Owner:
====================== ANAMNESIS
=====================
Dimulai dengan:
1. IDENTITAS
Nama (+ nama
keluarga)
Umur/ usia
o Neonatus/ bayi
o Balita/ prasekolah
o Sekolah
Akil balik
Jenis kelamin
Nama ortu
Alamat
Umur/ pendidikan/ pekerjaan ortu
Agama dan suku bangsa
2. RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan utama
o Keluhan/ gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat
o Tidak harus sejalan dengan diagnosis utama
3. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Cerita kronologis, rinci, jls ttg keadaan pasien sblm ada keluhan sampai
dibawa berobat
Reaksi alergi
Page 2
Owner:
4. HAL-HAL YANG PERLU TENTANG KELUHAN/ GEJALA:
Lama keluhan
Demam
o Lamanya
Panas 7 hari, berobat tak sembuh typhoid fever
Demam 5 hari dan ada perdarahan dengue hemoragik fever (DHF)
Demam 5 hari tidak ada perdarahan dengue biasa
Demam intermitten malaria
o Mendadak
o Kontinu, remiten, intermitten
o Terjadi pada malam hari
o Menurun dan naik lagi
o Menggigil, kejang, kesadaran
o Mengigau, muntah, mencret, sesak napas
o Ada manifestasi perdarahan, dsb
Cara mengukur suhu:
1. Rectal
2. Oral (utk anak > 6 thn dan mengerti maksud pemeriksaan)
3. Aksilar
Suhu ketiak umumnya 0.5C lebih rendah dari suhu rectal
Panas = disebabkan oleh infeksi, dehidrasi, kerusakan otak (perdarahan, tumor)
Panas + batuk + sesak napas = bronchopneumonia
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Batuk
Lamanya
Berulang/ kambuh
Spasmodik, kering, produktif
Sifat dahak
Penyerta:
Sesak napas
Mengi (sesak napas berbunyi/ bengek)
Keringat malam (TBC, bronchopneumonia, pneumonia)
Sianosis, ortopne
Ada whoop (napas yg panjang dan dalam pd asma)
Mencret
Akut/ kronik
Frekuensi/ hari
Banyaknya/ kali, konsistensi
Warna
Ada lendir/ darah
Mencret dengan lendir darah: disentri yg tidak diikuti dehidrasi
Disertai tenesmus
Page 3
Owner:
o
o
o
o
o
o
o
o
o
kejang
o
o
Panas,
muntah,
kepandaian mundur
Pd
neonatus:
perlu
kehamilan dan kelahiran
lumpuh,
riwayat
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Muntah
Berapa lama
Frekuensi
Sifat muntah: proyektil
Warna muntahan
Setelah makan/ minum/ perubahan posisi
Disertai panas, mencret, dll
Edema
Mulai tampak kapan, dimana (kelopak mata/ pergelangan kaki)
Kemudian menjalar
Hanya pagi hari/ sepanjang hari
Keluhan penyerta: batuk, oliguria, sesak nafas, berdebar, pucat, kuning dsb
Sesak napas
Berhubungan dengan penyakit: saluran napas/ penyakit KVS
Baru pertama/ berulang kali
Ortopnoe/ posisi tripod
Sesak napas akut, malam hari sakit dada (edema paru akut)
Setelah latihan fisik (lari/ berjalan beberap meter)
Pada bayi sesak timbul setelah menetek 2 3 menit
Disertai: batuk mengi, perut besar, sakit sendi berpindah, demam, sakit
dada, sianosis, riwayat tersedak
Sianosis
Biru pada bibir, sel, lendir, mulut, ujung jari
Page 4
Owner:
Disertai gejala pernapasan: penyakit paru/ jantung
Tanpa gejala pernapasan: penyakit jantung bawaan
Ada hubungan dengan aktivitas fisik (Tetralogi Fallot) utk 4 kelainan
jantung bawaan dengan sianosis - jalan sebentar uda duduk
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Ikterus
Mata OS tampak kuning (scleranya)
Sering didahului oleh miksi dengan urin kuning merah seperti teh
Pada neonatus ditemukan 2 macam ikterus:
Fisiologik
Fatal
5. RIWAYAT KEHAMILAN
o
Kesehatan
ibu
saat
kehamilan
o
Pernah
sakit
panas
(rubella dsb)
6. RIWAYAT KELAHIRAN
o Tanggal lahir
o Tempat lahir
o Ditolong oleh siapa
o Cara kelahiran
o Kehamilan ganda
o
o
o
o
o
Makan obat-obatan
Tetanus toxoid
7. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Kurva berat badan dan panjang badan terhadap umur
8. RIWAYAT PERKEMBANGAN
o
Patokan perkembangan (milestones)
Pada bidang: motor kasar, motor halus, sosial-personal, bahasa pada balita
o
Prestasi belajar pada anak usia sekolah
o
Masa pubertas
Page 5
Owner:
9.
10.
11.
12.
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
imunisasi
makanan
penyakit yang pernah diderita
keluarga
dipuji
Page 6
Owner:
o
o
Bila ada bag yang sakit, dimulai dari bagian yang tidak sakit
Dengan 2 tangan untuk mengetahui adanya cairan atau ballotement
Diketuk pada phalange bagian distal proximal kuku dengan jari II/ III tangan
kanan yang membengkok
Suara perkusi:
o Sonor (suara paru normal)
o Pekak (pada perkusi otot)
o Timpani (perkusi abdomen bagian lambung)
o Redup (di antara sonor dan pekak)
o Hiper sonor (antara sonor dan timpani)
Alat stetoskop
o Pediatrik (neonatus dan anak)
o Diameter membran 3 3.5 cm
o Diameter mangkok 3 cm
o
o
o
o
Bising presistolik
mid diastolik
Bising jantung I, II, III, IV
Nada tinggi pada
Bising sistolik
Friksi pericard
KEADAAN UMUM
Page 7
Owner:
Sopor
Koma
Delirium
Tamapk mengantuk
Responsif thd stimulus kuat tapi tidur lagi
Sedikit responsif thd stimulus kuat
Refleks pupil thd cahaya masih positif
Tidak responsif sama sekali thd stimulus
Refleks pupil thd cahaya negatif (kesadaran yang paling rendah)
2x
sethn
dlm
3
thn
berikutnya
1 kali setahun selanjutnya
Page 8
Owner:
8. Tinggi
Overhidrasi/ edema
Makan berlebih
Obesitas
Cebol
Mukoposakaridosis
Tipe infantil menetap atau tipe dewasa terlambat:
Adolesensi tertunda
Hipotiroid
Kondrodistrofi
Tinggi badan berlebih: sindroma MARFAN (gigantisme akibat kelebihan
hormon)
Page 9
Owner:
Gizi kurang
: BB 60 80% P50 baku tanpa edema
Gizi berlebih : BB > 120% P50 nilai baku
GIZI BURUK
Kwasiorkor
: BB > 80% P50 nilai baku disertai edema
Marasmus
: BB < 60% P50 nilai baku tanpa edema
Marasmus kwasiorkor
: BB < 60% P50 nilai baku dengan edema
jagung
Irama
O Normal: teratur
Page 10
Owner:
Disritmia sinus
Inspirasi cepat (denyut nadi lebih cepat)
Ekspirasi lambat
Sering pada anak > 3 tahun remaja
O Nadi irregular (extrasistole, fibrilasi atrium)
O Ketidakteraturan yg teratur:
Pulsus bigeminus dek dek .... dek dek ....
