Anda di halaman 1dari 15

1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kampanye ini berangkat dari pemikiran dasar dimana setiap orang menginginkan
tubuh sehat dan berupaya untuk selalu melindungi dan menjaganya. Banyak sekali orang
yang menyadari betapa pentingnya kesehatan namun lupa menjaganya. Berbagai upaya
dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh seseorang, diantaranya dengan melakukan
pencegahan atau antisipasi melalui vaksinasi. Menjaga kesehatan pun bisa dimulai dari halhal yang sederhana, seperti menjaga kebersihan tubuh, melakukan relaksasi, berolahraga,
dan sebagainya.
Perempuan merupakan sosok yang identik dengan kecantikan dan kebersihan, oleh
sebab itu, berbagai produk diciptakan untuk membantu perempuan dalam mewujudkan hal
tersebut. Produk-produk kosmetik atau perawatan untuk perempuan cenderung lebih
banyak mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh. Bahkan, berdasarkan hasil survei
Maxus 3D terhadap 5000 pria Indonesia di lima kota besar, 41% pria menggunakan produk
pembersih wanita. Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki pun melihat bahwa perempuan
lebih merawat kesehatan tubuhnya dengan menggunakan produk-produk yang aman dan
bermanfaat bagi dirinya. Tidak hanya perawatan melalui produk untuk bagian luar tubuh,
antisipasi dan pemeliharaan kesehatan melalui vaksinasi juga sangatlah penting. Perempuan
mempunyai organ tubuh yang lebih rumit dibandingkan dengan pria. Orang seringkali tidak
aware dari bahaya penyakit yang mungkin menyerang bagian dalam tubuh mereka. Hal
yang rentan terjadi di kalangan perempuan ialah kanker serviks. Kanker serviks dapat
menyerang perempuan pada umur berapa pun. Hampir semua kasus kanker serviks
disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV.
Dr. Andry SpOG dari RS Puri Indah mengatakan Vaksin tersebut (HPV) merupakan
vaksin yang dapat menghilangkan virus HPV. Dimana Human Papiloma Virus atau HPV ini
penyebab terbesar terjadinya kanker serviks pada perempuan. Menurut WHO, umur yang
aman untuk melakukan vaksin ini mulai dari 10 tahun hingga 55 tahun, dimana tingkat
keberhasilan terbilang tinggi, sampai dengan 93%. HPV adalah kumpulan jenis virus yang
menyebabkan kutil di tangan, kaki, dan alat kelamin. HPV sangat umum ditularkan melalui
hubungan seks dan dapat menjadi penyebab munculnya kanker serviks. Di Indonesia, setiap
tahunnya terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan sekitar 8.000 kasus di
antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO juga, Indonesia merupakan negara
dengan jumlah penderita kanker serviks tertinggi di dunia. Oleh sebab itu, kampanye ini
ditunjukkan untuk para perempuan.

1.2 Situation Analysis


1.2.1 Analisis Eksternal
Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit
kardiovaskular (Globocan/IARC, 2012). Diperkirakan 7,5 juta orang meninggal akibat
kanker, dan lebih dari 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang (WHO dan
World Bank, 2005). Jenis kanker tertinggi pada wanita di dunia adalah kanker payudara (38
per 100.000 wanita) dan kanker leher rahim (16 per 100.000 wanita) (Globocan/IARC
2012). Di Indonesia, prevalensi kanker adalah sebesar 1,4 per 1.000 penduduk, serta
merupakan penyebab kematian nomor tujuh dari seluruh penyebab kematian (Riskesdas,
2013). Estimasi insidens kanker payudara di Indonesia sebesar 40 per 100.000 wanita dan
kanker leher rahim 17 per 100.000 wanita (Globocan/IARC 2012).
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa saat ini penyakit kanker
serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan
kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahunnya terdeteksi lebih dari
15.000 kasus kanker serviks, dan sekitar 8.000 kasus di antaranya berakhir dengan
kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker
serviks tertinggi di dunia. Pasalnya, kanker ini muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit
sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.
Penyebaran kanker serviks pada wanita dapat dibentuk melalui kebiasaan seksual
sehari-hari, dimana pada beberapa negara juga ikut dibentuk oleh budaya yang berlaku di
sana, seperti pada sebagian besar negara-negara miskin dan berkembang yang masih
mengimplementasikan pernikahan dini, yang diyakini sebagai salah satu faktor penyebab
kanker serviks (kankerserviks.co.id). Selain itu, faktor lainnya dari budaya yang
memengaruhi adalah poligami, khususnya di negara-negara penganut patriarki, dimana pria
berpotensi lebih besar untuk membawa virus dan menularkan penyakit seksual ke
pasangannya dibanding pria yang hanya memiliki satu pasangan.
Kemampuan finansial yang tidak memadai juga memperburuk penanganan kanker
serviks di negara-negara miskin dan berkembang. Biaya vaksin dan operasi yang sangat
mahal tidak dapat dijangkau oleh sebagian besar kalangan, ketika biaya lebih banyak
dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Masalah ekonomi menjadi perhatian
yang cukup penting karena hal ini tentunya menyangkut peran pemerintah negara terkait.
Belum banyak kampanye mengenai kanker serviks yang menawarkan benefit secara
finansial, dan ini merupakan peluang yang bisa digunakan oleh pemerintah dan organisasi
terkait sebagai strategi pengendalian kanker serviks di Indonesia.

Berkembangnya teknologi dan akses terhadap informasi yang menjadi semakin


mudah, juga dapat membantu pencegahan kanker serviks dan penurunan tingkat
terjangkitnya. Melalui e-health education atau artikel-artikel kesehatan di internet, para
wanita dapat mencari tahu perihal seputar kanker serviks sehingga bisa terhindar dari
penyakit tersebut. Jumlah pemakai internet di negara-negara ini memang masih tergolong
rendah dibandingkan negara di Eropa dan Amerika, namun melihat pertumbuhan pengguna
internet yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir menjadikan hal ini peluang yang
bisa dimanfaatkan dengan baik.
1.2.2 Analisis Internal
Tingginya tingkat kematian akibat kanker serviks di negara miskin dan berkembang
salah satunya disebabkan oleh rendahnya pengetahuan tentang faktor-faktor dan pola hidup
yang memiliki risiko kanker serviks (WHO, 2001). Pengetahuan yang memadai
memengaruhi tindakan untuk melakukan deteksi dini. Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Masih kurangnya pengetahuan para wanita terhadap Kanker Serviks dapat
dikarenakan kurangnya minat mereka untuk mengetahui apa itu kanker serviks dan
bagaimana tanda atau gejalanya. Kebiasaan mengobati diri sendiri dengan obat yang dijual
bebas di warung tanpa rekomendasi dari dokter dan menganggap sepele gejala-gejala
penyakit menyebabkan penanganan tidak dapat cepat dilakukan terhadap penyakit tersebut.
Pada negara dengan sumber daya kesehatan yang rendah, program screening yang cocok
harus dibentuk (WHO, 2001).
Kebiasaan berganti-ganti pasangan juga menjadi faktor terjangkit kanker serviks.
Wanita yang terlalu banyak melakukan seks, baik diluar maupun ketika menikah, rentan
terkena virus dan infeksi pada bagian kelaminnya. Pembangunan pengetahuan seputar
kanker serviks perlu lebih dalam dilakukan sehingga mereka lebih aware terhadap
bahayanya sehingga dapat meminimalisir risikonya.
Pada dasarnya, wanita memiliki perhatian yang sangat besar terhadap tubuh dan
penampilannya. Kekhawatiran tentang penampilan cukup normal dan dapat dimaklumi bagi
sebagian orang. Kebutuhan perawatan akan tubuh pada wanita jauh lebih bervariasi dari
pria, dan ini menjadikan banyak munculnya produk kecantikan wanita. Studi menunjukkan
bahwa orang dengan penampilan yang menarik memiliki keuntungan yang berbeda dalam

masyarakat kita (sirc.org). Kita bereaksi lebih baik terhadap orang yang menarik secara
fisik, maka dari itu kita ingin diperlakukan sebagaimana kita memperlakukan mereka.
Pemahaman untuk menjaga dan merawat tubuh dari kanker serviks pada wanita dengan
mengaitkannya dengan penampilan atau rasa takut akan tidak dapat memelihara atau gagal
menjaga penampilan dan tubuh menjadi perhatian wanita dengan tipe seperti ini.
1.2.3 Analisis SWOT
Strength
Penampilan adalah hal yang penting bagi wanita
Kedekatan isu dengan target audience (issue priority)
Weakness
Kurangnya pengetahuan dan minat mengenai kanker serviks
Kebiasaan mengonsumsi obat yang bebas di jual di warung tanpa rekomendasi
dokter
Kebiasaan berganti-ganti pasangan dan terlalu banyak melakukan seks
Opportunity
Belum banyak kampanye sejenis ini yang menawarkan benefit secara sosial dan
finansial
Pertumbuhan pengguna internet dan e-health education
Threat
Budaya pernikahan dini dan poligami
Kemampuan finansial yang tidak memadai dan biaya yang tinggi
1.2.4 Penderita Kanker Serviks
MD adalah seorang wanita yang pernah mengalami kanker serviks. Ia menderita
penyakit tersebut selama satu tahun (semenjak divonis). MD mengakui semenjak remaja
jadwal datang bulannya tidak teratur dan ketika datang bulan perutnya terasa sakit luar
biasa. Pada awalnya, ia mengalami pendarahan terus menerus selama beberapa bulan
kemudian memutuskan untuk memeriksa rahimnya ke dokter spesialis kandungan dan
melakukan pap smear. Hasil foto dari pap smear menunjukkan kondisi rahim MD yang
terlihat seperti luka memar. Saat itu MD divonis oleh dokter bahwa ia terkena kanker
serviks. Selama menderita kanker serviks, ia merasakan rahimnya sakit seperti dipukuli.
MD pun melakukan chemotherapy secara rutin dan setelah setahun, akhirnya ia dapat

sembuh dan hamil hingga melahirkan anaknya. Pesan yang disampaikan oleh MD bagi para
wanita agar selalu menjaga kebersihan organ intim, melakukan pencegahan dengan
melakukan vaksin dan memakai pembalut yang aman (tidak mengandung klorin). (MD, 33
tahun, Jakarta)

2. OBJECTIVES AND GOALS


2.1 Goals

95% perempuan yang menghadiri seminar mengerti cara pencegahan kanker serviks

1000 perempuan melakukan vaksin serviks melalui event Be(auty) Inside Out

2.2 Objectives
2.2.1 Knowledge Objectives

Target mengetahui pola hidup dan faktor-faktor yang berisiko menyebabkan kanker
serviks beserta cara penularannya, salah satunya melalui hubungan seksual yang
dilakukan secara berganti-ganti pasangan

Target mengetahui gejala-gejala kanker serviks

Target mengetahui cara pencegahan dan penanganan kanker serviks

2.2.2 Belief Objectives

Target menyadari bahwa dari hal kecil seperti sering berkonsultasi kepada dokter
dapat mencegah timbulnya kanker serviks dan dapat mengenali tubuh sendiri

Target meyakini pentingnya melakukan vaksin serviks 3 kali setahun untuk seumur
hidup

2.2.3 Behavior Objectives

Rutin melakukan medical check up dan konsultasi ke dokter

Melakukan vaksin serviks

3. KEY PUBLIC
3.1 Primary Key Public
Primary key public dari kampanye ini adalah para wanita dewasa yang telah memiliki
penghasilan sendiri dikarenakan biaya vaksin yang cukup mahal.
3.2 Secondary Key Public
Secondary key public dari kampanye ini adalah semua wanita. Karena setiap wanita
berisiko terkena virus HPV 6,11,16 dan 18 penyebab kanker serviks dan kutil kelamin.
3.3 Karakteristik Key Public
Geografis
Urban
Demografis
Umur

: 24-35 tahun

Jenis Kelamin

: Wanita

Pekerjaan

: First Jobbers, Pekerja

Psikografis
Kelas Sosial

: Upper middles

Personality

: Compulsive, sociable, caring with health

Perilaku
Status Penggunaan

: Non-user, potential user, first time user, dan regular user

Tahap Kesiapan

: Unaware dan belum terinformasi

4. MESSAGE
4.1 Tema
Tema dari kampanye ini adalah Be(auty) Inside Out. Kampanye ini berisi mengenai
pentingnya menjaga dan melindungi diri dari bahaya kanker serviks bagi kaum wanita. Ide
kampanye ini berangkat dari situasi dimana wanita sangat peduli dengan penampilan dan
selalu menjaganya. Agar sempurna, kecantikan perlu dijaga tidak hanya dari luar saja
(fisik), tetapi juga dari dalam (kesehatan), sehingga wanita dapat menjadi cantik yang
seutuhnya (luar dan dalam).
4.2 Slogan
Slogan yang digunakan dalam kampanye ini adalah Love Yourself More
4.3 Key Message
Primary Message
Lindungi Dirimu Melalui Vaksin Serviks
Pesan ini ingin disampaikan kepada target dengan tujuan bahwa sasaran akan sadar
setelah teredukasi bahaya dan dampak kanker serviks sehingga melakukan aktivitas vaksin
serviks untuk melindungi dirinya.
Secondary Message
Risiko kematian dari kanker serviks telah meluas, mulailah mengedukasi diri dan
mendeteksi dini faktornya. Karena menjaga kesehatan tubuhmu untuk kini dan nanti,
dimulai dari dirimu sendiri.
Pesan secondary disampaikan dengan maksud bahwa setiap target perlu melindungi
dirinya dari kanker serviks, baik dengan sadar akan pencegahan terkena virus kanker
tersebut sehingga berkebiasaan hidup sehat dalam perawatan daerah vital ataupun dengan
didampingi vaksin sekviks dalam tubuhnya. Sesuai dengan tema, perempuan pintar tentu
akan sadar dan bijak dalam mengambil keputusan untuk menjaga dan melindungi kesehatan
tubuhnya untuk kehidupannya sendiri dan masa depannya.

5. STRATEGIES & TACTICS


Strategy One:
Meningkatkan awareness key public mengenai kanker serviks melalui Pre event
Tactic:

Pre event dilakukan di 10 pusat perbelanjaan berlokasi strategis di Jakarta

Mendatangkan Dokter tamu yang sering tampil di Televisi; Dr. Boyke & Dr. Ryan
Thamrin

Mendatangkan Key Opinion Leader (KOL) selebriti wanita yang memiliki concern
di dunia kesehatan; Pevita Pearce, Alya Rohali, dan Wulan Guritno

Menyebar materi promosi berupa poster, flyer, dan banner di wilayah sekitar area
pre event

Memberikan free mini konsultasi kepada dokter dan speakers

Memberikan bingkisan bagi audiens yang hadir di pre event

Strategy Two:
Men-trigger dan meningkatkan jumlah audiens untuk melakukan vaksinasi kanker serviks
melalui Main Event
Tactic:

Mengajukan kerjasama dengan beberapa rumah sakit kelas atas di kawasan Jakarta,
seperti RS Brawijaya, RS Pondok Indah, RS Siloam, RS Omni, dan sebagainya

Mendirikan booth pendaftaran di lokasi pre event dan di rumah sakit yang bekerja
sama dengan kampanye ini

Memberikan free mini konsultasi oleh dokter dan speakers

Memberikan potongan harga vaksin bagi audiens yang menghadiri pre event

6. PROGRAM IMPLEMENTATION
Kegiatan kampanye ini akan dilakukan dalam 2 tahapan, yaitu pre event dan juga
main event. Kampanye ini merupakan kegiatan SR (social responsibility) Yayasan Ikatan
Dokter Indonesia (IDI) yang bekerja sama dengan beberapa Rumah Sakit kelas atas yang
tersebar di berbagai wilayah Jakarta. Persiapan hingga pelaksanaan program akan dilakukan
selama 12 bulan terhitung sejak bulan April 2017-Maret 2018. Kegiatan yang dilakukan
dalam Pre event ini ialah sebuah seminar yang memberikan pemaparan mengenai bahaya
dari kanker serviks, cara pencegahannya, bagaimana vaksinasi serviks dilakukan, hingga
tentunya manfaat dari melakukan vaksinasi serviks tersebut.
Seminar ini akan dilakukan di 10 pusat perbelanjaan terkemuka di seluruh wilayah
Jakarta. Untuk kegiatan Main Event yaitu ialah waktu dimana melakukan vaksinasi pertama
untuk pencegahan kanker serviks di Rumah Sakit yang sudah ditentukan. Kampanye juga
akan menggunakan influencer dari artis-artis wanita seperti Pevita Pearce, Alya Rohali, dan
Wulan Guritno karena mereka merupakan artis yang peduli mengenai kesehatan terutama
hal mengenai kanker. Kampanye ini pun bekerjasama dengan awak media agar dapat
menjangkau lebih luas khalayaknya serta membantu menyebarkan jadwal kegiatan seminar
serta jadwal pelaksanaan vaksinasi. Dengan demikian kegiatan Pre event ini akan dihadiri
dan diliput oleh pihak media.
Pre-Event:
Bentuk Kegiatan : Seminar, Hiburan
Judul Seminar

: Love Yourself: Smart Women without Cervical Cancer (seminar akan


diselenggarakan dalam Bahasa Indonesia)

Materi

: Apa itu kanker serviks; Bagaimana pencegahannya; Mengapa perlu


untuk melakukan vaksinasi serviks; Bagaimana melakukan vaksinasi
serviks; Kapankah waktu terbaik melakukan vaksinasi serviks; Apa
manfaat setelah melakukan vaksinasi serviks; Sesi tanya-jawab

Pembicara

: Dr. Arief Wibisono, Sp. B(K)Onk (RS. Brawijaya); Dr. Diani Kartini,
Sp. B-Onk (RS. Medistra); Dr. Haris Maruli, Sp. B(K)Onk (RS. Mitra
Internasional Jatinegara); Dr. Ismairin Oesman (RS. Pondok Indah), Dr.
Andrew S. Setiawan (RS. Gading Pluit)

Dokter Tamu

: Dr. Boyke dan Rian Thamrin (Host dr. Oz Indonesia)

Bintang Tamu

: Pevita Pearce; Alya Rohali; Wulan Guritno

Moderator

: Lula Kamal

Waktu

: 10x selama periode kampanye (1 tahun), dilakukan 1 bulan sekali

Lokasi

: 10 Pusat Perbelanjaan (Pondok Indah Mall 2, Lippo Mall Kemang, Kota


Kasablanka, Plaza Indonesia, Lotte Shopping Avenue, Plaza Senayan,
Mall Kelapa Gading, Mall of Indonesia, Central Park Mall, Mall Taman
Anggrek)

Lainnya

: Booth pendaftaran vaksinasi; Bingkisan bagi pendaftar; Pin bagi peserta


Seminar

Pada kegiatan pre event ini seminar akan dilakukan pada 10 pusat perbelanjaan
ternama di Jakarta seperti yang sudah disebutkan diatas. Seminar tersebut akan
menghadirkan Bintang tamu, moderator Lula Kamal, dan pembicara dari para dokter
Spesialis Onkologi atau Kebidanan terbaik di Jakarta yang berbeda-beda pada setiap
seminarnya. Pada seminar tersebut juga akan disertakan beberapa games dan turut
mengundang perwakilan-perwakilan dari Yayasan Ikatan Dokter Indonesia, pelanggan setia
dari pusat perbelanjaan tersebut, pelanggan setia rumah sakit yang telah bekerjasama
dengan kampanye ini, teman-teman dari media, dan tentunya dibuka untuk umum dimana
para pengunjung pusat perbelanjaan tersebut dapat mengikuti seminar yang diadakan.
Seminar akan dilakukan selama 2,5 jam serta akan diisi hiburan oleh para artis Ibu Kota
yang berbeda disetiap lokasinya, juga akan menghadirkan beberapa dokter tamu untuk ikut
berbicara mengenai kanker serviks, seperti Dr. Boyke dan Dr. Ryan Thamrin.
Dalam seminar ini juga akan ditempatkan sebuah booth untuk pendaftaran vaksinasi
serviks di Rumah Sakit yang telah bekerjasama yang akan dilaksanakan satu minggu
setelah acara ini, dengan Memberikan potongan harga sebesar 1,5 juta untuk vaksin
Gardasil dan 1 juta untuk vaksin cervarix. Bagi siapapun yang mendaftarkan dirinya untuk
mengikuti vaksinasi dengan biaya khusus ini, akan diberikan sebuah bingkisan yang berisi
sebuah boneka dengan pin yang mendukung vaksinasi serviks, sebuah coklat, dan sebuah
buku saku yang menarik untuk memberikan apresiasi kepada mereka yang telah ikut
mendukung kampanye ini dan melindungi dirinya dari bahaya kanker serviks, dan bagi
peserta seminar akan diberikan apresiasi berupa sebuah pin dari kampanye ini.

Main Event:
Bentuk Kegiatan : Konsultasi, Vaksinasi
Waktu

: 10x selama periode kampanye (1 tahun), dilakukan 1 bulan sekali, 1


minggu setelah seminar oleh 1 Rumah Sakit setempat

Lokasi

: 20 Rumah Sakit di 5 Wilayah Jakarta (Brawijaya Woman and Children


Hospital, RS Pondok Indah, RS Medistra, RS Pusat Pertamina, RSCM,
RSPAD Gatot Subroto, RS Gading Pluit, RS Omni Medical Center, RS
Mitra Internasional Jatinegara, RS Siloam Graha Medika, RS Puri Indah,
RSB YPK Mandiri, RS MMC, RS Harapan Bunda, RS Islam, RS
Dharmais, RS Pantai Indah Kapuk, RS Sunter Agung, RS. UKI, RSB
Asih)

Lainnya

: Booth Pendaftaran khusus untuk melakukan vaksin Seviks; Booth


Konsultasi; Bingkisan bagi Pendaftar; Pin bagi peserta konsultasi

Puncak dari kampanye yang dilakukan ini, ialah saat melakukan vaksinasi di
beberapa Rumah Sakit yang telah disebutkan diatas, dimana Rumah Sakit tersebut
merupakan Rumah Sakit yang bekerjasama dalam kegiatan kampanye ini. Kegiatan ini
akan dilakukan setiap satu minggu setelah dilaksanakannya seminar untuk menekan agar
jumlah pasien tidak meledak saat hari akan dilaksanakannya vaksinasi. Dengan demikian,
kegiatan ini akan dilakukan sebanyak 10x sesuai dengan jumlah seminar yang dilakukan.
Jadwal Rumah Sakit akan disesuaikan dengan jadwal lokasi terdekat dari diadakannya
seminar. Tidak hanya para pengunjung yang telah mendapatkan harga spesial dari vaksinasi
ini dengan menghadiri seminar, tetapi mereka juga dapat datang langsung ke Rumah Sakit
tersebut saat diadakannya kegiatan vaksinasi ini dan mendapatkan harga khusus pada hari
itu. Sama seperti yang dilakukan pada Pre event, bagi siapapun yang baru mendaftarkan
dirinya untuk mengikuti vaksinasi ini, maka akan diberikan sebuah bingkisan menarik
untuk memberikan bentuk apresiasi atas apa yang mereka lakukan. Dalam kegiatan ini juga
disediakan beberapa booth konsultasi mengenai kanker serviks dan vaksin serviks yang
gunanya untuk memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada
pada masyarakat. Konsultasi ini tentunya juga bebas biaya yang akan diberikan oleh pihak
Rumah Sakit.

