; Pada bulan Desember 2010 terjadi inflasi sebesar 0,92 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)
sebesar 125,17. Dari 66 kota IHK, 65 kota mengalami inflasi dan 1 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi
terjadi di Lhokseumawe 2,97 persen dengan IHK 128,44 dan terendah terjadi di Singkawang 0,11 persen
dengan IHK 126,26. Sedangkan deflasi terjadi di Sorong 1,30 persen dengan IHK 144,73.
; Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan
makanan 2,81 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,36 persen; kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,21 persen; kelompok sandang 1,08 persen; kelompok
kesehatan 0,16 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,07 persen dan kelompok transpor,
komunikasi & jasa keuangan 0,25 persen.
; Laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2010 dan laju inflasi year on year (Desember 2010
terhadap Desember 2009) masing-masing sebesar 6,96 persen.
; Komponen inti pada bulan Desember 2010 mengalami inflasi sebesar 0,38 persen, laju inflasi komponen
inti tahun kalender (Januari-Desember) 2010 dan laju inflasi komponen inti year on year (Desember 2010
terhadap Desember 2009) sebesar 4,28 persen.
Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Desember2010 secara umum menunjukkan
adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 66 kota pada bulan Desember 2010 terjadi
inflasi 0,92persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 124,03pada bulan November
2010 menjadi 125,20 pada bulan Desember 2010. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2010
dan laju inflasi year on year (Desember 2010 terhadap Desember 2009) masing-masing sebesar 6,96
persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada
kelompok bahan makanan 2,81 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,36
persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,21 persen; kelompok sandang 1,08
persen; kelompok kesehatan 0,16 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,07 persen dan
kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan 0,25 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Desember 2010 antara lain:
beras, cabai merah, cabai rawit, emas perhiasan, minyak goreng, telur ayam ras, ikan segar, kentang, sewa
rumah, tarif angkutan udara, cabai hijau, jeruk, nasi dengan lauk, rokok kretek, rokok kretek filter, batu
bata/tela, kontrak rumah dan bensin. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah:
daging ayam ras, bawang merah, mentimun, kacang panjang dan bawang putih.
Tabel 1
Laju Inflasi Gabungan 66 Kota Desember 2010, Tahun Kalender 2010 dan
Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2007=100)
2 Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau 123,96 132,59 0,36 6,96 6,96
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 115,09 119,79 0,21 4,08 4,08
6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 114,11 117,86 0,07 3,29 3,29
7 Transpor dan Komunikasi dan Jasa Keuangan 103,32 106,10 0,25 2,69 2,69
1)
Persentase perubahan IHK bulan Desember 2010 terhadap IHK bulan sebelumnya,
2)
Persentase perubahan IHK bulan Desember 2010 terhadap IHK bulan Desember 2009
3)
Persentase perubahan IHK bulan Desember 2010 terhadap IHK bulan Desember 2009
Tabel 2
Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Nasional (2007=100)
Desember 2010 (persen)
Andil Inflasi
Kelompok Pengeluaran
(%)
(1) (2)
UMUM 0,92
1, Bahan Makanan 0,67
2, Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,07
3, Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,05
4, Sandang 0,08
5, Kesehatan 0,01
6, Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,00
7, Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,04
Gambar 2
Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Nasional (2007=100)
Desember 2010
1 2 3 4 5 6 7
1. Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada bulan Desember 2010 mengalami inflasi 2,81persen atau terjadi
kenaikan indeks dari 143,36 pada November2010 menjadi 147,39 pada Desember 2010.
Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, 9 subkelompok diantaranya mengalami
inflasi sedangkan 2 subkelompok mengalami deflasi.Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi
adalah subkelompok bumbu-bumbuan yang mencapai 12,46persen dan terendah terjadi pada
subkelompok kacang-kacangan 0,52 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi adalah
subkelompok daging dan hasil-hasilnya dan subkelompok bahan makanan lainnya, masing-masing 1,20
persen dan 0,11persen.
Kelompok ini pada Desember 2010 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,67 persen.
Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: beras 0,23 persen; cabai merah 0,22
persen; cabai rawit 0,12 persen; minyak goreng 0,05 persen; telur ayam ras 0,03 persen;ikan segar dan
kentang masing-masing 0,02 persen; jeruk dancabai hijau masing-masing 0,01 persen.Sedangkan
komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah daging ayam ras 0,03 persen; bawang
merah 0,02 persen; kacang panjang,mentimun dan bawang putih masing-masing 0,01 persen.
4. Sandang
Kelompok sandang pada Desember 2010 mengalami inflasi1,08 persen, atau terjadi kenaikan
indeks dari 125,40pada November 2010 menjadi 126,76 pada Desember 2010.
Subkelompok yang ada pada kelompok ini pada bulan Desember 2010 seluruhnya mengalami
inflasi, yaitu: subkelompok sandang laki-laki 0,20 persen; subkelompok sandang wanita 0,12 persen;
5. Kesehatan
Kelompok kesehatan pada Desember 2010 mengalami inflasi 0,16 persen, atau terjadi kenaikan
indeks dari 115,68pada bulan November 2010 menjadi 115,86 pada Desember 2010.
Pada bulan Desember 2010 seluruh subkelompok dalam kelompok ini mengalami inflasi, yaitu:
subkelompok jasa kesehatan 0,25 persen; subkelompok obat-obatan 0,13 persen; subkelompok jasa
perawatan jasmani 0,15 persen dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,13 persen.
Kelompok ini pada Desember 2010 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi 0,01
persen.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2010 dan laju inflasi year on year (Desember 2010
terhadap Desember 2009) sebesar 6,96 persen. Sedangkan laju inflasi pada periode yang sama tahun
kalender 2008 dan 2009 masing-masing 11,06 persen dan 2,78 persen. Sedangkan laju inflasi year on
year untuk Desember 2008 terhadap Desember 2007 dan Desember 2009 terhadap Desember 2008
masing-masing sebesar 11,06persen dan 2,78 persen.
Tabel 3
Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Year on Year,
Tahun 2008–2010
Gambar 3
Perbandingan Inflasi Tahun Kalender (Januari–Desember) 2008–2010
Pada bulan Desember 2010 terjadi inflasi sebesar 0,92 persen dengan Indeks Harga
Konsumen (IHK) sebesar 125,17. Dari 66 kota IHK, 65 kota mengalami inflasi dan 1 kota mengalami
deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe 2,97 persen dengan IHK 128,44 dan terendah terjadi di
Singkawang 0,11 persen dengan IHK 126,26. Sedangkan deflasi terjadi di Sorong 1,30 persen dengan
IHK 144,73.
Tabel 4
Perbandingan Indeks dan Inflasi Desember 2010
Kota-kota di Pulau Sumatera dengan Nasional
(2007=100)
Desember 2010
KOTA
IHK Inflasi (%)
(1) (2) (3)
Tabel 5
Perbandingan Indeks dan Inflasi Desember 2010
Kota-kota di Pulau Jawa dengan Nasional
(2007=100)
Desember 2010
KOTA
IHK Inflasi (%)
(1) (2) (3)
Pada bulan Desember 2010 dari kota-kota IHK di wilayah luar pulau Jawa dan Sumatera yang
berjumlah 27 kota, 26 kota mengalami inflasisedangkan1 kota mengalami deflasi.Inflasi tertinggi terjadi
di Manokwari2,71persen dengan IHK 138,10 dan inflasi terendah terjadi di Singkawang 0,11persen
dengan IHK 126,26. Sedangkan deflasi pada bulan ini terjadi di Sorong1,30 persen dengan IHK 144,73
persen (lihat Tabel 6).
Tabel 6
Perbandingan Indeks dan Inflasi/DeflasiDesember 2010
Kota-kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera dengan Nasional
(2007=100)
Desember 2010
KOTA
IHK Inflasi/Deflasi (%)
(1) (2) (3)
Komponen inti pada bulan Desember 2010 mengalami inflasi sebesar 0,38 persen atau terjadi
kenaikan indeks dari 119,82 pada bulan November 2010 menjadi 120,27 pada bulan Desember 2010, dan
komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi 0,18 persen, sedangkan komponen
bergejolak mengalami inflasi 3,29persen.
