Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Antiseptik

Antiseptik adalah suatu substansi untuk melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan
atau

kerja

mikroorganisme

dengan

cara

menghancurkannya

ataupun

menghambat

pertumbuhannya serta aktifitasnya. Istilah desinfektan dibedakan dari antiseptik dalam hal
penggunaanya. Untuk desinfektan biasanya digunakan pada bendabenda atau materi tidak hidup,
sedangkan antiseptik digunakan untuk jaringan hidup.
Antiseptik adalah zat zat yang membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
Istilah ini terutama digunakan untuk sediaan yang dipakai pada jaringan hidup. (Staff pengajar
departement farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2009).
Antiseptik merupakan zat yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan atau
membunuh mikroorganisme yang hidup di permukaan tubuh. Mekanisme kerja antiseptik ini
antara lain merusak lemak pada membran sel bakteri atau dengan cara menghambat salah satu
kerja enzim pada bakteri yang berperan dalam biosintesis asam lemak (Isadiartuti & Retno,
2005).
Antiseptik terutama digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi pada luka.
Sediaan antiseptik dapat digunakan untuk mengobati luka memar, luka iris, luka lecet dan luka
bakar ringan. Penerapan antiseptik pada luka mungkin perlu diikuti tindakan lain seperti
pembersihan dan penutupan luka dengan pembalut agar tetap bersih dan terjaga.
Selain itu, antiseptik juga dapat digunakan untuk:
1. Disinfeksi tangan: menjadi pengganti atau menyempurnakan membasuh tangan dengan air.
Tenaga medis dan paramedis harus melakukan disinfeksi tangan dengan antiseptik sebelum
dan sesudah melakukan tindakan medis.
2. Disinfeksi pra-tindakan: antiseptik diterapkan ke lokasi tindakan untuk mengurangi flora
kulit.
3. Disinfeksi membran mukosa: irigasi antiseptik dapat ditanamkan ke dalam uretra, kandung
kemih atau vagina untuk mengobati infeksi atau membersihkan rongga sebelum kateterisasi.
4. Disinfeksi mulut dan tenggorokan: Obat kumur antiseptik dapat digunakan untuk mencegah
dan mengobati infeksi mulut dan tenggorokan.

Antiseptik yang baik memiliki persyaratan sebagai berikut :


Memiliki spektrum yang luas
Tidak meransang kulit maupun mukosa (tidak mengiritasi)
Toksisitan dan daya adsorbsi melalui mukosa dan kulit rendah
Efek kerjanya cepat dan bertahan lama
Efektifitas kerjanya tidak terpengaruh oleh adanya darah dan nanah. (Darmadi. 2008).

Menurut submer lain antiseptik yang ideal diantaranya :


Efektifitas germisid tinggi
Bersifat letal terhadap mikroorganisme
Kerjanya cepat dan tahan lama
Spektrum sempit terhadap mikroorganisme yang sensitive
Tegangan permukaan yang rendah untuk penggunaan topikal
Indeks terapi tinggi
Tidak memberikan efek sistemik bila diberikan secara topikal dan tidak diadsorbsi.
(Staff pengajar departement farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2009)

Faktor yang mempengaruhi efektifitas antiseptik

Faktor Antiseptik
a. Konsentrasi
Adanya perbedaan efek misalnya pada penggunaan fenol, bila konsentrasinya dibawah 1%
mempunyai efek bakteriostatik. Tetapi bila konsentrasinya diatas 1,5% mempunyai efek
bakterisid.
b. PH
Efek klorheksidin lebih kuat pada PH 6 daripada PH 9. Juga asam benzoat dan ester esternya
lebih aktif pada PH asam
c.
Zat Pelarut
Klorheksidin dalam larutan alkohol kerjanya fungisid. Sedangkan dalam larutan air hanya

berdaya fungisid rendah.


Faktor Mikroba
Semakin banyak jumlah mikroba semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk
membunuhnya. Bentuk Endospora lebih sulit dibunuh, sedangkan bentuk vegetatif

memiliki kepekaan yang bervariasi.


Faktor Lingkungan
Adanya bahan organik misalnya pus, darah, saliva atau feces dapat menurunkan

kerja antiseptik.
Waktu Pemaparan
Larutan iodine 4% membunuh kuman dalamwaktu 1 menit, sedangkan larutan 1%
membutuhkan waktu 4 menit. (Darmadi. 2008)

Antiseptik bekerja melalui bebecara diantaranya :


Merusak dinding sel
Mengganggu sistem enzime kuman
Mendenaturasi protein
Merusak asam nukleat. (Darmadi. 2008)

Daftar pustaka

Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial. Jakarta : Salemba Medika.

Isadiartuti, D. dan S. Retno. 2005. Uji Efektifitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan yang Mengandung
Etanol dan Triklosan. Majalah Farmasi Airlangga, 5(3), hal 27.

Staff pengajar departement farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2009.


Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai