Analisis Pengaruh Variasi Waktu Bukaan Injektor Dan Suhu Udara Masuk Terhadap
Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor EFI 113 CC Dengan Konventer Kit Bbg (Lpg)
Berbasis Mikrokontroller
Fajar Luqmantara1, Mira Esculenta2
Teknik Otomotif Elektronik, Teknik Mesin, Politeknik Negeri Malang
fajarluqmantara@yahoo.com1, mmilla20@gmail.com2
Abstrak
Pada engine motor EFI berbahan bakar bensin, suhu udara merupakan salah satu faktor yang memengaruhi
banyaknya bahan bakar bensin yang disemprotkan oleh injector. Saat suhu semakin tinggi maka kepadatan udara
semakin berkurang. Kepadatan udara dapat memengaruhi kecepatan laju udara yang mengalir, semakin padat maka
laju udara semakin lambat, dan sebaliknya. Bahan bakar akan mengikuti laju udara maka injector akan
menyemprotkan lebih sedikit bahan bakar bensin saat udara panas, dan juga sebaliknya saat suhu rendah.
Campuran udara dan bahan bakar (AFR) dapat memengaruhi emisi gas buang. Apabila campurannya tepat maka
emisi gas buang akan lebih bagus. AFR dan emisi kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas (LPG) tentu
berbeda. Tujuan penelitian ini adalah merancang suatu perangkat konventer kit bahan bakar LPG dengan
memprogram penyemprotan injector menggunakan sebuah mikrokontroller duplikat dari mikrokontroller motor
EFI yang asli dan sebuah alat pengatur suhu udara pada intake manifold. Sehingga didapatkan AFR gas (LPG) yang
bagus. Metode penelitan dengan mengujikan sepeda motor injeksi yang telah dipasangi konventer kit bahan bakar
gas (LPG) dan sebuah pengatur suhu udara pada intake manifold pada alat uji emisi. Pada penelitian ini akan
diambil data dengan variasi bukaan injektor 45-55 ms dan dengan suhu udara masuk 46 Co dan 55 Co.
Abstract
In a gasoline EFI engine, air temperature is a factor that could effect of how much fuel will be sprayed by
injector. The higher the air temperature gets the less dense the air becomes. Density of an air can effects the speed of
air flow, the higher dense air make air flow more slowly. So, injector will spraying more fuel when the air
temperature decreases. Air fuel ratio(AFR) can effect of the emission of exhaust gas. If the mixture is fit with the
condition of engine work,the emission will be decrease. When the engine use different kind of fuel like LPG, the AFR
will be different too. The exhaust gas emission of the engine will be different. The purpose of the study is to design a
gass converter kit (LPG) with reprogramming the setting of injector spraying duration on a duplicate
microcontroller from the real microcontroller (EFI) and make a controller of the air intake temperature.The methods
of the study is to test the engine that already uses a LPG converter kit in a emission test tool. Testing the engine with
independent variables of injection timing (45-55 ms) and different air temperature (46 Co and 55 Co)
I. PENDAHULUAN [
Sebuah alat yang digunakan untuk melakukan
perubahan sehingga bisa memanfaatkan bahan bakar
yang berbeda dikenal sebagai ALAT KONVERSI
(Converter) yang terdiri dari penggantian lubang
gas/bahan bakar (main jet dan pilot jet pada mesin
konvensional) dan sebuah alat regulator. Alat
kelengkapan pemanfaatan gas dirancang untuk bekerja
|1
Jurnal Mekanikal -- Judul Artikel Singkat -menggunakan control ECU. Pada konveter kit
konvensional besarnya BBG yang dialirkan tidak dapat
diatur sesuai kebutuhan sehingga masih adanya
keborosan penggunaan BBG. Sehinngga perlu adanya
sistem control yang dapat mengatur durasi penyempotan
BBG pada intake manifold agar diperoleh campuran yang
sesuai dengan kebutuhan engine.
Sejauh ini pembuatan konventer kit bahan bakar
gas masih sejauh mesin konvensional untuk sepeda
motor. Sehingga emisi dari kendaraan yang telah
menggunakan konventer kit ini masih belum dapat diatur
agar lebih ramah lingkungan. Melihat masalah tersebut
penulis tertarik untuk mengembangkan konventer kit
sebelumnya dengan menambakan sistem mikrokontroller
sehingga emisi kendaraan dapat diminimaliskan sesuai
dengan harapan dan penggunaan bahan bakar gas
menjadi lebih hemat. pembakaran BBM mengandung gas
seperti HC, CO, CO2, NOx gas ini merupakan gas yang
berbahaya bagi manusia dan juga berdampak buruk pada
lingkungan yang dapat menyebabkan pemanasan global.
Sebagai upaya untuk menghemat pemakaian
BBM dan juga guna mengurangi polusi udara yang
ditimbulkan dari emisi gas buang kendaraan perlu adanya
sumber energy alternative yang ramah lengkungan. Salah
satu energy alternative sebagai pengganti bahan bakar
minyak pada kendaraan yang sedang berkembang saat
ini adalah menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG).
Beberapa jenis BBG diantaranya adalah Liquid
Petroleum Gas (LPG), Compression Natural Gas (CNG),
Liquid Natural Gas (LNG) dan gas hydrogen.
LPG memiliki beberapa keunggulan dari segi teknis dan
ekonomis. Tekanan LPG dalam tangki antara 1,0 sampai
1,2 MPa, sedangkan CNG mencapai sekitar 20 MPa.
LPG dapat menurunkan emisi gas buang dan menghemat
pemakaian bahan bakar. Dari sisi besarnya tekanan dalam
tangki dan faktor ketersediaan didaerah, LPG relatif lebih
aman untuk dikembangkan sebagai bahan bakar
kendaraan di Indonesia.
Pemanfaatan LPG sebagai pengganti bahan
bakar kendaraan bensin diperlukan suatu alat yang
digunakan untuk mengkonversi BBG alat tersebut adalah
Converter kit.Converter mempunyai dua type yaitu
konverter kit kovensional dan konverter squensial yang
telah menggunakan control ECU. Pada konveter kit
konvensional besarnya BBG yang dialirkan tidak dapat
diatur sesuai kebutuhan sehingga masih adanya
keborosan penggunaan BBG. Sehinngga perlu adanya
sistem control yang dapat mengatur durasi penyempotan
BBG pada intake manifold agar diperoleh campuran yang
sesuai dengan kebutuhan engine. Dengan menambahkan
sebuah mikrokontroller pada konverter kit sehingga dapat
mengatur BBG. Sehingga dapat menghasilkan output
tenaga yang maximal, efisien, dan juga emisi gas uang
yang ramah lingkungan.
: 1,5 3,5 %
: 0,5 1,5 %
3) HC (Hidrokarbon)
Adalah bahan bakar mentah yang tidak terbakar
selama prose pembakaran. Emisi HC beraroma bensin
dan terasa perih di mata serta menyebabkan gangguan
iritasi mata, hidung, paru-paru dan saluran pernafasan.
Selain itu juga menyebabkan fenomena photochemical
smog/kabut. HC yang tinggi menyebabkan tenaga mesin
berkurang dan konsumsi bahan bakar meningkat.
Rata-rata emisi HC:
Mesin dengan karburator
Mesin EFI
: 50 200 ppm
4) CO2 ( Karbondioksida )
Gas CO2 sangat berguna bagi tumbuhan pada
proses asimilasi, dimana substansi CO2 berubah menjadi
O2 setelah proses asimilasi. Namun CO2 juga bersifat
menyerap panas sehingga apabila berlebihan akan
meningkatkan suhu permukaan bumi. Semakin tinggi
CO2 dalam gas buang mengindikasikan bahwa
pembakaran dalam mesin semakin baik. Sebaliknya
Jurnal Mekanikal -- Judul Artikel Singkat -semakin rendah kadar CO2 menandakan bahwa efisiensi
pembakaran tidak bagus dan berarti pula kinerja mesin
tidak bagus. Akibatnya gas buang, CO dan HC berlebihan
dan konsumsi bahan bakar meningkat.
Rata-rata emisi CO2:
Mesin dengan karburator
Mesin EFI
: 12 15 %
: 12 16 %
A.
Konverter Kit
Konverter kit adalah serangkaian alat tambahan pada
kendaraan atau mesin yang menggunakan bahan bakar
gas. Konverter kit berfungsi untuk mengatur jumlah
bahan bakar gas dan mengatur tekanan gas yang keluar
dari tabung gas. Converter kit sendiri terdiri dari tabung
Gas LPG dan Pressure regulator.
1) Tabung Gas LPG merupakan wadah dari
gas LPG yang nantinya akan disalurkan
menuju ke Intake Manifold sebagai bahan
bakar. Tekanan LPG dalam tangki antara
1,0 sampai 1,2 MPa.Gas-discharge Lamp
(Lampu Lucutan Gas)
2) Pressure
regulator
digunakan
untuk
menurunkan tekanan yang masuk untuk
mendapatkan
tekanan
keluar
yang
dibutuhkan. Pressure regulator tidak hanya
menurunkan tekanan tetapi juga menjaga
pada tekanan yang diinginkan
Mikrokontrol Unit
Mikrokontroler AVR merupakan pengontrol utama
standar industri dan riset saat ini. Hal ini dikarenakan
berbagai kelebihan yang dimilikinya dibandingkan
mikroprosesor, antara lain, murah, dukungan software
dan dokumentasi yang memadai, dan memerlukan
komponen pendukung yang sedikit salah satu tipe
mikrokontroler AVR untuk aplikasi standar yang
memiliki fitur memuaskan ialah ATmega8535/16 atau
ATtiny13 (Budiharto dkk., 2010:293)
5.
6.
7.
B.
|3
Jurnal Mekanikal -- Judul Artikel Singkat -9. AVCC sebagai pin masukan tegangan ADC.
10. AREF sebagai pin masukan tegangan referensi
C.
Optocoupler
Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2
bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian
cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya terpisah.
Biasanya optocoupler digunakan sebagai sakelar elektrik,
yang bekerja secara otomatis. Optocoupler atau
optoisolator merupakan komponen penggandeng
(coupling) antara rangkaian input dengan rangkaian
output yang menggunakan media cahaya (opto) sebagai
penghubung. Dengan kata lain, tidak ada bagian yang
konduktif antara kedua rangkaian tersebut. Optocoupler
sendiri terdiri dari 2 bagian, yaitu transmitter (pengirim)
dan receiver (penerima).
Injektor
Injektor adalah salah satu bagian dari sistem bahan
bakar injeksi yang akan mengabutkan bahan bakar agar
terjadi proses pencampuran yang homogen antara udara
dan bahan bakar. Injector dilengkapi dengan plunger
yang akan membuka dan menutup saluran bahan bakar
dan kerja plunger dikontrol oleh solenoid yang mendapat
instruksi dari ECU. Injektor berfungsi menyemprotkan
bensin menuju engine untuk dicampur dengan udara.
Agar bensin mudah bercampur dengan udara maka
bensin dikabutkan dengan halus sehingga mudah berubah
menjadi uap (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, 2008:325)
Transistor
Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat
dari bahan semikonduktor dan mempunyai tiga elektroda
(triode) yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan
pemancar (emitor). Dengan ketiga elektroda (terminal)
tersebut, tegangan atau arus yang dipasang di satu
terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui
2 terminal lainnya.
Ada 2 jenis transistor yaitu transistor tipe P N P dan
transistor jenis N P N. Transistor NPN adalah
transistor positif dimana transistor dapat bekerja
mengalirkan arus listrik apabila basis dialiri tegangan
arus positif. Sedangkan transistor PNP adalah transistor
negatif,dapat bekerja mengalirkan arus apabila basis
dialiri tegangan negatif.
Gambar 3. Transistor
(Sumber : Teknikelektronika.com)
E.
Resistor
Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah
Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk
menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu
4|
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independent variable)
Dalam penelitan ini variablel bebas yang
digunakan adalah :
Variasi semroptan injector dalam ms.
Variasi Suhu udara masuk ke Intake Manifold
2. Variabel terikat yang diamati pada penelitian adalah :
Nilai AFR
Kandungan CO dan HC pada emisi gas buang.
Prosedur penelitian
Mulai
Tahap awal pembuatan alat dengan berbagai
kesiapannya dalam tahap ini perlu mempelajari latar
belakang pembuatan alat.
2. Identifikasi masalah
Berdasarkan studi lapangan dan literatur di didapatkan
pokok permasalahan yang di timbulkan oleh sepeda
motor 4 tak yang telah dipasangi conventer kit bahan
bakar gas.
3. Rumusan masalah
Mencari permasalahan utama dan pemecahan masalah
berdasarkan hasil identifikasi masalah.
4. Desain Alat
Merupakan pembuatan desain alat dan serta rangkaian
yang akan digunakan
|5
Pengujian Alat
45
626
677
632
47
524
553
551
49
468
508
503
51
674
667
666
53
633
666
645
55
703
677
678
45
317
276
287
47
428
433
448
49
489
480
478
51
348
363
357
11
53
408
505
476
12
55
642
682
633
3
4
9
10
Suhu
(Co)
HC (ppm)
Durasi
(ms)
No
46
55
Pengambilan Data
Pengambilan data yang pertama dilakukan untuk
mengetahui perbandingan bahan bakar gas dan udara
(AFR) dengan suhu udara masuk pada Intake Manifold
dan variasi waktu bukaan injektor.
N
o
AFR
Durasi
(ms)
45
14.4
13.4
13.4
47
14
14.2
14
49
14.2
13.5
14.1
51
12.9
13.4
13
53
13.7
13.2
13.8
55
13.6
14.3
13.8
45
16.8
16
16.2
47
13.7
13.5
13.3
49
13
13.9
14
51
15.2
15.4
15.2 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang, June 11th, 2013
53
15.2
14.8
14.5
55
12.8
13
13
9
10
6|
11
12
Suhu
(Co)
46
55
B.
Analisis data
yang digunakan adalah Desain
Eksperimen Faktorial dengan 2 Faktor. Metode DOEfactorial digunakan untuk menemukan dimanakah letak
perubahan atau perbedaan pada data atau hasil
pengukuran berdasarkan variabel suhu udara masuk pada
Intake Manfold dan variasi waktu bukaan injektor
terhadap nilai AFR dan kandungan emisi gas buang yaitu
HC dan CO.
Fitted Means
Waktu Bukaan * Suhu Udara M
16.5
Suhu
Udara M
46
55
16.0
5.5
5.0
500
4.5
Suhu
(Co)
1 300
2 3.0
3
CO (%)
Durasi
(ms)
45
5.28
5.53
47
45
47
45
47
49
51
4.85
Bukaan
Injektor
49
51
14.5
14.0
13.5
13.0
45
47
49
51
53
55
Bukaan Injektor
5.11
3
5.34
53
55
53
55
4.9
49
Bukaan Injektor
4.76
4.84
4.66
51
5.85
5.88
5.79
53
5.5
5.67
5.44
55
5.5
5.53
5.43
45
3.49
3.04
3.22
47
4.54
4.85
4.75
49
5.36
5.09
5.24
51
3.16
3.21
3.18
11
53
4.73
5.14
4.88
12
55
5.2
5.1
4.87
10
46
55
ESIMPULAN DAN
15.0
Suhu
Suhu
Udara M
Udara M
46
46
55
55
600
3.5
15.5
Mean of AFR
Bukaan
Bukaan Injek
Injek ** Suhu
Suhu Udara
UdaraM
M
700
6.0
9
GRAFIK PENGARUH BUKAAN INJEKTOR DAN SUHU UDARA MASUK THD NILAI AFR
Fitted
Fitted Means
Means
No400
4.0
Pengolahan Data
C.
Me
of CO(%)
HC (ppm)
Me
aan
n of
SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan analisis hasil data
statistik pengaruh suhu udara udara masuk pada Intake
Manifold dan variasi lama bukaan Injektor terhadap nilai
AFR dan kandngan emisi gas buang pada engine dengan
bahan bakar gas dapat diambil kesimpulan secara umum
berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Dengan penambahan suhu udara masuk pada
Intake Manifold nilai AFR menjadi naik dan itu
berarti campuran bahan bakar gas dan udara
menjadi lebih miskin.
2. Dengan meningkatnya suhu udara masuk pada
Intake Manifold terjadi penurunan kadar HC di
setiap variasi waktu bukaan injektor.
3. Dengan meningkatnya suhu udara masuk pada
Intake Manifold terjadi penurunan kadar CO di
setiap variasi waktu bukaan injektor.
4. Campuran yang paling sempurna terjadi pada
suhu 55 Co dengan bukaan Injektor 51 ms,
karena menghasilkan kadar CO yang paling
rendah dan nilai AFR yang mendekati
stokiometri bahan bakar gas, yaitu 15.52.
B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari kesimpulan di atas,
penelitian ini dapat dilanjutkan untuk proses
pembuatan penelitian selanjutnya dengan saran
sebagai berikut :
1. Perlu ditambahkan variabel tambahan yang
dapat diatur, tidak hanya mengatur bukaan
|7
2.
8|
Andi
Heri Andrianto. 2013. Pemrograman mikrokontroler AVR
ATmega16 menggunakan Bahasa C. Bandung:
Informatika Bandung
Gunandi. 2011. Sistem Kelistrikan Bodi. Yogyakarta:
Mentari Pustaka
Djarwanto. 1995.Statistika Non-Parametrik. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta
Team Toyota. 1995. NEW STEP 1: training manual.
Jakarta: Toyota Astra Motor PT
Team Toyota. 1995. TOYOTA STEP 2: materi pelajaran
chasis group. Jakarta: Toyota Astra Motor PT
motogokil.com/2014/01/12/menggali-kelebihan-directinjection/(diakses pada tanggal 11 Agustus 2015
pukul 20.30)
Nurhadi, S.Pd., SST.,M.T. 2012. Pengaruh pengukuran
Emisi Gas Buang. Otogram.blogspot .com (diakses
pada tanggal 3 Juni pukul 19.30)
faturtkj.blogspot.com/2014/02/resistor-kapasitortransistor-dan.html(diakses pada tanggal 20 Agustus
pukul 14.30)