Anda di halaman 1dari 1

1.

Pengetahuan

Pengetahuan tentang makanan yang sehat menjadi faktor penting dalam pemilihan makanan
karena pengetahuan tersebut dapat menjadi salah satu faktor untuk mengadopsi perilaku
makan yang sehat (Gracey, 1996). Notoatmodjo (2004) menyatakan bahwa kurangnya
pengetahuan tentang suatu bahan makanan akan menyebabkan seseorang salah memilih makanan
sehingga akan menurunkan konsumsi makanan sehat dan akan berdampak pada masalah gizi
lainnya.
Konsumsi pangan seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap terhadap makanan yang
tergantung terhadap lingkungan (Suhardjo, 2003). Pengetahuan gizi dapat diperoleh melalui
pendidikan formal maupun informal.
Menurut Nasution dan Khomsan (1995) pengetahuan gizi menjadi landasan penting yang
menentukan konsumsi pangan keluarga. Individu yang berpengetahuan gizi baik akan
mempunyai kemampuan untuk menerapkan pengetahuan gizinya di dalam pemilihan maupun
pengolahan pangan sehingga konsumsi pangan yang mencukupi kebutuhan bisa lebih terjamin.
Dengan dibekali pengetahuan gizi yang cukup diharapkan seseorang mampu menerapkan
informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Suhardjo, 1996).
Pengaruh Teman Sebaya
Selain orang tua, pada remaja teman sebaya juga ikut mempengaruhi perilaku mengonsumsi
buah dan sayur. Remaja perempuan mengonsumsi lebih banyak makanan sehat jika berada di
dekat temannya dibandingkan dengan di dekat ibunya (Salvy et al, 2011 dalam Farisa 2012).
Pengaruh kelompok sebaya selama masa remaja sangat kuat. Ketika anak mulai sekolah, tekanan
teman sebaya mulai mempengaruhi pemilihan makan yang menyebabkan pengabaian terhadap
kebutuhan gizi. Remaja mulai peduli terhadap penampilan fisik dan perilaku sosial serta
berusaha untuk mendapatkan penerimaan dari teman sebayanya. Menurut Barker tujuan
pemilihan makanan mereka berdasarkan penerimaan oleh teman sebayanya.

Anda mungkin juga menyukai