PENDAHULUAN
tekanan darah (TD), ukur tinggi fundus uteri (TFU), imunisasi Tetanus Toxoid
(TT) lengkap, pemberian tablet zat besi (SF) dan tes terhadap penyakit menular
dan diakhiri dengan temu wicara dalam rangka persiapan perujukan (Sarwono,
2001). Pelayanan antenatal minimal 4 kali kunjungan selama hamil, 1 kali pada
trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III. Hal ini
bertujuan untuk mengawasi dan menilai apakah tumbuh kembang janin dalam
kandungan berlangsung normal dan apakah kehamilan termasuk beresiko tinggi
khususnya seperti anemia, kurang gizi dan hipertensi serta memberikan
pelayanan imunisasi TT. Idealnya ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal
sebanyak 12 sampai 13 kali yaitu: 1 kali pada setiap bulan pada trimester I dan II,
pada umur kehamilan 28 sampai 32 minggu dua kali dalam sebulan dan 4 kali
kunjungan pada umur kehamilan 36 minggu (Warsono, 1999).
Upaya pemantauan pelayanan antenatal dewasa ini digunakan indikator
cakupan layanan yaitu K1 (kunjungan pertama kali ibu hamil) dan K4
(kunjungan keempat kali ibu hamil). Guna mendapat pelayanan antenatal dengan
standar yang telah ditetapkan. Target nasional yang harus dicapai K1 adalah 90%
dan K4 85%. Menurut Profil Kesehatan Bengkulu (2005) jumlah cakupan K1
Kota Bengkulu yaitu 723 (48,01%) dan K4 berjumlah 623 (4,37 %).
Menurut hasil penelitian Sadik (1996), bahwa responden yang mempunyai
anak kurang dari 3 pemeriksaannya lebih baik dari ibu yang mempunyai anak
lebih dari 3 orang. Sedangkan menurut Kodim (1999), ibu dengan kehamilan
16 orang/1000
tablet Fe untuk mengatasi anemia ibu hamil yang diberikan cukup dan gratis
untuk selama kehamilannya, walaupun demikian hal ini dan hal-hal lain
mengenai pentingnya Antenatal care belum merupakan daya tarik untuk ibu
hamil memeriksakan kehamilannya di puskesmas karena target cakupan K1 dan
K4 di Puskesmas Sawah Lebar jauh dari yang diharapkan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti
apakah ada hubungan paritas ibu hamil dengan keteraturan kunjungan Antenatal
care di Puskesmas Sawah Lebar tahun 2006.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu:
Apakah ada hubungan Paritas Ibu Hamil dengan keteraturan kunjungan
Antenatal Care di Puskesmas Sawah Lebar Bengkulu.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mempelajari hubungan paritas ibu hamil dengan keteraturan
kunjungan antenatal care.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui paritas ibu hamil di Puskesmas Sawah Lebar
Bengkulu.
2. Untuk mengetahui keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu
hamil di Puskesmas Sawah Lebar Bengkulu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
Selama
hamil
perhatian
hal-hal
yang
dapat
11
12
7. Pemeliharaan payudara
Payudara yang dipersiapkan untuk dapat memberikan laktasi,
perlu perhatian yang seksama. Dengan pakaian dalam (BH) yang
longgar, maka perkembangan payudara tidak terhalang. Puting susu
penting diperhatikan agar tetap bersih. Puting susu perlu ditarik-tarik
sehingga menonjol dan memudahkan untuk memberikan ASI. Puting
susu yang terlalu masuk dikeluarkan dengan jalan operasi atau
dengan pompa susu.
8. Pengawasan gigi
Saat hamil sering terjadi karies yang berkaitan dengan emesishiperemis gravidarum, hipersalivasi dapat menimbulkan timbunan
kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan gigi sat hamil diperlukan
untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi.
9. Jadwal istirahat dan tidur
Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik,
karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan
jasmani
dan
rohani
untuk
kepentingan
perkembangan
dan
pertumbuhan janin.
10. Pemberian obat-obatan
Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan
apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang
13
14
memeriksakan
(Dinkes, 1992).
kehamilan
yang
tercatat
di register ANC
15
Perencanaan persalinan
16
17
Waktu Pemberian
Lama
Perlindungan
3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun
%
Perlindungan
80%
95%
95%
99%
18
19
20
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan bertujuan sebagai
pemeriksaan penunjang untuk lebih memastikan diagnosa apakah
terdapat masalah atau tidak pada kehamilan ibu tersebut. Untuk
pertama kali dilakukan pemeriksaan urine yaitu menggunakan plano
test. Ini dilakukan pada kehamilan di bawah 12 minggu untuk
mengetahui apakah ibu benar hamil atau tidak yaitu dengan melihat
peningkatan Human Chorfonic Gonadotropin (HCG) dalam urine ibu
dan tak kalah penting adalah pemeriksaan proteinuria yang bertujuan
untuk
mengetahui
apakah
ibu
menderita
preeklamsi
dalam
21
22
f. Sakit kepala atau kaki bengkak yang tidak segera hilang setelah
bangun tidur perlu dicurigai adanya hipertensi pada kehamilan.
g. Muntah terus dan tidak biasa makan pada kehamilan muda.
h. Selaput kelopak mata pucat.
Menurut Depkes (2000), tanda-tanda ibu hamil yang sehat :
a. Cukup tenaga dan semangat
b. Tidak pusing-pusing atau mengalami perubahan penglihatan
c. Tidak mual dan muntah-muntah berlebihan
d. Nafsu makan baik
e. Tidak merasa panas di saluran kemih ketika buang air kecil
f. Tidak gatal-gatal pada vagina
g. Tidak ada duh / cairan vagina yang berbau
h. Tidak konsultan dalam bernafas
i. Tidak ada ras nyeri yang berasal dari perut, punggung atau tungkai.
j. Tidak perdarahan dari vagina
k. Tidak ada bengkak pada tangan dan kaki.
2.2.7. Peralatan Yang Diperlukan Untuk Pelayanan Antenatal Care
Menurut Depkes (1998), peralatan yang diperlukan untuk pelayanan antenatal
care yaitu:
23
24
25
26
Variabel Dependent
Keteraturan kunjungan
Antenatal Care
Paritas
Defenisi
Operasional
Cara
Ukur
Alat
Ukur
Jumlah anak
yang dilahirkan
oleh ibu
Format
pengumpulan
data
Format
pengumpulan
data
Variabel
Defenisi
Dependent
Operasional
Keteraturan
Keteraturan ibu
kunjungan
hamil
Antenatal care memeriksakan
kehamilan yang
minimal 4 kali
kunjungan
selama hamil
Cara
Ukur
Format
pengumpulan
data
Alat
Ukur
Format
pengumpulan
data
Paritas
Hasil
Ukur
Skala
- Primipara
Nominal
M
ultipara
G
randemultipara
Hasil
Ukur
-
Skala
T
Ti
dak teratur = bila
kurang dari 4 kali
Nominal
27
2.5. Hipotesis
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan keteraturan
kunjungan Antenatal care di Puskesmas Sawah Lebar Bengkulu.
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan keteraturan
kunjungan Antenatal care di Puskesmas Sawah Lebar Bengkulu.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi (Burns Grove, 1991 : 37). Penelitian ini menggunakan
metode total sampling. Dimana seluruh populasi dijadikan sampel penelitian.
28
29
30
31
DAFTAR PUSTAKA