Anda di halaman 1dari 19

HALAMAN JUDUL

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA


PROGRAM STUDI INSTRUMENTASI

MAKALAH
TEKNIK FREKUENSI TINGGI

ANTENA JARINGAN

Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.

Elma Kumilaita Safitri


Hanif Amri Fathulhuda
Ikhwan Wardiansyah
Justinus Risto

(NPT. 41.13.0008)
(NPT. 41.13.0014)
(NPT. 41.13.0016)
(NPT. 41.13.0018)

Tangerang Selatan, 23 Mei 2016

ANTENA JARINGAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Tim Penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Tim Penyusun dapat
menyelesaikan makalah Antena Jaringan. Di dalam penyusunan makalah ini, Tim
Penyusun banyak menghadapi kendala dan masalah, akan tetapi atas bantuan dan
dorongan dari banyak pihak akhirnya Tim Penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini. Untuk itu pada kesempatan ini Tim Penyusun hendak mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Agus Tri Sutanto, selaku Kepala Prodi Instrumentasi serta Dosen
Mata Kuliah Teknik Frekuensi Tinggi, dan
2. Seluruh rekan Kelas Instrumentasi 4A
Kritik dan saran Tim Penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Atas
perhatiannya Tim Penyusun ucapkan terima kasih.

Tangerang Selatan, 23 Mei 2016

Tim Penyusun

ABSTRAK
Dalam laporan berjudul Antena Jaringan ini, Tim Penyusun akan membahas
tentang segala aspek yang berkaitan dengan antena dalam sistem transmisi data
dan telekomunikasi.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan pada mata kuliah Teknik Frekuensi Tinggi dan memahami mengenai
sistem antena, prinsip kerja, jenis, dan aplikasinya. Manfaat dari pembuatan
makalah ini antara lain sebagai bahan pengetahuan dan sebagai bahan referensi
lebih lanjut mengenai sistem transmisi telekomunikasi yang ada dalam mata kuliah
Teknik Frekuensi Tinggi.
Metode penelitian yang dilakukan adalah Tim Penyusun mengumpulkan
terlebih dahulu bahan atau materi yang berasal dari internet dan e-book. Kemudian
bahan yang didapat tersebut disusun ke dalam makalah ini.
Sistem transmisi telekomunikasi sangat dibutuhkan oleh BMKG sebagai
penyedia data cuaca dalam mengumpulkan dan mendistribusikan data-data yang
diperlukan untuk keperluan prakiraan cuaca dan iklim.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii
ABSTRAK.............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................... v
BAB I...................................................................................................................... 1
1.1.

Latar Belakang........................................................................................... 1

1.2.

Rumusan Masalah...................................................................................... 2

1.3.

Tujuan Dan Manfaat.................................................................................... 2

1.4.

Metode Penulisan....................................................................................... 2

BAB II..................................................................................................................... 3
2.1.

Pengertian................................................................................................. 3

2.2.

Radiasi Gelombang Elektromagnetik...........................................................3

2.3.

Pola Radiasi............................................................................................... 4

2.4.

Direktivitas dan Gain..................................................................................5

2.5.

Impedansi Antena....................................................................................... 5

2.6.

Polarisasi Antena....................................................................................... 5

2.7.

Bandwith Antena........................................................................................ 6

BAB III.................................................................................................................... 7
BAB IV.................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 14

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Polarisasi Ellips secara Umum......................................................6
Gambar 2. Saluran Open Wire Line (OWL)................................................................7
Gambar 3. Shield Pair........................................................................................ 8
Gambar 4. Saluran Coaxial (a) bentuk fisik, (b) medan magnet dan listrik...................9
Gambar 5. Saluran Waveguide Rectangular (a) Silinder (b).....................10
Gambar 6. Sistem Transmisi Serat Optik.................................................................11
Gambar 7. Tiga Macam Saluran Serat Optik................................................11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting.
Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau memberi informasi dari atau
kepada

orang

lain. Kebutuhan

untuk mendapatkan

informasi

semakin

meningkat, sehingga manusia membutuhkan alat komunikasi yang dapat


digunakan kapanpun dan dimanapun mereka berada. Salah satu sistem
komunikasi yang merupakan andalan bagi terselenggaranya integrasi sistem
telekomunikasi secara global adalah sistem komunikasi nirkabel (wireless)
dimana propagasi gelombang elektromagnetik (microwave) sebagai media
transmisinya.

