Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
Masalah sosial sebagai kondisi yang tidak diharapkan akan mendorong
tindakan untuk melakukan perubahan kearah kondisi yang lebih sesuai harapan. Oleh
sebab itu upaya penanganan masalah sosial dapat dilihat sebagai proses perubahan.
Perubahan sosial bukan merupakan aktivitas yang dilakukan hari ini kemudian
berhenti keesokan harinya, demikian juga bukan merupakan kegiatan yang dilakukan
sepotong-sepotong secara parsial.
Masalah sosial merupakan kondisi yang tidak diinginkan karena mengandung
unsur-unsur yang dianggap merugikan baik dari segi fisik maupun non fisik bagi
masyarakat. Dan kondisi yang disebut masalah sosial tersebut juga sering terkandung
unsur yang dianggap merupakan pelanggaran dan penyimpangan terhadap norma dan
standar sosial tertentu. Oleh sebab itulah dari kondisi semacam itu kemudian
muncullah kebutuhan akan pemecahan, perubahan , dan perbaikan.
Masalah sosial merupakan kondisi yang perlu diubah dan diperbaiki, dengan
demikian penanganan masalah merupakan suatu usaha / proses untuk melakukan
perubahan kearah perbaikan. Dengan kata lain, masalah sosial merupakan suatu
kondisi yang memberikan inspirasi bagi tindakan perubahan terutama perubahan
menuju perbaikan. Apabila aktivitas perubahan dilatar belakangi untuk memecahkan
maslah sosial tertentu, maka agar sasaran masalah tersebut dapat tercapai perlu
mempertimbangkan kondisi dan keberadaan masalah sosial yang sedang ditangani.
Proses perubahan menuju kondisi yang lebih baik jarang menghadapi hambatan yang
berasal dari kondisi masyarakat iti sendiri.
Salah satu kondisi yang dapat menjadi factor penghambat adalah bentukbentuk masalah sosial tertentu.
Dalam tulisan bagian selanjutnya akan diuraikannya bentuk masalah sosial
yang berada dalam posisi sebelum, pada saat dan sesudah proses berubahan
berlangsung. Untuk memberikan gambaran yang konkret, pembahasan pada masingmasing posisi. Akan dilakukan suatu contoh kasus yaitu Kasus Lingkungan
Hidup.
Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai :
1. Daerah di mana sesuatu mahluk hidup hidup.
2. Keadaan/kondisi yang melingkupi suatu mahluk hidup.
3. Keseluruhan keadaan yang meliputi suatu mahluk hidup atau sekumpulan
mahluk hidup, terutama:
1. Kombinasi dari berbagai kondisi fisik di luar mahluk hidup yang
mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan mahluk
hidup untuk bertahan hidup.
2. Gabungan dari kondisi sosial and budaya yang berpengaruh pada
keadaan
suatu
individu
mahluk
hidup
atau
suatu
perkumpulan/komunitas mahluk hidup.
Istilah lingkungan dan lingkungan hidup atau lingkungan hidup manusia
seringkali digunakan silih berganti dalam pengertian yang sama.
Persoalan lingkungan hidup merupakan persoalan yang bersifat sistemik,
kompleks, serta memiliki cakupan yang luas. Oleh sebab itu, materi atau isu yang

diangkat dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan lingkungan hidup juga


sangat beragam. Sesuai dengan kesepakatan nasional tentang Pembangunan
Berkelanjutan yang ditetapkan dalam Indonesian Summit on Sustainable
Development (ISSD) di Yogyakarta pada tanggal 21 Januari 2004, telah ditetapkan 3
(tiga) pilar pembangunan berkelanjutan yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ketiga
pilar tersebut merupakan satu kesatuan yang bersifat saling ketergantungan dan saling
memperkuat. Adapun inti dari masing-masing pilar adalah :

