Anda di halaman 1dari 19

SUBJEK PAJAK

ORANG PRIBADI
Deki Eki Fika Khaidir
May - Triyas

Wajib Pajak
(UU No.28 Tahun 2007 Ps 1 dan 2)
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan--meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak--yang mempunyai hak
dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

Subjek Pajak Penghasilan


Yang menjadi Subyek Pajak (UU No. 36 tahun 2008 ttg PPh
Psl 2 ayat 1) adalah :
1. A. Orang pribadi
B. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak.
2. Badan
3. Bentuk Usaha Tetap

Subyek Pajak Orang Pribadi


Dalam Negeri
Orang pribadi (individu) yang disebut sebagai subjek pajak
dalam negeri adalah orang pribadi yang:
1. bertempat tinggal di Indonesia;
2. berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan; atau
3. yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan
berniat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

Subyek Pajak Orang Pribadi


Luar Negeri
1. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia.
2. Orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan.
3. Orang pribadi yang merupakan Warga Negara Indonesia yang bekerja di luar
negeri lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan merupakan subjek pajak
luar negeri.
4. Orang pribadi Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri dianggap tidak
bertempat tinggal di Indonesia apabila bertempat tinggal tetap di luar negeri yang
dibuktikan dengan salah satu dokumen tanda pengenal resmi yang masih berlaku
sebagai penduduk di luar negeri.
5. Subjek pajak orang pribadi dalam negeri yang meninggalkan Indonesia untuk
selama-lamanya dan orang pribadi Warga Negara Indonesia menjadi subjek pajak
luar negeri sejak meninggalkan Indonesia.

Non Subjek Pajak Orang Pribadi


Yang tidak termasuk Subyek Pajak (Pasal 3 UU PPh) adalah:
1. Badan perwakilan negara asing.
2. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik, konsulat atau pejabat-pejabat lain
dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka
yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan
syarat:

Bukan warga negara Indonesia,

Negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.

Mereka tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau
pekerjaannya tersebut di Indonesia, dan

3. Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan dengan


Kep MenKeu, dengan syarat:
Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut dan tidak menjalankan
usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia
selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal
dari iuran para anggota.

4. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang


ditetapkan dengan Kep MenKeu dengan syarat:
Bukan warga negara Indonesia.
Tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk
memperoleh penghasilan dari Indonesia.

Saat Mulai dan Berakhirnya


Kewajiban Pajak Subjektif

Dimulainya Kewajiban Pajak


Subjektif SP OP
a) Bagi SPOP yang bertempat tinggal di Indonesia, maka
kewajiban pajak subjektifnya akan dimulai pada saat lahir
di Indonesia.
b) Bagi SPOP yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi yang
dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia,
maka kewajiban pajak subjektifnya akan dimulai sejak saat
orang tersebut berada di Indonesia.

c) Bagi SPOP yang tidak bertempat tinggal di Indonesia


atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan, maka kewajiban pajak
subjektifnya akan dimulai pada saat orang pribadi
tersebut menjalankan usahanya di Indonesia.
d) Bagi SPOP yang tidak bertempat tinggal di Indonesia
atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan, maka kewajiban pajak
subjektifnya akan dimulai pada saat orang pribadi
tersebut menerima atau memperoleh penghasilan dari
Indonesia.

Berakhirnya Kewajiban Pajak


Subjektif SP OP
a) Bagi SPOP yang bertempat tinggal di Indonesia, maka kewajiban
pajak subjektifnya berakhir pada saat ia meninggal dunia atau
meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.
b) Bagi SPOP yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan atau orang pribadi yang dalam suatu
tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia, maka kewajiban pajak
subjektifnya berakhir pada saat orang tersebut tidak lagi
menjalankan usaha atau tidak melakukan kegiatan di Indonesia.

c) Bagi SPOP yang tidak bertempat tinggal di Indonesia


atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan, maka kewajiban pajak
subjektifnya berakhir pada saat orang tersebut tidak lagi
menjalankan usahanya di Indonesia.
d) Bagi SPOP yang tidak bertempat tinggal di Indonesia
atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan, maka kewajiban pajak
subjektifnya berakhir pada saat orang tersebut tidak lagi
menerima atau memperoleh penghasilan di Indonesia.

