FAKULTAS KEDOKTERAN
CASE REPORT
MEI 2016
UNIVERSITAS HASANUDDIN
OLEH :
Riffatiyani Arsyad
PEMBIMBING:
dr. Herbert Yurianto
dr. Ery Wildan
SUPERVISOR:
Dr.Henry Yurianto, M.Phill, Ph.D, Sp.OT
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
HALAMAN PENGESAHAN
: Riffatiyani Arsyad
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Ortopedi
dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Makassar,
Mei 2016
Mengetahui,
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Supervisor,
CASE REPORT
1. IDENTITAS
Nama
Jenis Kelamin
Umur
No. Rekam Medik
: AM
: Laki-laki
: 12 tahun (26-04-2004)
: 756476
2. ANAMNESIS
Keluhan Utama
: Nyeri pada paha kanan
Anamnesis Tambahan : Dialami sejak 4 jam sebelum masuk Rumah Sakit
akibat jatuh dari motor. Pasien masih belajar mengendarai motor dan tiba-tiba
temannya
mengoyangkan
motor
sehingga
membuatnya
kehilangan
3. PEMERIKSAAN FISIS
Primary Survey
Airway
:
Bebas
Breathing :
RR
20x/menit
reguler,
spontan,
tipe
thoracoabdominal, simetris
Circulation :
BP 110/70 mmHg, HR 84x/menit reguler, kuat
angkat
Disability
Secondary Survey
Regio Femur Dextra
Inspeksi
: deformitas (+), edema (+), hematom (+), luka (-)
Palpasi
: nyeri tekan (+)
Pergerakan
: Gerak aktif dan pasif pada hip dan knee joint sulit dinilai
NVD
karen nyeri.
: sensibilitas baik, pulsasi arteri dorsalis pedis dan arteri
tibia posterior teraba, CRT < 2 deti
R
73 cm
65 cm
ALL
TLL
LLD
L
74 cm
66 cm
Cm
4. FOTO KLINIS
Medial view
Lateral
View
Anterior View
5. PEMERIKSAAN
a. Pemeriksaan Radiologi
PENUNJANG
Hasil
Nilai normal
WBC
RBC
10,0
4,52
4,00-10,0
4,00-5,50
HGB
10,4
12,0-16,0
HCT
PLT
37,9
305
37,0-48,0
150-400
CT
4-10
BT
3-7
HbsAg
Non Reactive
Non Reactive
6. RESUME
Seorang anak laki-laki , 12 tahun masuk Rumah Sakit diantar keluarganya
dengan keluhan nyeri pada paha kanan. Dialami sejak 4 jam sebelum masuk
Rumah Sakit akibat jatuh dari motor. Pasien masih belajar mengendarai
motor dan tiba-tiba temannya mengoyangkan motor sehingga memebuatnya
kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke arah kanan kaki kanannya tertimpah
motor.
Riwayat penurunan kesadaran tidak ada, muntah tidak ada. Riwayat
penanganan pertama sebelumnya di RS Daya.
Pada pemeriksan fisis, inspeksi diperoleh deformitas, udem dan
hematoma. Pada palpasi diperoleh nyeri tekan.
Pada pemeriksaan
7. DIAGNOSA
Closed Fracture 1/3 Middle Right Femur
8. PENATALAKSANAAN
a. IVFD RL
b. Analgesik
c. Skin Traksi load 1 kg at rigth lower limb
d. Rencana dilakukan ORIF
DISKUSI:
FRAKTUR FEMUR PADA ANAK-ANAK
I.
Pendahuluan
Pada dasarnya terdapat beberapa perbedaan antara tulang anak-anak
dan tulang orang dewasa. Perbedaan ini menentukan variasi antara
diagnosis dan penanganan klinis fraktur tulang pada anak-anak
dibandingkan dengan orang dewasa. Fraktur tulang pada anak-anak pada
umumnya adalah sama seperti orang dewasa. Tulang pada anak-anak lebih
lembut dan lebih mudah pecah daripada tulang kortikal orang dewasa,
sehingga jumlah energi yang dibutuhkan lebih sedikit untuk menghasilkan
fraktur pada anak-anak. Cedera jaringan lunak juga lebih kecil pada anakanak berbanding orang dewasa. Membran periosteal pada anak-anak juga
jauh lebih tebal dan lebih osteogenik bila dibandingkan dengan orang
dewasa. Periosteum tulang yang memegang kedua ujung tulang begitu
lembut pada anak-anak memberikan kontribusi besar terhadap stabilitas
dan kemudahan reduksi manipulatif. Potensi osteogenik yang sangat baik
pada periosteum anak-anak juga memberi peluang yang baik untuk
Anatomi Femur
Satu-satunya tulang yang terdapat pada paha adalah tulang femur, juga
merupakan tulang terpanjang dalam tubuh manusia. Tulang femur
memiliki fitur karakteristik yang sebagai berikut:4
1. Femoral Head berartikulasi dengan acetabulum dari tulang pinggul
pada sendi panggul. Ia memanjang dari femur dan berbentuk bulat,
halus dan ditutupi dengan kartilago artikular. Konfigurasi ini
memberikan gerakan ke-berbagai arah. Kepala femur ini mengarah ke
medial, ke atas dan ke depan acetabulum. Fovea adalah depresi pusat
di kepala femur yang terpasang oleh ligamentum teres.
