Puspa 1
Puspa 1
ABSTRAK
Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan kolesterol low density lipoprotein (LDL) merupakan faktor risiko
terpenting terjadinya aterosklerosis pada penyakit jantung koroner (PJK) dan LDL tetap merupakan sasaran utama
untuk pencegahan dan pengobatan PJK. PJK sering terjadi pada subyek dengan kadar kolesterol LDL normal. Pada
sebagian pasien, kadar trigliserida dalam serum yang dahulu kurang diperhitungkan saat ini menjadi faktor yang
penting pada PJK. Peningkatan trigliserida ternyata berhubungan dengan penurunan ukuran LDL. Partikel LDL
mempuyai ukuran, densitas dan komponen kimia yang heterogen. Pola kolesterol LDL dibagi menjadi fenotip A dan
fenotip B. Fenotip B merupakan fenotip yang disebut aterogenik lipoprotein fenotip. Hubungan antara fenotip dengan
LDL padat kecil lebih terlihat bermakna sesudah diperhitungkan faktor umur, sex dan obesitas. LDL fenotip B ditemukan
pada 30-44% pria dewasa, sedangkan pada pria berumur kurang dari 20 tahun dan wanita menopause, prevalensinya
jauh lebih rendah yaitu 5-10%. Prevalensi pada wanita pasca menopause sekitar 15-25%. Informasi tentang diameter
LDL dapat memperbaiki kemampuan untuk meramalkan faktor risiko dari PJK secara lebih teliti dibandingkan variabel
lipid yang tradisional.
Kata kunci : Low density lipoprotein, risiko, aterosklerosis
22
Korespondensi : aPusparini
Bagian Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti
Jl. Kyai Tapa No.260, Grogol Jakarta 11440
Tel. 021-5672731 eks. 2404, Fax. 021-5660706
E-Mail : rini_puspa@gmail.com
Universa Medicina
PENDAHULUAN
Penyakit vaskuler aterosklerotik dengan
manifestasi klinik berupa penyakit jantung
koroner (PJK) dan stroke, saat ini merupakan
penyebab kematian nomor satu di dunia. Dari
studi klinik maupun eksperimental telah
terbukti adanya hubungan antara kadar
lipoprotein densitas rendah dalam darah dan
p e r k e m b a n g a n a t e r o g e n e s i s . (1) K a d a r
kolesterol LDL yang tinggi merupakan risiko
terjadinya PJK. Namun demikian pada
sebagian penderita PJK ditemukan kadar
kolesterol LDL masih dalam batas normal. (2)
St Pierre et al melaporkan, pasien laki-laki
dengan LDL ukuran kecil dan densitas tinggi
yang disebut small dense (padat kecil) LDL
insidens terjadinya PJK meningkat enam kali
lipat dibandingkan pasien dengan LDL ukuran
normal. (3,4)
Pada sebagian pasien, kadar trigliserida
dalam serum yang dahulu kurang diperhitungkan
saat ini menjadi faktor yang penting pada PJK.
Peningkatan trigliserida ternyata berhubungan
dengan penurunan ukuran LDL. Hasil
penelitian epidemiologi menunjukkan pada
kasus hiperkolesterolemia dengan kadar yang
sama, makin tinggi kadar trigliserida serum
semakin tinggi pula insidens PJK. Beberapa
peneliti berpendapat prevalensi LDL padat
kecil pada diabetes tipe 2 dan obesitas
menunjukkan bahwa LDL ini merupakan suatu
tanda sindroma resistensi insulin dan
merupakan faktor utama pada PJK. (5)
Partikel LDL mempunyai ukuran, densitas
dan komponen kimia yang heterogen. (2) Pola
kolesterol LDL dibagi menjadi dua yaitu fenotip
A dan B. Hubungan antara fenotip dengan
LDL padat kecil lebih terlihat bermakna
sesudah diperhitungkan faktor umur, seks dan
obesitas. (2) Hipotesis yang menyatakan bahwa
untuk menjadi aterogenik LDL harus
mengalami modifikasi melalui proses oksidasi
Vol.25 No.1
Pusparini
Universa Medicina
Vol.25 No.1
PENGUKURAN
Pusparini
Gambar 3. Hubungan antara diameter LDL dan kolesterol LDL/apo B. Bila rasio kolesterol
LDL/apo B < 1.2, kemungkinan besar terdapat LDL padat kecil. (5)
26
Universa Medicina
Vol.25 No.1
Pusparini
28
Universa Medicina
Vol.25 No.1
Pusparini
Universa Medicina
3.
4.
Vol.25 No.1
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
31
Pusparini
20.
21.
32
23.