pergerakan dan
minimum tebal 75 mm dan lebar 40 cm

Mortar

Epoxy resin mortar dengan flexural strength 5 MPa


Diberi CFRP untuk menahan geser

Joint sealant rubber

Mempunyai elongation > 300%

Aging test dengan variasi tensile strength 20%

Hardness < 10 Hs

Hubungan antara rubber dengan mortar dengan perekat yang mempunyai elongation >
100% dan tensile strength > 5MPa

Bahan dasar sambungan

Joint priming compound sesuai spesifikasi pabrik

13.3.

Sambungan Siar Muai Tipe Khusus

Untuk jenis pergerakan struktur yang cukup besar


Bahan tergantung pada

Pergerakan struktur

Ukuran celah sambungan

Tingkat kepentingan struktur

14. LANDASAN JEMBATAN


14.1.

UMUM

Pergerakan jembatan pada umumnya diakibatkan oleh:

Muai dan susut yang disebabkan oleh temperatur


Lendutan akibat beban

Pergerakan tanah

Gayasentrifugal, longitudinal akibat kendaraan

Kombinasi semuagayatersebut di atas

Untuk menahan pergerakan tersebut diperlukan landasan yang bersifat:

Awet

Mudah pemeliharaan

Mudah pemasangan/penggantian

Murah

Landasan adalah sistem keseluruhan dari suatu bagian jembatan yang meneruskangaya, meredam
getaran dari bangunan atas ke bangunan bawah. Landasan terdiri atas bantalan (karet, logam
lain-lain), dudukan bantalan (adukan mortar atau lain-lain). Bantalan adalah bagian struktur dari
landasan yang meredam getaran dan menyalurkan beban dari bangunan atas ke bangunan bawah.
Bantalan dapat terbuat dari bahan karet (alam atau sintetis), logam, bahan lainnya. Jenis bantalan
bermacam-macam sesuai dengan keperluannya (jenis sendi, rol, pot atau lainnya)
14.2.

BANTALAN KARET

Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan landasan:


Material

Pengadaan bantalan sekitar 30 hari sebelum fabrikasi


Perlu dilakukan pengujian semua bantalan sebelum dipasang

Pengujian meliputi uji tekan, geser dan bahan

Pelaksanaan

Persiapan landasan bantalan


Baji

Leveling

Jenis bahan

Karet alam
Karet sintetis

Campuran karet alam dan sintetis

Penggunaan bahan aditif dan filler yang berlebihan dalam bahan karet
Komposisi kimia, reaksi kimia >> retak, permukaan menggelembung, hilangnya elastisitas oleh
karena pengaruh ozone
14.3.

PERSYARATAN BAHAN BANTALAN KARET


Bahan harus cukup keras yaitu mempunyai hardness 55 5 duro

Untuk bantalan karet dengan ketebalan > 1, menggunakan laminasi antara pelat baja
dengan karet

Perlu uji kelekatan (geser) antara pelat baja dengan karet

Perlu aging test bahan karet sesuai ASTM 573, dimana pemuluran sampai putus 50%,
perubahan kuat tarik max 15%, kekerasan max 10 Hs.

Bahan polymer dalam campuran karet tidak boleh lebih dari 60% terhadap volume total
bantalan

Tebal pelat baja minimum adalah 1/16

Ujung-ujung pelat baja tertanam tidak tajam

14.4.

PENGUJIAN BANTALAN KARET

Dilaksanakan oleh laboratorium terakreditasi atau diakui

Pengujian overload dilakukan untuk semua bantalan karet


Pengujian geser dilaksanakan terhadap 10% dari bantalan karet yang diuji

Bahan harus diuji untuk mengetahui komposisi, hardness, pelapukan dll.

Mutu bantalan harus:

Secara visual tidak boleh ada yang cacat (benjol, gelembung, sobek)
Sesuai dengan spesifikasi dan desain

15. SANDARAN
15.1.

15.2.

UMUM
Termasuk penyediaan, fabrikasi dan pemasangan sandaran baja
Didalamnya termasuk galvanisasi atau pengecatan, tiang sandaran, pelat dasar, baut
angker dsb
PERSYARATAN

15.2.1. Toleransi

diameter lubang + 1 mm s/d -0,4 mm


Tiang sandaran tegak < 3 mm/m tinggi

Railing segaris dalam rentang 3 mm

15.2.2.

Tampak halus dan seragam dalam posisi akhir


Bahan Sandaran
Baja rol dengan tegangan leleh 2800 kg/cm2
Baut penahan berbentuk U diameter 25 mm (ASTM A307) dan diproteksi

15.2.3. Persyaratan kerja

15.3.

Sesuai gambar rencana


Adasertifikat pabrik yang menunjukkan mutu baja, pengelasan

PELAKSANAAN SANDARAN

Di fabrikasi
Pengelasan dilaksanakan oleh tenaga trampil bersertifikat

Galvanisasi sesuai AASHTO M111-04, kecuali telah mempunyai tebal minimum 80


mikron

Pemasangan sesuai seksi 7.4.

16. PEMBONGKARAN STRUKTUR

Pembongkaran dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan pada bagian struktur lainnya


Pembuangan bahan bongkaran tidak menimbulkan dampak lingkungan dan hambatan
lainnya

Bahan bongkaran yang berupa bahan yang masih dapat digunakan adalah milik Pemilik
dan harus diamankan

Bongkaran bangunan bawah struktur lama jembatan dibongkar sampai kedalaman 30


cm di bawan dasar sungai dan rongga ditimbun kembali

17. PAPAN NAMA JEMBATAN

Ukuran minimal 40 x 60 cm2


Bahan marmer dengan lambang PU

Toleransi 10 cm

Letak sesuai dengan ketentuan dan dipasang pada parapet

Isi tulisan :

Nomor jembatan

Nama jembatan

Lokasi

Data teknis

Tahun pembangunan

1. 18.

TURAP

Lingkup pekerjaan adalah turap kayu, baja dan beton pracetak

Lokasi kepala turap sesuai gambar rencana dan pergeseran lateral maksimum 75 mm

Bahan turap sebelum dipasang harus disetujui terlebih dahulu

Apabila perlu dapat dilakukan tiang uji turap untuk menentukan panjang turap yang
diperlukan

1. 19.

PIPA CUCURAN

Adalah pipa pembuangan air hujan yang terletak pada lantai jembatan ke arah bawah

Diameter minimum 75 mm

Bahan baja galvanis

Panjang pipa cucuran 20 cm lebih panjang dari bagian terbawah struktur utama bangunan
atas

1. 20.

PARAPET

Adalah bagian dari jembatan yang berguna untuk mengarahkan lalu lintas sebelum
masuk ke jembatan

Bahan yang digunakan adalah pasangan batu dengan ketinggian dan dimensi sesuai
dengan gambar rencana

Harga terpasang dalam meter kubik sesuai gambar rencana

Anda mungkin juga menyukai