Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PEMBAHASAN
Pada tahap ini dilakukan interpretasi data dari model yang telah dibuat
menggunakan software. Interpretasi dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
Interpretasi kuantitatif ini didasarkan pada analisa peta kontur anomali magnetik local
yang telah diolah dan dilakukan filtering sebelumnya. Interpretasi ini bertujuan untuk
menduga ada tidaknya benda penyebab anomali dan untuk melokalisir daerah yang
mempunyai anomali. Interpretasi Kualitatif ini dilakukan dengan bantuan program
Mag2dc, karena hasil dari Mag2dc berupa suseptibilitas suatu batuan. Interpretasi ini
bertujuan untuk menentukan bentuk atau model dan kedalaman benda anomali atau
struktur geologi melalui pemodelan matematis. Interpretasi kualitatif dilakukan
dengan software Mag2dc. Pemodelan pada Mag2dc menggunakan metode Forward
Modeling (pencocokan profile model dengan profil data lapangan) dengan metode
Trial and Error atau coba-coba.
Program ini terdiri dari 2 parameter. Parameter pertama merupakan parameter
tetap dan parameter kedua merupakan parameter variable. Parameter tetap terdiri dari
nilai intensitas magnetik daerah pengukuran sesuai IGRF, sudut inklinasi, sudut
deklinasi dan profil bearing.
Parameter kedua terdiri dari kedalaman, bentuk polygon dan nilai
suseptibilitas. Parameter ini merupakan parameter yang akan dicari nilainya.
Perubahan nilai pada parameter ini akan didapatkan model lapisan bawah permukaan.
Data anomali medan magnet pada peta kontur dibuat garis yang melalui
anomali rendah dan anomali tinggi (line section). Data line section selanjutnya akan
digunakan sebagai masukan dalam pembuatan model struktur bawah permukaan.
Dari data hasil pengolahan didapatkan bahwa nilai susceptibility yang
didapatkan terbagi menjadi 2 golongan dilihat dari tingkatan warnanya. Golongan
pertama memiliki warna orange, merah, merah tua, cokelat, dan cokelat kehitaman.

Memiliki niali susceptibility yang relative tidak jauh beda. Hal ini menunjukkan nilai
pada batuan sedimen. Sedangkan golongan kedua yang memiliki warna biru. Dari
grafik dan warnanya menunjukkan merupakan suatu batuan intrusi yang mengintrusi
batuan sedimen. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa analisis magnetic ini juga
dapat ditentukan dari gradasi warna yang muncul dan grafiknya. Secara geologi
kondisi yang terjadi pada daerah tersebut menunjukkan bahwa awalnya terbentuk
batuan sedimen melalui mekanisme sedimentasi. Batuan tersebut selanjutnya
diterobos oleh batuan yang lebih muda yang disebut dengan batuan intrusi.

Gambar 4.1 Nilai susceptibility batuan berdasarkan software mag2dc

Anda mungkin juga menyukai