Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filariasis (penyakit kaki gajah) merupakan penyakit menular menahun yang
disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening.
Penyakit ini dapat merusak sistim limfe, sehingga dapat menimbulkan pembengkakan
pada tangan, kaki, glandula mamae, dan scrotum.1 Terdapat tiga spesies cacing
penyebab Filariasis yaitu: Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.
Semua spesies tersebut terdapat di Indonesia, namun lebih dari 70% kasus
filariasis

di Indonesia disebabkan oleh Brugia malayi.2 Nyamuk yang dapat

menularkan filariasis ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia,
Aedes dan Armigeres, karena itu filariasis dapat menular dengan sangat cepat. 1 Untuk
menimbulkan gejala klinis penyakit filariasis diperlukan beberapa kali gigitan
nyamuk terinfeksi filaria dalam waktu yang lama. Di dunia terdapat 1,3 miliar
penduduk yang berisiko tertular penyakit kaki gajah di lebih dari 83 negara dan 60%
kasus berada di Asia Tenggara.
Penyakit kaki gajah merupakan salah satu penyakit yang sebelumnya
terabaikan. Dapat menyebabkan kecacatan, stigma, psikososial dan penurunan
produktivitas penderitanya dan lingkungannya. Diperkirakan kerugian ekonomi
mencapai

43

trilyun

rupiah3, jika tidak dilakukan Pemberian Obat Massal

Pencegahan filariasis.
Sejak tahun 2000 hingga 2009 di laporkan kasus kronis filariasis sebanyak
11.914 kasus yang tersebar di 401 Kabupaten/kota di Indonesia. Hasil laporan
kasus klinis kronis filariasis dari kabupaten/kota yang ditindaklanjuti dengan survey
endemisitas filariasis, sampai dengan tahun 2009 terdapat 337 kabupaten/kota
endemis dan 135 kabupaten/kota non endemis.4
Penyakit kaki gajah merupakan salah satu penyakit di daerah tropis dan sub
tropis yang sebelumnya terabaikan. Mengingat penyebaran yang sangat luas di
Indonesia maka bila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kecacatan dan
stigma psikososial yang berdampak pada penurunan produktivitas penderita,
beban keluarga dan kerugian ekonomi yang besar bagi negara. Oleh karena itu
penyakit kaki gajah

ini

telah menjadi salah satu penyakit menular yang

diprioritaskan untuk dieliminasi. Di tingkat global, program eliminasi fIlariasis

telah dicanangkan sejak 1999, dan WHO terus menggerakkan program eliminasi
ini di negara endemis, termasuk Indonesia.
Untuk menunjang program eliminasi filariasis yang telah

ditetapkan

pemerintah dalam mencapai Indonesia bebas filariasis tahun 2020 maka diperlukan
suatu kajian tentang nyamuk vektor filariasis yang mempelajari bionomik berdasarkan
pertimbangan entomologi dan epidemiologi dalam membantu pencegahan dan
penularan filariasis didaerah endemik yaitu dengan survey nyamuk dewasa untuk
mengetahui tentang nyamuk yang menjadi vector terutama jenis-jenis nyamuk yang
berperan sebagai vektor dan dalam hal penularan (transmisi) filarial dengan perantara
nyamuk yang menjadi vektor maka perlu juga diketahui ada tidaknnya larva cacing
filaria didalam tubuh nyamuk vector dengan melakukan pembedahan pada nyamuk.
B. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui teknik tata cara pembedahan ovari nyamuk
yang menjadi vektor penyebaran filariasis.

1. Depkes RI, Dirjen PP dan PL. Pedoman Program Eliminasi Filariasis di Indonesia,
Jakarta. 2008
2. Partono F. Filariasis in Indonesia: clinical manifestations and basic concepts of
treatment and control. Trans Roy Soc Trop Med Hyg. 1984, 78: 9-18
3. Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal PP & PL, 2007, Pedoman Integrasi,
Pelaksanaan Kegaiatan Program Eliminasi Filariasis, Eliminasi Kusta, Eradikasi
Frambusia, Penurunan Prevalensi Cacingan.
4. Kemenkes RI. Rencana Nasional Program Akselerasi Eliminasi Filariasis di
Indonesia. Jakarta. 2010

Anda mungkin juga menyukai