Semakin

bertambahnya

popularitas

sistem

nirkabel,

pengembangan antena untuk sistem ini menjadi lebih penting. Antena dianggap
sebagai tulang punggung sistem nirkabel. Antena sangatlah penting sebagai
perangkat penyesuai (matching device) antara sistem pemancar dengan udara
bila antena berfungsi sebagai media radiasi gelombang radio dan sebagai
perangkat penyesuai dari udara ke sistem penerima.
Definisi antena menurut IEEE Standart Definition of Term for Antennas
(IEEE Std 145 -1983) adalah suatu alat untuk meradiasikan atau menerima
gelombang radio. Selain sebagai alat untuk mengirim atau menerima energi,
antena juga digunakan untuk mengoptimalkan energi radiasi pada arah tertentu
dan menekan pada arah yang lain. Hal ini kemudian menyebabkan antena
memiliki berbagai bentuk dan desain yang bemacam-macam untuk memenuhi
kebutuhan ini. Bentuk dan desain antena yang diharapkan adalah antena yang
mempunyai gain yang tinggi, efisiensi tinggi, bandwidth yang lebar bobot yang
ringan dan biaya yang murah. Penyesuaian kebutuhan kondisi di lapangan
dalam bentuk arah omni atau point to point sangat ditentukan oleh model
struktur antena. Arah omni yaitu radiasi power output antena radial ke segala
arah sama kuat. Sedangkan point to point adalah pancaran satu titik ke titik lain
dalam jangkauan jarak yang lebih jauh dari arah omni. Ini terjadi karena
pemusatan power output oleh struktur antena ke dalam satu arah saja.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perumusan masalah dalam
pembuatan makalah ini adalah bagaimana mengetahui dan memahami tentang
antena jaringan secara umum dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.3.

Tujuan Dan Manfaat


Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan pada mata kuliah Teknik Frekuensi Tinggi dan untuk
memahami mengenai antena jaringan, prinsip kerja, jenis, dan aplikasinya.
Manfaat dari pembuatan makalah ini antara lain sebagai bahan
pengetahuan dan sebagai bahan referensi lebih lanjut mengenai saluran
transmisi telekomunikasi yang ada dalam mata kuliah teknik frekuensi tinggi.

1.4.

Metode Penulisan
Dalam menulis makalah ini, penulis mengumpulkan terlebih dahulu
bahan atau materi yang berasal dari internet dan e-book. Kemudian bahan yang
didapat tersebut disusun ke dalam makalah ini.

BAB II
LANDASAN TEORI
2

2.1.

Pengertian
Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk
memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara
atau sebaliknya dari udara ke media kabel. Karena merupakan perangkat
perantara antara media kabel dan udara, maka antena harus mempunyai sifat
yang sesuai (match) dengan media kabel pencatunya. Prinsip ini telah
diterangkan dalam saluran transmisi.
Dalam perancangan suatu

antena,

baberapa

hal

yang

harus

diperhatikan adalah :
- bentuk dan arah radiasi yang diinginkan
- polarisasi yang dimiliki
- frekuensi kerja,
- lebar band (bandwidth), dan
- impedansi input yang dimiliki.
Untuk antena yang bekerja pada band VLF, LF, HF, VHF dan UHF
bawah, jenis antena kawat (wire antenna) dalam prakteknya sering digunakan,
seperti halnya antena dipole 1/2l, antena monopole dengan ground plane,
antena loop, antena Yagi-Uda array, antena log periodik dan sebagainya.
Antena-antena jenis ini, dimensi fisiknya

disesuaikan

dengan panjang

gelombang dimana sistem bekerja. Semakin tinggi frekuensi kerja, maka


semakin pendek panjang gelombangnya, sehingga semakin pendek panjang
fisik suatu antena.
Untuk antena gelombang mikro (microwave), terutama SHF ke atas,
penggunaan antena luasan (aperture antena) seperti antena horn, antena
parabola, akan lebih efektif dibanding dengan antena kawat pada umumnya.
Karena antena yang demikian mempunyai sifat pengarahan yang baik untuk
memancarkan gelombang elektromagnetik..

2.2.

Radiasi Gelombang Elektromagnetik


Struktur

pemancaran

gelombang

elektromagnetik

yang

paling

sederhana adalah radiasi gelombang yang ditimbulkan oleh sebuah elemen arus
kecil yang berubah-ubah secara harmonik. Elemen arus terkecil yang dapat
menimbulkan pancaran gelombang elektromagnetik itu disebut sebagai sumber
elementer.

Jika medan yang ditimbulkan oleh setiap sumber elementer di dalam


suatu konduktor antena dapat dijumlahkan secara keseluruhan, maka sifat-sifat
radiasi dari sebuah antena tentu akan dapat diketahui.
Timbulnya radiasi karena adanya sumber yang berupa arus bolak-balik
ini diketahui secara matematis dari penyelesaian gelombang Helmhotz.
Persamaan Helmholtz tidak lain merupakan persamaan baru hasil penurunan
lebih lanjut dari persamaan-persamaan Maxwell dengan memasukkan kondisi
lorentz sebagai syarat batasnya.

2.3.

Pola Radiasi
Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena adalah pernyataan grafis
yang menggambarkan sifat radiasi suatu antena pada medan jauh sebagai
fungsi arah. Pola radiasi dapat disebut sebagai pola medan (field pattern)
apabila yang digambarkan adalah kuat medan dan disebut pola daya (power
pattern)

apabila

yang

digambarkan

poynting

vektor.

Untuk

dapat

menggambarkan pola radiasi ini, terlebih dahulu harus ditemukan potensial.


Dalam menyatakan pola radiasi secara grafis, pola tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk absolut atau dalam bentuk relatif. Maksud bentuk
realtif adalah bentuk pola yang sudah dinormalisasikan, yaitu setiap harga dari
pola radiasi tersebut telah dibandingkan dengan harga maksimumnya. Jadi
didalam decibel, pola daya sama dengan pola medannya.
Semua pola radiasi yang dibicarakan di atas adalah pola radiasi untuk
kondisi medan jauh. Sedangkan pengukuran pola radiasi, faktor jarak adalah
faktor yang amat penting guna memperoleh hasil pengukuran yang baik dan
teliti. Semakin jauh jarak pengukuran pola radiasi yang digunakan tentu semakin
baik hasil yang akan diperoleh. Namun untuk melakukan pengukuran pola
radiasi pada jarak yang benar-benar tak terhingga adalah suatu hal yang tak
mungkin. Untuk keperluan pengukuran ini, ada suatu daerah di mana medan
yang diradiasikan oleh antena sudah dapat dianggap sebagai tempat medan
jauh apabila jarak antara sumber radiasi dengan antena yang diukur memenuhi
ketentuan berikut :
2 D2

r >> D dan r .>>


r>

Dimana :
4

r
D

2.4.

: jarak pengukuran
: dimensi antena yang terpanjang
: panjang gelombang yang dipancarkan sumber.

Direktivitas dan Gain


Directive gain merupakan perbandingan dari intensitas radiasi pada
suatu arah tertentu dengan intensitas radiasi rata-rata. Ketika antena digunakan
pada suatu sistem, biasanya lebih tertarik pada bagaimana efisien suatu antena
untuk memindahkan daya yang terdapat pada terminal input menjadi daya
radiasi. Untuk menyatakan ini, power gain (atau gain saja) didefinisikan sebagai
4 kali rasio dari intensitas pada suatu arah dengan daya yang diterima antena.

2.5.

Impedansi Antena
Impedansi input suatu antena adalah impedansi pada terminalnya.
Impedansi input akan dipengaruhi oleh antena-antena lain atau obyek-obyek
yang dekat dengannya. Untuk mempermudah dalam pembahasan diasumsikan
antena terisolasi. Untuk memaksimumkan perpindahan daya dari antena ke
penerima, maka impedansi antena haruslah conjugate match (besarnya
resistansi dan reaktansi sama tetap berlawanan tanda). Jika hal ini tidak
terpenuhi maka akan terjadi pemanulan energi yang dipancarkan atau diterima.

2.6.

Polarisasi Antena
Polarisasi antena didefinisikan sebagai arah vektor medan listrik yang
diradiasikan oleh antena pada arah propagasi. Jika jalur dari vektor medan listrik
maju dan kembali pada suatu garis lurus dikatakan berpolarisasi linier. sebagai
contoh medan listrik dari dipole ideal.
Jika vektor medan listik konstan dalam panjang tetapi berputar disekitar
jalur lingkaran, dikatakan berpolarisasi lingkaran. Frekuensi putaran radian
adalah dan terjadi satu dari dua arah perputaran. Jika vektornya berputar
berlawanan arah jarum jam dinamakan polarisasi tangan kanan (right hand
polarize) dan yang searah jarum jam dinamakan polarisasi tangan kiri (left hand
polarize). Suatu gelombang yang berpolarisasi elips untuk tangan kanan dan
tangan kiri.
5

Secara umum polarisasi berupa polarisasi elips, seperti pada Gambar 1


dengan suatu sistem sumbu referensi. Gelombang yang menghasilkan polarisasi
elips adalah gelombang berjalan sepanjang sumbu z yang perputarannya dapat
ke kiri dan ke kanan, dan vektor medan listrik sesaatnya e mempunyai arah
komponen ex dan ey sepanjang sumbu x dan sumbu y. Harga puncak dari
komponen-komponen tersebut adalah E1 dan E2.