Pulsus trigeminus dek dek dek ... dek dek dek ...
kualitas nadi (perabaan nadi)
O pulsus seler/ waterhammer/ CORRIGANS PULSE: sgt kuat o.k beda tekanan
sistole-diastole besar, terdapat pada:
- Tekanan Darah
- Pernapasan
Kedalaman
Irama/ keteraturan
Page 11
Owner:
Tipe normal:
O Bayi: abdominal/ diafragmatikal (bila torakal lbh bsr dr abdomen kelainan paru)
O Makin besar anak torakal (7 8 th torako abdominal)
Tipe Cheyne Stokes
O Normal pd BBL/ prematur (cepat dalam lambat dangkal apneu beberapa saat)
O Hilang pada umur beberapa minggu
O Patologis: penyakit SSP
Tipe Kussmaul
O
Cepat dan dalam
O
Pada asidosis metabolik (dehidrasi, hipoxia, keracunan salisilat, dsb)
Pernapasan BIOT
Irama sama sekali tidak teratur (penyakit SSP)
Frekuensi Takipne/ cepat = dyspnoe
Pada berbagai penyakit paru ; Bronchopneumonia cepat, tidak terlalu dalam
Bradipne
O Pd ggn pusat pernapasan Tekanan intrakranial meningkat
O Alkalosis
Hiperpne (dalam)
: pada asidosis, anoksia, kelainan SSP
Hipopne (dangkal)
: pada gangguan SSP
Eupne
: kedalaman normal
Dispne
O
Kesulitan bernapas dengan tanda TRIAS BP:
Cuping hidung
Retraksi sub kost, intercostal, supra sternalis
Dpt dengan sianosis dan takipne
Ortopne
O
Sulit bernapas bila tiduran bertambah bila duduk/ berdiri
O
Asma, gagal jantung, edema paru / epiglottis, fibrosis kistik, croup
konstruksi saluran napas
Dispne nocturnal paroxismal ada edema paru akut (stenosis mitral berat)
Pemeriksaan sistemik
Page 12
Owner:
O
Warna:
Vitiligo (depigmentasi) dt tak ada arti/awal tuberosklerosis/ penyakit
neuroektoderm
Depigmentasi umum/ albinisme
Coklat gelap:
Penyakit addison
Thalassemia
Pasien dengan transfusi darah sering
cafe auldit (coklat)/ coklat muda; masih normal sampai gejala bercak dengan
diameter 1 1.5 cm pada anak < 5 tahun (bila lebih: penyakit VON
RECKLINGHAUSEN)
Nevus pigmentosus (hiperpigmentasi menetap)
Melanoma malignum sangat jarang pada anak (abu-abu)
Pasca ruam campak (hiperpigmentasi sementara)
Spider nevi
Dari pembuluh kapiler bercabang seperti laba-laba
Sedikit di lengan dan wajah = normal
Di badan banyak: cirrhosis hepatis, hepatitis kronik
Sianosis
O
O
Ikterus
O
O
O
O
Page 13
Owner:
Hemolisis (bila hepar masih bagus maka ikterus tak tlalu tampak)
[dewasa]
Mononukleus infeksiosa
Sepsis
Bayi: bila darah pecah terlalu banyak dapat menjadi icterus oleh krn penimbunan
bilirubin dalam darah krn fungsi hepar belum sempurna. Contoh: kelainan darah ibu
dan anak therapy: lakukan transfusi tukar
Hemangioma (Pembesaran kel kapiler penonjolan pembuluh darah bisa hilang
sendiri
O Hemangioma kapilaris (kelopak mata, bibir atas, leher)
Rata, difus
Dapat disertai kejang : syndrome STURGE WEBER
Menimbul
Batas tegas, lunak, berlobulasi
Ada sejak lahir/ umur beberapa minggu
Bertambah besar sampai 6 12 bulan mengecil hilang
O Hemangioma kavernosa
Sjk lahir/ pd masa bayi di kulit, bwh kulit, lbh dlm (kulit di atasnya
dapat N/ ungu)
Ekzema
O Dermatitis atopik
Dermatitis kontak
Purpura
O
O
O
Erythema
O
O
Eritema nodosum
Noduler
2 4 cm
nyeri
terdapat pada:
reaksi obat
arthritis rheumatoid
Page 14
Owner:
Urtikaria
O
O
Page 15
Owner:
O anhidrosis
Tekstur kulit
O Kasar: pada defisiensi vitamin A, hipotiroid, paratiroid
O Icthyosis : kasar kering seperti sisik ikan
O Sclerema skleredema skleroderma pada dermatomiositis
O Sklerema neonatus (bayi sakit berat, sepsis, dehidrasi, anoxia)
Edema
Akibat cairan ekstraseluler abnormal
Disebabkan oleh karena:
O Tekanan hidrostatik
O Permeabilitas kapiler
O Tekanan onkotik berkurang (tek keluar sel lebih besar daripada ke dalam)
O Retensi Na dan elektrolit lain
Bentuk pitting edema : bila ditekan tidak kembali/ lambat (periksa pada pretibial)
Bentuk non-pitting edema : bila cepat kembali = pada turner syndrom, kretinisme
Edema sedikit/ mulai pada palpebra
Edema banyak:pretibia, pergelangan kaki, sakrum
Edema anasarca : di seluruh tubuh dengan ascites, efus pleura/ perikardial (pada
malnutrisi, syndroma nefrotik, penyakit jantung, cirrhosis hepatis, kwashiorkor)
Edema lokal :
O
Alergi
O
Gigitan seranggga
O
Bendungan limfe
Miliaria
Keringat buntat
Dapat berupa
1. Miliaria pustulosa (bintik-bintik kecil seperti pustula)
2. Miliaria rubra (merah)
Lain-lain
Emphysema subkutan (udara, karena kelenjar udara di bawah kulit)
O Krepitasi
O Pada pneumothorax/ pn.med, tracheostomi, dll
Sikatriks keloid (hipertrofi sikatriks); bekas luka yg jelas
Stria :
O Garis-garis hipopigmentasi
O Normal pada anak gemuk
O Sindrom cushing (ungu) obat kortikostreroid
RAMBUT
Warna
Kelebatan
Distribusi
Karakter rambut lain
Oksipital
Retroauriculer
Cervical anterior dan posterior di tepi M.st cl mast
Parotis paralisis (bila membesar)
Submaxilla dan sublingual (disebabkan ok kelainan gigi/ faring)
Supraclaviculer
Axillar pada kelainan leukemia
Page 16
Owner:
Inguinal
Dimensi
O
O
Ukuran bentuk
Mobilitas, tanda radang
JANTUNG
* Inspeksi dan palpasi *
Ictus cordis/ denyut apeks
Bayi dan anak kecil : pada sela iga 4
Garis midkavikuler kiri/ sedikit lateral
Anak 3 tahun dan lebih : sela iga ke 5
