Anda di halaman 1dari 16

PERCOBAAN II

SEL HIDUP DAN SEL MATI


A. Tujuan
Mahasiswa dapat mengamati dan membedakan antara sel hidup dan sel
mati.
B. Dasar Teori
Sel merupakan unit terkecil yang menunjukan suatu sifat yang dihubungkan
dengan kehidupan. Suatu sel harus memperoleh energi dari luar untuk digunakan
dalam proses-proses vitalnya, misalnya pertumbuhan, perbaikan dan reproduksi.
Suatu reaksi kimiawi dan fisika yang terjadi di dalam sel untuk mendukung
fungsi-fungsi tersebut disebut metabolisme. Reaksi metabolik dikatalis oleh
enzim. Enzim adalah molekul protein yang dapat mempercepat terjadinya reaksi
biomolekul tanpa diubah secara permanen ataupun dikonsumsi dalam proses
tersebut. Struktur tiap enzim, protein, ataupun lainnya dikodekan oleh suatu gen
segmen asam deoksiribonukleat yang disebut gen (Stansfield, 2007).
Berdasarkan jumlah sel penyusunnya, tubuh makhluk dibedakan atas
makhluk sel tunggal (uniseluler) misalnya bakteri. Sedangkan dari jenis hewan
adalah amoeba, paramecium dan euglena. Sedangkan makhluk yang bersel banyak
adalah multiseluler. Pada mahluk yang berderajat tinggi misalnya manusia sel-sel
yang mempunyai bentuk dan fungsi sama berkumpul membentuk jaringan.
Selanjutnya, beberapa macam jaringan berkumpul membentuk organ tubuh, dan di
dalam tubuh manusia terdapat banyak organ penyusun. Beberapa organ tubuh
bekerja saling berinteraksi membentuk sistem organ tubuh. Akhirnya, seluruh
organ tubuh berinteraksi membentuk tubuh manusia (Yuwono, 2009).
Istilah sel pertama kali digunakan oleh Robert Hooke (1635-1703), seorang
ilmuan Inggris, untuk menjelaskan struktur potongan tipis gabus dibawah
mikroskop. Setelah beberapa abad kemudian istilah sel tersebut digunakan untuk
menyatakan satuan dasar, minimum suatu jasad hidup yang mampu melakukan
perbanyakan diri (self-duplication), satuan dasar tersebut menentukan struktur

maupun fungsi semua jasad hidup, baik jasad tingkat rendah maupun jasad tingkat
tinggi. Doktrin sel menyatakan bahwa semua sel berasal dari sel yang sudah ada
sebelumnya dan masing-masing sel mempunyai sistem kehidupan sendiri. Pada
jasad hidup yang terdiri atas sel banyak, masing-masing sel juga mempunyai
peranan yang terpadu dengan sel-sel lainya di dalam jasad tersebut (Toha, 2007).
Semua sel tersusun atas komponen-komponen kimiawi utama yang
mengandung protein, asam nukleat, lemak dan polisakarida. Oleh karena itu, selsel jasad hidup yang ada di dalam tersusun oleh komponen-komponen tersebut,
meskipun dengan komposisi yang berbeda, maka diduga bahwa semua sel berasal
dari sel leluhur yang sama (universal ancestor). Setelah melalui proses evolusi
yang panjang akhirnya sel leluhur tersebut berkembang menjadi bermacammacam sel seperti yang diketahui sekarang (Toha, 2007).
Organisme hidup mempunyai sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh
benda mati. Sifat tersebut adalah kompleksitas dan organisasi yang sangat baik.
Sifat ini ditunjukkan oleh struktur dalam mahluk hidup dan molekulnya yang
memiliki komponen struktur mikroskopik, inti sel dan struktur intra sel
makroskopik

seperti

jantung,

otak

dan

paru-paru.

Sedangkan

struktur

makroskopik adalah inti sel, mitokondria dan lain-lain, yang kesemuanya


memiliki fungsi khusus (Castrillo, 2007).
1. Bagian-bagian Sel Hidup

a.

Membran Plasma
Selsel manusia maupun sel hewan dilapisi oleh membran (selaput) plasma

berupa selaput tipis. Begitu tipisnya tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya.
Fungsi selaput plasma adalah untuk mengatur keluar masuknya zat dalam
mengadakan respon terhadap perubahan lingkungan.
b.

