Anda di halaman 1dari 14

Pertanyaan

1. Dimana saja letak udara normal pada foto polos?


2. Sebutkan organ-organ intraabdominal (intraperitoneal dan retroperitoneal)
3. Sebutkan diagnosis banding dari gambaran radiologi opaque dan semiopaque
pada foto polos abdomen! (5)
4. Sebutkan kelainan yang terjadi pada sistem tulang belakang!
5. Sebutkan persiapan, indikasi, dan kontraindikasi dari pemeriksaan:
- BNO-IVP
- Colon in loop
6. Sebutkan kelainan gambaran radiologis pada pemeriksaan:
- BNO-IVP
- Colon in loop

Jawaban
1. Gambaran normal udara dalam abdomen : normal terdapat dalam lambung,
duodenum, usus halus terisi sedikit udara dan akan terlihat lagi dengan jelas
di colon. Usus halus biasanya terlihat di sentral dan berukuran kecil sedang
usus besar di perifer dan berukuran relatif lebih besar. Sedikit udara dan
cairan juga mengisi lumen usus halus dan air fluid level yang minimal bukan
merupakan gambaran patologis. Air fluid level juga dapat dijumpai pada
lumen usus besar, dan tiga sampai lima fluidlevels dengan panjang kurang
dari 2,5 cm masih dalam batas normal serta sering dijumpai di daerah kuadran
kanan bawah.

2. Organ intraabdomen

a. Organ Intraperitoneal
S: Stomach
A: Appendix
L: Liver
T: Transverse colon
D: duodenum (pars superior)
S: Small intestines
P: Pancreas (only the tail though)
R: Rectum (satu pertiga proksimal)
S: Sigmoid colon
S: Spleen

b.Organ Retroperitoneal

S: Suprarenal gland

A: Aorta

D: Duodenum (bagian kedua dan ketiga)

P: Pankreas

U: Ureter

C: Colon (pars ascendens dan descendens)

K: Kidneys

E: Esophagus

R: Rectum

3. Kalsifikasi Pankreas

Pankreatitis kronis merupakan proses inflamasi pankreas yang progresif dan


menyebabkan kerusakan parenkim pankreas yang irreversibel berupa fibrosis
serta mengakibatkan disfungsi eksokrin dan endokrin.Foto rontgen
memperlihatkan kalsifikasi pankreas pada 25 59 % pasien yang merupakan
patognomonik pada pankreatitis kronik. Kalsifikasi primer muncul pada
kalkuli intraduktal baik pada duktus pankreatikus mayor maupun minor.
Foto polos abdomen kolelitiasis
Foto polos abdomen biasanya tidak memberikan gambaran yang khas karena
hanya sekitar 10-15% batu kandung empedu yang bersifat radioopak. Kadang
kandung empedu yang mengandung cairan empedu berkadar kalsium tinggi dapat
dilihat dengan foto polos. Pada peradangan akut dengan kandung empedu yang
membesar atau hidrops, kandung empedu kadang terlihat sebagai massa jaringan
lunak di kuadran kanan atas yang menekan gambaran udara dalam usus besar di
fleksura hepatika. Walaupun teknik ini murah, tetapi jarang dilakukan pada kolik
bilier sebab nilai diagnostiknya rendah.

Air fluid level


Foto polos abdomen dengan posisi terlentang dan tegak (lateral dekubitus)
memperlihatkan dilatasi lengkung usus halus disertai adanya batas antara air dan
udara atau gas (air-fluid level) yang membentuk pola bagaikan tangga.

Hearing bone
Jarak valvula conniventes satu sama lain yang normal adalah 14 mm. Jarak ini
akan melebar pada keadaan distensi usus halus. Akibat distensi usus halus, maka
valvula conniventes agak teregang dan bersama-sama dengan valvula conniventes
dari loop yang bertetangga, akan tampak di foto sebagai gambaran sirip ikan yang
disebut herringbone appearance.

4.Kelainan tulang belakang


a. Kongenital
Spina bifida
Hemivertebra
Sacralisasi
Lumbalisasi
Scoliosis

b. Infeksi
Spondilitis
- Diskus intervertebralis menyempit
- Perubahan bentuk korpus vertebrae lumbal 2 berbentuk baji dengan
-

lesi korotik
Pada kasus yang terlambat pembentukan tulang baru dan sklerotik
tidak sempurna

Osteomyelitis
- Pembengkakan jaringan lunak di dekat tulang yang terkena
- Stadium awal tanda destruksi tulang, terbentuk sequester karena
-

nekrosis tulang
Terbentuk tulang baru tulang menjadi opak (sklerotik)
Destruksi corpus destruksi diskus diskus menyempit abses
paravertebrae

c. Neoplasma
Tumor vertebrae

Metastasis vertebrae

Hernia nukleus pulposus

d. Trauma
Fraktur Vertebrae

Fraktur Kompresi

e. Degenerasi
Osteoporosis

Spondilosis
- Ditemukan adanya osteofit pada kolumna vertebrae yang bisa berupa
-

lipping, spur formation, atau bridging


Tonjolan yang asimetris dan berbeda bentuk
Penyempitan diskus intervertebralis
Tulang menjadi porotik
Korpus menjadi lebih pipih