2. Femoral Neck membentuk sudut 120-135 dengan diafisis femur.
3. Femoral Shaft merupakan batang tulang femur. Pada ujung atasnya,
terdapat greater trochanter dan pada posteromedial terdapat lesser
trochanter. Throcanteric line yang kasar pada anterior dan
throcanteric crest halus pada posterior membatasi pertemuan antara
batang dan leher femur. Linea aspera adalah puncak terlihat berjalan
secara longitudinal di sepanjang permukaan posterior femur dan
berpecah di bagian bawah ke dalam supracondylar line. Garis
suprakondilar medial berakhir pada adductor tubecle.
4. Pada ujung bawah femur terdiri dari femoral condyle medial dan
lateral. Struktur ini merupakan permukaan artikular untuk artikulasi
dengan tibia pada sendi lutut. Lateral condyle lebih menonjol daripada
medial. Hal ini untuk mencegah perpindahan patella ke arah lateral.
Kedua condyle ini dipisahkan posterior oleh intercondylar notch yang
dalam. Aspek anterior ujung femur yang halus ini berartikulasi
dengan permukaan posterior patela.
dan
quadriceps
femoris.
Arteri
utama
dalam
c)
semimembranosus
dan
hamstring
part
of
III.
IV.
Etiologi
VI.
Evaluasi Klinis
1. Pasien dengan riwayat cedera high-energy harus menjalani evaluasi
trauma penuh seperti yang diindikasikan.1
Evaluasi Radiologi
Selama evaluasi radiologis fraktur batang femur pada anak-anak, ada
beberapa prinsip yang harus diterapkan:1
1. Gambar x-ray anteroposterior dan lateral femur harus diperoleh.
2. Radiografi pinggul dan lutut harus diperoleh untuk menyingkirkan
associated injury; fraktur intertrochanteric, fraktur leher femur,
dislokasi pinggul, cedera physial pada femur distal, gangguan
ligamen, robekan meniscus, dan fraktur tibia semuanya telah
dijelaskan dalam hubungan dengan fraktur batang femur.
3. MRI umumnya tidak diperlukan tetapi dapat membantu dalam
diagnosis fraktur jenis nondisplaced, buckle, atau stress.
VIII. Penanganan
Penanganan pada fraktur batang femur anak-anak tergantung pada
usia, dengan considerable ovelapping antara kelompok usia tersebut.
Ukuran anak harus dipertimbangkan ketika memilih metode pengobatan,
serta mekanisme cedera yang berkaitan (misalnya; terisolasi, low-energy
dibandingkan high-energy polytrauma).1,5
a) Usia dibawah 6 bulan
1. Pavlik harness atau splint posterior yang diindikasikan
Pilihan Operasi
1. Intramedullary nailing
2. Fiksasi eksternal
Komplikasi
1. Malunion : Remodeling tidak akan memperbaiki deformitas rotasi.
Remodeling pada anak yang lebih tua tidak sebaik dibanding pada
anak muda. Remodeling anteroposterior terjadi jauh lebih cepat dan
komplit pada femur berbanding dengan deformitas angulasi
varus/valgus. Untuk alasan ini, derajat yang lebih besar dari angulasi
sagittal dapat diterima.1
2. Nonunion : sangat jarang; bahkan dengan fraktur segmental, anakanak sering memiliki potensi osteogenik untuk mengatasi kecacatan
moderat. Anak-anak berumur 5 sampai 10 tahun dengan nonunion
mungkin memerlukan bone graft dan fiksasi plat, meskipun trend
pada anak-anak yang lebih tua (> 12 tahun) dipasang intramedullary
nailing.1
3. Muscle Weakness : Banyak pasien menunjukkan kelemahan otot,
biasanya pada adductur pinggul, quadriceps, atau hamstring, sehingga
penurunan 30% pada kekuatan dan 1 cm atrofi paha dibandingkan
dengan sisi kontralateral tungkai yang sehat, meskipun hal ini tidak
signifikan secara klinis.1
4. Leg Length Discrepancy : Secondary untuk shortening atau
overgrowth. Ini merupakan komplikasi yang paling sering terjadi
setelah fraktur batang femur.1
Shortening: Hingga 2.0 cm (tergantung usia) dari pemendekan
awal dapat diterima karena berpotensi untuk overgrowth. Untuk
fraktur dengan shortening >3.0 cm, traksi skeletal dapat
digunakan sebelum spica casting untuk mendapatkan panjang
yang sesuai. Jika shortening tidak dapat diterima pada 6 minggu
setelah fraktur, keputusan harus dibuat apakah osteoclasis dengan
fiksasi
eksternal
lebih
baik
daripada
prosedur
panjang
dengan
fraktur
1/3
distal
femur
dan
fraktur
telah
dianjurkan
untuk
mengurangi
risiko
DAFTAR PUSTAKA