PER-12/PJ/2015

Tempat tinggal orang pribadi menurut keadaan yang


sebenarnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
adalah:
a. rumah tetap orang pribadi beserta
keluarganya bertempat tinggal;
b. rumah tetap orang pribadi tempat pusat kepentingan pribadi dan
ekonomi dilakukan, dalam hal orang pribadi mempunyai rumah tetap
sebagaimana dimaksud dalam huruf a di 2 (dua) tempat atau lebih
wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak;
c. tempat orang pribadi lebih lama tinggal, dalam hal rumah tetap tempat
pusat kepentingan pribadi dan ekonomi dilakukan sebagaimana
dimaksud dalam huruf b tidak dapat ditentukan;
d. tempat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak, dalam hal
keadaan sebagaimana dimaksud dalam huruf c tidak dapat ditentukan.

PER-2/PJ/2009
PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN BAGI PEKERJA
INDONESIA DI LUAR NEGERI
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Pekerja
Indonesia di Luar Negeri sehubungan dengan
pekerjaannya di luar negeri dan telah dikenai pajak di
luar negeri, tidak dikenai Pajak Penghasilan di
Indonesia.
Dalam hal Pekerja Indonesia di Luar Negeri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 menerima atau
memperoleh penghasilan dari Indonesia maka atas
penghasilan tersebut dikenai Pajak Penghasilan sesuai
ketentuan yang berlaku.

PER-35/PJ/2010

SKD adalah Surat Keterangan Domisili yang diterbitkan bagi WP DN


yg isinya menerangkan bahwa WP adalah SPDN Indonesia dalam
rangka memperoleh manfaat Persetujuan Penghindaran Pajak
Berganda (P3B) di 1 (satu) negara mitra P3B.
Wajib Pajak yang dapat memperoleh SKD (Surat Keterangan
Domisili) adalah Wajib Pajak yang :
1.Berstatus subjek pajak dalam negeri Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang PPh;
2.Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak; dan
3.Bukan berstatus subjek pajak luar negeri, termasuk bentuk
usaha tetap, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4)
Undang-Undang PPh.

TATA CARA PENERBITAN/PENGESAHAN DAN


PEMANFAATAN SURAT KETERANGAN DOMISILI BAGI
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI INDONESIA DALAM
RANGKA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN
PAJAK BERGANDA
Diatur dalam SE-89/PJ/2010

PER-32/PJ/2011
PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DAN KELAZIMAN USAHA
DALAM TRANSAKSI ANTARA WAJIB PAJAK DENGAN PIHAK
YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 43/PJ/2010
tanggal 6 November 2010 sebagaimana diubah dengan PER32/PJ/2011diatur langkah-langkah dalam penerapan Penerapan
Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha, sebagai berikut :
a. melakukan Analisis Kesebandingan dan menentukan
pembanding;
b. menentukan metode Penentuan Harga Transfer yang tepat;

156/PMK.010/2015
PENETAPAN ORGANISASI-ORGANISASI INTERNASIONAL
DAN PEJABAT-PEJABAT PERWAKILAN ORGANISASI
INTERNASIONAL YANG TIDAK TERMASUK SUBJEK PAJAK
PENGHASILAN
Organisasi Internasional yang
Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan
apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; dan
Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari
Indonesia selain pemberian pinjaman kepada Pemerintah yang dananya berasal
dari iuran para anggota.
Pejabat-pejabat Perwakilan dari Organisasi Internasional yang Tidak
Termasuk Subjek Pajak Penghasilan apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

Bukan warga negara Indonesia; dan


Tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai