Laporan Pendahuluan Mioma Uteri Gek
Laporan Pendahuluan Mioma Uteri Gek
I.
uteri,
leiomyoma
uteri
atau
uterine
fibroid
(Prawirohardjo,1996)
Mioma uteri adalah tumor jinak uterus yang berbatas tegas yang
terdiri dari otot polos dan jaringan fibrosa (Sylvia A.P, 1994)
Leiomioma adalah tumor uterus jinak tak berkapsul, berbatas tegas
otot polos dengan beberapa elemen jaringan penyambung fibrosa (Taber,
Ben Zion, 1994)
Myoma uteri adalah tumor jinak otot rahim dengan komposisi
jaringan ikat (http://hidayat2.wordpress.com diakses tanggal 18 september
2010, pukul 17.58 WIB)
B. Etiologi
Walaupun mioma uteri terjadi banyak tanpa penyebab, namun dari
hasil penelitian Meyer dan Lipschultz, yang mengutarakan bahwa
terjadinya mioma uteri tergantung pada sel-sel imatur pada Cell nest
yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen.
mengalami
Bahkan
pertumbuhan
myoma
dapat
terhenti
menopause
yang
terlambat.
Bila
didapatkan
pfannenstiel
7) Pada pengangkatan mioma uterus tidak diperlukan insisi yang
luas sehingga kerusakan miometrium menjadi minimal
8) Mempermudah pengangkatan mioma submukosum dengan
histeroskopi
9) Mempermudah melakukan vaginal histerektomi. Analog GnRH
sebaiknya diberikan pada mioma yang besarnya sesuai usia
2) Histerektomi
Histerektomi
adalah
pengangkatan
uterus, yang
menyebabkan menopause
f) Tidak ada keganasan uterus
4) Uteri Fibroid Embolization
Lokasi nyeri
Intensitas nyeri
Waktu dan durasi
Kwalitas nyeri.
2.
Riwayat Reproduksi
a. Haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab mioma
uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarche dan mengalami
atrofi pada masa menopause
b. Hamil dan Persalinan
1) Kehamilan mempengaruhi pertubuhan mioma, dimana mioma
uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan dengan
hormon estrogen, pada masa ii dihasilkan dalam jumlah yang
besar.
2) Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi
kewanitaan.
Data Psikologi.
Pengangkatan organ reproduksi dapat sangat berpengaruh
terhadap emosional klien dan diperlukan waktu untuk memulai
perubahan yang terjadi. Organ reproduksi merupakan komponen
kewanitaan, wanita melihat fungsi menstruasi sebagai lambang
feminitas, sehingga berhentinya menstruasi bias dirasakan sebgai
hilangnya perasaan kewanitaan. Perasaan seksualitas dalam arti
hubungan seksual perlu ditangani . Beberapa wanita merasa cemas
bahwa hubungan seksualitas terhalangi atau hilangnya kepuasan.
Pengetahuan klien tentang dampak yang akan terjadi sangat perlu
persiapan psikologi klien.
4.
Status Respiratori
Respirasi bias meningkat atau menurun. Pernafasan yang
ribut dapat terdengar tanpa stetoskop. Bunyi pernafasan akibat lidah
jatuh kebelakang atau akibat terdapat secret. Suara paru yang kasar
merupakan gejala terdapat secret pada saluran nafas . Usaha batuk
dan bernafas dalam dilaksalanakan segera pada klien yang memakai
anaestesi general.
5.
Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan sederhana
yang harus dijawab oleh klien atau di suruh untuk melakukan
perintah. Variasi tingkat kesadaran dimulai dari siuman sampai
ngantuk, harus diobservasi dan penurunan tingkat kesadaran
merupakan gejala syok.
6.
Status Urinari
Retensi urine paling umum terjadi setelah
pembedahan
Status Gastrointestinal
Fungsi gastrointestinal biasanya pulih
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d. gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma akibat
nekrosis dan peradangan.
2. Cemas b.d. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan.
3. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d. perdarahan pervaginam
berlebihan.
4. Resiko tinggi infeksi b.d. tidak adekuat pertahanan tubuh akibat
anemia.
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d. gangguan sirkulasi darah pada mioma akibat nekrosis dan
peradangan.
Tujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Kriteria Hasil:
-
Suhu : 36-37 0C
N
: 80-100 x/m
RR : 16-24x/m
TD
: Sistole
: 100-130
mmHg
Diastole : 70-80
mmHg
Intervensi :
-
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
diharapkan
Tanda-tanda vital dalam batas normal : Suhu : 36- 37 oC, Nadi : 80100x/m, R: 16-24 x/m TD.: Sistole: 100-130 mmHg, Diastole : 7080 mmHg
Intervensi :
-
Minta pasien untuk umpan balik tentang apa yang telah dijelaskan.
Intervensi :
-
Observasi pendarahan
Tujuan
tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
-
Intervensi :
-
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Rahmah, Nikmatur dan Saiful
walid. 2009; 89).
E. Evaluasi Keperawatan
Rahmah, Nikmatur dan Saiful walid (2009; 94-96) menjelaskan
bahwa evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenitto, Linda Jual. 2000. Asuhan Keperawatan, Edisi 2. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marillyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta :
EGC.
Mansjoer, Arif dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3, Jilid 1. Jakarta:
Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.
Wiknjosastro, Hanifa dkk. 1999. Ilmu Kandungan, Edisi II, Cetakan 3. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.