Inti Sel
Inti sel bahan bahan luarnya dibatasi oleh selaput inti yang berpori-pori

mengandung plasma inti, anak inti dan benang-benang kromatin sebagai pembawa
sifat genetik. Dan fungsi inti sel adalah sebagai tempat kromosom dan biosintesis
komponen lain yang terdapat di dalam sel.

c.

Mitokondria
Mitokondria adalah benda-benda bulat atau berbentuk tongkat yang

ukurannya berkisar antara 0,2 m sampai 5 m. Jumlahnya dalam sel beragam


tetapi sel-sel aktif (misalnya sel hati) dapat mengandung lebih dari seribu
banyaknya. Mitokondria merupakan tempat berlangsungnya pernafasan sel dan
pembentuk tenaga (energi). Mitokondria mengandung enzim dan mekanisme
untuk respirasi aerob dan fosforilaksidatif.
d.

Ribosom
Ribosom merupakan struktur yang paling kecil di dalam sitoplasma.

Ribosom adalah tempat berlangsungnya sintesis protein. Beberapa protein yang


disintesis di dalam sel hanyalah ditambahkan ke dalam fluida sitoplasmanya dan
melakukan fungsi di sana. Sintesis protein seperti itu (hemoglobin dalam sel darah
merah merupakan contohnya) terjadi di dalam ribosom yang secara acak tersebar
di seluruh sitoplasmanya.
e.

Lisosom
Lisosom adalah struktur yang agak bulat yang dibatasi membran tunggal.

Diameternya biasanya sekitar 1,5 m, walaupun kadang kadang ditemukan pula


lisosom sekecil 0,05 m. Lisosom dihasilkan oleh aparatus golgi yang penuh
dengan protein. Lisosom berisikan tiga lusin macam enzim hidrolitik. Enzim yang
mencernakan polisakarida, lipid, fosfolipid, asam nukleat dan protein semuanya
tersedia. Mungkin, dengan terkurung di dalam lisosom, maka enzim-enzim
tersebut terhalangi untuk mencernakan komponen-komponen dalam sel (Irianto,
2004)
2.

Bagian-Bagian Sel Mati


Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya

berupa ruangan kosong dan dinding sel saja. Sel mati sendiri berasal dari sel
hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor
genetik maupun faktor lingkungan. Sedangkan pengertian sel mati karena faktor
genetik, maksudnya ialah sel tersebut mati karena telah mencapai umur yang
memang telah ditentukan secara genetik (Toha,2007).

Sel-sel tersebut memang dalam perkembangannya terspesialisasi untuk


menjadi suatu sel mati, yang memiliki fungsi tertentu dalam bagi tumbuhan.
Misalnya sel-sel xilem yang secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur
mineral dari dalam tanah ke daun. Dinding sel dalam sel mati terdiri atas dinding
sekunder, dinding primer dan lamela tengah (Toha, 2007).
Secara struktural, terdapat dua jenis sel yaitu sel prokariotik dan sel
eukariotik. Walaupun jauh dari sederhana, sel prokariotik (termasuk bakteri dan
archae) umumnya perbedaan struktur tersebut ialah bahwa materi genetik
(DNA) sel prokariotik tidak terlepas dalam suatu struktur membran ganda yang
disebut nukleus. Sedangkan pada eukariota, semua materi genetiknya terdapat
sebagai kromosom. Kromosom adalah struktur struktur linier berjumlah banyak
yang terletak di dalam nukleus. Sel eukariotik juga mempunyai organel organel
bermembran lain di dalam sitoplasmanya. Sitoplasma merupakan suatu daerah
antara nukleus dan membran plasma (Stansfield,2003).
Organel eukariotik berbeda dari prokariotik. Mitokondria misalnya pada
prokariotik,

yang

mana

mitokondria

tidak

bisa

muncul

lagi

sebagai

endosymbionts. Endosymbionts adalah keturunan yang fenotip tapi bukan organel


prokariotik (Woese,1977).

C.

Alat dan Bahan

1.