Gambar 1. Polarisasi Elips secara Umum

Untuk memaksimumkan sinyal yang diterima, maka polarisasi antena


penerima haruslah sama dengan polarisasi antena pemancar. Dan kadang
terjadi antara antena penerima dan pemancar berpolarisasi berbeda. Hal ini
akan mengurangi intensitas sinyal yang diterima.
Sebuah antena dapat memancarkan energi dengan polarisasi yang tidak
diinginkan, yang disebut polarisasi silang (cross polarized). Polarisasi silang ini
menimbulkan side lobe yang mengurangi gain. Untuk antena polarisasi linier,
polarisasi silang tegak lurus dengan polarisasi yang diinginkan dan untuk antena
polarisasi lingkaran, polarisasi silang berlawanan dengan arah perputarannya
yang diinginkan. Ini biasa yang disebut dengan deviasi dari polarisasi lingkaran
sempurna, yang mengakibatkan polarisasinya berubah menjadi polarisasi elips.

2.7.

Bandwith Antena
Pemakaian sebuah antena dalam sistem pemacar atau penerima selalu
dibatasi oleh daerah frekuensi kerjanya. Pada range frekuensi kerja tersebut
antena dituntut harus dapat bekerja dengan efektif agar dapat menerima atau
memancarkan gelombang pada band frekuensi tertentu. Pengertian harus dapat
6

bekerja dengan efektif adalah bahwa distribusi arus dan impedansi dari antena
pada range frekuensi tersebut benar-benar belum banyak mengalami perubahan
yang berarti.
Bandwidth antena sangat dipengaruhi oleh luas penampang konduktor
yang digunakan serta susunan fisiknya (bentuk geometrinya). Misalnya pada
antena dipole, ia akan mempunyai bandwidth yang semakin lebar apabila
penampang konduktor yang digunakannya semakin besar. Demikian pula pada
antena yang mempunyai susunan fisik yang berubah secara smoth, biasanya
iapun akan menghasilkan pola radiasi dan impedansi input yang berubah secara
smoth terhadap perubahan frekuensi (misalnya pada antena biconical, log
periodic, dan sebagainya). Selain daripada itu, pada jenis antena gelombang
berjalan (tavelling wave) ternyata ditemukan lebih lebar range frekuensi kerjanya
daripada antena resonan.

BAB III
APLIKASI DAN PEMBAHASAN

3.1.

Macam-macam Antena
Jenis antena yang akan dipasang harus sesuai dengan sistem yang
akan kita bangun, juga disesuaikan dengan kebutuhan penyebaran sinyalnya.
Ada dua jenis antena secara umum :
1. Directional (pengarah)
2. Omni Directional
a. Antena Directional
Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beam width, yaitu
punya sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya
jauh dan tidak bisa menjangkau area yang luas, contohnya: antena Yagi,
Panel, Sektoral dan antena Parabolik 802.11b yang dipakai sebagai station
atau master bisa menggunakan jenis antena ini di kedua titik, baik untuk
point to point atau point to multipoint.
1. Antena Yagi
Antena Yagi adalah jenis antena radio atau televisi yang diciptakan oleh
Hidetsugu Yagi. Antena ini dilengkapi dengan pengarah dan pemantul
yang berbentuk batang. Antenna Yagi terdiri dari tiga bagian, yaitu:
- Driven adalah titik catu dari kabel antenna, biasanya panjang fisik
driven adalah setengah panjang gelombang dari frekuensi radio
-

yang dipancarkan atau diterima.


Reflector adalah bagian belakang antenna yang berfungsi sebagai

pemantul sinyal,dengan panjang fisik lebih panjang daripada driven.


Director adalah bagian pengarah antena, ukurannya sedikit lebih
pendek daripada driven.

Kelebihan dari antena Yagi adalah :


- Sangat cocok untuk jarak pendek
- Gain-nya
rendah
biasanya
Gambar
2. Antena
Yagi antara 7 sampai 15 dBi

Gambar 3. Pola Radiasi Antena Yagi

2. Antena Panel Sektoral


Antena Sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectional. Yang juga
digunakan untuk Access Point to serve a Point-to-Multi-Point (P2MP)
links. Beberapa antenna sectoral dibuat tegak lurus , dan ada juga yang
horizontal.
Antena sectoral

mempunyai

gain

jauh

lebih

tinggi

dibanding

omnidirectional antena di sekitar 10-19 dBi. Yang bekerja pada jarak atau
area 6-8 km. Sudut pancaran antenna ini adalah 45-180 derajat dan
tingkat ketinggian pemasangannya harus diperhatikan agar tidak
terdapat kerugian dalam penangkapan sinyal.

Gambar 4. Antena Sectoral

Pola pancaran yang horisontal kebanyakan memancar ke arah mana


antenna ini di arahkan sesuai dengan jangkauan

dari derajat

pancarannya, sedangkan pada bagian belakang antenna tidak memiliki


sinyal pancaran.

Antenna sectoral ini jika di pasang lebih tinggi akan menguntungkan


penerimaan yang baik pada suatu sector atau wilayah pancaran yang
telah di tentukan.

Gambar 5. Pola Pancaran Antena Sectoral

3. Antena Parabolik 802.11b


Antena Parabolik Dipakai untuk jarak menengah atau jarak jauh dan
Gain-nya bisa antara 18 sampai 28 dBi.

Gambar 6. Antena Parabolik

10

Gambar 7. Pola Pancaran Antena Parabolik

b. Antena Omni Directional


Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide beam width) yaitu
3600; dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat
melayani area yang luas. Omni antena tidak dianjurkan pemakaiannya,
karena sifatnya yang terlalu luas sehingga ada kemungkinan mengumpulkan
sinyal lain yang akan menyebabkan interferensi.
Antena omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal 360derajat yang tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal
mempunyai gain sekitar 3-12 dBi. Yang digunakan untuk hubungan Point-ToMulti-Point ( P2Mp) atau stu titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran.
Yang baik bekerja dari jarak 1-5 km, akan menguntungkan jika client atau
penerima menggunalan directional antenna atau antenna yang ter
arah.Yang ditunjukkan di bawah adalah pola pancaran khas RFDG 140
omnidirectional antena. Radiasi yang horisontal dengan pancaran 360derjat. Radiasi yang horisontal pada dasarnya E-Field.yang berbeda
dengan, polarisasi yang vertikal adalah sangat membatasi potongan sinyal
yang di pancarkan. Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran
sinyal pada sekelilingnya atau 360 derjat, sedamgkan pada bagian atas
antena tidak memiliki sinyal radiasi.

11

Gambar 8. Antena Omni Directional

12

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.

Kesimpulan
Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk
memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara
atau sebaliknya dari udara ke media kabel. Karena merupakan perangkat
Polaudara,
Pancaran
Antena
Omniharus
Directional
perantara antara mediaGambar
kabel 9.dan
maka
antena
mempunyai sifat

yang sesuai (match) dengan media kabel pencatunya. Jenis antena yang akan
dipasang harus sesuai dengan sistem yang akan kita bangun, juga disesuaikan
dengan kebutuhan penyebaran sinyalnya. Secara umum antena dibagi menjadi
dua, yaitu:
a. Antena directional
b. Antena omni directional
4.2.

Saran
Adapun saran yang perlu dilakukan untuk pengembangan pengetahuan
mengenai teknik frekuensi tinggi selain hanya membaca teori, perlu dilakukan
juga pengamatan langsung untuk mengenali sistem transmisi telekomunikasi
dalam hal ini antena jaringan.

13

DAFTAR PUSTAKA

Krous, John D. 1998. Antenas,McGraw-Hill Book Company.


http://teknikelektronika.com/pengertian-antena-parameter-karakteristiknya/ (diakses
pada tanggal 22 Mei 2016, pukul 22.06 WIB)
http://heri-men.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-dan-jenis-jenis-antena.html
(diakses pada tanggal 22 Mei 2016, pukul 22.20 WIB)
http://adibdevc.blogspot.co.id/2012/02/definisi-dan-jenis-jenis-antena-dalam.html
(diakses pada tanggal 23 Mei 2016, pukul 19.45 WIB)
http://abi-blog.com/karakteristik-antena/ (diakses pada tanggal 23 Mei 2016, pukul
20.15 WIB)

14

Anda mungkin juga menyukai