Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN ANALISIS JURNAL

DI RUANG PERINATOLOGI
STASE KEPERAWATAN ANAK
RUMAH SAKIT R. GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA
Maternal Singing During Kangaroo Care Led to Autonomic Stability in
Preterm Infants and Reduced Maternal Anxiety

Disusun oleh:
Kristia Hermawan
Pendik Harini
Tantri Wiji Wijayanti
Eko Mei Prasetyo

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Indonesia masih relatif
tinggi, yaitu sekitar 14%. Di negara-negara berkembang termasuk Indonesia
morbiditas dan mortalitas BBLR masih tinggi. Bayi berat lahir rendah merupakan
penyumbang utama kematian neonatal. Di Subbagian Perinatologi IKA
FKUI/RSCM selama tahun 1998 didapatkan angka kematian neonatal dini pada
kelompok bayi dengan berat lahir <1000 g, 1000-1499 g, dan 1500-2499 g
masing-masing sebesar 75%, 41,9%, dan 6,6%. Penyebab utama kematian
neonatal adalah asfiksia, hipotermia, dan infeksi. Selain kondisi yang buruk pada
saat dilahirkan, kematian neonatal sering disebabkan oleh cara penanganan kasus
yang tidak tepat (Sunardi & Yanuarso, 2005).
Perawatan BBLR yang berkualitas baik bisa menurunkan kematian
neonatal, seperti inkubator dan perlengkapannya pada Neonatal Intensive Care
Unit. Inkubator memiliki kelebihan untuk penghematan energi perawatan, karena
bayi di inkubator tidak perlu dipakaikan pakaian, sehingga mudah diobservasi.
Namun, teknologi ini relatif mahal. Biaya perawatan BBLR dengan menggunakan
inkubator di RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibtrata satu hari mencapai Rp. . Ratarata lama rawat inap perawatan BBLR antara 10-15 hari. Sehingga hal ini bila
terjadi pada keluarga yang tidak mampu suatu keadaan yang sangat memberatkan
(Suwaibah, Sodikin & Yulistiani, 2013).
Data di RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibtrata Purbalingga
Banyak kasus neonatal berisiko yang dirujuk
Hal ini menyangkut masalah penanganan yang tepat dan cermat yang ditujukan
pada kasus BBLR. Karena bayi dengan berat lahir rendah merupakan salah satu
faktor risiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada
masa perinatal. Perawatan yang dilakukan pada awal kehidupan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar terutama kebutuhan fisiologis agar tercapai suatu

keadaan yang stabil dan terbebas dari penyulit selama proses adaptasi, sehingga
memungkinkan bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Manajemen hipotermi merupakan salah satu hal dasar yang diperlukan
untuk kestabilan BBLR. Kehangatan tubuh ibu ternyata merupakan sumber panas
yang efektif untuk BBLR. Hal ini terjadi bila terdapat kontak langsung antara
kulit ibu dengan kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau
metode kanguru (MK). Metode kanguru diperkenalkan pertama kali oleh Rey dan
Martinez dua orang ahli neonatologi dari Bogota, Colombia Amerika Selatan pada
tahun 1983. Metode ini merupakan cara sederhana yang bermanfaat untuk
meningkatkan kelangsungan hidup bayi baik sesaat maupun jangka lama,
terutama BBLR dengan berat 12002000 g. Dengan ditemukannya metode
kanguru telah terjadi revolusi perawatan BBLR/ bayi kurang bulan (BKB).
Metode ini telah terbukti bermanfaat bagi bayi prematur untuk membantu
memulihkan akibat dari prematuritasnya dan menolong orangtua agar lebih
percaya diri serta dapat berperan aktif dalam merawat bayinya. Selain itu Metode
kanguru berperan dalam perawatan bayi baru lahir secara manusiawi dan
meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi (Graha, 2006).
KMC dilakukan pada BBLR yang telah stabil dengan reflek hisap kuat,
karena diharapkan dengan reflek hisap kuat berat badan bayi akan ikut naik. Ibu
pasien dapat mempraktekkan dan tujuan yang diharapkan tercapai dengan
menggunakan metode tersebut. Namun kelompok menemukan metode lain
dengan tidak mengurangi esensi dari KMC itu sendiri, yaitu KMC dengan diiringi
nyanyian ibu.
1.2 Tujuan
Tujuan pembahasan jurnal ini yaitu untuk mengetahui manfaat ibu
bernyanyi selama Kangaroo care pada ibu dan bayi prematur.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pembahasan jurnal ini yaitu:
a. Menambah pengetahuan mengenai manfaat ibu bernyanyi selama Kangaroo
care untuk kestabilan otonom bayi prematur.
b. Menambah pengetahuan mengenai manfaat ibu bernyanyi selama Kangaroo
care untuk penurunan kecemasan ibu

c. Menambah referensi perawat dalam praktiknya terkait perawatan bayi


prematur/ BBLR.

BAB II
RESUME JURNAL
Jurnal yang berjudul Maternal Singing During Kangaroo Care Led to
Autonomic Stability in Preterm Infants and Reduced Maternal Anxiety, ditulis
oleh Shmuel Arnon, Chagit Diamant, Sofia Bauer, Rivka Regev, Gisela Sirota, Ita
Litmanovitz Department of Neonatology, Meir Medical Center, Kfar Saba, Israel
affiliated with the Sackler Faculty of Medicine, Tel Aviv University, Tel Aviv,
Israel.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui manfaat ibu bernyanyi
selama Kangaroo care pada ibu dan bayi prematur. Penelitian ini dilakukan di
ruang NICU Meir Medical Center, Kfar Saba, Israel, dari 1 Oktober 2011 hingga
31 Maret 2012. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah bayi prematur yang
stabil dengan usia kehamilan 32-36 minggu. Sedangkan kriteria eksklusi adalah
anomali kongenital yang mempengaruhi pendengaran dan anomali otak yang
berhubungan dengan masalah neurologis, seperti perdarahan intraventrikular kelas
3-4 dan leukomalacia periventrikular. Selain itu terdapat eksklusi tambahan
seperti hyperalertness suara ibu, yaitu bayi akan menangis ketika ibu mulai
bernyanyi dan kembali relaks ketika ibu berhenti bernyanyi. Hal tersebut
disebabkan penggunaan beberapa obat-obatan yang dapat mengganggu reaksi
terhadap rangsangan musik, seperti anticonvulsive atau obat penenang atau
oksigen. Pada penelitian ini ada 116 bayi prematur, tetapi dikeluarkan 10 karena
alasan medis dan 15 karena orang tua menolak untuk barpartisipasi.
Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan grup kontrol, dengan
responden sebagai kontrol pula, namun diambil dengan seling bergantian hari.
Responden diambil dengan cara purposive sampling. Setiap sesi terapi dimulai 30
menit setelah selesai makan. Pada kelompok eksperimen dilakukan selama 30
menit, dimulai dengan 10 menit terapi KC saja, kemudian dilanjutkan dengan 20
menit KC dengan kombinasi ibu bernyanyi. Pada kelompok kontrol, dilakukan
KC saja selama 20 menit. Kedua terapi dilakukan ibu dan bayi selama 2 hari,
bergantian sesuai dengan jadwal pengacakan. Sebuah tabel nomor acak
digunakan, dimana nilai satu yaitu KC sendiri pada hari pertama dan KC dengan

ibu bernyanyi di hari kedua, dan nilai nol digunakan pada urutan sebaliknya.
Evaluasi dilakukan dengan menghitung HRV (variabilitas denyut jantung) pada
bayi prematur baik dengan eksperimen maupun kontrol, termasuk di dalamnya
LF, HF, dan rasio LF/HF selama awal KC (10 menit pertama), rasio LF/HF selama
20 menit selanjutnya (baik dengan menyanyi maupun tidak). Selain itu evaluasi
juga dilakukan dengan melihat parameter fisiologis, tingkat kecemasan ibu, dan
status perilaku bayi.
Hasil penelitian ini, dari 86 bayi prematur yang stabil, dengan usia
kelahiran dari 32-36 minggu. Perubahan signifikan dalam LF dan HF, dan lebih
rendah pada rasio LF / HF, diamati selama KC dengan ibu bernyanyi selama
intervensi dan fase pemulihan, dibandingkan dengan hanya KC dan garis belakang
(semua p-nilai <0,05). Kecemasan ibu lebih rendah selama bernyanyi daripada
hanya sekedar KC (p = 0,04).
Kesimpulan penelitian ini yaitu ibu menyanyi selama KC mengurangi
kecemasan ibu dan menyebabkan stabilitas otonom pada bayi prematur stabil.
Efek ini tidak terdeteksi dalam parameter perilaku fisiologis yang biasa digunakan
untuk memantau bayi prematur.