Bahan
a. Bawang merah (Allium cepa)
b. Bawang putih ( Allium sativum)
c. Gabus
d. Gabus singkong (Manihot utilissima)
e. Hydrilla sp
z. Styrofoam

2.

Alat
a. Cutter
b. Gelas kimia 50 mL
c. Kaca objek
d. Kaca penutup
e. Mikroskop elektrik
f. Pinset
g. Pipet tetes
h. Silet

D. Prosedur Kerja
1.
Bawang merah
a. Disiapkan bawang merah dan dikupas kulit terluarnya.
b. Dikupas bagian daging buahnya lalu diiris secara sagital dan koronal
bagian yang berupa lembaran tipis pada permukaan bawang.
c. Disiapkan kaca objek dan kaca penutup.
d. Diletakkan bagian bawang yang akan diamati pada kaca objek.
e. Ditetesi bagian tersebut dengan air lalu ditutup dengan kaca penutup.
f. Diletakkan objek bawang tersebut pada meja preparat
g. Diamati dengan perbesaran 100x dan 400x.

2.

Bawang putih
a. Disiapkan bawang putih dan dikupas kulit terluarnya.
b. Diiris bagian bawang putih tersebut secara sagital dan koronal membujur
dengan silet setipis mungkin agar mudah diamati.
c. Disiapkan kaca objek dan kaca penutup.
d. Diletakkan bagian bawang yang akan diamati pada kaca objek.
e. Ditetesi bagian tersebut dengan air lalu ditutup dengan kaca penutup.

3.

4.

f. Diletakkan objek bawang tersebut pada meja preparat


g. Diamati dengan perbesaran 100x dan 400x.
Styrofoam
a. Disiapkan styrofoam bersih.
b. Diiris bagian styrofoam tersebut dengan menggunakan silet setipis
mungkin agar mudah diamati.
c. Disiapkan kaca objek dan kaca penutup.
d. Diletakkan bagian styrofoam yang akan diamati pada kaca objek.
e. Ditetesi bagian tersebut dengan air lalu ditutup dengan kaca penutup.
f. Diletakkan objek styrofoam tersebut pada meja preparat.
g. Diamati dengan perbesaran 100x dan 400x.
Gabus
a. Disiapkan gabus.
b. Diiris bagian gabus tersebut dengan silet setipis mungkin agar mudah
c.
d.
e.
f.
g.

5.

6.

diamati.
Disiapkan kaca objek dan kaca penutup.
Diletakkan irisan gabus di atas kaca objek.
Ditetesi bagian tersebut dengan air lalu ditutup dengan kaca penutup.
Diletakkan objek gabus tersebut pada meja preparat
Diamati dengan perbesaran 100x dan 400x.

Hydrilla sp
a. Disiapkan Hydrilla sp.
b. Diiris bagian Hydrilla sp tersebut dengan silet setipis mungkin agar
mudah diamati.
c. Disiapkan kaca objek dan kaca penutup.
d. Diletakkan Hydrilla sp di atas kaca objek.
e. Ditetesi bagian tersebut dengan air lalu ditutup dengan kaca penutup.
f. Diletakkan objek Hydrilla sp tersebut pada meja preparat.
g. Diamati dengan perbesaran 100x dan 400x.
Gabus singkong
a. Disiapkan gabus singkong.
b. Diiris bagian gabus singkong tersebut dengan silet setipis mungkin agar
mudah diamati.
c. Disiapkan kaca objek dan kaca penutup.
d. Diletakkan irisan gabus singkong di atas kaca objek.
e. Ditetesi bagian tersebut dengan air lalu ditutup dengan kaca penutup.
f. Diletakkan objek gabus singkong tersebut pada meja preparat
g. Diamati dengan perbesaran 100x dan 400x.

E.
1.
No.
1.

Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
Sampel
Styrofoam

Perbesaran
Koronal
Sagital
Perbesaran 100x
Gambar
Pengamatan

a
b
Gambar Foto

a
b
Perbesaran 400x
Gambar
Pengamatan

Jenis

Keterangan

Sel mati

a. Dinding
sel
b. Ronggarongga
sel

a
b
Gambar Foto

2.

Gabus
singkong

Perbesaran100x
Gambar
Pengamatan

a
b
Gambar Foto

a
b
Perbesaran 400x
Gambar
Pengamatan

a
b
Gambar Foto

Sel mati

a. Dinding
sel
b. Ronggarongga
sel

3.

Gabus

Perbesaran 400x
Gambar
Pengamatan

Sel mati

a. Dinding
sel
b. Ronggarongga
sel

Sel
hidup

a. Inti sel
b.Sitoplasma
c. Dinding
sel

a
b
Gambar Foto

a
b
Perbesaran 100x
Gambar
Pengamatan

Gambar Foto
a
b

4.

Hydrilla
sp.

a
b
Perbesaran 100x
Gambar
Pengamatan

a
b c
Gambar Foto

Perbesaran 400x
Gambar
Pengamatan

a
b c
Gambar Foto

5.

Bawang
putih

a
b c
Perbesaran 400x
Gambar
Pengamatan

Perbesaran 400x
Gambar
Pengamatan

a b c
Gambar Foto

a b c
Gambar Foto

a b
c
Perbesaran 100x
Gambar
Pengamatan

a b c
Perbesaran 100x
Gambar
Pengamatan

a b c
Gambar Foto

a b c
Gambar Foto

Sel
hidup

a. Inti sel
b.Sitoplasma
c. Dinding
sel

6.

Bawang
merah

Perbesaran 100x
Gambar
Pengamatan

Perbesaran 100x
Gambar
Pengamatan

a b c
Perbesaran 400x
Gambar
Pengamatan

a b c
Perbesaran 400x
Gambar
Pengamatan

Sel
hidup

a. Inti sel
b.Sitoplasma
c. Dinding
sel

F.

Pembahasan
Percobaan ini mengenai sel hidup dan sel mati yang bertujuan untuk

mengamati perbedaan antara sel mati dan sel hidup. Adapun sampel yang
digunakan yaitu bawang merah, bawang putih, gabus, gabus singkong, hydrilla
dan styrofoam.
Pengertian sel sendiri adalah unit terkecil yang menunjukkan semua sifat
yang dihubungkan dengan kehidupan. Suatu sel harus memperoleh energi dari
luar untuk digunakan dalam proses-proses vitalnya, misalnya pertumbuhan,
perbaikan dan reproduksi. Sel terbagi atas sel hidup dan sel mati. Sel hidup adalah
sel yang masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan yaitu seperti masih melakukan
metabolisme dan memiliki organel-organel lengkap seperti nukleus, sitoplasma,
lisosom, mitokondria dan badan golgi di dalam dinding selnya. Sedangkan sel
mati adalah sel yang sudah tidak menunjukkan ciri-ciri kehidupan. Di dalam
dinding sel mati hanya terdapat ruang kosong, tanpa ada organel-organel yang
terdapat pada sel hidup (Stansfield, 2007).
Secara umum fungsi dari bagian-bagian yang dimiliki oleh sel hidup dan sel
mati adalah dinding sel yang merupakan lapisan dibawah membran sel yang
terbuat dari selulosa dan hanya dimiliki oleh sel tumbuhan serta berfungsi untuk
memberi kekuatan dan perlindungan bagi sel, inti sel adalah organel berbentuk
bulat atau lonjong yang terdapat di tengah atau bagian tepi sel, berfungsi sebagai
pusat pengendali kegiatan sel dan sitoplasma yang merupakan suatu cairan sel dan
segala sesuatu yang larut di dalamnya kecuali nukleus dan organela, berfungsi
sebagai tempat penyimpanan bahan kimia yang penting bagi metabolisme sel
seperti enzim, ion, gula, lemak dan protein banyak yang menjamin
berlangsungnya pertukaran zat agar metabolisme berlangsung dengan baik.
Pertama-tama, dilakukan preparasi sampel. Sampel dipotong setipis
mungkin untuk memudahkan melihat menggunakan mikroskop. Jenis pemotongan
preparat ada dua, yaitu koronal dan sagital. Koronal adalah bidang vertikal yang
melalui tubuh, letaknya tegak lurus terhadap bidang tengah, bidang tengah
membagi tubuh menjadi depan (frontal) dan belakang (dorsal), sedangkan sagital