Sedikit medial, garis mid kl.kiri
Pada bayi dan anak kecil inspeksi sukar jadi palpasi
Pada pembesaran ventrikel kiri apeks ke bawah lateral denyut > kuat left
ventricular lift/ left ventricular thrust
Pembesaran ventrikel kanan apeks tetap teraba peningkatan aktif di para
sternal kiri bawah dan epigastrium: right ventricular cave
Apeks dan aktifitas ventrikel sulit diraba pada:
Pneumomed
Pneumothoraks kiri
Efusi peric/ pleura
PERKUSI
Page 17
Owner:
o
o
o
Auskultasi
o
o
o
Bunyi Jantung
o Bunyi akibat vibrasi pendek bunyi jantung
o Bunyi akibat vibrasi panjang lebih panjang = bising jantung
o Bunyi jantung
Bunyi jantung I, II, III, IV
Opening snap
Hampir tidak pernah ditemui
Irama derap
Klik
o Bunyi jantung I tanda fase sistolik
o Bunyi jantung II tanda fase diastolik
Kedua bunyi tersebut harus diidentifikasi secara akurat dan selalu terdengar pada
setiap pasien
o Beberapa patokan :
Bunyi jantung I bersamaan dengan iktus cordis
Bunyi jantung I bersamaan dengan denyut karotis
Bunyi jantung I paling jelas di apeks
Bunyi jantung II paling jelas di sela iga 2 tepi kiri sternum
Bunyi jantung II normal terpecah pada inspirasi dan tunggal pada ekspirasi
Pada irama lambat:
Jarak bunyi jantung I dengan bunyi jantung II (= fase sistolik) lebih pendek
drpd jarak antara bunyi jantung II dan bunyi jantung I (fase diastolik)
o Pada takikardi sulit
Page 18
Owner:
o
o
Gb. 19
Bunyi jantung I
Bunyi jantung I terjadi akibat bunyi penutupan katup atrioventrikuler
Komponen mitral bunyi jantung I disebut M 1
Komponen trikuspidnya disebut T 1
T 1 terjadi 0,03 detik setelah M1 bunyi jantung I terpecah (split) sempit
Penilaian : bunyi jantung I : normal, melemah atau mengeras
Bunyi jantung I mengeras : defek septum atrium, stenosis mitral, stenosis
trikuspid
Bunyi jantung I melemah : insufisiensi mitral dan trikuspid, myocarditis,
pericarditis, efusi pericardium
Bunyi jantung II
Bunyi jantung II terjadi dari kompleks bunyi akibat penutupan katup semiluner
(aorta dan pulmonal)
Komponen aorta bunyi jantung II disebut A 2
Komponen pulmonal disebut P 2
Pada bayi, anak dan dewasa muda yang normal, bunyi jantung II terdengar
terpecah (split) pada inspirasi dan tunggal pada ekspirasi
Pada inspirasi A 2 maju, P 2 mundur bunyi jantung II terpecah
Pada ekspirasi bunyi jantung II tunggal/ terpecah sempit (gb. 20)
Keterangan fenomena di atas :
1. Pada inspirasi, tekanan neg intratorakal makin menurun alir balik ke
jantung kanan bertambah pengisian atrium kanan dan ventrikel kanan
bertambah waktu ejeksi ventrikel kanan bertambah lama dan penutupan
katup pulmonal (P2) lebih lambat
2. Pada inspirasi resistensi vaskuler paru menurun kapasitas pembuluh
darah paru untuk menerima darah dari a.pulmonalis bertambah tahanan
ejeksi ventrikel kanan bertambah dan penutupan katup pulmonal (P2) lebih
lambat
3. Pada inspirasi : terjadi penumpukan darah di pembuluh vena paru alir
balik ke atrium kiri bertambah waktu ejeksi ventrikel kiri lebih pendek
A 2 terjadi lebih cepat
Bunyi jantung II pada anak penting
Normal : bunyi jantung II harus terpecah saat inspirasi
Bila tunggal pada seluruh siklus pernapasan : berarti ada obstruksi jalan
keluar ventrikel kanan berat atau malposisi arteri-arteri besar
Intensitas bunyi jantung II : normal, melemah, mengeras
Bunyi jantung II terpecah lebar pada : right bundle branch block (RBBB),
defek septum atrium, stenosis pulmonalis, gagal jantung kanan,
insufisiensi mitral akut
Kadang-kadang P2 mendahului A2 (reversed splitting):
Page 19
Owner:
mengeras + takikardia irama derap (patologis)
Bunyi Jantung IV
Nada rendah
Oleh karena deselerasi darah pada pengisian ventrikel oleh atrium (bunyi
atrium)
Tidak ada pada bayi dan anak normal
Terdengar pada keadaan patologi: dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikuler,
fibrosis myokardium
(gb.21)
Bunyi jantung IV didengar dengan membran stetoskop yang ditekan kuat pada
dinding dada : bunyi jantung IV menghilang bunyi jantung I yang terpecah lebih
jelas
Irama Derap (Gallop Rhythm)
o
Terjadi bila bunyi jantung III dan atau IV terdengar keras disertai takikardia
spt derap kuda lari
o
Irama derap yang terdiri atas bunyi jantung I, II, dan III disebut : irama
derap protodiastolik
o
Bila t.d bunyi jantung IV, I dan II disebut irama derap presistolik
o
Bila bunyi jantung III dan IV bergabung disebut irama derap sumasi
(summation gallop)
o
Adanya irama derap = keadaan patologik
o
Pada neonatus = gagal jantung
Opening Snap
Bunyi patologis : pada penderita dewasa = stenosis mitral (pada anak jarang)
Bising Jantung
o Terjadi akibat arus darah turbulen melalui jalan sempit/ jalan abnormal
o Pada setiap bising jantung harus diperinci :
1. Fase bising
Berdasar tempatnya pada siklus jantung ditentukan:
a. bising sistolik : terdengar antara bunyi jantung I dan bunyi jantung II
b. bising diastolik : terdengar antara bunyi jantung II dan bunyi jantung I
Penentuan bunyi jantung I dan bunyi jantung II secara akurat : suatu sine qua
non (gb.24)
2. Kontur/ bentuk bising
a.
