TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1 Definisi
Caregiver
menurut
Widyanti
(2009)
yaitu
individu
yang
memberikan
bantuan,
kenyamanan,
perlindungan
dan
2.1.3
Fungsi Keluarga
Menurut Friedman dalam Murwani, dkk (2008) mengidentifikasi
adanya lima fungsi dasar keluarga, sebagai berikut:
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal
keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif
berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga
saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat
dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam
keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia
lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah,
ibu, dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia
mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun
demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan
dalam sosialisasi.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu
perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada
pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan
keturunan.
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan
akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan
praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan
kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan
keluarga dalam memberi asuhan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan
keluarga.
Kesanggupan
keluarga
melaksanakan
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga
10
Tugas keluarga
Setiap peran tidak lepas dari tugas, begitupun dengan keluarga
tentu saja memiliki tugas yang tidak kalah penting terutama dalam
melakukan perawatan kesehatan dirumah. Adapun tugas keluarga adalah
sebagai berikut:
1. Menurut Achajar (2010), ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan, termasuk bagaimana persepsi keluarga terhadap
tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami
keluarga. Sejalan dengan pernyataan Friedmann (2010), kesehatan
merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana
keluarga habis.
2. Friedmann (2010) menyatakan bahwa memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat bagi keluarga, merupakan upaya keluarga yang
utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan
keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan
keluarga.
3. Tugas keluarga di bidang kesehatan selanjutnya menurut Achajar
(2010) yaitu, ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
11
Ketidakmampuan
keluarga
memanfaatkan
fasilitas
Konsep Skizofrenia
Definisi Skizofrenia
Menurut Sadock dalam Hawari, (2012:3) Skizofrenia adalah
12
Etiologi
Terdapat beberapa pendekatan yang dominan dalam menganalisa
penyebab skizofrenia, antara lain :
1.
Faktor Genetik
Menurut Maramis dalam Hawari (2012:36) faktor keturunan
juga menentukan timbulnya skizofrenia. Hal ini telah dibuktikan
dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita skizofrenia
terutama anak-anak kembar satu telur. Skizofrenia melibatkan lebih
dari satu gen, sebuah fenomena yang disebut quantitative trait loci.
Sejalan dengan penuturan Durand & Barlow dalam Hawari
(2012:10) skizofrenia yang paling sering terjadi disebabkan oleh
13
Faktor Biokimia
Durand dalam Hawari, (2012:38) skizofrenia mungkin
berasal dari ketidakseimbangan kimiawi otak yang disebut
neurotransmitter, yaitu kimiawi otak yang memungkinkan neuronneuron berkomunikasi satu sama lain. Beberapa ahli mengatakan
bahwa skizofrenia berasal dari aktivitas neurotransmitter dopamine
yang berlebihan di bagian-bagian tertentu otak atau dikarenakan
sensitivitas yang abnormal terhadap dopamine. Banyak ahli yang
berpendapat bahwa aktivitas dopamine yang berlebihan saja tidak
cukup untuk skizofrenia. Beberapa neurotransmitter lain seperti
serotin dan neropinephirine tampaknya juga memainkan peranan.
3.
faktor
&
Sutarjo
psikososial
dalam
Hawari
(2012:43)
meliputi
adanya
kerawanan
14
mempelajari
bagaimana
interaksi
dalam
keluarga
mother
kadang-kadang
digunakan
untuk
2.2.3.
Perjalanan Penyakit
Sadock dan Buchanan dalam Hawari (2012:76) menyatakan
perjalanan penyakit skizofrenia sangat bervariasi pada tiap-tiap individu.
15
lingkungannya
Tipe Tipe Skizofrenia
Diagnosa skizofrenia berawal dari diagnostic and statistical
Manual of Mental Disorders (DSM) yaitu: DSM-III (American
16
4.
5.
Tipe Undifferentiated
Tipe Undifferentiated merupakan tipe skizofrenia yang
menampilkan perubahan pola simptom-simptom yang cepat
menyangkut semua indikator skizofrenia. Misalnya, indikasi yang
sangat ruwet, kebingungan (confusion), emosi yang tidak dapat
dipegang karena berubah-ubah, adanya delusi, referensi yang
berubah-ubah atau salah, adanya ketergugahan yang sangat besar,
autism seperti mimpi, depresi, dan sewaktu-waktu juga ada fase yang
menunjukkan ketakutan.
Tipe Residual
17
Perawatan Skizofrenia
Hawari (2012) menyebutkan bahwa bagi penderita gangguan jiwa
Skizofrenia yang berulang kali kambuh dan berlanjut kronis dan
menahun selain program terapi, diperlukan program rehabilitasi sebagai
persiapan penempatan kembali ke keluarga dan masyarakat (re-entry
program). Program rehabilitasi biasanya dilakukan di lembaga (institusi)
rehabilitasi, misalnya di bahagian penderita yang kronis.
Menurut Durand dalam Hawari, (2012:45) selain perawatan di
rumah sakit dan rawat jalan, ada cara alternatif perawatan yaitu dirawat
hanya pada siang hari atau malam hari saja di rumah sakit, selebihnya pasien
berada di rumah bersama dengan keluarga atau di sekolah maupun di tempat
kerja bersama teman-temannya. Selain itu, ada terapi residensial yaitu
tempat semacam asrama bagi pasien skizofrenia yang sudah relative tenang
atau mencapai keadaan remisi tetapi masih memerlukan rehabilitasi dan
keterampilan lebih lanjut.
Tetapi ada juga terapi holistik yang memerlukan perhatian baik
untuk fisiknya (makanan, istirahat, medikasi, dan latihan fisik), mental
emosional (psikoterapi dan konseling psikologi), dan bimbingan sosial dan
keluarga yang mendukung. Terapi okupasional (kegiatan untuk mengisi
18
tertentu yang dapat digunakan pasien untuk mencari nafkah) juga dapat
diberikan pada pasien skizofrenia.
2.2.6
Pengobatan Skizofrenia
Gangguan jiwa skizofrenia merupakan salah satu penyakit yang
cenderrung berlanjutan (kronis menahun). Oleh karenanya terapi pada
skizofrenia memerlukan waktu relative lama, berbulan bahkan bertahun.
Hal ini dimaksudkan untuk menekan sekecil mungkin kekambuhan
(relaps). Terapi yang komprehensif dan holistic atau terpadu dewasa ini
sudah
dikembangkan
sehingga
penderita
skizofrenia
tidak
lagi
2.3
19
20
9.
2.4
Kerangka Teori
Genetik
Biokimia
Psikologi dan
Sosial
Skizofreni
a
Stigma
Negatif
Masyarakat
Pengalaman
Family caregiver
dalam merawat
orang dengan
skizofrenia
21
Sumber : Maramis, Durand & Barlow, Wiraminaradja & Sutarjo dalam Hawari
2012