7. TIMELINE PROGRAM
(terlampir)
8. BUDGETING
Persiapan
Keterangan
Transport Riset
Pembuatan Proposal
Pembuatan Materi Publikasi (Flyer, Poster, Spanduk)
5000 Pin Lindungi Dirimu dari Kanker Serviks @Rp 3.000
2000 Bingkisan (Boneka, Pin, Coklat, Buku saku) @Rp 50.000
Sub Total

Biaya (Rp)
3.000.000
1.500.000
5.000.000
15.000.000
100.000.000
124.500.000

Seminar
10x Sewa venue
10x Vendor (Stage, sound, lighting, production, booth
pendaftaran)
10x Fee Pengisi Acara (Moderator, Penyanyi, Speakers)
10x Fee Crew (30 orang)
Biaya Tidak Terduga
Sub Total

800.000.000
400.000.000
600.000.000
600.000.000
50.000.000
2.450.000.000

Main Event
1000 Vaksin Gardasil (Rp 1.500.000)
1000 Vaksin Cervarix (Rp 1.000.000)
2000 Alat Suntik (Rp 85.000/100pcs)

1.500.000.000
1.000.000.000
1.700.000

Fee Perawat (80 orang)

50.000.000

Sub Total
GRAND TOTAL

2.551.700.000
5.126.200.000

9. MONITORING AND EVALUATION


Evaluasi akan membantu kita mengukur keberhasilan pelaksanaan aktivitas
kampanye yang telah dilakukan, maka dari itu evaluasi merupakan sebuah kewajiban

setelah melakukan kegiatan kampanye. Menurut Wall (1994 hlm. 1), evaluasi adalah proses
mengumpulkan dan menganalisis data secara disengaja, sistematis dan teliti untuk
mengetahui efektivitas dan pengaruh program. Dua instrumen akan digunakan dalam
evaluasi, yaitu menggunakan tabel communication objectives Patterson dan Radke, tabel
data daftar peserta seminar dan daftar pasien yang melakukan vaksin dengan promo yang
disediakan di rumah sakit yang bekerja sama.
1. Evaluasi Menggunakan Tabel Communication Objectives Patterson dan Radke
Berikut ini merupakan contoh tabel yang akan digunakan untuk mengevaluasi kampanye:

Tabel 1: Communication Objectives Patterson and Radke


Campaign Objective 1:
Objective to inform
Memberikan informasi baru agar audiens mendapatkan pengetahuan akan bahaya penyakit
kanker serviks, cara pencegahan kanker serviks.
Dengan mengetahui akibat dari hal yang dilakukan, yaitu terjadinya gejala penyakit kanker
serviks , diharap target sasaran dapat mengurangi dampak terkena kanker serviks.
Activities to Measure:
Penggunaan poster sebagai materi publikasi yang mengedukasi
Distribusi poster digital melalui Instagram
Impacts to Measure (dicari tahu menggunakan kuesioner):
Audiens mengetahui bahaya kanker serviks
Audiens mengetahui pencegahan kanker serviks
Audiens mengetahui manfaat vaksin serviks
Audiens mengetahui alasan mereka melakukan vaksin serviks

Campaign Objective 2:
Objective to engage
Melakukan engagement dengan memberikan intrusksi untuk melakukan vaksin serviks dan
medical check up
Activities to Measure:
Engagement pada aktivitas pendorong untuk melakukan vaksin serviks
Impacts to Measure (dicari tahu menggunakan kuesioner):
Audiens melakukan vaksin serviks.
2. Evaluasi Menggunakan Tabel Summative Evaluation Wall
Summative evaluation dilakukan di akhir kampanye untuk mengetahui hasil dari kampanye.
Berikut ini merupakan tabel yang akan kami gunakan untuk mengevaluasi kampanye:

Tabel 2: Summative Evaluation (Wall 1994 hlm. 1)


Pertanyaan-pertanyaan dalam tabel akan dijawab menggunakan data yang diperoleh dari
self-evaluation melalui tabel communication objectives Patterson dan Radke dan dari
kuesioner yang disebarkan pada audiens sasaran.

Anda mungkin juga menyukai