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Kanguru mother care atau metode kanguru merupakan metode kontak
kulit ibu dengan kulit bayi secara langsung yang dilakukan untuk menjaga
kehangatan tubuh bayi dengan beratbadan lahir rendah (BBLR) dan bayi kurang
bulan/ prematur. Metode kanguru ini diperkenalkan pertama kali tahun 1983 oleh
Rey dan Martinez yang merupakan ahli neonatologi dari Bogota, Colombia
Amerika Selatan. Selain menjaga kehangatan tubuh bayi dengan BBLR, metode
kanguru juga bermanfaat untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi baik
sesaat maupun jangka panjang pada bayi premature maupun BBLR dengan berat
badan lahir 1200-200 gram (World Health Organization, 2003).
Manfaat dari metode kanguru adalah untuk pemulihan bayi premature
sehingga dapat mecegah kematian bayi akibat prematuritas maupun BBLR, dan
meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam berperan aktif merawat bayinya, serta
meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayi. Ibu dapat memberikan ASI secara
eksklusif, dan memberikan dukungan yang adekuat secara terus menerus. Metode
kanguru ini dapat dilaksanakan di Rumah Sakit dan di rumah, dan dapat
mengurangi agitasi pada bayi premature dan/ atau BBLR karena bayi akan merasa
lebih tenang dan nyaman (WHO, 2003).
3.2 Analisis Jurnal
Hasil dari penelitian kombinasi metode kanguru dan ibu bernyanyi
menunjukan bahwa terdapar perbedaan penurunan kecemasan ibu yang signifikan
antara metode kanguru saja dan kombinasi metode kanguru dengan ibu bernyanyi.
Nilai signifikansi yang dihasilkan adalah sebesar 0,03, yang artinya metode
kanguru dengan bernyanyi lebih efektif menurunkan kecemasan ibu dengan
BBLR. Penelitian ini juga menghasilkan perbedaan kestabilan otonom bayi yang
signifikan antara metode kanguru saja dan kombinasi metode kanguru dengan ibu
bernyanyi. Nilai signifikansi yang didapatkan sebesar 0,04 yang artinya
kombinasi metode kanguru dengan ibu bernyanyi lebih efektif meningkatkan
kestabilan otonom bayi premature dan/ atau BBLR. Hasil dilihat dengan
parameter heart rate, saturasi oksigen dan respiratori rate pada ibu dan bayi, STAI
skore untuk melihat tingkat kecemasan ibu, dan HRV untuk melihat pengaruh ibu

bernyanyi pada parameter visik bayi. Kesimpulan penelitian ini yaitu ibu
menyanyi selama KC mengurangi kecemasan ibu dan menyebabkan stabilitas
otonom pada bayi prematur stabil. Efek ini tidak terdeteksi dalam parameter
perilaku fisiologis yang biasa digunakan untuk memantau bayi prematur.
Prinsip dari metode kanguru adalah menurunkan angka kematian bayi
akibat BBLR dan akibat kehilangan panas berlebih atau hipotermi. Menurut WHO
(2003) metode kanguru dapat dilakukan pada bayi premature tanpa masalah
medis, atau dengan masalah medis yang telah stabil. ISS world laboratory
kangaroo mother program menentukan kriteria untuk mengikuti program
perawatan bayi dengan metode kanguru, yitu berat badan bayi 2000 gram, tidak
ada masalah patologis yang menyertai, reflek hisap baik, koordinasi antara refleks
hisap dan menelan baik, perkembangan selama dalam incubator baik, memiliki
orang tua yang menyetujui perawatan dengan metode kanguru dan mematuhi
jadwalpertemuan, memiliki catatan medic yang lengkap serta mendapatkan
informed consent dari orang tua. Suradi & yanuarso (2005) menyebutkan bahwa
dalam pelaksanan metode kanguru perlu diperhatikan persiapan dari ibu dan bayi,
posisi ibu, observasi keadaan bayi, cara pemberian ASI, serta kebersihan ibu dan
bayi.
Filippa., dkk dalam Arnon., et al (2014) menyebutkan bahwa suara ibu
dan nyanyian ibu sangat efektif dalam meningkatkan saturasi oksigen dan denyut
jantung bayi premature yang berada di incubator selama intervensi. Suara ibu
telah dikenali oleh bayi sejak usia 32 minggu kehamilan. Suara ibu dideteksi oleh
janin melalui perubahan denyut jantung ibu. penerapan kombinasi metode
kanguru dengan ibu bernyanyi memberikan efek yang serupa dengan lingkungan
pendengaran janin saat berada dalam rahim ibu. keadaan ini terjadi ketika telinga
bayi terletak langsung di dada ibu, dan suara ditransmisikan melalui jaringan dan
udara. Aden (2014) menyebutkan bahwa suara nyanyian ibu memberikan efek
aditif pada bayi, dimana suara ibu akan merangsang sensorik bayi (pendengaran
dan taktil) yang kemudia akan memfasilitasi memori persepsi dan pembelajaran
pada bayi untuk mengenali suara ibu. Melalui intervensi kombinasi metode
kanguru dan ibu bernyanyi pada bayi premature dan BBLR akan memberikan
persepsi dan pembelajaran pada bayi dalam mengenali suara ibu, hal ini sangat
berguna dalam proses perkembangan bahasa pada bayi.

Bayi yang kehilangan kesempatan untuk mendengarkan suara ibunya akan


berakibat pada ketidakmampuan bayi dalam membedakan suara orang asing
dengan suara ibu, bayi juga akan mengalami hambatan dalam perkembangan
bahasa. Sedangkan bayi yang mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan
suara ibu baik dalam keadaan ibu bicara ataupun bernyanyi akan memberikan efek
pada stabilitas otonom bayi premature dan BBLR. Hal tersebut terjadi karena
ketika ibu bernyanyi ataupun berbicara dengan bayi maka akan terjadi interaksi
antara ibu dan bayi, interaksi ibu dan bayi inilah yang memberikan efek positif
terhadap stabilitas otonom bayi (Aden, 2014).
3.3 Implikasi Keperawatan
Berdasarkan hasil pengamatan di Ruang Melati, metode kanguru telah
diterapkan pada bayi-bayi premature dan BBLR. Kombinasi metode kanguru dan
ibu bernyanyi telah terbukti efektif untuk meningkatkan stabilitas otonom dan
memberikan efek aditif/ ketenangan pada bayi, serta menurunkan kecemaran ibu.
Oleh karena ibu dengan telah terlaksananya metode kanguru di Ruang Melati
sangat memungkinkan untuk terlaksananya kombinasi metode kanguru dengan
ibu bernyanyi untuk meningkatkan efek stabilitas otonom dan memberikan efek
aditif/ ketenangan pada bayi premature dan BBLR, serta menurunkan kecemasan
ibu di Ruang Melati Rumah Sakit Margono Soekarjo.
Penerapan metode ini dapat dilakukan perawat ruangan dengan terlebih
dahulu mensosialisasikan kepada teman sejawat tentang metode KMC sambil
bernyanyi. Kemudian mempraktekkan langsung kepada ibu dengan bayi BBLR
yang dapat dilakukan KMC sebagai salah satu intervensi, dan menganjurkan
untuk penerapan di rumah.

BAB IV
PENUTUP
4.01 Kesimpulan
1. Manfaat dari metode kanguru adalah untuk pemulihan bayi premature
sehingga dapat mecegah kematian bayi akibat prematuritas maupun
BBLR, dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam berperan aktif
merawat bayinya, serta meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayi.

