Anda di halaman 1dari 3

Firman Allah SWT

Wa qola Rasulullah SAW

Kultum Tentang Ramadhan


Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Dhuhur yang berbahagia
Sebuah nikmat yang sangat besar adalah kita masih diberi kesempatan oleh Allah
untuk bernafas di bulan Ramadhan ini. Sehingga kita bisa melaksanakan aktifitasaktifitas yang bernilai ibadah, khususnya puasa.
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Dhuhur
Umat Islam di seluruh dunia kembali menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Kalau kita perhatikan, di bulan ini ada tiga terminologi agama yang sering muncul
dibicarakan baik oleh kalangan ulama, ustadz, kyai dalam pengajian-pengajian,
ataupun masyarakat kebanyakan. Ketiga terminologi itu adalah Al Quran, puasa
(shaum) dan taqwa.
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Dhuhur yang berbahagia
kita ketahui bahwa salah satu hikmah dari puasa Ramadhan adalah dapat
mengantarkan umat menuju taqwa. Sebagaimana firman Allah dalam surat alBaqoroh ayat 183:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa,
DefinisiTaqwa menurut alim ulama adalah melaksanakan semua perintah Allah
dan meninggalkan semua larangan2Nya dan takut terhadap adzab Allah
Demikianlah sifat orang yang bertaqwa. Orang yang bertaqwa beribadah,
bermuamalah, bergaul, mengerjakan kebaikan karena ia teringat dalil yang
menjanjikan ganjaran dari Allah Taala. Demikian juga orang bertaqwa senantiasa

takut mengerjakan hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, karena ia teringat
dalil yang mengancam dengan adzab yang mengerikan. Sehingga orang yang bisa
melakukan hal tersebut akan dimuliakan di sisi Allah.
Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa
di antara kalian (QS. Al Hujurat: 13)
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Dhuhur yang berbahagia
Dalam ayat 2-4 Surat al-Baqoroh, Allah menyebutkan tentang ciri-ciri orang yang
bertaqwa:
Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan
shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin
akan adanya (kehidupan) akhirat.
Kalau dikaitkan dengan pengertian taqwa dari ayat tersebut, maka ciri-ciri orang
bertaqwa sebagai essensi berpuasa menurut al-Quran adalah sebagai berikut:
Pertama, ciri orang bertaqwa adalah orang yang beriman kepada yang ghaib.
Nampaknya Allah memang mendesain puasa sebagai sarana latihan agar orangorang yang beriman bertambah kepercayaannya kepada yang ghaib. Dan pusat
keghaiban adalah Allah itu sendiri. Dengan keimanan kepada adanya Dzat yang
ghaib yang Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha Memperhatikan segala gerakgerik manusia, seseorang secara tidak langsung dilatih untuk selalu berbuat baik.
Ketika berpuasa, setiap orang beriman sedang di latih untuk menghadirkan yang
ghaib Tuhan dalam segala ruang dan waktu. Bukankah seseorang yang sedang
berpuasa tatkala menyendiri di ruangan kantor, kamar yang terkunci atau tempat
lain yang tidak dilihat orang bisa saja makan, minum dan berpura-pura bahwa dia
sedang berpuasa ketika dihadapan orang banyak. Dengan adanya kesadaran
kehadiran yang ghaib atau Allah dalam diri orang yang berpuasa, kecenderungan
untuk berbuat curang atau berbohong akan terhindarkan, dan semangat untuk
selalu berbuat yang terbaik akan tumbuh karena ada kontrol sosial yang melekat
dalam dirinya.
Kedua, orang yang bertaqwa adalah orang yang selalu mendirikan shalat. Karakter
taqwa ini pun dalam bulan puasa sedang digembleng oleh Allah. Di bulan puasa
umat Islam bukan hanya dilatih untuk menjalankan shalat yang sipatnya wajib,
bahkan shalat yang sunnah seperti shalat malam (tarawih) sangat dianjurkan di
bulan ini. Harapannya, setelah puasa, fungsi shalat sebagai pencegah dari
perbuatan keji dan munkar bisa direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari diluar
ramadhan.
Karakteristik ketiga disebut orang bertaqwa adalah orang yang menafkahkan
sebagian rizkinya. Di bulan ramadhan ini, anjuran untuk zakat, infaq dan shadaqah
betul-betul ditekankah. Dengan menggandakan pahala yang berlipat-lipat, Allah
sedang melatih keshalihan sosial seorang Muslim di bulan ramadhan. Dengan
harapan kesadaran sosial menafkahkan harta untuk membantu fakir miskin terus
dijalankan oleh orang Islam diluar ramadhan.
Keempat, disebut orang bertaqwa kalau seseorang mempercayai bahwa Allah
telah menurunkan kitab suci kepada Muhammad (Al-Quran) dan kitab-kitab yang
turun sebelum Rasul terakhir itu. Nampaknya Allah ingin melatih orang Islam di
bulan ramadhan agar sadar akan adanya tuntunan hidup menuju kebahagiaan

dunia dan akhirat, yaitu Al-Quran. Membaca dan mempelajari al Quran sangat
ditekankan di bulan ini. Kepercayaan akan adanya kitab sebelum rasul Muhammad,
juga merupakan kepercayaan kepada yang ghaib.
Kelima, ciri orang bertaqwa yang disebut Al Quran adalah orang-orang yang
mempercayai akan adanya hari akhirat. Ini berarti semakin menegaskan karakter
pertama orang disebut taqwa yaitu percaya kepada yang ghaib. Bukankah
kepercayaan adanya hari akhirat dan hari pembalasan juga termasuk kepercayaan
kepada yang ghaib. Dengan keyakinan akan adanya hari akhirat, setiap Muslim
diharapkan mempunyai semangat hidup yang optimis untuk selalu berbuat baik,
dengan harapan memperoleh pula kebaikan ketika hidup kembali setelah kematian.
Hadirin wal hadirot Jamaah Sholat Tarawih yang dimulyakan oleh Allah
Lantas apakah hubungan antara puasa dengan ketaqwaan? Syaikh Abdurrahman
bin Nashir As Sadi rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan, tentang keterkaitan
antara puasa dengan ketaqwaan: Puasa itu salah satu sebab terbesar menuju
ketaqwaan. Karena orang yang berpuasa telah melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangannya. Selain itu, keterkaitan yang lebih luas lagi antara puasa dan
ketaqwaan:
1. Orang yang berpuasa menjauhkan diri dari yang diharamkan oleh Allah
berupa makan, minum jima dan semisalnya. Padahal jiwa manusia memiliki
kecenderungan kepada semua itu. Ia meninggalkan semua itu demi
mendekatkan diri kepada Allah, dan mengharap pahala dari-Nya. Ini semua
merupakan bentuk taqwa.
2. Orang yang berpuasa melatih dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah,
dengan menjauhi hal-hal yang disukai oleh nafsunya, padahal sebetulnya ia
mampu untuk makan, minum atau berjima tanpa diketahui orang, namun ia
meninggalkannya karena sadar bahwa Allah mengawasinya.
3. Puasa itu mempersempit gerak setan dalam aliran darah manusia, sehingga
pengaruh setan melemah. Akibatnya maksiat dapat dikurangi.
4. Puasa itu secara umum dapat memperbanyak ketaatan kepada Allah, dan ini
merupakan tabiat orang yang bertaqwa.
5. Dengan puasa, orang kaya merasakan perihnya rasa lapar. Sehingga ia akan
lebih peduli kepada orang-orang faqir yang kekurangan. Dan ini juga
merupakan tabiat orang yang bertaqwa.
Jamaah sholat dhuhur yang dimulyakan Allah
Oleh karena itu, marilah kita di bulan Ramadhan ini berusaha untuk menggapai
ketaqwaan kepada Allah. Karena hanya dengan puasa saja tanpa ada usaha kita
menuju ke ketaqwaan juga tidak akan bisa. misalnya kita hanya rajin ibadah hanya
di bulan Ramadhan saja. Setelah keluar bulan Ramadhan ibadah kita kembali
seperti semula atau bolong-bolong.
Semoga puasa kita dapat menjadi saksi dihadapan Allah tentang keimanan kita
kepada-Nya. Dan semoga puasa kita mengantarkan kita menuju derajat taqwa,
menjadi hamba yang mulia di sisi Allah Taala.

Anda mungkin juga menyukai