Anda di halaman 1dari 15

BAB II

I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Al-quran adalah

kitab suci Allah swt yang menjadi

penuntun bagi ummat manusia dan petunjuk baginya yang


dibawakan

oleh

Nabi

Muhammad

saw

yang

menjadi

penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya Al-quran memiliki


sejarah yang menyangkut sebab turunnya Al-quran sanpai
mengapa Al-quran menjadi pedoman bagi ummat Muslim.
Secara terminologi (bahasa)

Para ulama telah berbeda

pendapat di dalam menjelaskan kata Al-quran dari sisi:


derivasi (isytiqaq), cara melafalkan (apakah memakai hamzah
atau tidak , dan apakah ia merupakan kata sifat atau kata
jadian

menurut lAl-Lihyani , berkata bahwa kata

Al-quran

merupakan kata jadian dari kata dasar qaraa (membaca


sebagaimana kata rujhan dan ghufran.
Al-quran adalah kalamullah (firman Allah) keutamaannya
atas segala perkataan seperti keutamaan Allah swt

atas

seluruh mahluk-Nya. Membacanya adalah amalan yang lebih


utama dilakukan oleh lisan , keutamaan mempelajarinya yaitu
keitka membaca mendapat pahala kemudian mempelajari Alquran menghafalnya serta pandai membacanya, pahala bagi
orang

yang

anaknya

mempelajari

Al-quran,

al-Quran

memberi syafaat kepada pembacaanya di akhirat nanti dan


pahala bagi orang yang berkumpul untuk membaca dan
mengkajinya.
Al-quran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui
malaikat jibril , tidak secara sekaligus, melainkan turun sesuai
dengan

kebutuhan.

Bahkan

sering

wahyu

turun

untuk

menjawab pertanyaan para sahabat yang dilontarkan kepada


Nabi atau untuk membenarkan tindakan Nabi Muhammad saw.
Disamping itu banyak pula ayat atau surah yang diturunkan
tanpa

melalui

latar

belakang

pertanyaan

atau

kejadian

tertentu.
Disamping itu pula Al-quran juga menjadi pengetahuan bagi
manusia khususnya ummat islam yang ada di dunia agar lebih
mencintai

Al-quran

dan

bukan

hanya

menjadi

koleksi,

pajangan atau hanya bingkaian semata namun Al-quran harus


dibaca, pahami dan terakhir diaplikasikan kepada yang belum
memahami tentang makna yang terkandung dalam Al-quran,
di era modern seperti yang banyak terjadi dikalangan manusia
khususnya sekarang ini mereka tidak lagi memperdulikan yang
namanya Al-quran dan bahkan ada yang tidak mempercayai
kebenaran Al-quran padahal seperti yang kita ketahui Alquran itu adalah sumber-sumber hukum Islam.
Arti dari Al- quran ialah wahyu Allah swt yang merupakan
mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
sebagai sumber hukum dan pedoman hidup bagi ummat Islam,
dan ketika di baca menjadi ibadah kepada Allah dengan
keterangan

tersebut

diatas

maka

firman

Allah

yang

diturunkan kepada Nabi Musa as. Dan Isa as serta Nabi-nabi


lain yang tidak

dinamakan Al-quran. Demikian juga firman

Allah swt yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw yang


jika dibacanya bukan sebagai ibadah seperti hadits Qudsi tidak
pula dinamakan Al-quran. Al-quran mempunyai nama-nama
lain seperti Al-kitab, Kitabullah , Al-furqan (artinya yang
membedakan antara yang haq dan yang bathil ) dan adz-zikru
artinya peringatan.

Garis-garis besar isi Al-quran yaitu pertama


1. Tauhid , kepercayaan terhadap Allah , malaikat- malaikatNya ,kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari kemudian Qadha
dan Qadar baik dan buruk .
2. Tuntunan ibadah sebagai perbuatan yang menghidupkan
jiwa tauhid .
3. Al-quran menjanjikan

pahala

bagi

orang

yang

mau

menerima dan mengamalkan isi Al-quran dan mengancam


mereka yang menginkarinya dengan siksa.
4. Menjadi hukum bagi pergaulan hidup bermasyarakat untuk
kebahagian dunia dan akhirat.
5. Inti sejarah orang orang yang tunduk kepada Allah, yaitu
orang-orang yang shaleh seperti Nabi-nabi dan Rasul rasul
juga sejaraah mereka yang mengingkari agama Allah daan
hukum-hukum-Nya.