Inflasi komponen inti, komponen yang harganya diatur pemerintah, dan komponen bergejolak
untuk tahun kalender (Januari-Desember) 2010 dan inflasi year on year (Desember 2010 terhadap
Desember 2009) masing-masing 4,28 persen; 5,40 persen dan 17,74 persen (lihat Tabel 7).
Tabel 7
Laju Inflasi Desember 2010, Inflasi Tahun Kalender 2010 dan Inflasi
Year on Year menurut Kelompok Komponen
Dari tiga kelompok komponen tersebut seluruhnyamemberikan sumbangan inflasi terhadap inflasi
nasional yaitu masing-masing: komponen inti 0,24 persen dan komponen yang harganya diatur
pemerintah 0,03 persen. Sedangkan komponen bergejolak memberikan sumbangan inflasi 0,65persen
(lihat Tabel 8).
Tabel 8
Dekomposisi Andil Inflasi Nasional
Desember 2010 (persen)
Andil Inflasi
Komponen
(%)
(1) (2)
Umum 0,92
1 Inti 0,24
2 Yang Harganya Diatur Pemerintah 0,03
3 Bergejolak 0,65
Selama (Januari-Desember) tahun 2010 telah terjadi inflasi sebesar 6,96 persen atau terjadi
kenaikan indeks dari 117,03 pada bulan Desember 2009 menjadi 125,17 pada bulan Desember 2010.
Dilihat dari besarnya sumbangan/andil inflasi, selama tahun 2010 kelompok bahan makanan
memberikan andil inflasi 3,50 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,23
persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,01 persen; kelompok sandang 0,45
persen; kelompok kesehatan 0,09 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,23 persen dan
kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan memberikan sumbangan inflasi 0,45 persen (lihat tabel
9).
Selama tahun 2010 kelompok-kelompok pengeluaran mengalami inflasi, masing-masing:
kelompok bahan makanan 15,64 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau
6,96persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 4,08 persen; kelompok sandang 6,51
persen; kelompok kesehatan 2,19 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 3,29 persen dan
kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 2,69 persen (lihat tabel 1).
Jenis barang dan jasa yang dominan memberikan sumbangan inflasi selama tahun 2010 antara lain:
beras 1,29 persen; tarif listrik 0,36 persen; cabai merah 0,32 persen; emas perhiasan 0,27 persen; bawang
merah 0,25 persen; nasi dengan lauk 0,24 persen; cabai rawit dan tarif jasa perpanjangan STNK masing-
masing 0,22 persen; rokok kretek filter 0,16 persen; daging ayam ras dan bawang putih masing-masing
0,15 persen; ikan segar 0,14 persen; minyak goreng, sewa rumah dan tarif angkutan udara masing-masing
0,13 persen; tarif kontrak rumah 0,12 persen; mie 0,11 persen; telur ayam ras, rokok kretek dan upah
tukang bukan mandor 0,08 persen(lihat tabel 10).
Tabel 9
Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Nasional
selama tahun 2010 (persen)
Andil Inflasi
Kelompok Pengeluaran
Januari-Desember (%)
(1) (2)
UMUM 6,96
1. Bahan Makanan 3,50
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 1,23
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 1,01
4. Sandang 0,45
5. Kesehatan 0,09
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,23
7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0,45
1. Beras 1,29
2. Tarif Listrik 0,36
3. Cabai Merah 0,32
4. Emas Perhiasan 0,27
5. Bawang Merah 0,25
6. Nasi dengan lauk 0,24
7. Cabai Rawit 0,22
8. Jasa Perpanjangan STNK 0,22
9. Rokok Kretek Filter 0,16
10. Daging Ayam Ras 0,15
11. Bawang Putih 0,15
12. Ikan Segar 0,14
13. Minyak Goreng 0,13
14. Sewa Rumah 0,13
15. Angkutan Udara 0,13
16. Kontrak Rumah 0,12
17. Mie 0,11
18. Telur Ayam Ras 0,08
19. Rokok Kretek 0,08
20. Tukang Bukan Mandor 0,08
Gambar 5
Perkembangan Inflasi Nasional Selama Tahun 2010
1 2 3 4 5 6 7