kend
KENDARAAN
LV
KENDARAAN RINGAN
HV
KENDARAAN BERAT
MC
SEPEDA MOTOR
UM
KENDARAAN TAK
BERMOTOR
emp
EKIVALENSI MOBIL
PENUMPANG
smp
SATUAN MOBIL
PENUMPANG
1-6
MKJI: PENDAHULUAN
ARUS LALU-LINTAS
FSMP
FAKTOR SMP
FAKTOR LHRT
QDH
Arus
lalu-lintas
yang
digunakan
untuk
perancangan (planning). Catatan: sering sama dengan
arus jam puncak tahun rencana.
SP
PEMISAHAN ARAH
PHF
Tahunan).
Faktor untuk mengubah arus kendaraan campuran
menjadi arus yang setara dalam srnp untuk keperluan
analisa kapasitas.
Faktor untuk mengubah arus yang dinyatakan dalarn
LHRT (Lalu-lintas Harian Rata-rata Tahunan)
menjadi arus lalu-lintas jam sibuk. QDH = LHRT k
LoS
TINGKAT PELAYANAN
(KINERJA JALAN)
KAPASITAS
DS
DERAJAT KEJENUHAN
1-7
MKJI: PENDAHULUAN
V
FV
KECEPATAN PERJALANAN
(KECEPATAN TEMPUH)
KECEPATAN ARUS BEBAS
TT
WAKTU TEMPUH
(WAKTU PERJALANAN)
IRINGAN
(PELETON)
DB
DERAJAT IRINGAN
TUNDAAN
PSV
RASIO KENDARAAN
TERHENTI
QP%
PELUANG ANTRIAN
Karakteristik geometrik
TIPE JALAN
WC
LEBAR JALUR
WS
LEBAR BAHU
MEDIAN
TIPE ALINYEMEN
1-8
MKJI: PENDAHULUAN
WA
LEBAR PENDEKAT
WMASUK
LEBAR MASUK
WKELUAR
LEBAR KELUAR
Kondisi lingkungan
LU
GUNA LAHAN
COM
KOMERSIAL
RES
PERMUKIMAN
RA
AKSES TERBATAS
CS
UKURAN KOTA
SF
HAMBATAN SAMPING
1-9
MKJI: PENDAHULUAN
5 . PANDUAN PENGGUNAAN
5.1 UMUM
Manual Kapasitas Jalan Indonesia ini dapat diterapkan sebagai sarana dalam perancangan,
perencanaan dan analisa operasional fasilitas lalu-lintas. Pengguna manual akan meliputi para
Perancang Transportasi, para Akhli Teknik Lalu-lintas dan Teknik Jalan Raya yang bertugas dalam
Badan Pembina Jalan dan Transportasi, juga Perusahaan-perusahaan pribadi dan Konsultan.
Manual direncanakan terutama agar pengguna dapat memperkirakan perilaku lalu-lintas dari suatu
fasilitas pada kondisi lalu-lintas, geometrik dan keadaan Iingkungan tertentu. Nilai-nilai perkiraan
dapat diusulkan apabila data yang diperlukan tidak tersedia. Karena itu Manual dapat dipergunakan
dalam berbagai keadaan seperti dicontohkan dibawah:
a)
Perancangan
Penentuan denah dan rencana awal yang sesuai dari suatu fasilitas jalan yang baru berdasarkan
ramalan arus lalu-hntas.
b)
Perencanaan
Penentuan rencana geometrik detail dan parameter pengontrol lalu-lintas dari suatu fasilitas
jalan baru atau yang ditingkatkan berdasarkan kebutuhan arus lalu-lintas yang diketahui.
c)
Analisa Operasional
Penentuan perilaku lalu-lintas suatu jalan pada kebutuhan lalu-lintas tertentu. Penentuan waktu
sinyal untuk tundaan terkecil. Peramalan yang akan terjadi akibat adanya perubahan kecil pada
geometrik, aturan Ialu-lintas clan kontrol sinyal yang digunakan.
Ambang arus lalu-lintas untuk menentukan tipe dan rencana ruas jalan dan simpang yang paling
ekonomis berdasarkan analisa, pemakai jalan clan biaya pembuatanjalan, sepanjang umur
fasilitas (analisa biaya siklus hidup).
b)
Perilaku lalu-lintas dari berbagai tipe simpang dan jalan dengan rentang kondisi yang luas.
1 - 10
MKJI: PENDAHULUAN
c)
Dampak perubahan rencana geometrik dan bentuk pengaturan lalu lintas pada keselamatan lalu
lintas dan polusi kendaraan;
d)
Saran mengenai rencana geometrik terinci dan peralatan pengaturan lalu lintas yang
mempengaruhi kapasitas dan keselamatan lalu lintas.
