KEDOKTERAN
Dr. ZULHASMAR SYAMSU SH, SpF
DEPARTEMEN KEDOKTERAN
FORENSIK FKUI/RSCM
ETIKA DOKTER RI
KEMURNIAN NIAT.
KESUNGGUHAN KERJA.
KERENDAHAN HATI.
INTEGRITAS ILMIAH DAN SOSIAL
HUMAN QUALITIES
JUJUR.
OTENTIK.
KESEDIAAN BERTANGGUNG JAWAB.
KEMANDIRIAN MORAL.
KEBERANIAN MORAL.
KERENDAHAN HATI.
REALISTIS DAN KRITIS.
PROFESI
Merupakan suatu pekerjaan yang elemen pentingnya
adalah kerja yang berdasarkan pada pengetahuan dan
kemampuan.
Merupakan pernaytaan dimana pengetahuan beberapa
departemen ilmu atau pembelajaran atau dasar pelatihan
seni, dan digunakan untuk melayani orang lain.
Komitmen untuk berkompetensi dalam integritas, moralitas,
sosial.
Komitmen ini membentuk basis kontrak sosial antara profesi
dan masyarakat dimana pekerjaan yang otonom merupakan
praktek danhak dalam penyatuan diri dan dapat
dipercayakan kepada mereka yang dilayani dan juga
masyarakat.
PROFESSIONALISM
COMPETENCE.
NOWLEDGE AND SKILLS.
PHYSICAL AND MENTAL FITNESS.
CONDUCT/ATTITUDE.
EMPATHY.
DUTY OF CARE
CHARTER ON MEDICAL
PROFESSIONALISM
FUNDAMENTAL PRINCIPLES :
Principle of primary of patient welfare.
Priciple of patient autonomy.
Principle of social justice.
PROFESSIONAL RESPONSIBILITIES
Commitment to improving access to care.
Commitment to a just distribution of finite
resources.
Commitment to scientific knowledge.
Commitment to maintaining trust by managing
conflict of interest.
Commitment to professional responsibilities.
Keteladanan.
Masuk dalam continuing professional
development kemampuan komunikasi
denganpas, kerjasama sesama dokter dan
membangun sistem etis-private practice.
BERBAGAI FAKTOR YG
BERPENGARUH DALAM
PENAMPILAN
DOKTER.
KESIMPULAN
Dokter dipuji masyarakat bila berperilaku sesuai
dengan profesionalisme kedokteran.
Dokter dibenci masyarakat bila bertentangan
dengan perilaku profesionalisme kedokteran.
Namun tetap harus dijaga agar dokter bertindak
bukan semata-mata untuk pujian, melainkan
benar sikap altruis, berbuat dengan hati tulus
ikhlas (KEMURNIAN NIAT).
KESIMPULAN
Sikap tercela merusak citra kedokteran sebagai
profesi luhur, terjadi degradasi profesi menjati
profesi biasa (deprofessionalism) hingga Dr
menjadi sekedar okupasi.
Pendidikan etika bermetode kaidah dasar moral
dan tergabung continuing professional
development & pemahaman bahwa pasien
yang punya risiko HARUS DISELAMATKAN &
ancaman sanksi disiplin akan mencegah sikap
tercela kelak.