Bising sistolik
Bising holosistolik (pansistolik) mulai bersamaan bunyi jantung I
terdengar sepanjang fase sistolik berhenti bersamaan bunyi jantung
II :
i. Defek septum ventrikel
ii. Insufisiensi mitral
iii. Insufisiensi trikuspidal
Page 20
Owner:
Insufisiensi aorta
Insufisiensi pulmonal
Bising middiastolik (diastolik flow murmur) akibat aliran darah
berlebih (stenosis relatif katup mitral/ trikuspid)
Page 21
Owner:
o Bising mitral di apeks
o Bising trikuspid di parasternal kiri bawah
o Bising pulmonal di sela iga ke-2 tepi kiri sternum
o Bising aorta di sela iga ke 2 tepi kanan atau kiri sternum
5. Penjalaran bising
Arah bising paling baik dijalarkan:
o Bising mitral ke lateral/ aksila
o Bising pulmonal ke sepanjang tepi kiri sternum
o Bising aorta ke apeks dan daerah karotis
6. Kualitas bising
Bising inosen adalah bising yang tidak disebabkan kelainan organik atau kelainan
struktural jantung
Dibedakan dari bising fungsional, yaitu bising akibat hiperaktivitas fungsi jantung :
o Anemia
o tireotoksikosis
Bunyi jantung II terpecah lebar dan menetap (wide and fixed split)
Waktu ejeksi ventrikel kanan memanjang (ok pirau dari atrium kiri ke atrium kanan)
bunyi jantung II terpecah lebar pada pernapasan tidak ada perubahan
Beban volume ventrikel kanan stenosis pulmonalis relatif : bising ejeksi sistolik
di tepi kiri sternum sela iga 2 (derajat 3/6)
DEFEK SEPTUM VENTRIKEL (Gb. 26)
Defek septum ventrikel tanpa komplikasi bunyi jantung I dan II normal. Bunyi jantung
III terdengar keras bila ada dilatasi ventrikel
Bising yang khas : bising pansistolik di sela iga ke 3 & 4 tepi kiri sternum menjalar
ke tepi kiri sternum
Pada defek besar dapat ada : bising middiastolik di apeks (ok stenosis mitral relatif)
Page 22
Owner:
Pada bayi baru lahir dengan defek septum ventrikel tidak terdengar bising ok
resistansi vaskuler paru tinggi terdengar pada umur 2 6 minggu
DUKTUS ARTERIOSUS PERSISTEN (Gb. 27)
Pirau dari aorta ke a.pulmonalis terjadi bising kontinu di sela iga ke 2 tepi kiri
sternum menjalar ke infraklavikula, karotis dan punggung
Bunyi jantung I normal, bunyi jantung II terpecah agak lebar dan lemah
Pada sten berat bunyi jantung II terdengar tunggal krn P2 tidak terdengar
Makin berat stenosis P2 makin lemah dan bising makin panjang (dapat menempati
seluruh fase sistolik)
TETRALOGI FALLOT (gb. 29)
Terdengar bising ejeksi sistolik di sela iga ke-2 tepi kanan atau tepi kiri sternum
menjalar ke apeks dan karotis (disertai getaran)
Bila bising diastolik dini pada insuf pulmonal menyertai hipertensi pulmonal disebut
Graham Steele
Pada valvulitis mitral reumatik akut : bising pansistolik dan middiastolik di apeks
(bising Carry Coombs)
STENOSIS MITRAL (gb. 34)
Bising khas : middiastolik aksentuasi pre sistolik nada renda rumbling (spt
guntur) di apeks
PROLAPS KATUP MITRAL (gb. 35)
Page 23
Owner:
Sering hanya klik tanpa bising
Sering pada wanita usia remaja/ dewasa muda
======================== kepala
=======================
Lingkaran kepala : periksa rutin sampai umur 2 tahun
(glabela dahi atas alis mata protuberans oksipitalis : diameter oksipita frontal
terbesar)
Makrosefali (diameter > N)
Hidrosefalus (produksi > ; abs <
- H.komunikans
- H.nonkomunikans : sumbatan
Mikrosefali (diameter < N) : ada retardasi motor dan mental (disgenesis/ hipoplasi
otak, rubella, toxoplasma, CMV, sy down disgenesis/ hipoplastik otak,
kraniostenosis)
Kontrol kepala
BBL 1 bulan : telentang kepala dilepas jatuh ke belakang didudukkan
kepala jatuh ke depan
Akhir bulan 2 : tengkurap kepala diangkat sebentar
Bulan 3 bulan 5 : posisi duduk kepala tegak
Kraniotabes
Page 24
Owner:
Mata
Visus (ketajaman penglihatan)
Neonatus bereaksi thd cahaya (dg senter terjadi perubahan gerak dari
muka; umur 1 bulan)
Umur 2 bulan : dpt mengikuti gerakan jari
Umur 6 bulan : memfokus pandangan thdp obyek tertentu
Anak yang lebih besar diuji dengan gambar/ tulisan
Palpebra
Ptosis (palpebra tidak dpt terbuka)
Lesi N.oculomotor
Miastenia gravis
Syndroma Horner
Ensefalitis
(Ptosis + Miosis)
Lagofthalmus
Kelopak tidak dapat menutup sempurna:
(kornea tidak tertutup lesi) ulkus
Pasien koma : pseudo lagofthalmus
Hemangioma (bisa menghilang sendiri)
Hordeolum (infeksi, diberi antibiotik tp tidak pd kulitnya, spt bisul kecil, bila
merambar ke dalam mata maka diberi obat mata)
Edema
Alis
Kanan dan kiri bertemu di tengah: syndroma Waardenburg
Bulu mata
Panjang lentik: normal, malnutrisi, penyakit kronik
Duktus nasolakrimalis
Hubungan mata dan hidung. Cairan yg membasahi mata akan ke hidung
dan menguap bersama napas. Jadi tidak akan keluar air mata klo tidak
nangis
Bila sampai umur 6 bulan masih belum terbuka (air mata keluar) dokter
mata
Epiphora
Penutupan ductus nasolacrimalis
Produksi air mata berlebih
Bisa ok radang, ulkus kornea, benda asing, alergi
Mata kering : dehidrasi, defisiensi vit A
Konjungtiva
Defisiensi vit A:
1. Hemeralopi/ rabun senja
2. Xerosis konjungtiva (kering bercak BITOT) ada garis putih yg berdiri
pd konjungtiva lateral/ medial
3. Xerosis kornea masuknya infeksi
4. Keratomalasi ulserasi perforasi
Page 25
Owner:
Sklera
Telinga
Serumen
Membran timpani
Normal: sedikit cekung, mengkilat, refleks cahaya positif
Otitis media kataral: sangat merah, refleks cahaya <, tjd abses dalam telinga
(cepat kirim ke bagian THT)
Otitis media sup: menonjol kemerahan, refleks cahaya menghilang
Perdarahan (menonjol biru)
Perforasi yang akan menyebabkan congek
Page 26
Owner:
Mastoid
Otitis media mastoiditis : nyeri tekan + ; daun telinga terdorong terasa sakit
pada retroauriculer
Pendengaran
Dinilai dengan garpu tala, audiometer (pada anak besar)
Neonatus : sudah ada reaksi thd suara (klintingan)
Hidung
Napas cuping hidung
Saddle nose : syndroma kongenital
Mukosa tebal pucat : alergi
Benda asing : sekret purulen, berdarah, berbau
Difteri hidung : sekret berdarah
Epistaksis : pleksus Kiesselbach (pd septum nasi) pecah - demam, kelainan darah,
kongenital
Mulut
Trismus (mulut sukar dibuka); tetanus, tetani, infeksi/ abses sekitar mulut,
dislokasi sendi mandibula, parotitis, dll
Diukur berapa besar mulut dpt dibuka : dari ujung gigi atas dan bawah
Foetor ex ore (halitosis)
Bau aseton asidosis
Bau amonia - uremia
Labio skisis/ bibir sumbing
Mukosa anemia (pucat)
- sianosis (biru)
Fisura pada sudut bibir (kekurangan riboflavin dan vit B lain)
Perleche : infeksi streptococcus
Fisura, deskuamasi, maserasi, krusta di sudut mulut
Herpes simplex
Mukosa pipi
Oral thrush : infeksi candida albicans ; bercak-bercak membran putih, menimbul
mirip sisa susu pada selaput lendir bibir, pipi, lidah, palatum, faring (bila diangkut
terjadi perdarahan) biasanya pd bayi/ anak kecil
Bercak koplik : stadium prodromal campak pada mukosa pipi berhadapan
geraham bawah
Noma : stomatitis gangrenosa ; destruksi mukosa pipi perforasi ke kulit.
(keganasan/ kwasiorkor) pipi hancur/ tembus
Palatum
Petechiae (infeksi)
Paralisis (difteria)
Palatoskisis
Lidah
Bifurkasio terbelah di tengah
Makroglosia: hipotiroid, sy.down, hurler, neoplasma
Mikroglosia : sy. MABIUS, pioroptin (lidah >>)
Kista duktus tiroglossus : pada pangkal lidah
Ranula : kista retensi transparan (biru) sublingual
Lidah terjulur keluar (pada retard mental)
Tremor lidah : hipertiroid, demam typhoid lidah keluar ujung merah
Lidah kotor (coated tongue)
Geografic tongue
Gloso ptosis : lidah tertarik ke belakang (syndroma pierre robin)
Neonatus : keluar masuk ritmik (perdarahan otak/ edema otak)
Lidah ada gambaran-gambaran pulau di tengah ada alergi
Page 27
Owner:
Gigi geligi
Bayi baru lahir, kadang-kadang ada 1 2 gigi dan mudah dicabut
Mulai tanggal umur 6 thn caninus blom keluar, molar 2,3 baru keluar
Umur 5 bulan 1 thn: gigi susu 3 tahun lengkap 20 buah
V IV III II I
.
I II III IV V
-------------------------------------------------V IV III II I
.
