lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih
tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari.
Teori nebula lainnya dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace. Menurut
Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar
sangat cepat. Karena perputaran yang sangat cepat, sehingga terlepaslah
bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu
yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang terlepas itu berputar dan akhirnya
mendingin membentuk planet-planet, sedangkan bola gas asal dinamakan
matahari.
2. Teori planetesimal (Moulton dan Chamberlain)
semesta. Pada suatu waktu, ada sebuah bintang yang berpapasan dengan
matahari
Sir James Jeans (1877 1946) dan Harold Jeffrey (1891) keduanya
ilmuwan dari Inggris menyatakan teori pasang surut gas, yaitu adanya sebuah
bintang yang besarnya hampir sama dengan matahari melintas mendekati
matahari, sehingga mengakibatkan terjadinya pasang gas (terlepasnya sebagian
massa matahari berbentuk seperti cerutu) karena daya tarik bintang yang
melintas dan massa tersebut bergerak mengelilingi matahari. Dalam proses
mengelilingi matahari massa tersebut mengalami perpecahan menjadi butiran
besar dan kecil. Butiran besar dapat menarik butiran kecil dan bergabung
membentuk gumpalan gas di sekitar matahari. Gumpalan inilah yang menjadi
planet-planet sebagai anggota tata surya.
3. Teori Awan Debu / Proto Planet (Weizsaecker Dan Kuiper)
Teori awan debu atau photo planet di kemukakaan oleh astronom Jerman
Carl Von Weizsaecker (1940) dan disempurnakan astronom lainnya yaitu
Gerald P. Kuiper (1950), yang dinyatakan bahwa tata surya terbentuk dari
gumpalan awan gas dan debu. Dasar pemikirannya adalah banyak dijumpai
gumpalan awan seperti yang bertebaran di alam semesta. Lebih 5 milyar tahun
lalu, salah satu gumpalan awan mengalami pemampatan, sehingga partikel-
partikel debu tertarik kebagian pusat awan membentuk gumpalan bola dan
berpilin. Gumpalan gas lama kelamaan memipih menyerupai cakram yang
tebal di bagian tengah dan menipis dibagian tepinya. Bagian tengah cakram
gas berpilin lebih lambat dari bagian tepinya, dan partikel-partikel bagian
tengah cakram saling menekan sehingga menimbulkan panas dan berpijar
menjadi protosun (bahan matahari) yang akhirnya menjadi matahari. Bagian
tepi berotasi sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan
gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan kecil ini (proto planet) berotasi juga,
yang akhirnya membeku menjadi planet-planet dan satelit-satelitnya.
4. Teori Bintang Kembar ( James Jeffreys )
Menurut teori ini, mula- mula matahari merupakan bintang kembar yang
letaknya berdekatan, kemudian salah satu bintang meledak dan pecahannya
berputar mengelilingi bintang satunya yang tidak meledak. Bintang yang tidak
meledak menjadi matahari, sedangkan pecahan bintang menjadi planet-planet
dan satelit.
B. SEJARAH TATA SURYA
Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi diantaranya planet Merkurius,
Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus telah dikenal sejak zaman dahulu karena
mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini
memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet tersebut. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia
untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo
Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata
manusia lebih tajam dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati
melalui mata telanjang. Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia
bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit
atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari.
Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu
bahwa matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya
digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris adalah
Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian
Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada
hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter. Perkembangan teleskop juga diimbangi
pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan
satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum
Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi.
Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan
perhitungan benda-benda langit selanjutnya. Pada 1781, William Herschel (17381822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan
bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846.
Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus.
Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang
letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga
mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang
dikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objekobjek trans-Neptunus).
(belum ngerti
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
D. HAL-HAL UNIK YANG TERDAPAT DI TATA SURYA
Dikutip dari website the Wondrous, terdapat beberapa tempat tersubur di tata
surya kita diantaranya sebagai berikut :
1. Planet Intan
Para ahli astronomi baru-baru ini telah menemukan sebuah planet yang
terbentuk dari kumpulan karbon, dan sebagian besar dari planet terdiri dari
komposisi intan. Lebih jauh mereka menjelaskan, bahwa planet ini lebih besar
dari pada Jupiter. Namun sangat disayangkan planet ini sangat jauh dari bumi,
jaraknya hampir 4.000 tahun cahaya, sebuah jarak yang belum mampu dicapai
dengan teknologi sekarang.
2. Planet Titan
John S Lewis dalam bukunya Mining The Sky: Untold Riches of the
Asteroids,
Comets
and
Planets,
telah
menggaris
besarkan
beberapa
Planet mars atau planet merah merupakan planet yang terdekat dengan bu,mi
dan merupakan planet yang bagi banyak peneliti dinilai sebagai planet yang
memiliki kondisi hampir mirip dengan bumi. Pada planet ini terdapat lokasi
yang memiliki gunung tertinggi ditata surya yang disebut Gunung Olympus.
Gunung Olympus memiliki ketinggian yang mencapai 27.000 meter. Ukuran
ketinggian gunung ini merupakan 3x lipat dari tinggi gunung Everest yang ada
dibumi. Olympus Mons ditemukan saat penyelidikan ruang angkasa Amerika
Serikat, Mariner 9, pada tahun 1971 ketika ia mengirimkan gambar empat
gunung vulkanik besar. Olympus Mons berakibat tidak adanya pergerakan
lempeng tektonik yang memungkinkan gunung untuk tetap pada tempatnya.
Lava gunung terus mengalir sampai mencapai ketinggian yang cukup. Dasar
gunung terus menerus turun sedalam 2 km jauh ke arah kerak setiap tahunnya,
hal ini disebabkan karena adanya tekanan yang sangat besar menekan kerak
Planet Mars.
Planet Uranus dan neptunus sering disebut planet kembar karena memiliki
kenampakan dan ukuran yang hampir sama. Para peneliti mengungkapkan teori
yang paling menarik dari kedua planet ini. Diperkirakan reaksi kimia yang terjadi
di atmosfer planet uranus dan neptunus dapat menghasilkan reaksi yang unik yaitu
hujan berlian di seluruh permukaan planet.
DAFTAR PUSTAKA