Pilar Ekonomi: menekankan pada perubahan sistem ekonomi agar semakin


ramah terhadap lingkungan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan. Isu atau materi yang berkaitan adalah: Pola konsumsi dan
produksi, Teknologi bersih, Pendanaan/pembiayaan, Kemitraan usaha,
Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Pertambangan, Industri, dan Perdagangan.
Pilar Sosial: menekankan pada upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam
upaya pelestarian lingkungan hidup. Isu atau materi yang berkaitan adalah:
Kemiskinan, Kesehatan, Pendidikan, Kearifan/budaya lokal, Masyarakat
pedesaan,
Masyarakat
perkotaan,
Masyarakat
terasing/terpencil,
Kepemerintahan/ kelembagaan yang baik, dan Hukum dan pengawasan.
Pilar Lingkungan: menekankan pada pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan yang berkelanjutan. Isu atau materi yang berkaitan adalah:
Pengelolaan sumberdaya air, Pengelolaan sumberdaya lahan, Pengelolaan
sumberdaya udara, Pengelolaan sumberdaya laut dan pesisir, Energi dan
sumberdaya mineral, Konservasi satwa/tumbuhan langka, Keanekaragaman
hayati, dan Penataan ruang.

BAB II
PEMBAHASAN
Efek sampingan yang terjadi dapat bersumber dari dimensi sosial maupun
fisik. Yang berasal dari dimensi sosial misalnya memudarnya nilai-nilai sosial
masyarakat, merosotnya kekuatan mengikat berbagai norma-norma sosial sehingga
menimbulkan bentuk perilaku menyimpang serta ketergantungan masyarakat
terhadap pihak lain sebagai akibat sistem intervensi pembangunan yang kurang
proposional.
Dalam dimensinya yang bersifat fisik, efek sampingan dari proses
pembangunan antara lain berupa masalah yang berkaitan dengan pencemaran dan
kelestarian lingkungan. Hal ini menjadi masalah karena dalam jangka pendek akan
membawa pengaruh pada keindahan, kerapian, kebersihan, terutama pada kesehatan
masyarakat, sedang dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadap kelangsungan
proses pembangunan itu sendiri. Masalah sosial yang terjadi sebagai efek sampingan
proses pembangunan akan dipilih masalah pencemaran dan kelestarian lingkungan.
Masalah ini menyangkut dimensi waktu tidak saja saat ini akan tetapi juga mas
mendatang, di samping itu juga menyangkut dimensi ruang lokal maupun global.
A.

INTENSITAS DAN KOMPLEKSITAS MASALAH

Dalam ekosistem itu setiap spesies hidup sebagai populasi yang


pertumbuhannya atau penyusutannya dipengaruhi oleh daya dukung dalam
penyediaan keperluan bagi kehidupan. Dengan demikian, pertambahan populasi
manusia termasuk perubahan bagi berbagai jenis perilaku yang ada.
Ada beberapa faktor dari kekuatan sosial dan perilakunya yang berpengaruh
terhadap masalah pencemaran dan kelestarian lingkungan, yaitu :
1. pertumbuhan penduduk yang pesat
2. konsentrasi penduduk di daerah perkotaan
3. proses pembangunan dan modernisasi
Proses pembangunan dan modernisasi yang bertujuan mengusahakan
perbaikan kondisi kehidupan, pada sisi yang lain juga dapat mendatangkan
kerawanan dari kelestarian lingkungan. Potensi kerawanan tersebut akan semakin
dipahami dalam rangka peningkatan hidup masyarakat melalui proses pembangunan
yang semakin intensif dalam rangka memobilisasi sumber daya termasuk sumber
daya alam.
Ada juga beberapa dampak lingkungan dari pendekatan pembangunan yang
menggunakan pandangan aliran klasik dan neoklasik, yaitu :
1)

mekanisme pasar bekerja tanpa pertimbangan lingkungan hidup

teknologi produksi dan pola konsumsi dikembangkan tanpa memperhitungkan


pengaruhnya terhadap lingkungan.
2)
Tumbuh-tumbuhan , binatang,dan benda mati yang belum diketahui manfaatnya
akan luput dari perhitungan ekonomi pembangunan.
3)
Setiap sumber alam diolah tanpa keharusan memperbaharuinya kembali
walaupun termasuk jenis renewable resources.

4)
Berbagai bentuk sampah, kotoran dan limbah sebagai hasil kegiatan industri
tidak masuk biaya perusahaan, demikian juga beban yang diderita pihak lain sebagai
akibatnya.
Masalah pencemaran dan kelestarian lingkungan merupakan persoalan dalam
ruang lingkup nasional karena menyangkut keberhasilan nasional, khusunya
keberhasilan dalam jangka panjang, agar kesejahteraan yang lebih baik dapat
dinikmati oleh generasi mendatang.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memecahkan masalah- masalah
tertentu, kemungkinan menemukan cadangan bahan mentah baru di daerah yang
belum sepenuhnya dijelajahi, model tersebut dinilai terlalu berat pada teknologi dan
kurang mencakup faktor sosial.
Pada dimensi lain, masalah ini juga dapat terjadi dalam semua lapisan sosial.
Kerugian sebagai akibat pencemaran dan kelangkaan sumber daya dapat menimpa
lapisan bawah, menengah atau atas. Proses produksi, penyadang masalah dan
penyebab masalah dapat terjadi baik dari produsen maupun konsumen.
B.

LATAR BELAKANG MASALAH

Ada 2 hal pokok berkenaan dengan sumber masalah pencemaran dan


kelestarian lingkungan yaitu faktor kultural dan faktor struktural.

Faktor kultural meliputi pandangan manusia tentang alam, sikap terhadap


teknologi,perkembangan peradaban manusia, paham materialisme dan paham
individualisme.
Faktor struktural meliputi sistem ekonomi,sistem politik, pola kependudukan
dan stratifikasi sosial.

Dalam kasus ini adanya 4 faktor yang mempengaruhi, yaitu :


1.
2.
3.
4.

Jumlah,kualitas dan lokasi penduduk


teknologi yang dipakai
sifat sumber alam
pola hidup yang mengonsumsi sumber alam.

Pandangan manusia tentang alam sangat mempengaruhi kelestarian


lingkungan karena banyak orang menganggap bahwa alam merupakan gudang yang
sangat luas berisi aneka ragam bahan yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
Pandangan seperti itu cenderung mendorong orang untuk memanfaatkan alam
bagi tujuan apa saja tanpa berfikir panjang. Tanggung jawab manusia atas kelestarian
alam menjadi sangat tipis. Dengan demikian, tidak mendorong usaha konservasi
maupun pemulihan kembali sumber daya yang sudah diolah.
Sikap manusia terhadap teknologi memengaruhi intensitas serta keluasan
masalah pencemaran dan kelestarian lingkungan melalui cara bagaimana manusia
berhubungan dengan alam. Ada 3 bentuk hubungan tersebut, yaitu :
1)
manusia melihat alam sebgai kekuatan besar yang dapat mengendalikan
kehidupan manusia.

2)
Mengenai hubungan dalam keseimbangan, manusia membutuhkan alam,
begitupun sebaliknya.
3)

Manusia dengan segala kemampuannya mencoba menguasai alam.

Teknologi merupakan sarana yang dapat digunakan manusia untuk menguasai


alam. Bahkan dalam kondisi yang lebih eksterm, teknologi bukan lagi dianggap
sebagai alat atau sarana melainkan tujuan.
Teknologi merupakan kekuatan sangat perkasa yang membuat manusia
memperlakukan alam sesuai kehendaknya dalam rangka memenuhi tujuan dan
kepentingannya.
Paham materialisme berkaitan dengan masalah pencemaran dan kelestarian
lingkungan karena paham ini menempatkan aspek materi sebagai simbol sukses
seseorang. Langsung atau tidak langsung hal ini akan memengaruhi pola
konsumsinya. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan lebih banyak
memanfaatkan sumber alam.
Paham individualisme merupakan salah satu sumber masalah dari sudut
kultural, karena paham ini sangat kuat mendorong berkembangnya personal
achivement. Kerja keras dan kreatifitas serta inisiatif merupakan kunci sukses
individu. Dampak negatifnya dapat berupa terjadinya kompetisi secara tidak sehat
dan dapat mempercepat terjadinya krisis ekologi.
Sistem politik juga merupakan sumber masalah, keputusan politik sering kali
dipengaruhi secara fundamental oleh kekuatan kelompok kepentingan. Bias dalam
sistem politik akan tampak dalam hal pengaruh dari kekuatan ekonomi, khususnya
pengusaha besar terhadap keputusan politik yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
Pengaruhnya terhadap berbagai bentuk peraturan dan perundangan serta
kemungkinan untuk menghindar dari ketentuan peraturan yang sudah dibuat.
Pola kependudukan tak kalah pentingnya dari sumber masalah. Jumlah
penduduk yang besar dibandingkan dengan kemampuan daya dukung lingkungan
akan mengakibatkan banyak masalah. Penduduk yang semakin bertambah
memerlukan persediaan tambahan makanan, pakaian, perumahan, lokasi pekerjaan,
dll.
Hal yang sama juga terjadi untuk kebutuhan air. Kebutuhan air akan semakin
meningkat termasuk diversifikasi penggunaannya sperti air minum, irigasi, industru
dan rekreasi. Selain jumlah dan masalah pertambahan penduduk, masalah konsentrasi
penduduk pada kawasan tertentu ujuga dapat menimbulkan masalah.
C.

PENANGANAN MASALAH BERBASIS MAYARAKAT

Respon masyarakat terhadap masalah sosial pada umumnya merupakan


tindakan bersama yang diharapkan akan mewujudkan kondisi yang lebih baik. Secara
umum masyarakat yang dapat mengelola dan mengatasi masalah sosial memiliki
tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
C.1

Mengembangkan sistem sosial berbasis masyarakat

sosiatri tidak hanya berurusan dengan pekerjaan atau pelayanan sosial.


Melainkan juga penyakit masyarakat yang kebanyakan adalah karena umpan balik.
Apabila penyakit masyarakat dianggap identik dengan masalah sosial, maka upaya

pemecahan masalahnya tidak cukup dengan memberikan pelayanan sosial yang


sifatnya rehabilitatif kepada individu penyandang masalah.
Adapun strategi-strategi dalam menangai kasus lingkungan hidup ini, yaitu :

Baku mutu lingkungan yang tepat

Pembuatan baku untuk lingkungan merupakan tugas pokok dari


institusi/badan yang berhubungan dengan lingkungan di suatu lembaga pemerintahan.
Pembuatan standar yang cocok sebagai dasar perencanaan dan perancangan protek
masih sulit dilakukan. Sebagai contoh, standar mutu pembuangan limbah untuk
buangan industri, standar mutu bahan dan sistem pemipaan supali air bersih.

Struktur institusi/lembaga lingkungan yang tepat

Ada suatu kecenderungan negara sedang berkembang membuat agency


lingkungannya secara sendiri-sendiri. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kebijakan
perencanaan lingkungan pada tingkatan nasional. Operasioanl dan kredibilitas
instansi lingkungan hidup sering mengalami masalah yang diakibatkan oleh
ketidakmampuan secara kelembagaan dan kurangnya sumber daya manusia yang
terampil dan profesional di dalam instansi lingkungan tersebut.

Kebijakan pengawasan pencemaran secara ekonomi

Slogan merupakan bukti dari suatu pendekatan yang efektif kepada


masyarakat. Intensif dari slogan dapat dilakukan dalam bentuk pembayaran, pajak
dan dapat dimasukan ke dalam kebijakan ekonomi untuk memberikan peningkatan
kepada pihak yang menimbulkan pencemaran lingkungan hidup.
C.2

Pemanfaatan modal sosial

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumberdaya


alam, yang berupa tanah, air dan udara dan sumberdaya alam yang lain yang
termasuk ke dalam sumberdaya alam yang terbarukan maupun yang tak terbarukan.
Namun demikian harus disadari bahwa sumberdaya alam yang kita perlukan
mempunyai keterbatasan di dalam banyak hal, yaitu keterbatasan tentang
ketersediaan menurut kuantitas dan kualitasnya. Sumberdaya alam tertentu juga
mempunyai keterbatasan menurut ruang dan waktu. Oleh sebab itu diperlukan
pengelolaan sumberdaya alam yang baik dan bijaksana. Antara lingkungan dan
manusia saling mempunyai kaitan yang erat.
Ada kalanya manusia sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan
disekitarnya. Keberadaan sumberdaya alam, air, tanah dan sumberdaya yang lain
menentukan aktivitas manusia sehari-hari. Kita tidak dapat hidup tanpa udara dan air.
Sebaliknya ada pula aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi keberadaan
sumberdaya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam banyak
ditentukan oleh aktivitas manusia. Banyak contoh kasus-kasus pencemaran dan
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran
udara, pencemaran air, pencemaran tanah serta kerusakan hutan yang kesemuanya
tidak terlepas dari aktivitas manusia, yang pada akhirnya akan merugikan manusia itu
sendiri. Pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat tidak dapat terhindarkan dari penggunaan sumberdaya alam; namun
eksploitasi sumberdaya alam yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukung
lingkungan mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan. Banyak faktor yang
menyebabkan kemerosotan kualitas lingkungan serta kerusakan lingkungan yang

dapat diidentifikasi dari pengamatan di lapangan, oleh sebab itu dalam makalah ini
dicoba diungkap secara umum sebagai gambaran potret lingkungan hidup, khususnya
dalam hubungannya dengan pengelolaan lingkungan hidup di era otonomi daerah.
C.3

Pemanfaatan Institusi Sosial

Sesuai dengan Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


dan PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai Daerah Otonom, dalam bidang lingkungan hidup memberikan
pengakuan politis melalui transfer otoritas dari pemerintah pusat kepada daerah:
v

Meletakkan daerah pada posisi penting dalam pengelolaan lingkungan hidup

Memerlukan prakasa lokal dalam membuat kebijakan

Membangun hubungan interdependensi antar daerah

Menetapkan pendekatan wilayah

Pengelolaan Lingkungan Hidup titik tekannya ada di Daerah, maka kebijakan


nasional dalam bidang lingkungan hidup secara eksplisit PROPENAS merumuskan
program yang disebut sebagai pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Program itu mencakup:

Program pengembangan dan peningkatan akses informasi SDA dan


lingkungan hidup

Program ini bertujuan untuk memperoleh dan menyebarluaskan informasi


yang lengkap mengenai potensi dan produktivitas sumberdaya alam dan lingkungan
hidup melalui inventarisasi dan evaluasi, serta penguatan sistem informasi. Sasaran
yang ingin dicapai melalui program ini adalah tersedia dan teraksesnya informasi
sumberdaya alam dan lingkungan hidup, baik berupa infrastruktur data spasial, nilai
dan neraca sumberdaya alam dan lingkungan hidup oleh masyarakat luas di setiap
daerah.

Program peningkatan efektifitas pengolaan, konservasi, dan rehabilitasi


SDA

Tujuan dari program ini adalah menjaga keseimbangan pemanfaatan dan


pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup hutan, laut, air udara dan mineral.
Sasaran yang akan dicapai dalam program ini adalah termanfaatkannya, sumber daya
alam untuk mendukung kebutuhan bahan baku industri secara efisien dan
berkelanjutan. Sasaran lain di program adalah terlindunginya kawasan-kawasan
konservasi dari kerusakan akibat pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali
dan eksploitatif.

Program pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran


linkungan hidup

Tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam


upaya mencegah kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan dan pemulihan kualitas
lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan, serta
kegiatan industri dan transportasi. Sasaran program ini adalah tercapainya kualitas
lingkungan hidup yang bersih dan sehat adalah tercapainya kualitas lingkungan hidup
yang bersih dan sehat sesuai dengan baku mutu lingkungan yang ditetapkan.

Program penataan kelembagaan dan penegakan hukum,pengelolaan


SDA dan pelestarian lingkungan hidup

Program ini bertujuan untuk mengembangkan kelembagaan, menata sistem


hukum, perangkat hukum dan kebijakan, serta menegakkan hukum untuk
mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian lingkungan hidup yang
efektif dan berkeadilan. Sasaran program ini adalah tersedianya kelembagaan bidang
sumber daya alam dan lingkungan hidup yang kuat dengan didukung oleh perangkat
hukum dan perundangan serta terlaksannya upaya penegakan hukum secara adil dan
konsisten.

Program peningkatan peranan masyarakat dalam pengelolaan SDA dan


pelestarian fungsi lingkungan hidup

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan peranan dan kepedulian
pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup. Sasaran program ini adalah tersediaanya sarana
bagi masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup sejak proses perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan,
perencanaan, pelaksanaan sampai pengawasan.
a) ORGANISASI MASYARAKAT
1. Peran serta masyarakat sebagai suatu kebijakan
Penganut paham ini berpendapat bahwa peran serta masyarakat merupakan
suatu kebijaksanaan yang tepat dan baik untuk dilaksanakan. Paham ini dilandasi oleh
suatu pemahaman bahwa masyarakat yang potensial dikorbankan atau terkorbankan
oleh suatu proyek pembangunan memiliki hak untuk dikonsultasikan (right to be
consulted).
1. Peran serta masyarakat sebagai strategi
Penganut paham ini mendalilkan bahwa peran serta masyarakat merupakan
strategi untuk mendapatkan dukungan masyarakt (ppublic support). Pendapat ini
didasarkan kepada suatu paham bahwa bila masyarakat merasa memiliki akses
terhadap pengambilan keputusan dan kepedulian masyarakat kepada pada tiap
tingkatan pengambilan keputusan didokumentasikan dengan baik, maka keputusan
tersebut akan memiliki kredibilitas.
1. Peran serta masyarakat sebagai komunikasi
Peran serta masyarakat didayagunakan sebagai alat untuk mendapatkan
masukan berupa informasi dalam proses pengambilan keputusan. Persepsi ini
dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa pemerintah dirancang untuk melayani
masyarakat, sehingga pandangan dan preferensi dari masyarakat tersebut adalah
masukan yang bernilai guna mewujudkan keputusan yang responsif.
1. Peran serta masyarakat sebagai alat penyelesian sengketa
Dalam konteks ini peran serta masyarakat didayagunakan sebagai suatu cara
untuk mengurangi atau meredakan konflik melalui usaha pencapaian konsensus dari
pendapat-pendapat yang ada. Asumsi yang melandasi persepsi ini adalah bertukar
pikiran dan pandangan dapat menigkatkan pengertian dan toleransi serta mengurangi
rasa ketidakpercayaan (misstrust) dan kerancuan (biasess).

1. Peran serta masyarakat sebagai terapi


Menurut persepsi ini, peran serta masyarakat dilakukan sebagai upaya untuk
mengobati masalah-masalah psikologis masyarakat seperti halnya perasaan ketidak
berdayaan (sense of powerlessness), tidak percaya diri dan perasaan bahwa diri
mereka bukan komponen penting dalam masyarakat.
Paham Participatory Democracy sebaliknya berpendapat bahwa manusia pada
hakekatnya mampu menyelaraskan lepentingan pribadi dengan kepentingan sosial.
Penyelarasan kedua macam kepentingan tersebut dapat terwujud jika proses
pengambilan keputusan menyediakan kesempatan seluas-luasnya kepada mereka
untuk mengungkapkan kepentingan dan pandangan mereka. Proses pengambilan
keputusan, yang menyediakan kelompok kepentingan untuk
berperan serta didalamnya, dapat mengantarkan kelompok-kelompok yang
berbeda kepentingan mereka satu sama lain. Dengan demikian, perbedaan
kepentingan dapat dijembatani.
b) ORGANISASI SWASTA
Sektor swasta merupakan usaha yang sangat memperhitungkan profit. Sebagai
contoh :

Bentuk penyuluhan tentang bagaimana melestarikan lingkungan.


Melakukan usaha pelestarian lingkungan dalam bentuk kegiatan pelayanan
sosial dan bantuan sosial.
Bentuk usaha corporate social responsibility (CRS), kecenderungan
perusahaan dan industri besar yang mulai memasukan usah community
development bagi masyarakat sekitar sebagai bagian dari kegiatan
perusahaanya.

Dalam hal ini pemerintah dapat melakukan beberapa alternatif, mulai dari
kebijakan yang sifatnya persusif sampai kebijakan yang sifatnya memaksa. Secara
garis besar arah kebijakan sosial dalam rangka optimalisasi tersebut dibedakan
menjadi tiga bagian yaitu :
v

Menciptakan iklim kondusif dalam masyarakat

Pengembangan masing-masing jenis organisasi sosial

v Memperluas jaringan yang memberi peluang kerja sama dan hubungan kemitraan
antar organisasi sosial.
c) OPTIMALISASI KONSTRIBUSI DALAM PELAYANAN SOSIAL
Dalam perencanaan dan pengelolaan lingkungan hidup, kesadaran lingkungan
adalah salah satu faktor yang penting dimana usaha pengelolaan tidak akan tercapai
apabila kesadaran lingkungan masyarakat rendah.
Penyadaran lingkungan hendaknya dilakukan dalam kombinasi 2 sisi,yaitu

Dari atas ke bawah ( top down )


Dari bawah ke atas ( bottom down )

Usaha dari atas ke bawah dapat dilakukan dengan cara memberikan pengertian dan
keyakinan kepada pengambilan keputusan dan bersamaan dengan itu usaga bottomup silakukan dengan cara meningkatkan pendidikan lingkungan dan program
penyadaran lingkungan pada akar rumput.
Berhubungan dengan usaha penyadaran lingkungan dari bawah ke atas
pendidikan lingkungan melalui jalur formal adalah salah satu cara yang efektif dan
tersistematis. Dimana masyarakat diambil ini peserts pendidik dan diberikan
pengetahuan tentang lingkungan hidup.
d) KERJASAMA DAN JARINGAN
Keberhasilan Norway dalam mencapai target lingkungan nasional bergantung
pada kerja sama lingkungan internasional. Norway terekspos pada polusi jarak jauh,
karena persistent organic pollutants (POPS), radioaktifitas dan hujan asam yang
terjadi di tempat lain dipindahkan ke Norway oleh angin dan gelombang laut. Lebih
lanjut, Norway bermaksud untuk membantu mengurangi masalah lingkungan yang
ekstensif, yang mempengaruhi daerah yang secara geografi sejajar dengan Barat Laut
Russia.
Kerja sama lingkungan internasional juga penting dalam kemampuan untuk
merencanakan solusi yang baik dalam menghadapi tantangan lingkungan global yang
dihadapi negara-negara di dunia dalam bentuk perubahan iklim, hilangnya keragaman
biologi dan penyebaran zat kimia berbahaya ke lingkungan. Norway berperan penting
dalam upaya menerapkan kerja sama internasional yang mengikat secara hukum
dalam hal permasalahan lingkungan.
Kebijakan manajemen lingkungan dan sumber daya merupakan komponen
penting dari kebijakan kerja sama luar negeri dan pembangunan Norwegia. Kondisi
lingkungan yang memuaskan membantu memajukan stabilitas dan keamanan.
Lingkungan yang sehat dan beragam penting untuk mengentaskan kemiskinan dan
mencapai pembangunan yang berkesinambungan yang bermanfaat bagi semua orang
di seluruh dunia.
Perubahan iklim anthropogenic merupakan salah satu tantangan lingkungan
yang paling serius, yang dihadapi dunia saat ini. Iklim global sudah berubah, dan
menurut UN Intergovernmental Panel on Climate Change, tren kenaikan suhu yang
diamati dalam 50 tahun terakhir sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia.
Kenaikan suhu gobal dapat mempengaruhi pola hujan dan sistem angin, mengubah
zona iklim dan menaikkan laut. Perubahan dalam skala ini dapat mengakibatkan
dampak yang luar biasa besar terhadap ekosistem alam dan kehidupan manusia. Saat
ini kita telah mengetahui tentang perubahan iklim yang disebabkan manusia untuk
segera mengambil tindakan; semakin lama kita menunggu, semakin besar beban dan
biaya yang akan dipikul generasi mendatang.
Norway secara aktif bekerja untuk menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca
di lapisan udara, untuk mencapai tingkat yang akan mencegah gangguan berbahaya
yang disebabkan manusia bagi sistem iklim. Norway akan mematuhi komitmennya
dibawah Kyoto Protocol untuk membatasi emisi gas rumah kaca dalam periode tahun
2008-2012 agar berkurang lebih dari satu persen diatas tingkat pada tahun 1990.
Norway juga secara aktif berupaya mengimplementasikan sistem iklim global yang
lebih lengkap dan ambisius untuk periode setelah tahun 2012.

10

D.

UPAYA PENANGANAN MASALAH

Berdasarkan sumber masalah, ada 3 alternatif untuk menangani masalah


pencemaran dan kelestarian lingkungan yaitu :
1. reduksi secara sukarela melalui mekanisme pasar
Apabila sumber alam semakin terbatas, maka suplai barang akan berkurang
sehingga harga akan naik. Kenaikan harga secara otomatis menyebabkan konsumsi
menjadi terbatas.
2.

sistem hukum yang berfungsi sebagai pengendalian

Ini merupakan penanganan masalah yang cenderung represif. Pencemaran


lingkungan merupakan kejahatan masyarakat yang tidak dapat ditoleransi.
Penedekatan ini menggunakan hukum yang bersifat komprehensif yang mengatur
hukuman dan sanksi bagi pelanggar ketentuan pelestarian lingkungan.
3.

memerangi langsung terhadap pencemaran

Dengan melakukan perencanaan untuk mencegah pencemaran dan


menjalanakan konversi. Perencanaan tersebut didasarkan data dan informasi yang
benar dan akurat disekitar berapa banyak limbah di kawasan tertentu.
Jika dilihat dari pendekatan pembangunan, penanganan masalah pencemaran
dan kelestarian lingkungan dapat dilakukan dengan mengintegrasi upaya tersebut ke
dalam aktivitas pembangunan yang sedang berjalan. Melalui pendekatan tersebut
penggunaan sumber daya alam dapat dilakukan dengan bijaksana untuk mencapai
tingkatan kualitas hidup tertinggi bagi umat manusia.
Syarat syarat bagi usaha pembangunan melalui strategi adal konversi sumber
daya hidup yang meliputi :

memelihara proses ekologi yang esensial dan sistem penopang hidup


mengawetkan dan melindungi aneka ragam genetika
pemanfaatan yang berkelanjutan dari berbagai spesies dan ekosistem.