I II III IV V
Gigi susu:
2 insisor sentral bawah
2 insisor sentral atas
2 insisor sentral atas
2 insisor sentral bawah
2 molar pertama bawah
2 molar pertama atas
4 kuspid pertama
4 molar kedua
5 10 bulan
8 12 bulan
9 13 bulan
10 14 bulan
13 16 bulan
13 17 bulan
12 22 bulan
24 30 bulan
Gigi tetap
8 7 6 5 4 3 2 1
1 2 3 4 5 6 7 8
----------------------------------------------------------------------8 7 6 5 4 3 2 1
1 2 3 4 5 6 7 8
Infeksi difteria:
Bercak putih abu-abu yang sulit diangkat bila dipaksa mudah berdarah
(pseudomembran)
Tonsil
Perhatikan : kripti, hiperemia ulserasi, bercak perdarahan, abses perotonsiler
(sering trismus)
Laring
Stridor (suara napas inspirasi yang keras, kasar, nada sedang)
Terjadi obstruksi di daerah laring/ trachea
therapy/ : corticosteroid dan antibiotik
Page 28
Owner:
======================== leher
========================
Vena : pulsasi pada saat duduk/ berdiri
abnormal
(kenaikan tekanan vena jugularis)
Menentukan tekanan vena jugularis
Pasien posisi telentang
Dada + kepala diangkat 15 - 30 atau lebih jika bila tekanan venanya tinggi
Lihat batas atas distensi vena jug (bila perlu dikosongkan dulu dengan menekan
bagian kranial vena mengurut vena ke kaudal, kemudian dilepas lagi
Normal v.jugularis tidak keluar cuma waktu menyanyi kadang keluar
Tekanan vena liat venanya ada trus kita hapus dari atas sampai ke bwh. Klo ada
peningkatan tekanan vena venanya akan timbul lagi dengan cepat biasanya
tjd pada penyakit jantung
V.jugularis tekanan :
Gagal jantung kongestif
Tamponade jantung
Pericarditis konstriktiva
Massa di mediastinum
Sexual encontinuitum leher spt sayap
Kista duktus tiroglossus
Di garis tengah/ sedikit lateral, bulat, licin, - 3 cm
Di setiap tempat antara foramen caecum lidah lekuk suprasternal (sering
setinggi kartilago tiroid, bergerak ke atas bila menelan, dapat disertai fistula)
Higroma kolli kistikum : massa kistik, lunak, batas tak jelas, kebiruan
Bull neck : edema pada leher belakang(difteria), infeksi lokal
Tortikolis
Lihat ada/ tidak pada BBL
Posisi kepala : miring ke 1 sisi dan berputar ke sisi lain (pemendekan m.
sternocleidomastoideus) oleh karena
Perdarahan ok trauma lahir menyembuh fibrosis (1,5 3,5 cm), kenyal,
tegas menghilang 4 8 bulan (biasanya hilang tapi sebaiknya dilakukan
fisiotherapy)
Dapat pemendekan menetap
Dapat karena proses peradangan
Kaku kuduk
Page 29
Owner:
========================= dada
========================
Pemeriksaan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Garis-garis referensi :
Batas-batas utk menentukan lokasi keadaan patologi dan fisiologi (gb +
keterangan)
Inspeksi
Gb. dinding dada, bentuk, besar, simetri dl. statis dan dinamis, gerakan pd
pernapasan, deformitas, penonjolan, pembengkakan, pola pembuluh darah subc,
jaringan parut
Beberapa mcm bentuk dada:
1. Pektus eks. Kavatum (Funnel Chest)
payudara
Supernumary nipples (jumlahnya papilla mammae >>)
Telarche/ telars = 8 14 tahun (10 th) : pertumbuhan payudara
bentuk dewasa dl 2 4 tahun
Ginekomasti pubertas pada laki-laki 13 14 tahun menghilang
Ginekomasti prapubertas dpt terjadi pada anak perempuan ataupun laki-laki
menghilang
Page 30
Owner:
paru
Inspeksi (lihat tanda vital dan inspeksi dada) lihat gerakan pernapasan
Palpasi (gb)
Simetri/ asimetri toraks : benjolan, nyeri, pembesaran kelenjar limfe aksila,
fossa supraclavicularis/ infraclavicularis
Fremitus suara :
Saat bicara/ menangis
Normal : getaran sama kanan dan kiri
Meningkat : konsolidasi (pneumonia)
Menurun : obstruksi jln napas (atelectasis, pleuritis, efusi pleura, schwarte,
tumor)
Krepitasi subkutis - krn trauma udara spt suara kertas yang diremek
Udara subkutan : pasca trauma, pasca tracheostomy
Perkusi (lihat cara pemeriksaan)
o Mulai supraklavikula turun setiap sela iga (bandingkan kanan dan kiri)
o Punggung : dari atas bawah (kanan dan kiri)
o Sonor : suara perkusi normal
o Suara perkusi berkurang : redup/ pekak (hati, jantung, skapula diafragma)
Suara yang sehrsnya sonor jd redup mgkn ada kelainan paru, dll
o Daerah pekak hati : setinggi iga ke 6 garis aksila medial, kanan (naik turun pada
pernapasan) 1- 2 sela iga
o Pekak hati > tinggi pada hepatomegali/ pendesakan/ kolaps paru kanan
o Pekak hati pada asma/ emfisema paru
o Batas bawah paru belakang: setinggi iga ke 8 10
o Perkusi paru jantung sukar pada anak dan bayi
o Perkusi abnormal:
Hipersonor/ timpani: emfisema paru, pneumotoraks
Redup : konsolidasi
Timpani : hernia diaphragma (pd auskultasi, bising usus +)
Auskultasi
Suara napas dasar
Suara napas tambahan
Dilakukan di seluruh dada dan punggung
Dari atas ke bawah, bandingkan kanan dan kiri
Pada bayi dan anak lebih keras
Suara napas dasar
1. Suara napas vesikuler (pada anak-anak jelas, dewasa agak susah)
Suara napas N (udara masuk dan keluar melalui jalan napas)
Suara inspirasi lebih keras dan lebih panjang daripada ekspirasi
Terdengar spt membunyikan ffff dan wwww
Melemah pada penyempitan bronkus (bronkostenosis), tiap ventilasi ber <,