Maksud

sejarah

ini

ialah

sebagai

tuntunan dan tauladan bagi orang-orang yang hendak


mencari kebahagian yang meliputi tuntunan akhlaq.
Dalam lingkungan keluarga juga berpengaruh terlebih lagi
dengan
peran

pola asuh orang tua kepada anaknya mempunyai


penting

mengarahkan

dalam
proses

mendidik,

membimbing

perkembangan

anak

dan

khususnya

mengajarinya untuk membaca Al-quran sejak dini agar


mereka mengenal dan memahami setiap ayat yang dibaca
oleh mereka mengandung makna dan penafsiran didalamnya.
Keluarga

merupakan salah satu kunci dan faktor penunjang

untuk penentu perkembangan anak


karena

fungsi

utama

orang

tua

disamping faktor lain,


adalah

mengasuh

dan

mengajari anaknya.
Pola asuh orang tua yang baik akan mempunyai efek yang
baik

pula

begitupun

sebaliknya.

Karena

itu

orang

tua

mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anaknya


agar terbentuk dan tercipta anak yang sholeh dan sholeha
yang bisa menjadi penyelamat bagi kedua orang tuanya kelak
di akhirat nanti menjadi seorang hafiz dan hafizah. Disamping
itu juga

guru

berperan penting bagi seorang anak karena

guru menjadi orang tua kedua bagi anak karena disamping


lingkungan bermain anak juga membutuhkan bimbingan di
sekolahnya .
Untuk menciptakan anak yaang sholeh dan soleha yang
memiliki pengetahuan di bidang Al-quran dan agar tumbuh
mencintai Al-quran orang tua harus mengasuh, mendidik, dan
membimbing anaknya. Dengan demikian , diharapkan agar
anak dapat tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik
dan diberikan pembelajaran tentang Al-quran

agar mereka

mempunyai kepribadian yang baik menjadi ummat yang dapat


meneruskan

tradisi

Muhammad

saw

ajaran

yang

sebagaimana

dibawakan
yang

oleh

kita

Nabi

harapkan.

Berdasarkan hal tersebut di atas , maka penulis tertarik


mengadakan penelitian untuk penulisan skripsi dengan judul
PERANAN GURU SERTA ORANG TUA

TERHADAP MINAT DAN

KURANGNYA MINAT SISWA MEMBACA AL-QURAN


B. Rumusan masalah
Berdasarkan

latar

belakang

masalah

yang

telah

dikemukakan sebelumnya maka yang menjadi masalah pokok


adalah :
1. Apakah

saja

peran

seorang

guru

bagi

peserta

didiknya ?
2. Bagaimanakah peran orang tua terhadap anaknya
dalam mengajarkan baca Al-quran?

3. Faktor-faktor apa saja

apa saja yang membuat siswa

minat dan kurang minat membaca al-Quran


C. Hipotesis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain :
1. Manfaat teoritis
a. Bagi mahasiswa adalah sebagai bahan koreksi dan untuk
menambah ilmu pengetahuan sekaligus mengubah paradigma
tentang pentingnya mengetahui al-Quran dan bagi yang
membacanya

baik

di

mengaplikasikannya.
b. Bagi peneliti selanjutnya

dalam

keluarga

dan

dapat

agar dijadikan sebagai bahan

informasi dan referensi bagi penelitian yang serupa.


2. Manfaat praktis
a. Bagi guru adalah sbagai bahan masukan agar bisa
memberikan bimbingan bagi siswa yang kurang berminat
membaca al-quran agar nantinya si peserta didik bisa
belajar dan dapat mengaplikasikannya sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya.
b. Bagi orang tua adalah sebagai pendidik di dalam rumah
bagi anak-anaknya khususnya mengajarkannya tentang
membaca al-Quran sehingga si anak bisa mengetahui, dan
mengamalkannya dengan cara yang baik.
D. Pengertian operasion l variabel
E.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Tinjauan pustaka
1. Peranan guru
2. Minat dan kurangnya minat siswa membaca AlQuran
A. Pengertian Al-Quran
Al-Quran merupakan kitab suci agama Islam. Ummat Islam
percaya bahwa Al-Quran merupakan puncak dan penutup wahyu
Allah yang diperuntukkan bagi manusia dan bagian dari rukun
iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui
perantaraan malaikat jibril ; dan wahyu pertama yang diterima
oleh Nabi Muhammad adalah sebagaimana yang terdapat dalam
Al-Quran surah Al-Alaq ayat 1 ( )
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dari segi etimologi (bahasa) , Al-Quran berasal dari bahasa
Arab yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca berulangulang . Kata Al-Quran adalah bentuk kata benda (masdar) dari
kata kerja qaraa yang artinya membaca. Dalam konsep
pemakaian kata ini dapat juga kita temukan pada Al-Quran yakni
pada ayat 17 dan 18 surah Al-Qiyamah yang artinya :
sesungguhnya mengumpulkan Al-Quran ( di dalam
dadamu) dan (menetapkan ) bacaannya (pada lidahmu) itu
adalah tanggungan kami . (karena itu)jika kami telah
membacakannya hendaklah kami ikuti bacaannya
Sedangkan di tinjau dari Terminologi Dr. Subhi Al Salih
mendefenisikan Al-Quran sebagai berikut: kalam Allah yang
merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

dan ditulis di mushaf diriwayatkan dengan mutawatir,


membacanya termasuk ibadah.
Adapun Muhammad Ali ash-Shabuni mendefenisikan AlQuran sebagai berikut : Al-Quran adalah firman Allah yang
tiada tandingnya, diturunkan kepadaa Nabi Muhammad saw
penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantara malaikat jibril
dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian di sampaikan
kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan
mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat
Al-fatihah dan ditutup dengan surah An-Nas dengan definisi
tersebut diatas sebagaimana dipercayai Muslim firman Allah swt
yang diturunkan kepada nabi selain nabi Muhammad, tidak
dinamakan Al-Quran seperti kitab Taurat yang diturunkankepada
uummat Nabi Musa atau kitab injil yang diturunkan kepada
ummat Nabi Isa As. Demikian pula firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad yang membacanya

B. Peranan guru
Menurut UU no. I4 tahun 2005 pendidik profesional adalah
yang memiliki tanggung jawab dan tugas utamanya yaitu
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik dalam pendidikan dasar
dan pendidikan menengah.
Menurut pakar pendidikan di barat telah melakukan
penelitian tentang peran guru yang harus dijalani oleh seorang
guru telah diidentifikasi dan dikaji oleh pulias dan Young (1988) ,
Manan , (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997), adapun
peranan-peranan yang mesti dijalani oleh seorang guru adalah
sebagai berikut:
1. Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik , yang menjadi tokoh , panutan dan
identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh
karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin
2. Guru sebagai pengajar
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti motivasi kematangan, hubungan peserta didik
dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan , rasa
aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika faktorfaktor diatas di[engaruhi, maka melalui pembelajaran peserta
didik dapat belajar dengan baik. Guru harus selalu membuat
sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam
memecahkan masalah, ada beberapa hal yang harus dilakukan

oleh seorang guru dalam pembelajaran yaitu: membuat ilustrasi,


mendefenisikan, menganalisis, mensintesis, bertanya ,
merespon, mendengarkan, menciptakan, kepercayaan,
memberikan, nada perasaan. Agar pembelajaran memiliki
kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha
untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah
dimilikinya ketika mempelajari materi standar.
3. Guru sebagai pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan
yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya
bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini,
istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik, tetapi juga
perjalanan, mental emosional,kreatifitas, moral dan spiritual
yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan
kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut:
a. Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan
mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai.
b. Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa
peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak
hanya jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara
psikologis .
c. Ketiga, guru harus memaknai kegiatan belajar.
d. Keempat, guru harus melaksanakan penilaian (evaluasi)

4. Guru sebagai pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan


khusus latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik,
sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini
lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis
kompetensi, karena tanpa latihan tidak akan mampu
menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan tidak akan
mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai
dengan materi standar.
5. Guru sebagai penasehat
Guru adalah sebagai penasehat bagi peserta didik juga bagi
orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus
sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap
untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan
dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam
prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari
perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih
mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu
kesehatan mental.
6. Guru sebagai pembaharu (inovator)
Guru menceritakan pengalaman yang telah lalu kedalam
kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini,
terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu,
dan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memiliki
arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik
yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari
pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan
diwujudkan dalam pendidikan. Tugas guru adalah
menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga
kedalam istilah tau bahasa modern yang akan diterima oleh

peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan


generasi muda yang juga penerjemah pengalaman, guru harus
menjadi pribadi yang terdidik.
7. Guru sebagai model yang tauladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan
semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat
kecendrungan yang besar untuk menganggap ini tidak mudah
untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan tentu saja
pribadidan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan
peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang
menganggap atau yang mengakuinya sebagai guru. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru: sikap dasar,
bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui
pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan,
proses berfikir, perilaku neuritis, selera, keputusan,
kesehatan,gaya hidup secara umum perilaku sangat
mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didikharus berani
mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Guru yang baik
adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan
dengan apa yang ada pada dirinya , kemudian menyadari
kesalahan ketika memang bersalah.
8. Guru sebagai priobadi
Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang
pendidik. Ungkapan yang sering diungkapkan adalah bahwa
guru bisa di gugu dan ditiru digugu maksudnya bahwa pesanpesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan
dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Jika ada nilai yang
dianutnya, maka dengan cara yang tepatdisikapi sehingga tidak
terjadi benturan benturan nilai antara guru dengan masyarakat

