Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

Retno dwi hartati


Identitas
Nama : Tn. I
Jenis kelamin : Laki laki
Umur : 28 Tahun
Alamat : Nangai tayau, Lebong
Agama : Islam
Pekerjaan : Juru parkir
Keluhan utama : sesak
sesak yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, dirasakan hlang
timbul, namun memberat sejak 1 hari sebelum rumah sakit.
Sesak dirasakan terutama saat pagi hari, sesak berkurang bila
pasien telah mengeluarkan dahak. Sesak mengganggu pekerjaan
dan tidur.

batuk yang dirasakan sejak 4 bulan yang lalu, batuk dirasakan


terus menerus. Batuk memberat pada pagi hari,di sertai
sputum berwarna kekuningan yang jumlahnya semakin
banyak pada pagi hari, sputum berjumlah kurang lebih 1 gelas
kceil saat batuk pasien juga merasakan nyeri pada dada
bawah .

Deman muncul bersamaan dengan batuk, dirasakan hilang


timbul namun tidak sampai menggigil. Nafsu makan
menurun. Mulut terasa bau sejak 4 hari ini terutam setelah
mengeluarkan dahak. BAB 1XS sehari konsistensi lunak
kekuningan. BAK malam 1 x warna kuning jernih, nyeri (-)
Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga

Riwayat keluhan serupa riwayat keluhan serupa


(+) Riwayat TB PARU
Riwayat rawat inap
dengan keluhan yang
sama (-)
Riwayat pengobatan TB 13
tahun yang lalu,
pengobatan selama 4
bulan.
Riwayat sering batuk (+)
sering berobat ke
puskesmas
Pemeriksaan fisik

Kesadaran : compos mentis


Keadaan umum : tampak sesak dengan posisi duduk

Tanda vital
TD : 110/70 mmHg
HR : 105 x/menit thoracoabdominal
Rr : 34 x/menit
T: 38,2 C

BB : 43 kg
TB : 158 cm
Status gizi : IMT 17,26 (gizi kurang)
Mata
konjungtiva anemis -/-
sklera ikterik -/-
mata cekung -/-

Mulut pursed lip breathing (-)


Sianosis (-)

Leher
Jvp 5+1
Tidak terdapat hipertrofi otot sternocleidomastoideus
Tidak terdapat pembesaran limfonodi
Inspeksi :
Normochest
Retraksi dinding dada (-)
Ictus cordis tak tampak
Paru :
Jantung Palpasi:
Palpasi : Fokal fremitus menurun pada paru kanan
Ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicularis sinistra
Perkusi : Nyeri tekan (-), tidak teraba krepitasi maupun
Batas atas jantung : SIC II linea sternalis dextra deformitas
Batas pinggang jantung : SIC III linea parasternalis sinistra Pengembangan paru menurun pada paru kanan
Batas kanan jantung : SIC IV linea sternalis dextra
Batas Kiri jantung : SIC V Linea midclavikularis sinistra Perkusi :
Auskultasi: Sonor pada kedua lapang paru
SIS2 reguler, intensitas kuat, tidak terdapat suara tambahan
Punctum maximum di SIC V minclavicularis sinistra Auskultasi :
Vesikuler menurun pada basal paru dextra
Rhonki basah +/+
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Auskultasi : Perkusi : Palpasi
Dinding perut Bising usus 8 Timpani pada Supel
lebih rendah dari kali/menit lapang abdomen Nyeri tekan (-)
dinding dada Organomegali (-)
Vena kolateral (-)
Caput medusa (-)
Ekstremitas

Jari tabuh pada jari tangan dan kaki


Akral hangat,
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah Pemeriksaan BTA

Darah rutin 1: Negatif


Wbc : 14.040 u/L 2: negatif
Lym :61 % 3: negative
Mid :4,2%
Gran :89,7%
HB : 11,7 g/dL
AT : 430 103 /uL
Kimia darah
Ureum : 24 mg/dl
Kreatinin : 2,4mg/dl
Rontgen thorax
1. Sudut costofrenicus lancip
2. diafragma : normal
3. jantung : normal
4. lapang paru kanan : tampak
gambaran cincin cincin pada
parahiler distal paru dextra
berbentuk honey comb
appearance
5. Lapang paru kiri : gambaran
konsolidasi pada parakardial.
6. Deviasi trakea (-)
Ekg

Sinus takikardi
Diagnosis
Diagnosis
Bronkiektasis terinfeksi
TB paru putus obat
AKI gr II
Penatalaksanaan
Istirahat
O2 3 Lpm
Diet bubur TKTP
IVFD RL:D5%: 1:1= 30 tpm
Inj Ceftriaxone 2x1 gr IV
Ambroxol syr 3x1
Paracetamol tablet 3X500 mg
Neurodex tablet 1x1
Retaphyl SR tablet 1x1
FOLLOW UP

6/4/2017 7/4/2017 8/4/2017

Anamnesis Sesak teru menerus, sulit tidur, Sesak belum berkurang, sulit Sesak berkurang, batuk dahak
batuk dahak kekuningan tidur, batuk dengan jumlah gelas, nyeri dada kanan
sebanyak 1 gelas, nyeri dada dahak berkurang, nyeri dada berkurang, bisa tidur.
kanan bawah, demam (-) kanan berkurang
Pemeriksaan fisik Ku : CM tampak sesak dengan Ku : CM tampak sesak Ku : CM tampak sesak,
posisi duduk dan terpasang O2
dengan posisi duduk dan posisi tidur 60 dan
Td: 110/70 N: 105x/menit terpasang O2 terpasang O2
Rr : 34x/menit t: 38,2C
Td : 120/70 N: 98x/menit Td : 120/80 N: 96x/menit
Mata : ca -/- si -/-
Rr : 32x/menit t: 37,1C Rr : 28x/menit t: 36,7C
Pulmo : sdv +/+ Rh +/+ wh -/-
Mata : ca -/- si -/- Mata : ca -/- si -/-
Cor : S1S2 reg, M(-) G(-)
Pulmo : sdv +/+ Rh +/+ wh -/- Pulmo : sdv +/+ Rh +/+ wh -/-
Abd : supel,NT (-). Bu(+)

Eks : jari tabuh, tangan basah


Cor : S1S2 reg, M(-) G(-) Cor : S1S2 reg, M(-) G(-)

Abd : supel,NT (-). Bu(+) Abd : supel,NT (-). Bu(+)

Eks : jari tabuh, tangan basah Eks : jari tabuh, tangan basah
Pemeriksaan penunjang Wbc : 14.040 u/L BTA 1: negative BTA 3 : negative
Gran :89,7%
BTA 2: negative
HB : 11,7 g/dL
AT : 470 103 /uL
Ureum : 24 g/dl
Creatinin : 2,4 g/dl
Rontgen thorax : honey comb
appearance

EKG : sinus takikardi


Diagnosis Bronkiektasis terinfeksi Bronkiektasis terinfeksi Bronkiektasis terinfeksi

Susp TB paru Susp TB paru susp TB paru

AKI gr II AKI gr II AKI gr II


Terapi - Istirahat - Istirahat - Istirahat
- O2 3 Lpm - O2 3 Lpm - O2 3 Lpm
- Diet bubur TKTP - Diet bubur TKTP - Diet bubur TKTP
- IVFD RL:D5%: 1:1= 30 tpm - IVFD D5% + drip aminophilin - IVFD D5% + drip aminophilin
- Inj Ceftriaxone 2x1 gr IV 1 ampul 20 tpm 1 ampul 20 tpm
- Ambroxol syr 3x1 - Inj Ceftriaxone 2x1 gr IV - Inj Ceftriaxone 2x1 gr IV
- Paracetamol tablet 3X500 - Ambroxol syr 3x1 - Ambroxol syr 3x1
mg - Paracetamol tablet 3X500 - Paracetamol tablet 3X500
- Neurodex tablet 1x1 mg mg
- Retaphyl SR tablet 1x1 - Neurodex tablet 1x1 - Neurodex tablet 1x1
9/4/2017 10/4/2017

Anamnesis Sesak berkurang, batuk Sesak berkurang banyak. Batuk


berkurang sedikit, tidur berkurang, tidur nyenyak.
nyenyak tanpa oksigen

Pemeriksaan fisik Ku : CM posisi tidur 45 Ku : CM posisi tidur 45

Td : 120/80 N: 88x/menit Td : 120/80 N: 88x/menit

Rr : 24x/menit t: 37,4C Rr : 23x/menit t: 36,87C

Mata : ca -/- si -/- Mata : ca -/- si -/-

Pulmo : sdv +/+ Rh +/+ Pulmo : sdv +/+ Rh +/+


berkurang wh -/- berkurang wh -/-

Cor : S1S2 reg, M(-) G(-) Cor : S1S2 reg, M(-) G(-)

Abd : supel,NT (-). Bu(+) Abd : supel,NT (-). Bu(+)

Eks : jari tabuh, akral hangat Eks : jari tabuh, akral hangat
Pemeriksaan penunjang Cek ur, cr ulang, hasil

Ureum :