pneumonia, atelectasis, edema paru, efusi pleura, emfisema, pneumothorax
Mengeras : ventilasi bertambah; resolusi pneumonia
Vesikuler dengan ekspirasi memanjang : asma
2. Suara napas bronkial tdpt pd paru sternal atas (bronkus ka-ki)
Inspirasi keras disusul ekspirasi spt suara kh kh kh
Pada keadaan normal
i. Pada bronkus besar kanan dan kiri
ii. Parasternal atas
iii. Di interskapula
Napas bronkial di tempat lain : konsolidasi luas (pneumonia lobaris)
Suara subbronkial/ bronkovesikuler
3. Suara napas amforik biasanya pd dws anak-anak jarang
Page 31
Owner:
Seperti bunyi tiupan di atas botol kosong (pada kaverne; kerusakan jar
paru pd TBC ada infiltrat)
4. Cog-wheel breath sound
Suara napas terputus-putus, pada fase inspirasi dan fase ekspirasi
Adhesi pleura/ kelainan bronkus kecil spt TBC dini
5. Metamorphosing breath sound
Suara mulai halus kemudian mengeras (vesikuler bronkial)
Suara napas tambahan:
1. ronki basah dan ronki kering (RALES)
2. krepitasi
3. bunyi gesekan pleura (pleural friction rub)
4. sukosio hippocrates
- wheezing (mengi)
- krepitasi
- bRonkofoni
= vocal resonance =
resonans bertambah pada konsolidasi
- sukosio hippocrates
pada seropneumotoraks
kalau dada digerakkan terdengar suara kocokan (jarang pada anak)
pada BBL
hernia diafragmatika diafragma terbuka isi peritoneum masuk ke dlm sering pd
wkt BBL sesak napas pd auskultasi terdengar suara peristaltik usus
Page 32
Owner:
====================== abdomen
=====================
inspeksi
auskulasi
palpasi
perkusi (setiap manipulasi bunyi peristaltik usus berubah)
Dinding Perut
Keriput : pasca ascites, malnutrisi
Hernia umbilikalis:
Diastasis Rekti
Penonjolan pd garis tengah antara umbilikalis processus xiphoid/ umbilicalis
symphisis (1 5 cm lebar : varian N, kelemahan m. rekt abd)
Inspeksi
hipokalemia,
hipotiroidea,
rachitis,
dinding
perut
berlemak,
pneumoperitoneum
Disebabkan oleh karena trauma/ perforasi usus, ascites, ileus obstr rendah
> dada
Page 33
Owner:
Bila < : peritonitis, appendisitis/ keadaan patologi lain
Pada anak > 6 7 tahun : bila gerakan mencolok : curiga kelainan
paru
Lokasi peristaltik :
Melintang di daerah epigastrium pada bayi < 2 bulan : spasme/ stenosis pilorus
Peristaltik dg gbrn spt tangga : obstruksi usus distal
Auskusltasi
10 30 detik
aorta abdomen
Perkusi
Dari epigastrium ke bagian bawah abd (gb. 39)
Terdengar timpani di seluruh permukaan, kecuali daerah hepar
dan lien (abnormal : obstruksi rendah, ileus paralitik, aerofagia
1. Posisi telentang
Perkusi sistematik dari umbilicus ke lateral dan bawah garis konkaf antara timpani
dan pekak ada ascites (gb. 40)
2. Shifting dullness
Daerah redup berpindah : perkusi dari umbilicalis ke bawah/ ke sisi lateral mencari
daerah redup yg menjadi timpani pada perubahan posisi (pasien miring)
3. Fluid wave / gelombang cairan
Cara undulasi : pada ascites banyak dan ddg abd tegang :
pasien telentang
1 tangan pemeriksa di 1 sisi perut pasien
jari satunya mengetuk ddg sisi perut yg lain
orang lain meletakkan 1 tangan di tengah abd (tekan), (gerakan melalui ddg abd
dicegah)
Gelombang cairan ascites terasa pada tangan pertama
Gelombang ini jg dpt didengar dg stetoskop (gb. 41)
4. Tentukan daerah redup pd bagian terendah perut pada posisi anak tengkurap dan
menungging (knee chest position) : pada anak besar dg ascites sedikit : PUDDLE
SIGN
Pekak Hati
Ditentukan dg perkusi
Pekak hati menghilang bila ada udara bebas dlm rongga abd :
pneumoperitoneum (ok perforasi usus/ trauma tusuk); perforasi usus pd thyphoid
abd
Palpasi
Page 34
Owner:
Pemeriksaan abd terpenting
Perlu konsentrasi, sabar, latihan, pengalaman
Anak koperatif : menarik napas dalam (telentang, lutut ditekuk)
Pada anak kecil saat minum botol/ diberi mainan
Anak menangis saat inspirasi
Dapat
: monomanual dg tangan kanan (gb. 42)
: bimanual (gb. 43)
Tangan kanan di permukaan perut, tangan kiri di bwh pinggang kanan/ kiri pasien dan
agak mengangkat pinggang pasien
pusat
Hati
Ukuran
Cara mono manual/ bimanual (gb. 42) dg ujung jari
Pengukuran besar digunakan patokan 2 garis :
1. garis yg menghubungkan pusat dg titik potong garis midklavikula dg arcus
aorta
2. garis yg menghubungkan pusat dengan proc xiphoideus
Pembesaran : proyeksi pd ke2 garis; dinyatakan dg berapa bag kedua grs tsbt ( 1/3
) (gb. 45)
Konsistensi, tepi, permukaan dan terdapatnya nyeri tekan
Normal pada anak sampai 5 6 tahun
Masih teraba 1/3 - 1/3
Tepi tajam
Konsistensi kenyal
Permukaan rata
Anemia, thalassemia
Pericarditis keristriktiva
Penyakit metabolik
Page 35
Owner:
Limpa
Mirip palpasi hati (monomanual/ bimanual) (gb. 46)
Pada neonatus msh 1 2 cm di bawah arc.costa (hematopoesis ekstra med sampai
usia 3 bulan)
Splenomegali/ pembesaran limpa :
Ada insisura lienalis
Ginjal
Kandung Kencing
Kandung kencing penuh diketahui dengan inspeksi, palpasi dan perkusi.
Kadang-kadang penuh sampai ke pusat : pada meningitis, pasien koma, pasca bedah,
Guillain Barre
Page 36
Owner:
Kelainan kongenital : anus imperforata, atresia ani (dpt disertai fistula rektovesikul)
USG dini !!!
Sindroma VATER:
Atresia ani
Defek vertebra
Atresia esofagus
Displasia radius
Fisura ani : lesi spt sayatan pd mukosa anus dpt konstipasi sampai usia 2 tahun
atau kolik infantil
Polip rektum : benjolan warna merah spt buah cherry (perdarahan pada anus)
Haemorrhoid : sangat jarang
Investasi cacing kremi : di lipatan mukosa rectum dan perianal gatal
Diaper rash : erupsi kemerahan dpt ada vesikula, papula sekitar rektum, lipat paha,
genitalia eksterna
Genitalia
Perhatikan : pseudohermafroditisme
Genitalia wanita:
Perhatikan epispadia : terbelahnya mons pubis & klirotis, uretra membuka di
bagian dorsal
Pubertas prekoks (usia 8 tahun sudah ada rambut pubis)
Sekret jernih, mukoid, dpt berdarah dari lubang genital pada bayi cukup bulan
Vulvovaginitis bakteri
Vaginitis GO
Genitalia lelaki
Perhatikan ukrn dan bentuk penis, testis, hipospadia, epispadia, fimosis, infeksi
Normal : bayi cukup bulan testis sudah ada di skrotum (pd bayi kurang bulan
Page 37
Owner:
Anggota Gerak
keterbatasan gerak
Dislokasi
Tulang Belakang ;
yang diperiksa:
Pada bayi dan anak kecil : posisi telentang, tengkurap, duduk
Pada anak besar posisi berjalan, berdiri, duduk
Lordosis : deviasi tulang belakangk ke anterior
N : di daerah lumbal (ringan) (lord berlebih : rakitis, distrofia otot, otot dinding abd
lemah)
Kifosis
Angulasi ke arah posterior (spondilitis tbc)
Kifosis lokal dengan < tajam : gibus (destruksi 1 atau 2 corpus vertebra)
Skoliosis : deviasi ke lateral (kelainan kongenital, kelainan paru kronik) : anak balita
Pada anak > besar : polio, rakitis, distrofia muskuler
Kaku tulang belakang:
Poliomyelitis, meningitis, tetanus, osteomyelitis
Kaku kuduk (spasme otot) gejala penting peny sistem saraf/ keadaan lain
Opistotonus (hiperekstensi tlg blkg) pd infeksi berat susunan saraf/ deserbrasi (kern
ikterus/ keadaan lain)
Spina bifida (kelainan ektodermal) massa kecil di garis media
Meningocele : massa lembek dengan warna dan konsistensi bervariasi (berhubungan
dengan SSP palpasi ubun-ubun menonjol / tidak berhub dg SSP)
Massa keras, tidak berhub dg kanalis spinalis : spondilitis TBC (abses dingin)
Teratoma : massa subkutan daerah sakrum
Page 38
Owner:
Kejang grand mal : kejang umum tonik klonik, kesadaran hilang
Kejang petit mal : kehilangan kesadaran 5 15 detik
Tremor
Gemetaran - gerakan halus konstan, hipotermia, hipokalsemia, hipoglikemia
Twitching
Gerakan spasmodik singkat : pada otot lelah, nyeri setempat, korea, ansietas
Korea
Gerakan involunter kasar, tanpa tujuan, cepat, tersentak sentak, tidak teratur, tidak
terkoordinasi, tonus otot tinggi
Sering bersama atetosis (pd daerah ekstremitas distal)
Paresis dan Paralisis
Paresis : kelumpuhan otot tidak sempurna (incomplete paralysis)
Paralisis : kelumpuhan otot sempurna (complete paralysis)
Keduanya dapat flaksid/spastik
Flaksid : lesi lower motor neuron :poliomyelitis, miastenia, kerusakan medula spinalis
(refleks berkurang)
Paralisis tipe upper motor neuron : mulai dengan flaksiditas spastis paresis/
paralisis spastik : tonus otot meningkat, refleks meningkat, kontraksi otot lama,
refleks patologis + (akibat lesi upper motor neuron)
Hemiparesis/ hemiparalisis (hemiplagia : lumpuh 1 sisi tubuh dan anggota gerak
dibatasi garis tengah di depan dan belakang)
Hemiplagia alternans : kelumpuhan 1 saraf otak/ lebih ipsilateral dengan kelumpuhan
lengan/ tungkai kontralateral
Diplegia : kelumpuhan 2 anggota gerak atas atau bawah
Tetraplegia/ tetraparalisis : lumpuh ke4 anggota gerak
Paraplegia : kelumpuhan anggota gerak bawah
Refleks Superfisial
Refleks dinding abdomen : gores kulit abd dengan 4 goresan
Umbilicalis (bergerak setiap goresan)
Bayi < 1tahun : (-)
Pada poliomyelitis/ lesi sentral/ piramidal; reaksi (-)
Reaksi kremaster : gores kulit paha dalam testes naik (poliomyelitis negatif)
Refleks Tendon Dalam
Tendon biceps : fleksi sendi siku
Refleks triseps : ekstensi sendi siku
Refleks patella : ekstensi sendi lutut
Refleks tendon achilles : fleksi plantar kaki
Refleks tendon dalam : lesi upper motor neuron, hipertiroidi, hipokalsemia
Hiporefleksi : lesi lower motor neuron (syndrom Down, malnutrisi
Refleks Patologis
Refleks Babinski : gores plantar kaki dengan alat runcing positif
Ekstensi ibu jari kaki dan jari-jari lain menyebar (gb. 52)
Normal : bayi usia < 18 bulan, lesi piramidal pada usia > 18 bulan (UMN)
Refleks oppenheim : tekan sisi medial pergelangan kaki :
reaksi seperti Babinski : lesi UMN, tetani
Klonus pergelangan kaki : dorsofleksi kaki dengan cepat dan kuat
Pos: gerakan fleksi ekstensi terus menerus dan cepat (menyertai refleks patologis)
Tanda Rangsang Meningeal
Kaku kuduk
Page 39
Owner:
Brudzinski I
Brudzinski II
Kernig
Pasien telentang leher ditekuk secara pasif ada tahanan (dagu tidak dapat
menempel di dada) : kaku kuduk positif (gb. 53)
Bila disertai hiperekstensi tulang belakang : opistotonus (pada tetanus, ensefalitis,
virus, abses retrofaringeal, keracunan timbul, artritis rheumatoid
Pasien telentang fleksi pasif tungkai atas pada panggul fleksi tungkai lainnya
pada sendi panggul dan lutut (gb. 55)
Kernig
Pasien telentang fleksi tungkai atas tegak lurus luruskan tungkai bawah pada
sendi lutut (N : tungkai bawah dpt membentuk sudut > 135 thd tungkai atas)
(gb. 56) : pada iritasi meningeal ekstensi lutut secara pasif rasa sakit dan ada
hambatan (usia < 6 bulan sukar)
Tetani