melalui kemampuannya, antara lain melaui kegiatan olah raga ,


keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki
sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan
berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh
masyarakat.
9. Guru sebagai peneliti
Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanannya
memerlukan penyesuaian penyesuaian dengankondisi
lingkungan. Untuk itu diperlukan adanya penelitian, oleh karena
itu guru adalah seorang pencari atau peneliti. Mencari akan
kekurangannya guru berusaha mencari apa yang belum
diketahui untuk meningkatkan kemampuannya dalam
melaksanakan tugas. Sebagai seorang yang mengenal
metodologi tentunya ia tahu pula apa yang harus dilakukan.
10.

Guru sebagai pendorong kreatifitas

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam


pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemontrasikan dan
menunjukan proses kreatifitas. Kreatifitas merupakan sesuatu
yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia
kehidupan sekitar kita, kreatifitas ditandai dengan adanya
kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan
tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecendrungan untuk
menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada, sehingga
peserta didik menilai nya bahwa ia memang kreatif dan
tidakmelakukan sesuatu secara rutin saja. Kreatifitas
menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru
sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.
11.

Guru sebagai pembangkit pandangan

Kita ibaratkan bahwa dunia ini bagaikan panggung sandiwara


yang penuh denganberbagai kisah dan peristiwa, mulai dari
kisah dan peristiwa, mulai dari kisah nyata sampai yang
direkayasa. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memberikan dan
memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta
didiknya . mengembangkan fungsi ini guru harus terampil dalam
berkomunikasi dengan peserta didik disegala umur, sehingga
setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya
dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini.
12.

Guru sebagai pekerja rutin

Guru bekerja sebagai keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta


kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali
memberatkan. Jika kegiatan tersebtu tidak dikerjakan dengan
baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada
semua perannya.
13.

Guru sebagai pemindah kemah

Hidup ini selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah


kemah guru adalah seorang pemindah kemah , yang suka
memindahkan dan membantu peserta didik dalam meninggalkan
hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami.
Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik,
kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan serta
membantu menjauhi dan meningggalkannya untuk mendapatkan
cara-cara baru yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal
yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi peserta didiknya.
14.

Guru sebagai pembawa cerita

Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan


menanyakan keberadaannya serta bagaimana hubungan dengan

keberadaannya itu. Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul


dalam lingkungannya, tanpa mengetahui asal, usulnya semua itu
di dapatkan dari cerita, cerita adalah cermin yang bagus dan
merupakan tongkat pengukur dengan cerita manusia bisa
mengamati bagaimana memecahkan masalah yang sama
dengan yang dihadapinya, menemukan gagasan dalam
kehidupan mereka, guru berusaha mencari untuk
membangkitkan gagasan kehidupan di masa mendatang.
15.

Guru sebagai aktor

Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas


pada materi yang harus di transferkan, melainkan juga tentang
kepribadian manusia sehingga mampu memahami respon-respon
pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya
sehingga dapat di kontrol. Sebagai aktor, guru berangkat denga
jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam yang kan
mengarahkan kegiatannya.
16.

Guru sebagai emanispator

Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta


didik, menghormati setiap insan, guru mengetahui bahwa,
pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan
peserta didik guru telah melaksanakan peran sebagai
emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril
dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi
pribadi yang percaya diri.
17.

Guru sebagai evaluator

Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang


paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakng dan
hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila

berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat


dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tehnik apapun dipilih,
dalam penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas,
yang meliputi tiga tahap, yaitu: persiapan, pelaksana dan tindak
lanjut. Penilaian harus objektif.
18.

Guru sebagai pengawet

Salah satu tugas guru adalah mewariskan kebudayaan dari


generasi ke generasi berikutnya, karenaa hasil karya manusia
sekarang maupun dimasa akan datang.
19.

Guru sebagai kulminator

Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar


secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi) maksud
kulminasi yaitu mencapi puncak tertinggi. Guru sejatinya adalah
seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta
mampu mentransferkan kebiasaan dan pengetahuan pada
muridnya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan
potensi anak didik.
Begitu banyak peran yang harus di emban oleh seorang guru.
Peran yang begitu berat dipikul di pundak guru hendaknya tidak
menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia tersebut. Peranperan tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon
guru dia harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang
menjadi peran guru.

Anda mungkin juga menyukai