BAB I
PENDAHULUAN
Ileus adalah gangguan
pasase isi usus yang
merupakan tanda
adanya obstruksi usus
akut
Ileus Paralitik (Ileus
Adinamik) adalah suatu
keadaan dimana
pergerakan kontraksi
normal dinding usus untuk
sementara waktu berhenti.
Apendisitis adalah
peradangan pada
apendiks.
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Bp. S
Jenis Kelamin
Umur
: Laki-laki
: 49 tahun
ANAMNESIS
Keluhan utama :
Nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang :
2 jam SMS: pasien mengeluh nyeri perut, perut
terasa kembung, perut kaku dan keras, tidak bisa
kentut, BAB terakhir 16 jam sebelum masuk Rumah
Sakit.
SMRS: pasien masih mengeluh nyeri pada perut
dan perut kembung, perut masih terasa kaku dan
tidak bisa kentut.
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
Riwayat HT:
disangkal
Riwayat DM:
disangkal
Riwayat Asma :
disangkal
Riwayat Alergi
: disangkal
Riwayat penyakit
jantung/ paru:
disangkal
Riwayat sakit
maag
:
disangkal
Riwayat sakit
ginjal/ liver :
disangkal
Riwayat operasi
sebelumnya:
disangkal
Riwayat penyakit
serupa
sebelumnya:
disangkal
Anamnesis
Sistem
Sistem serebrospinal
Sistem respirasi
Sistem kardiovaskuler
Sistem digestivus
: Tidak mual, tidak muntah, tidak bisa
flatus, tidak ada keluhan sakit pinggang.
Sistem urogenital
nyeri saat berkemih.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Baik
Gizi : Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
BB : 49 kg
Vital Sign
-
TD
N : 80 x/ menit
RR
Suhu : 36,60C
: 120/80 mmHg
STATUS LOKALIS
a) Kepala
) Bentuk
: mesocephal
) Rambut
) Mata
o Palpebra
o Konjungtiva
o Sklera
o Pupil
o Refleks cahaya
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSA KERJA
Ileus obstruktif letak tinggi
KESIMPULAN
Pada kasus, seorang pasien dengan keluhan sakit perut, mual muntah dan tidak bisa
BAB sejak sekitar 4 hari. Badan merasa lemas, napsu makan turun. Dari pemeriksaan
radiologi menyokong gambaran ileus dengan adanya perforasi, dengan diagnosis ileus
obstruktif at causa apendiksitis perforasi. Maka tindakan yang diambil adalah tindakan
operatif laparatomi dengan eksplorasi isi abdomen, mencari penyebab ileus
diantaranya apendiksitis dan perforasi usus halus serta melakukan decompresi udara
dan cairan yang terkandung di dalam usus. ACC operasi dengan anestesi umum.
PENATALAKSANAAN
Terapi operatif : Laparotomi dengan General
Anesthesia pada pasien ASA II.
PRE-OPERATIF
Pasien puasa 6 jam pre-operatif.
Intra Operatif
Pasien masuk ke ruang OK, diposisikan di atas meja operasi, pasang
alat monitoring: monitor tensi, Heart Rate, SpO2, untuk monitoring
ulang vital sign pasien. Pemberian obat analgesik fentanyl 25 g iv
dan obat antracurium 25 mg.
(TD : 140/70 mmHg, N : 76x/menit, Saturasi O2 98%)
Induksi anestesi
Diberikan antiemetik
ondansentron
8mg
IV
dan
analgesia
ketorolak 30mg
IV
Selama tindakan anestesi berlangsung, tekanan darah dan nadi senantiasa dikontrol setiap 5 menit, sebagai berikut :
Menit ke-
Sistole
Diastole
Pulse
Sp O2
140
80
75
98 %
115
70
70
98 %
10
185
95
60
98 %
15
110
70
58
98%
20
100
60
58
98%
25
140
90
58
98%
30
130
90
59
98%
35
120
80
58
98%
40
135
75
57
98%
45
120
70
56
98%
50
130
75
56
98%
51
130
80
57
98%
52
130
90
58
98%
53
125
80
58
98%
54
125
80
58
98%
55
140
90
57
98%
56
145
90
58
97%
57
140
85
58
97%
58
120
80
58
97%
Kemudian
didukung
dengan
pemberian
Ringer
Laktat
sebanyak
3
flabot
yang diberikan selama
operasi berlangsung.
Anestesi dimatikan
Nadi 57x/menit, TD 125/80
mmHg, SPO2 97 %, ETT dan
guedel dicabut setelah
pasien dapat dibangunkan.
Lendir dikeluarkan dengan
suction lalu pasien diberi
oksigen murni selama 5
menit. Setelah semua
peralatan dilepaskan pasien
Kemudian
setelah
operasi
selesai,
dibawa
ke ruang
pemulihan.