Metodologi
Ambang arus lalu lintas yang menentukan tipe jalan dan simpang yang paling ekonomis untuk
masing-masing arus telah didapatkan dari analisa "biaya siklus-hidup" (BSH) dengan sekumpulan
anggapan yang biasa digunakan oleh Bina Marga seperti umur, laju pertumbuhan lalu lintas, suku
bunga dan tujuan dari pembina jalan. Seluruh biaya pemakai jalan yang relevan (biaya operasi
kendaraan, biayawaktu, biaya kecelakaan, biaya polusi) dan biaya pembuatan jalan (pembebasan
lahan, pembangunan jalan, perawatan jalan dan operasional) telah diperhitungkan. Analisa BSH
menghitung biaya total yang diproyeksikan ke tahun 1 (Nilai bersih sekarang) untuk setiap
perencanaan yang dipelajari sebagai fungsi dari arus lalu lintas. Dengan membandingkan biayabiaya yang dinyatakan sebagai biaya per kendaraan per kilometer tersebut, rencana alternatif yang
mempunyai biaya total terendah adalah paling ekonomis untuk anggapan-anggapan yang diberikan,
dapat dilihat, seperti dicontohkan pada Gambar 5.2:1 dibawah
Gambar 5.2:1 Nilai bersih sekarang dari biaya total per kendaraan per kilometer pada berbagai
potongan melintang jalan
1 - 11
MKJI: PENDAHULUAN
Ambang arus lalu lintas yang diperoleh dengan analisa BSH peka terhadap anggapan yang diambil
tentang umur rencana (Dalam manual ini konstruksi jalan baru: 23 tahun; peningkatan jalan raya
dan pembuatan simpang di kawasan perkotaan 10 tahun), angka pertumbuhan lalu lintas (6,5%),
suku bunga (15%) dan tujuan kesejahteraan (semua waktu tempuh dihitung biaya per kecelakaan
Rp.28 juta). Umur rencana yang lebih pendek, laju pertumbuhan lalu lintas lebih rendah, suku
bunga yang lebih rendah dan tujuan kesejahteraan yang Iebih rendah akan menghasilkan ambang
nilai yang lebih tinggi dan sebaliknya. Rekomendasi tentang pemilihan potongan melintang dan
tipe simpang yang diberikan dalam manual ini, karena itu harus diartikan sebagai indikasi saja dan
bukan sesuatu yang mutlak.
b)
Analisa BSH telah diterapkan pada semua tipe simpang seperti terlihat pada Bab 2, 3 dan 4 di
bawah untuk masing-masing tipe simpang (misalnya simpang bersinyal) mungkin dicari rencana
dan pengaturan sinyal yang memberikan "nilai bersih sekarang" terkecil, yang merupakan alternatif
terbaik untuk rentang arus lalu-lintas yang diteliti. Dengan memperbandingkan hasil berbagai tipe
simpang seperti pada Gambar 5.2:2 dibawah, juga mungkin untuk mendapatkan petunjuk
mengenai simpang mana yang harus dipilih untuk analisa rinci sebagai fungsi dari arus masuk
persimpangan total. Tipe dengan biaya terendah yang sesuai dengan ruangan yang tersedia dan
keperluan yang lain, sebaiknya dipilih untuk penelitian lebih lanjut. Pengguna manual selanjutnya
dapat membahas panduan tipe simpang tersebut untuk mendapatkan rencana yang mana yang
harus dipilih bagi analisa rinci tipe simpang tersebut.
c)
1 - 12
MKJI: PENDAHULUAN
Gambar 5.2:2 Perbandingan biaya total berbagai tipe simpang sebagai fungsi arus lalu-Iintas
Gambar 5.2:3 Perbandingan biaya total berbagai tipe jalan sebagai fungsi arus lalu-lintas
1 - 13
MKJI: PENDAHULUAN
2/2 UD, CW = 5 m
2,33
2/2 UD, CW = 6 m
2,05
2/2UD,CW=7m
1,80
2/2 UD, CW = 10 m
1,50
4/2 UD
1,00
4/2 D
0,60
0,44
0,33
0,60
Simpang bersinyal
0,43
Bundaran
0,30
1 - 14
MKJI: PENDAHULUAN
secara tepat hasil yang sama seperti metode perhitungan manual. Karena itu pengguna
disarankan untuk mempelajari manual tertulis sebelum menerapkan KAJI, agar dapat
meningkatkan pengertian tentang prosedur perhitungan dan hasil akhirnya.
Tanggapan mengenai kemungkinan kesalahan dalam manual dan program pendukungnya
(KAJI), dan saran-saran perbaikan dan pengembangan lebih lanjut manual ini sangat dihargai.
Pendapat dan Saran dapat dibuat dalam formulir pada lampiran 1:1 dibawah.
1 - 15
MK.II: PENDAMJLUAN
6. KEPUSTAKAAN UMUM
Kepustakaan umum yang digunakan dalam pengembangan manual diberikan dibawah. Untuk
kepustakaan yang berhubungan dengan fasilitas jalan tertentu, lihat daftar kepustakaan di bagian
akhir masing-masing bab.
Undang-undang lalu-lintas
1. PRI
2. PRI
3. PRI
4. PRI
5. PRI
6. PRI
7. PRI
Standar-standar
8. DJBM
9. DJBM
Manual-manual
10. TRB
1 - 16
MKJI: PENDAHULUAN
11. SNRA
Teori
12. May, A.D.
Traffic Engineering.
Prentice-Hall, Englewood Cliffs; 1990.
16. NAASRA
1 - 17
MKJI: PENDAHULUAN
Lampiran 1:1
Dari:
Nama:
Alamat:
Telepon/faks:
1 - 18