5. IVP
IVP (Intravenous Pyelography) adalah jenis pemeriksaan dengan
menggunakan kontras. Tujuan dari adalah untuk mendapatkan gambaran
radiologi dari letak anatomi dan fisiologi serta mendeteksi kelainan patologis
dari ginjal, ureter, dan vesika urinaria. Selain itu, BNO-IVP dapat mendeteksi
adanya batu semi-opak ataupun batu non opak yang tidak dapat terlihat oleh
foto polos abdomen.
a. Persiapan
Persiapan Pasien
- Pasien makan bubur kecap saja sejak 2 hari (48 jam) sebelum
-

pemeriksaan BNO-IVP dilakukan.


Pasien tidak boleh minum susu, makan telur serta sayur-sayuran yang

berserat.
Jam 20.00 pasien minum garam inggris (magnesium sulfat), dicampur
1 gelas air matang untuk urus-urus, disertai minum air putih 1-2 gelas,

terus puasa.
Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak
bicara guna meminimalisir udara dalam usus.

Jam 08.00 pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan


pemeriksaan, dan sebelum pemeriksaan dimulai pasien diminta buang

air kecil untuk mengosongkan blass.


Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan dan penandatanganan informed consent.

Persiapan Media Kontras


-

Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana


jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg
berat badan.

Persiapan Alat dan Bahan


-

Peralatan Steril
Wings needle No. 21 G (1 buah)
Spuit 20 cc (2 buah)
Kapas alcohol atau wipes
Peralatan Un-Steril
Plester
Marker R/L dan marker waktu
Media kontras Iopamiro ( 40 50 cc)
Obat-obatan emergency (antisipasi alergi media kontras)
Baju pasien
Tourniquet

b. Indikasi
- Renal agenesis
- Polyuria
- BPH (benign prostatic hyperplasia)
- Congenital anomali :
Duplication of ureter n renal pelvis
Ectopia kidney
Horseshoe kidney
Malroration
- Hydroneprosis
- Pyelonepritis
- Renal hypertention
c. Kontraindikasi
- Alergi terhadap media kontras
- Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung

Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung


Multi myeloma
Neonatus
Diabetes mellitus tidak terkontrol/parah
Pasien yang sedang dalam keadaan kolik
Hasil ureum dan creatinin tidak normal

Colon in Loop
Colon in loop adalah teknik pemeriksaan secara radiologi usus besar dengan
menggunakan media kontras secara retrograde. Tujuan pemeriksaan ini
adalah untuk mendapatkan gambaran anatomis kolon untuk membantu
menegakkan diagnosa suatu penyakit/kelainan-kelainan pada kolon.
a. Persiapan
- Colitis
- Diverticulum
- Neoplasma
- Polip
- Volvulus
- Invaginasi
- Atresia
- Stenosis
b. Kontraindikasi
- Perforasi
- Obstruksi
- Refleks fagal
d. Persiapan
Persiapan Pasien
- 48 jam sebelum pemeriksaan pasien makan makanan lunak rendah
-

serat
18 jam sebelum pemeriksaan ( jam 3 sore ) minum tablet dulcolax
4 jam sebelum pemeriksaan ( jam 5 pagi ) pasien diberi dulkolak

kapsul per anus selanjutnya dilavement


Seterusnya puasa sampai pemeriksaan
30 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi sulfas atrofin 0,25 1 mg

/ oral untuk mengurangi pembentukan lendir


15 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi suntikan buscopan untuk
mengurangi peristaltic usus.

Persiapan Alat
-

Pesawat sinar x yang dilengkapi fluoroscopy

Kaset dan film sesuai kebutuhan


Marker
Standart irigator dan irigator set lengkap dengan kanula dan rectal tube
Sarung tangan
Penjepit atau klem
Spuit
Kain pembersih
Apron
Tempat mengaduk media kontras
Kantong barium disposible

6. Kelainan-kelainan yang biasa terjadi pada colon adalah keganasan, divertikel,


megacolon, obstruksi atau ileus, stenosis, volvulus, atresia dan colitis.

Gambar 1.Bowler hat signpadadivertikel (A) danpolip (B) sertaapple


coresignpadaca colon (C), Hirscprung disease (D),lead pipe appearance pada
colitis ulseratif (E).

Kelainan-kelainan yang dapat ditemukan dengan pemeriksaan IVP antara lain


hidronefrosis, pielonefritis, batu saluran kemih, keganasan,

D
E
Gambar 2. Gambaran radiologis hidronefrosis (A), pielonefritis kronik (B),
nefrolitiasis (C), ureterolitiasis (D), vesicolitiasis (E)

Anda mungkin juga menyukai