2. Pada saat ibu bernyanyi selama KC, metode ini dapat

mengurangi

kecemasan ibu dan menyebabkan stabilitas otonom pada bayi prematur


stabil.
3. Kanguru mother care atau metode kanguru merupakan metode kontak
kulit ibu dengan kulit bayi secara langsung yang dilakukan untuk
menjaga kehangatan tubuh bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
dan bayi kurang bulan atau premature.
4.02 Saran
Metode kangaroo motner care yang diiringi nyanyian ibu ini dapat di
terapkan di Rumah Sakit Margono Soekarjo khususnya ruang Melati yang
merupakan ruangan perinatologi yang sebagian besar pasiennya yaitu
kasus BBLR bayi berat lahir rendah. Metode dalam teknik ini bisa di
terapkan karena sangat sederhana dan mudah dengan nyanyian serta
kehangatan dari kulit ibu terhadap bayi. Selain itu juga sebagai informasi
kesehatan ibu dan keluarga dalam merawat bayinya.

DAFTAR PUSTAKA
Aden, U. (2014). Maternal singing for preterm infants during kangaroo care
comforts both the mother and baby. Acta Paediatrica: Nurturing the Child,
995-996.
Arnon, S., Diamant, C., Bauer, S., Regev, R., & Litmanovitz, I. (2014). Maternal
singing during kangaroo care led to autonomic stability in preterm infants
and reduced maternal anxiety. Acta Paediatrica: Nurturing the Child,
1039-1044.
Graha. (2006). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Kota Bandar
Lampung.

Suradi, R., & Yanuarso, P. B. (2005, juni). Metode kanguru sebagai pengganti
inkubator untuk bayi berat lahir rendah. Sari Pedriatrik, 2, 29-30.
Suwaibah, Sodikin & Yulistiani. (2013). Perbandingan Efektivitas Metode
Kanguru dengan Inkubator terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Berat
Badan Lahir Rendah di Ruang Melati RSUD Prof. Dr.Margono Soekarjo
Purwokerto
Sunardi & Yanuarso. (2005). Metode Kanguru Sebagai Pengganti Inkubator untuk
Bayi Berat Lahir Rendah. Sari Pediatri, Vol. 2, No. 1, Juni 2000: 29 - 35
WHO. (2003). Kangaroo mother care: apractical guide. Geneva: Departement of
Reproductive Health and Research World Health Organization.

Lampiran : prosedur pelaksanaan kombinasi metode kanguru


dengan ibu bernyanyi.
1.

Beri bayi topi, popok, dan kaus kaki yang telah


dihangatkan terlebih dahulu. Bila suhu sedang
dingin, bayi boleh dipakaikan baju tanpa lengan
berbahan katun yang dibuka dibagian depannya,
agar dada bayi tetap dapat menempel pada dada
ibu (skin to skin).

2. Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak, langsung


ke kulit ibu, kepala bayi menempel pada dada ibu.
Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk (seperti
kodok), kepala dimiringkan dan sedikit mendongak.

3. Ibu dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan
ibu dan bayi diletakkan diantara/belahan payudara ibu, baju
diselimutkan kepada bayi kemudian ibu mamakai selendang yang
dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh.
4. Untuk meningkatkan kenyamanan bayi Ibu dapat bernyanyi
5.

Ibu masih dapat beraktivitas dan bergerak bebas walau


berdiri, duduk, jalan, makan, dan mengobrol. Pada
waktu tidur, posisi ibu setengah duduk atau dengan
meletakkan beberapa bantal dibawah punggung ibu.

6. Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau anggota keluarga
lain.
7. Perhatikan kebersihan badan ibu/ ayah dan bayi, posisi bayi
dan cara pemberian ASI.
8. Kombinasi KMC dan Ibu bernyanyi dapat dilakukan selama
30 menit, yaitu : 10 KMC saja, dilanjutkan 20 menit KMC
dan bernyanyi

Anda mungkin juga menyukai