Ketika operasi
menjelang selesai
(10 menit), N2O
mulai diturunkan
volumenya dan O2
dinaikkan
volumenya, serta
dosis Isoflurane juga
perlahan dikurangi
hingga akhirnya 0
vol%.
Terapi cairan
Berat badan = 62 kg
Kebutuhan cairan pasien perjam : 2 x BB = 2 x 62 = 124 cc/jam
Post Operatif
Operasi berakhir pukul 13.40 WIB.
Selesai operasi pasien belum sadar kemudian pasien
dipindahkan ke Ruang Pemulihan (Recovery Room), pasien
segera diberi bantuan oksigenasi melalui nasal O2 3 lt/menit,
melanjutkan pemberian cairan, dan diobservasi terus dipantau
setiap 15 menit dinilai pernafasan, tekanan darah, dan nadi.
Saturasi O2 : 97 % TD : 165/110 mmHg, N : 65x/menit
BAB III
PEMBAHASAN
Ileus
Apendisitis
Laparotomi
Anestesi
umum
ILEUS
Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang
merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang
segera memerlukan pertolongan dokter.
Ileus
obstruktif
Ileus
Paralitik
kerusakan atau
hilangnya pasase isi
usus yang disebabkan
oleh sumbatan
mekanik.
kembu
ng
munta
h
Sembel
it yang
berat
Kram
perut
PENATALAKSANAAN MEDIS
1.Konservatif
a.Penderita dirawat di rumah sakit
b.Penderita dipuasakan
c.Kontrol status airway, breathing and circulation
d.Dekompresi dengan nasogastric tube
e.Intravenous fluids and electrolyte
f. Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan
g.Lavement jika ileus obstruksi, dan kontraindikasi ileus
paralitik
2.Farmakologis
a.
Antibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob dan aerob.
b.
Analgesik apabila nyeri.
3.Operatif
a.
Ileus paralitik tidak dilakukan intervensi bedah kecuali disertai dengan peritonitis
b.
Obstruksi usus dengan prioritas tinggi adalah strangulasi, volvulus, dan jenis obstruksi kolon
c.Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastric untuk mencegah sepsis
sekunder atau rupture usus
d.
Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan
dengan hasil explorasi melalui laparotomi
e.
Lisis pita untuk band
f.Herniorepair untuk hernia inkarserata
g.
Pintas usus : ileostomi, kolostomi
h.
Reseksi usus dengan anastomosis
i.Diversi stoma dengan atau tanpa reseksi
j.Laparatomi
APENDISITIS
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks.
Apendiks disebut juga umbai cacing.
Gejala utama terjadinya apendisitis adalah
adanya nyeri perut. Nyeri perut yang klasik pada
apendisitis adalah nyeri yang dimulai dari ulu
hati, lalu setelah 4-6 jam akan dirasakan
berpindah ke daerah perut kanan bawah (sesuai
lokasi apendiks). Namun pada beberapa keadaan
tertentu (bentuk apendiks yang lainnya), nyeri
dapat dirasakan di daerah lain (sesuai posisi
apendiks). Ujung apendiks yang panjang dapat
berada pada daerah perut kiri bawah, punggung,
atau di bawah pusar.
LAPAROTOMI
Laparotomi adalah tindakan insisi pembedahan
melalui dinding perut atau abdomen (Sanusi C,
1999).
Tindakan laparotomi biasanya dilakukan atas
indikasi appendisitis, hernia, kista ovarium,
kanker tuba falopii, kanker uterus, kanker hati,
kanker lambung, kanker kolon, kanker kandung
kemih, kehamilan ektopik, mioma uteri, serta
peritonitis.
Anestesi Umum
Anestesi umum adalah tindakan untuk menghilangkan rasa
sakit yang dilakukan dengan cara menghilangkan nyeri secara
sentral serta hilangnya kesadaran dan bersifat reversibel (pulih
kembali). Dengan anestesi umum, akan diperoleh triad (trias)
anestesia, yaitu :
1.Hipnosis (tidur)
2.Analgesia (bebas dari nyeri)
3.relaksasi otot
Premedikasi
Induksi anestesi
Rumatan anestesi
BAB IV
KESIMPULAN
Pada kasus, seorang pasien dengan keluhan
sakit perut, mual muntah dan tidak bisa BAB
sejak sekitar 4 hari. Badan merasa lemas, napsu
makan turun. Dari pemeriksaan radiologi
menyokong gambaran ileus dengan adanya
perforasi, dengan diagnosis ileus obstruktif at
causa apendiksitis perforasi. Maka tindakan yang
diambil adalah tindakan operatif laparatomi
dengan eksplorasi isi abdomen. Tehnik terbaik
untuk tindakan anestesi adalah anestesi umum.
ALHAMDULILL
AH