Anda di halaman 1dari 6

1

Kasus
Topik: Abortus imminens
Tanggal (kasus): 07 Februari
2015
Tanggal (presentasi):

Persenter: dr. Hendy Buana Vijaya


Pembimbing: dr. I Made Yudhi Sp. OG

Tempat Presentasi : Ruang Pertemuan Komite Medik


Obyektif Presentasi:

Keilmuan

Diagnostik
Neonatus

Keterampilan
Manajemen
Bayi

Penyegaran
Masalah
Anak

Tinjauan Pustaka

Istimewa
Remaja

Dewasa

Bumil

Zzzzzzz L

Deskripsi : Perempuan hamil, umur 37 tahun dengan keluhan keluar bercak darah dari kemaluan
Tujuan:
-

Mampu mendiagnosis Abortus imminens

Mampu melakukan penatalaksanaan pada pasien Abortus imminens

Mampu melakukan edukasi kepada pasien Abortus imminens

Bahan

Lansia

bahasan:
Cara
membahas:

Tinjauan Pustaka

Diskusi

Data pasien:
Nama klinik: RSUD Datu
beru

Riset
Presentasi dan
diskusi

Kasus

Email

Audit

Pos

Nama: Ny. Sriyati

Nomor Registrasi: 161560

Telp: -

Terdaftar sejak: 07 Februari 2015

Data utama untuk bahan diskusi:


1. Diagnosis / gambaran klinis : Pasien mengeluh keluar darah pada tanggal 06 Februari 2015 pada sore
hari. Darah hanya berupa bercak, tidak ada gumpalan darah yang keluar. Pasien tidak merasakan nyeri
sebelum keluar darah. Pasien menyangkal adanya meminum obat-obatan, memijat-mijat perut dan
terjatuh. Pasien mengatakan sehari sebelum keluar darah, pasien memang sedang bekerja keras untuk
sebuah acara. Pasien memiliki siklus haid lancar dan teratur.
Pasien sebelum hamil menggunakan kontrasepsi suntik, setelah merasa tidak cocok menggantinya
dengan pil.

2. Riwayat pengobatan : 3. Riwayat kesehatan/penyakit : Mengeluh sakit yang sama saat hamil sebelumnya (-), HT (-), DM (-)
4. Riwayat obstetri : 1. Perempuan, BBL 2600gr, 14 tahun, bidan, 2. Laki-laki, BBL 2600gr, 11 tahun, bidan,
3. Hamil ini.
5. Riwayat keluarga : -

6. Pemeriksaan laboratorium :
Hb : 12,9 gr/dl, leukosit 13.300/ul, trombosit 319.000/ul, hematokrit 39,4%, LED 15, diff count : segmen 70
%, limfosit 25 %, monosit 5 %, Golongan darah O.
7. Obat yang didapat : O2 2 lpm, IVFD RL 20 tpm, po. Ultragestan 1 x 250 mg
8. Lain-lain : Daftar pustaka
1.
Hasil pembelajaran:
1. Definisi Abortus iminens
2. Diagnosis Abortus iminens
3. Penatalaksanaan terapi dan edukasi pada pasien Abortus iminens

RANGKUMAN PEMBELAJARAN KASUS ABORTUS IMINENS

1. Subjektif : Pasien hamil datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir tanpa rasa nyeri.
2. Objektif : Keadaan umum : tampak sakit ringan; kesadaran Compos Mentis; Vital sign : TD : 130/80 mmHg;

Nadi : 84x/m. Pemeriksaan fisik : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pernafasan simetris (+), Rh (-/-),
Wh (-/-), S1 > S2 reguler, bising usus (+), DJJ : (-), edem (-), sianosis (-)
3. Assesment :
Abortus iminens adalah ancaman kehilangan bayi secara spontan pada sebelum 20 minggu masa kehamilan.

Abortus imminens juga diidefinisikan

sebagai peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan hasil konsepsi masih dalam
uterus dan viabel, dan serviks tertutup. Abortus yang sering terjadi biasanya berkisar antara 15%-20% dari kehamilan, hal ini dapat
menyebabkan masalah emosional pada wanita yaitu berupa depresi, gangguan tidur, kemarahan, dan lainnya. Secara umum penyebab dari
abortus itu sendiri yaitu genetik, usia, sindrom antifosfolipid, anomali uterus, penyakit hormonal atau metabolik, infeksi, autoimun, kualitas
sperma, persoalan pola hidup. Pada kehamilan itu sendiri sangat berhubungan dengan berbagai macam hormon seperti progesteron yang di
sekresi selama awal kehamilan oleh corpus luteum dari ovarium. Progesteron memodulasi respon imun dari ibu untuk mencegah penolakan
daripada embrio dan progesteron menambah kematangan dari uterus dan menekan kontraksi uterus.
Abortus iminenst memiliki tanda dan gejala berupa Adanya perdarahan pada awal kehamilan melalui ostium uteri eksternum,
disertai nyeri perut ringan atau tidak sama sekali. Adanya gejala nyeri perut dan punggung belakang yang semakin hari
bertambah buruk dengan atau tanpa kelemahan dan uterus membesar sesuai usia kehamilan. Pemeriksaan dalam: serviks
tertutup, perdarahan dapat terlihat dari ostium, tidak ada kelainan pada serviks, tidak terdapat nyeri goyang serviks atau
adneksa , tes kehamilan positif, dan pemeriksaan USG tampak janin masih hidup. Diagnosis banding dari abortus iminens sebagian
besar berupa perdarahan pervaginam misalnya perdarahan idiopatik atau perdarahan yang penyebabnya tidak diketahui , kehamilan ektopik
yang biasanya disertai nyeri, kehamilan mola, cervical atau vaginal abnormalitas.
Prinsip penatalaksanaan Abortus secara umum yaitu evakuasi bedah secara langsung khususnya pada abortus spontan karena
pertimbangan koagulasi dan infeksi. Manajemen dari Abortus memiliki 2 (dua) macam yaitu penatalaksanaan bedah berupa aspirasi atau
dilatasi kuretase dan penatalaksanaan medik berupa prostaglandir oral ataupun vaginal seperti misoprostol.

4. Planning
Pasien datang dalam keadaan sadar yang menandakan airway dapat dipastikan aman. Pasien juga mendapatkan dukungan respiratori dan vardiovaskular berupa
pemberian oksigen dan cairan infus berupa Ringer Laktat 20 tetes per menit. Pasien mendapatkan terapi berupa ultragestan 250 mg yang mengandung progesteron
dengan dosis 250mg per hari. Pasien juga dilakukan USG untuk memastikan keadaan janin untuk pertimbangan kehamilan dapat dipertahankan atau tidak. Dari hasil
USG perut pasien, kehamilan dapat dipertahankan karena keadaan janin masih utuh tetapi perlu evaluasi yang berkesinambungan.
Pasien diberikan pengetahuan mengenai Abortus atau keguguran serta faktor resiko dan menjelaskan manajemen untuk abortus iminens agar kehamilan dapat
dipertahankan.

Pangkalanbun, 3 Januari 2015

Peserta

dr. Hendy Buana Vijaya

Pembimbing

dr. I Made Yudhi S, Sp. OG

Pendamping

dr. Juliana

Anda mungkin juga menyukai