Diagnosis Bronkiektasis terinfeksi Bronkiektasis terinfeksi

AKI gr II AKI gr II perbaikan

Terapi - stirahat - stirahat


- O2 3 Lpm - O2 3 Lpm
- Diet bubur TKTP - Diet bubur TKTP
- IVFD D5% + drip - IVFD D5% + drip
aminophilin 1 ampul aminophilin 1 ampul
20 tpm 20 tpm
- Inj Ceftriaxone 2x1 gr IV - Inj Ceftriaxone 2x1 gr IV
- Ambroxol syr 3x1 - Ambroxol syr 3x1
- Paracetamol tablet - Paracetamol tablet
3X500 mg 3X500 mg
- Neurodex tablet 1x1 - Neurodex tablet 1x1
Definisi
Definisi
bronkiektasis kelainan anatomik dilatasi
bronkus yang kronik dan menetap
karateristik bronkiektasis : kerusakan dari
dinding bronkus, pembuluh darah, jaringan
elastis dan komponen otot polos
Defesiensi sistem
imunitas paru :
defisiensi alpfa
Kongenital antritripsin
bronchiectasis

Penyakit penyerta dari


kistik fibrosis dan
sindroma kartenger
Etiologi
Proses radang paru yang
tidak sembuh sempurna
chth bronkopneumoni
dan tb paru
acquired bronchiectasis
Proes obtruksi ok
broncogenic carcinoma
dan obstruksi benda
asing
Klasifikasi gambaran radiologik
silindrik
varikosa
kistik atau sakular
MANIFESTASI KLINIS
Batuk kronis yang produktif terutama di pagi
hari, sputum banyak sepanjang hari, bila batuk
kering kadang disertai hemoptisi
Sputum putih dan kadang kadang berwarna
kuning mukopurulen hingga purulen, infeksi berat
400-500cc/hari
Batuk darah 40-5-% masif
Demam berulang
Nyeri dada gejala eksaserbasi akut
Sesak
Pemeriksaan Fisis
Adanya rales basah sedang sampai kasar pada daerah yang
terkena dan menetap pada pemeriksaan berulang

Kadang dapat didengar rales kering dan bising mengi

Didapatkan tanda fibrosis dengan penarikan mediastinum ke


tempat tsb, pergeseran pekak jantung dan deviasi trakea

Eksaserbasi infeksi pneumonia, abses paru/empiema

Komplikasi empiema adanya perkusi redup dengan suara


yang melemah

Jari tabuh ditemukan pada 30 50% kasus


Kasus berat mungkin sianosis dan tanda kor-pulmonal
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan : mengendalikan sekresi
dan mencegah infeksi
Tahapan penatalaksanaan
- Menjaga hygiene paru
- terapi fisik dada
- antibiotik
- bronkodilator
- steroid
Menjaga hyegiene paru
Terus imunisasi up to date untuk mencegah infeksi. Drainase sekret
bronkus
- drainase postural
- cairkan sputum kental
- atur posisi tempat tidur
- kontrol infeksi sal napas

Minum banyak cairan untuk membuat sekresi lendir kurang


lengket.
Berhenti merokok dan menghindari asap rokok.
nutrisi yang cukup dengan mengkonsumsi kalori yang diperlukan.
Bagi sebagian orang,
Terapi
Terapi konservatif :
Meningkatkan higiene paru
-Membatukkan keluar dahak setuntas mungkin,
dengan:
oEkspektoran
oAmbroxol HCl surfaktan >> dahak
longgar
oInhalasi uap air dahak longgar
oMemilih posisi tubuh yang tepat untuk evakuasi
sputum (postural drainage)
oTidak merokok/hindari polutan udara
(debu/kimia)
Terapi
Optimalisasi kesehatan umum
Gizi tinggi kalori tinggi protein
Antioksidan (vitamin C/E/SOD/Ubiquinone) untuk
melindungi jaringan paru yang masih sehat maupun
yang sudah mulai sakit
Antibiotika dibatasi hanya bila terjadi eksaserbasi
akut atau bila ada superinfeksi, untuk mencegah
resistensi kuman terhadap antibiotika yang sering
dipakai
Acute kidney injury
sindroma yang ditandai oleh penurunan laju
filtrasi glomerulus secara mendadak dan cepat
(hitungan jam-minggu) yang mengakibatkan
terjadinya retensi produk sisa nitrogen, seperti
ureum dan kreatinin
Bersifat reversible
Tabel 1. Klasifikasi AKI dengan Kriteria RIFLE, ADQI Revisi 2007

Kategori Peningkatan kadar Cr Penurunan LFG Kriteria UO


serum
Risk 1,5 kali nilai dasar >25% nilai dasar <0,5 ml/kg/jam, 6
jam
Injury 2,0 kali nilai dasar >50% nilai dasar <0,5 ml/kg/jam, 12
jam
Failure 3,0 kali nilai dasar atau 4 >75% nilai dasar <0,3 ml/kg/jam, 24
mg/dL dengan kenaikan akut jam atau anuria 12
0,5 mg/dL jam

Loss Penurunan fungsi ginjal menetap selama lebih dari 4 minggu

End Stage Penurunan fungsi ginjal menetap selama lebih dari 3 bulan
Tabel 2. Klasifikasi AKI dengan kriteria AKIN, 2005

Tahap Peningkatan kadar Cr serum Kriteria UO

1 1,5 kali nilai dasar atau peningkatan <0,5 ml/kg/jam, 6 jam


0,3 mg/dL

2 2,0 kali nilai dasar <0,5 ml/kg/jam, 12 jam

3 3,0 kali nilai dasar atau 4 mg/dL <0,3 ml/kg/jam,24 jam


dengan kenaikan akut 0,5 mg/dL atau atau anuria 12 jam
inisiasi terapi pengganti ginjal
Etiologi
Pre renal Renal Post renal

Hipovolemia Obstruksi Obstruksi ureter


Penurunan curah renovaskular Obstruksi leher
jantung Penyakit glomerulus kandung kemih
Perubahan rasio atau mikrovaskular Obstruksi uretra
resistensi vaskular ginjal
ginjal sistemik Nekrosis Tubular
Hipoperfusion ginjal Akut (ATN)
dengan gangguna Nefritis interstitial
autoregulasi ginjal Obstruksi dan
Sindrome deposisi intratubular
hiperviscositas Rejeksi alograf ginjal
Penatalaksanaan
Mempertahankan homeostasis
Mempertahankan status nutrisi
Mencegah infeksi
Penghentian zat nefrotoksik
Koreksi obstruksi pascarenal
Pemantauan ketat, pengaturan
keseimbangan cairan dan elektrolit
pada fase perbaikan
Penatalaksaan
Farmakologis :
Loop diuretics ( Furosemide 1- 2 g/hari i.v)
Meningkatkan aliran darah ginjal dengan menstimulasi
pengeluaran PG di ginjal
Manitol 0,5 1g/kgbb dalam infus 10%-20%
Meningkatkan volume cairan ekstraseluler dengan
menairk air dari kompartemen intraseluler (KI : pasien
gagal jantung)
Dopamin dosis rendah (1 5 mcg/kg/min
Efek vasodilatasi dalam ginjal
Klasifikasi dan Kebutuhan Nutrisi Pasien AKI
Katabolisme
Variabel
Ringan Sedang Berat

Contoh keadaan klinis Toksik karena obat Pembedahan +/- infeksi Sepsis, ARDS, MODS

Dialisis Jarang Sesuai kebutuhan Sering

Rute pemberian nutrisi Oral Enteral +/- parenteral Enteral +/- parenteral

Rekomendasi energi 20 25 kkal/kgBB/hari 25 30 kkal/kgBB/hari 25 30 kkal/kgBB/hari

Sumber energi Glukosa 3-5 g/kgBB/hari Glukosa 3-5 g/kgBB/hari Glukosa 3-5 g/kgBB/hari
Lemak 0,5-1 g/kgBB/hari Lemak 0,8-1,2 kgBB/hari

Kebutuhan protein 0,6-1 g/kgBB/hari 0,8-1,2 g/kgBB/hari 1,0-1,5 g/kgBB/hari

Pemberian nutrisi Makanan Formula enteral Formula enteral


Glukosa 50 70 % Glukosa 50 70 %
Lemak 10 20 % Lemak 10 20 %
AA 6,5 10 % AA 6,5 10 %
Mikronutrien Mikronutrien
Komplikasi Tata laksana
Kelebihan cairan intravaskular Batasi garam (1-2 g/hari) dan air (<1 L/hari) Penggunaan diuretik

Hiponaterimia Batasi cairan (<1 L/hari)


Hindari pemberian infus cairan hipotonik
Hiperkalemia Batasi asupan K(<40 mmol/hari)
Hindari suplemen K dan diuretik hemat K
Beri resin potassium-binding ion exchange
Beri Dekstrosa 50% 50 cc + insulin 10 unit
Beri Natrium bikarbonat 50-100 mmol
Beri salbutamol 10-20 mg inhaler atau 0,5-1
mg iv
Kalsium glukonat 10% (10 cc dalam 2-5 menit
Asidosis metabolik Batasi asupan protein (0,8-1 g/KgBB/hari)
Beri natrium bikarbonat (usahakan kadar serum
bikarbonat plasma >15 mmol/L dan pH
arteri >7,2)
Hiperfosfatemia Batasi asupan fosfat (800 mg/hari)
Beri pengikat fosfat
Hipokalsemia Beri kalsium karbonat atau kalsium glukonat
10% (10-20 cc)
Pencegahan
Memperhatikan status hemodinamik pasien

Mempertahankan keseimbangan cairan


Mencegah penggunaan zat nefrotoksik
Obat obat diuretik tidka terbukti efektif
mencegah AKI
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai