Nama
A. IDENTITAS
Nama
: Nn.V
Jenis kelamin
Usia
: perempuan
: 14 Tahun
Alamat
Pekerjaan
:01773721
Agama
: islam
Status pernikahan
Peristiwa
: belum menikah
: KLL
B. DESKRIPSI
1. Anamnesis
Pasien wanita, usia 14 tahun, mengalami kecelakaan lalu lintas saat keluar dari rumahnya
pada hari Jumat, 3 Juni 2016, sekitar pukul 06.30 WIB. Yang terjadi adalah korban
kedua mata
Leher
: tidak tampak adanya luka maupun memar
Thorax
: tidak tampak adanya luka maupun memar
Abdomen
: tidak tampak adanya luka maupun memar
Ekstremitas atas : tidak tampak adanya luka maupun memar
Ekstremitas bawah : tidak tampak adanya luka maupun memar
3. Pemeriksaan Penunjang
Lab darah
Hb
: 11,4 g/dl
Ht
: 35 %
Leukosit : 13.370
Trombosit : 301.000
GDS
: 157
Foto thorax AP
Cor dan pulmo tidak tampak kelainan
Head CT Scan
- ICH multiple di region frontalis dextra dan region temporoparietal sinistra
- Oedem cerebri
- Fraktur linier di os temporalis sinistra
- Soft tissue swelli di region frontalis dextra
C. MASALAH
Deskripsi luka pada korban:
Kepala
:
o Pada pelipis kanan terdapat luka lecet geser 10 cm dari sumbu tubuh, dengan
panjang 5 cm dan lebar 2 cm.
o Pada pipi kanan terdapat luka memar 10 cm dari sumbu tubuh, dengan
panjang 4 cm dan lebar 3 cm dengan kondisi bersih, warna kebiruan
o Pada mata kanan terdapat luka memar, 2 cm dari sumbu tubuh dengan panjang
5 cm dan lebar 3 cm. kondisi bersih, warna kebiruan
o Pada mata kiri terdapat luka memar 2 cm dari sumbu tubuh dengan panjang 4
cm dan lebar 2 cm, kondisi bersih, warna kebiruan
Ada berapa jenis kekerasan? Ada berapa jenis luka? Apakah yang dimaksud dengan luka
memar, seperti yang terjadi pada pasien ini? Apakah jenis trauma yang terjadi pada pasien
ini?
D. ANALISIS KASUS
Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan yang bersifat
mekanik, fisika dan kimia. Kekerasan akibat benda tumpul berdasarkan sifatnya termasuk
kedalam kekerasan yang bersifat mekanik. Luka yang terjadi akibat kekerasan benda tumpul
dapat berupa luka memar (kontusio, hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi), dan luka
terbuka atau luka robek (vulnus laseratum).
a. Luka Memar
Luka memar adalah suatu keadaan dimana terjadi pengumpulan darah dalam jaringan
bawah kulit (kutis) karena pecahnya pembuluh darah kapiler dan vena akibat
kekerasan benda tumpul sewaktu seseorang masih hidup. Luka memar kadangkala
memberi petunjuk tentang benda-benda penyebabnya, misalnya jejas ban yang
sebenarnya adalah suatu perdarahan tepi (marginal haemorrhage). Letak, bentuk dan
luas luka mkulit, emar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti besarnya kekerasan,
jenis benda penyebab (karet, kayu, besi), kondisi dan jenis jaringan (jaringan ikat
longgar, jaringan lemak), usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan
pembuluh darah, penyakit (hipertensi, penyakit kardiovaskular, diatesis hemoragik).
Apabila kekerasan benda tumpul terjadi pada jaringan ikat longgar, seperti pada
daerah leher, daerah mata atau pada orang yang sudah lanjut usia, maka luka memar
yang terjadi kadang seringkali tidak sebanding dengan kekerasan yang terjadi, dalam
arti seringkali lebih luas; adanya jaringan ikat longgar tersebut memungkinkan
berpindahnya memar ke daerah yang lebih rendah, berdasarkan gravitasi.
Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan warnanya. Pada
saat timbul, memar berwarna merah kemudian berubah menjadi ungu atau hitam,
setelah empat sampai lima hari akan berwarna hijau yang kemudian akan berubah
menjadi kuning dalam waktu tujuh sampai sepuluh hari, dan akhirnya menghilang
dalam empat belas sampai lima belas hari. Perubahan warna tersebut berlangsung
mulai dari tepi dan waktunya dapat bervariasi tergantung derajat dan berbagai faktor
yang mempengaruhinya.
b. Luka Lecet
Luka lecet adalah luka yang superfisial, luka ini terjadi akibat cedera pada epidermis
yang bersentuhan dengan benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing. Luka
lecet memiliki ciri-ciri bentuk luka tidak teratur, tepi luka tidak rata, kadang-kadang
ditemui sedikit perdarahan, permukaan tertutup oleh krusta, warna kecoklatan merah,
pada pemeriksaan mikroskopik terlihat adanya beberapa bagian yang masih ditutupi
oleh epitel dan reaksi jaringan (inflamasi). Sesuai mekanisme terjadinya, luka lecet
dibedakan dalam 3 jenis:
udara luar, dan fraktur tertutup, yaitu jika fragmen tulang tidak berhubungan dengan
dunia luar.
Trauma yang ketiga, yang sering terjadi pada kecelakaan adalah trauma dada atau
toraks. Tercatat, seperempat kematian akibat trauma disebabkan oleh trauma toraks.
Pengendara sepeda motor bila ditabrak kendaraan lain, maka dijumpai luka
benturan pertama, benturan kedua dan luka-luka sekunder yang lebih parah dibandingkan
dengan pengendara sepeda. Pemakaian helm dimaksudkan untuk meredam benturan pada
kepala sehingga memperkecil kemungkinan cedera.
Pada kasus, korban mengalami trauma kepala yang menyebabkan korban tidak sadar.
E. KESIMPULAN
Pada sebuah kecelakaan lalu lintas, penting untuk mengetahui apakah kecelakaan tersebut
adalah murni kecelakaan dan bukan merupakan suatu kesengajaan. Karena itu dibutuhkan
banyak keterangan dari berbagai pihak, termasuk korban dan saksi. Luka-luka pada korban,
walaupun kelihatannya tidak banyak, namun tidak boleh dianggap sepele, terutama jika
korban terbentur atau mengalami kekerasan di daerah kepala. Diperlukan pemeriksaan fisik
maupun pemeriksaan penunjang yang teliti sehingga didapatkan diagnosis yang pasti dan
penanganan yang baik untuk korban.
F. REFERENSI
1. Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Peraturan perundang-undangan bidang kedokteran.
2nd ed. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
1994.
2. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Hertian S, Winardi T, Sampurna B, et al.
Traumatologi Forensik. Dalam: Budiyanto A, Editor. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta:
Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997. p. 37-41.