berarti bidang yang membagi tubuh menjadi dua bagain dari titik tertentu (tidak
membagi tepat dua bagian). Bidang ini sejajar dengan bidang tengah.
Sampel yang telah dipotong, dijepit pada penjepit styrofoam yang telah
disediakan, lalu dipotong setipis mungkin. Penjepit styrofoam ini digunakan untuk
memudahkan saat memotong bagian yang tipis. Kemudian letakkan sampel pada
kaca objek lalu diteteskan aquades diatasnya sebelum ditutup dengan kaca
penutup. Fungsi penetesan aquades pada objek agar objek menempel pada kaca
objek dan memperjelas bidang penglihatan.
Setelah itu kaca objek diletakkan pada meja objek dibawah lensa objektif
mikroskop dan dipastikan kaca objek telah dijepit oleh penjepit yang ada dimeja
objek agar objek tidak bergeser. Lalu diamati dengan perbesaran 4x10 dan 10x10.
Pada gabus ketika selnya diamati bentuknya ialah segi delapan, segi lima
maupun segi enam. Sel gabus merupakan sel mati karena sel gabus tidak memiliki
organel sel yang lengkap dan tidak ada aktivitas yang terjadi. Pada sel mati hanya
terdapat dinding sel sementara bagian yang lain kosong. Pada bawang merah,
ketika selnya diamati bentuknya adalah balok yang disusun miring. Sel epidermis
bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang mempunyai inti sel,
memiliki cairan di dalamnya dan ada aktivitas metabolisme yang terjadi. Sel
bawang merah berwarna merah muda. Bawang merah memiliki struktur yang jauh
lebih lengkap daripada sel mati yaitu nukleus, sitoplasma dan dinding sel. Pada
gabus singkong, ketika diamati dan dipotong melintang tampak berbentuk segi
enam, sel yang satu dengan yang lainnya tersusun rapi dan rapat. Di dalam
dinding sel terlihat kosong. Hal ini menunjukkan bahan sel gabus adalah sel mati.
Pada hydrilla sp , ketika diamati hydrilla sp memiliki struktur yang lengkap
seperti nukleus, sitoplasma dan dinding sel, hal tersebut menunjukkan bahwa
hydrilla sp merupakan sel hidup. Pada styrofoam, ketika diamati styrofoam tidak
memiliki inti sel . Di dalam dinding sel styrofoam hanya terdapat ruang kosong,
bentuk sel ini menyerupai kotak persegi delapan.
Bagian-bagian sel hidup adalah sitoplasma, dinding sel dan inti sel. Ketika
diamati dengan mikroskop elektrik inti sel pada sel hidup tidak dapat terlihat
dikarenakan mikroskop elektrik hanya dapat melakukan perbesaran hingga 10.000

kali. Mikroskop yang paling tepat untuk mengamati inti sel pada sel hidup ialah
mikroskop elektron. Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu
melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik
dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta
memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus
daripada mikroskop binokuler.

G.

Kesimpulan
Berdasarkan percobaaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa :
1. Sel hidup adalah sel yang masih menunjukkan aktivitas kehidupan dan
organelnya lengkap. Contoh : hydrilla sp, bawang merah dan bawang putih.
2. Sel mati adalah sel yang tidak menunjukkan aktivitas kehidupan dan
organelnya hanya dinding sel dan rongga antar sel. Contoh : gabus, gabus
singkong dan styrofoam.

DAFTAR PUSTAKA

Castrillo, J.I. 2007. Growth Controll of The Eukaryote Cell : A System Biology
Study In Yeast. Vol 6 (4). Manchester : Faculty of Life Sciences
University of Manchester: Manchester, 384-391
Irianto, K.2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.Yrama
Media: Bandung, Bab: 1 halaman: 1-29
Stansfield.2007.Biologi Molekuler dan Sel. Erlangga: Jakarta, Bab: 1
halaman: 1-25
Toha, A.H. 2007. Biokimia: Metalabolisme Biomolekul. Alfabeta: Bandung,
Bab: 1 halaman: 1-23
Woese, C. 1977. Phylogenetic Structure of The Prokaryotic Domain : The
Primary Kingdoms. Vol 74 (2), halaman: 5089-5194
Yuwono, T. 2009. Biologi Molekuler. Erlangga: Jakarta, Bab: 1 halaman: 1-25

Anda mungkin juga menyukai