Ada juga beberapa cara yang umum dalam menanggulangi masalah


pencemaran dan kelestarian lingkungan ini, yaitu :
v

Tebang pilih kayu dan pohon di hutan

v Pengetahuan dan pengawasan terhadap HPH ( hak pengelolaan hutan ) suatu


perusahaan
v

Pembatasan eksport terhadap kayu-kayu

v Penanaman umbuhan bakau di tepi pantau guna pencegahan abrasi dan sebagai
tempat hidup bagi biota laut.
v
Peningkatan dan kesejahteraan bagi para polisi hutan agar bekerja secara
maksimal dan tidak mudah disuap oleh penebang liar
v

Pengawasan di perairan dari para nelayan yang menggunakan bahan peledak

11

v Betonisasi suatu lahan secara sadar lingkungan tanpa mengesampingkan intitrasi


tanah sehingga menjaga keseimbangan kadar air tanah
v

Pembatsan pengguunaan pestisida dan pupuk kimiawi bagi pertanian

Penghentian pembukaan hutan untuk pertanian dan bidang berpindah

Konservasi lahan kritis dan lahan tidur

v Pemasukan pemahaman kesadaran terhadap lingkungan sendiri mungkin melalui


kurikulum pendidikan.

12

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai :

Daerah di mana sesuatu mahluk hidup hidup.


Keadaan/kondisi yang melingkupi suatu mahluk hidup.
Keseluruhan keadaan yang meliputi suatu mahluk hidup atau sekumpulan
mahluk hidup, terutama:
o Kombinasi dari berbagai kondisi fisik di luar mahluk hidup yang
mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan mahluk
hidup untuk bertahan hidup.
o Gabungan dari kondisi sosial and budaya yang berpengaruh pada
keadaan
suatu
individu
mahluk
hidup
atau
suatu
perkumpulan/komunitas mahluk hidup.

Istilah lingkungan dan lingkungan hidup atau lingkungan hidup manusia seringkali
digunakan silih berganti dalam pengertian yang sama.
Ada beberapa faktor dari kekuatan sosial dan perilakunya yang berpengaruh terhadap
masalah pencemaran dan kelestarian lingkungan, yaitu :
1. pertumbuhan penduduk yang pesat
2. konsentrasi penduduk di daerah perkotaan
3. proses pembangunan dan modernisasi
Sikap manusia terhadap teknologi memengaruhi intensitas serta keluasan masalah
pencemaran dan kelestarian lingkungan melalui cara bagaimana manusia
berhubungan dengan alam. Ada 3 bentuk hubungan tersebut, yaitu :
1. manusia melihat alam sebgai kekuatan besar yang dapat mengendalikan
kehidupan manusia.
2. Mengenai hubungan dalam keseimbangan, manusia membutuhkan alam,
begitupun sebaliknya.
3. Manusia dengan segala kemampuannya mencoba menguasai alam.

3.2

SARAN

Untuk menangani masalah kerusakan lingkungan yang semakin kompleks dari waktu
ke waktu diperlukan beberapa alternatif atau solusi untuk menanggulanginya. Solusi
tesebut diantaranya :
v Betonisasi suatu lahan secara sadar lingkungan tanpa mengesampingkan intitrasi
tanah sehingga menjaga keseimbangan kadar air tanah
v

Pembatsan pengguunaan pestisida dan pupuk kimiawi bagi pertanian

Penghentian pembukaan hutan untuk pertanian dan bidang berpindah

13

Konservasi lahan kritis dan lahan tidur

v Pemasukan pemahaman kesadaran terhadap lingkungan sendiri mungkin melalui


kurikulum pendidikan.

14

DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net
http://www.geo.ugm.ac.id
http://dev.pacific.net.id
http://www.norwegia.or.id

15

Anda mungkin juga menyukai