PENDAHULUAN
Penyakit infeksi virus dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue I,II III dan IV, yang ditularkan oleh nyamuk Aedesaegypti dan
Aedesalbocpitus. (1)
Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan spektrum
manifestasi klinis yang bervariasi mulai dari tanpa gejala (asimtomatik),
demam ringan yang tidak spesifik (mild undifferentiated febrile illness),
demam dengue, demam berdarah dengue (DBD), dan dengue shock syndrome.
(2)
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia kasus pertama dengan pemeriksaan serologis dibuktikan
pada tahun 1969 di Surabaya. Angka kematian karena infeksi virus Dengue
menurun secara drastis dari41,3% ditahun 1968 menjadi kurang dari 3%
ditahun 1991, namun Sindroma Syok Dengue masih merupakan kegawatan
yang sulit diatasi. Morbiditas dan mortalitas karena DBD/DSS yang
dilaporkan berbagai negara bervariasi disebabkan beberapa faktor, antara lain
status umur penduduk, kepadatan vektor, tingkat penyebaran virus dengue,
prevalensi serotipe virus dengue dan keadaan meteorologis.(2)
Indonesia merupakan negara endemi Dengue dengan kasus tertinggi di
Asia Tenggara. Pada 2006 Indonesia melaporkan 57% dari kasus Dengue dan
hampir 80% kematian dengue dalam daerah Asia Tenggara (1132 kematian
dari jumlah 1558 kematian dalam wilayah regional). Di Indonesia infeksi virus
Dengue selalu dijumpai sepanjang tahun di beberapa kota besar di Indonesia,
seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan Bandung. Perbedaan pola klinis kejadian
infeksi Dengue ditemukan setiap tahun. Perubahan musim secara global, pola
1
ETIOLOGI
Aedes (stegomya) aegypty dan aedes (stegomya) albopictus adalah vector
yamg paling penting dari transmisi virus dengue.U rutan dari sistematika
nyamuk Aedes aegypti adalah sebagai berikut; Golongan : Animalia, Filum :
Arthropoda, Subphlum : uniramia, Klas : Insekta , Ordo : Diptera, Famili :
Culicidae, Subfamili : Culicinae Tribus, Genus : Aedes, Subgenus :
Stegomyia, Spesies : Aedes aegypti.
Virus berukuran kecil (50 nm) ini memiliki single standard RNA.
Virion-nya terdiri dari nucleocapsid dengan bentuk kubus simetris dan
terbungkus dalam amplop lipoprotein.Genome (rangkaian kromosom) virus
Dengue berukuran panjang sekitar 11.000 dan terbentuk dari tiga gen protein
struktural yaitu nucleocapsid atau protein core (C), membrane-associated
protein (M) dan suatu protein envelope (E) serta gen protein non struktural
(NS). (5),(8)
2
IV.
PATOFISIOLOGI
aggregasi
trombosit
yang
menyebabkan
trombositopenia
oleh
RES
(reticulo-endothelial
system)
sehingga
terjadi
terjadi
aktivasi
sistem
kinin
sehingga
memacu
peningkatan
MANIFESTASI KLINIS
Infeksi virus dengue tergantung dari faktor yang mempengaruhi daya
tahan tubuh dengan faktor-faktor yang mempengaruhi virulensi virus.Dengan
demikian infeksi virus dengue dapat menyebabkan keadaan yang bermacammacam, mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), demam ringan yang tidak spesifik
(undifferentiated febrile illness), Demam Dengue, atau bentuk yang lebih berat
yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Sindrom Syok Dengue (SSD). Infeksi
oleh salah satu serotype virus dengue dapat memberikan antibody seumur hidup,
6
namun hal ini tidak berlaku jika seseorang terpapar untuk kesekian kalinya
dengan serotipe virus dengue yang lain.(6)
darah,
trombositopenia
menurunnya
dan
diathesis
volume
hemoragik.
plasma,
Adapun
terjadinya
gejala
hipotensi,
yang
harus
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis dari demam dengue, yaitu demam yang
dialami 2-7 hari kemudian harus ditandai dengan 2 atau lebih manifestasi klinis
sebagai berikut :(4)
1. Nyeri kepala
2. Nyeri retro-orbital
3. Myalgia/arthralgia
4. Ruam kulit
5. Manifestasi perdarahan ( petekie atau uji turniket positif )
6. Leukopenia dan hasil pemeriksaan serologi dengue positif, atau
ditemukan pasien DD/DBD yang sudah dikomfirmasi pada lokasi dan
waktu yang sama.
Pada pemeriksaan laboratorium selama demam dengue akut ialah sebagai
berikut:(6)
-
Hitung sel darah putih biasanya normal saat permulaan demam kemudian
leukopeni hingga periode demam berakhir
darah.
Pada
beberapa
epidemi
biasanya
terjadi
trombositopeni
-
VII.
DIAGNOSIS BANDING
Demam dan sakit kepala adalah gejala utama yang terlihat pada DF,
gejala yang sama akan mendukung diagnosis banding seperti Meningitis,
ensefalitis, dan sinusitis adalah beberapa penyakit yang juga harus
dipertimbangkan. Kurangnya gejala pernapasan, seperti sakit tenggorokan dan
batuk, membuat penyakit seperti influenza kecil kemungkinannya. (6)
VIII.
PENATALAKSANAAN
8
Pasien dengan manifestasi ringan dapat berobat jalan tetapi jika ada
perburukan harus dirawat. Pasien rawat jalan dianjurkan:
1. Tirah baring, selama masih demam.
2. Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan.
3. Untuk
menurunkan
suhu menjadi
o
<39 C, dianjurkan
pemberian
Monitor suhu, urin dan tanda-tanda bahaya sampai melewati fase kritis.
10
11
IX.
PENCEGAHAN
Vaksin dengue tipe 1, 2, 3, dan 4 yang dilemahkan berada dalam
pengembangan di Thailand, vaksin mati untuk chikungunya manjur tapi
biasanya tidak tersedia. Profilaksis terdiri dari menghindari gigitan nyamuk
dengan menggunakan insektisida, penolak nyamuk, penutup tubuh dengan
pakaian, kelambu rumah dan penghancuran tempat tempat pembiakan
AedesAegypty.(4)
X.
KOMPLIKASI
Komplikasi demam berdarah dengue dapat mengenai berbagai sistem
organ, yaitu system saraf (ensefalopati, ensefalitis), kardiovaskuler (aritmia
jantung, myokarditis, perikarditis, syok, DIC), respirasi (ARDS), hepatobilier
(hepatik ensefalopati, hepatomegali), limforetikuler (limfadenopati, rupture
limfa, infark kelenjar limfa), ginjal (gagal ginjal akut), musculoskeletal
(rhabdomyolisis, myositis), dan genitalia (AISE). Faktor resiko utama
terjadinya DHF / DSS yang mematikan adalah adanya kerusakan hati akut,
respiratory distress, dan komplikasi pendarahan. Oleh karena itu, deteksi dan
penanganan dini secara tepat penting untuk dilakukan demi terhindarnya
keadaan yang mematikan. (11)
XI.
PROGNOSIS
Prognosis demam dengue dapat beragam, dipengaruhi oleh adanya
antibody yang didapat secara pasif atau infeksi sebelumnya. Pada DBD,
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI. Buletin
Jendela Epidemiolog. Demam Berdarah Dengue. Volume 2. Agustus 2010.
2. Aryu, Candra. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan
Fator Risiko Penularan. Aspirator Vol.2 No.2. Tahun 2010: 110-119.
3. Hari, Kusnanto. Web-based Geographic information system to support
Dengue Hemorrhagic Fever Surveilance in Sleman District, Yogyakarta,
Indonesia. Department of Public Healt, Faculty of Medicine and Center for
Healt Informatics and Learning, Gajah Mada University, Indonesia.
4. Ichiro, Kurano. Dengue Hemorrhagic Fever with special emphasis on
immunophatogenesis. Department of Virology 1, National Institude of
Infections Diseases, 1-23-1Toyama, Tokyo 162-8640, Japan. 8 December
2006.
13
5.
14