Anda di halaman 1dari 20

Kelompok : 13

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN


Pengetahuan dan Pendekatan Ilmiah
O
L
E
H

Konita Rahmatika
Meilia Kurnia Sari

(1411090192)
(1411090206)

Kelas
Fisika/D/IV
Dosen Pengampu : Dr. Yuberti, M.Pd

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari hari sering berhadapan berbagai hal atau keadaan, objekobjek, benda-benda, pristiwa-pristiwa dan sebagainya. Segala hal yang ada di
sekitar kita menjadi informasi atau pengetahuan dan bahkan menjadi bagian dari
pengalaman hidup.
Pengetahuan dapat bersumber dari pengalaman pribadi seseorang setelah
seseorangsecara empirik memiliki kapasitas untuk menjelaskan hal ihwal tetang
pribadinya, apakah berkaitan dengan objek atau benda yang ada di sekitarnya.
Misalnya sebagai petani suksesbiasanya menjalani hidup nya sebagai petani
bertahu tahun. Pengetahuan dan pengalaman hidup itu membentuk ia menjadi
sosok petani sukses. Kita ingin mendapatkan pengetahuan dan pengalaman hidup
petni tersebut sehingga meminta petani tersebut menjelaskan hidup petani ini
menjadi objek atau informasi.
Dikatakan bahwa pengetahuan (knowledge) adalahsegala sesuatuyang
telah dikenali atau diketahuian kesimpulan yang ditarik dari hal-hal yang dikenali
oleh manusia
1.2 Tujuan
1.) Agar dapat mempelajari pengetahuan dan pendekatan ilmiyah
2.) Agar dapat mengetahui pengetahuan dan pendekatan ilmiyah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI ILMU PENGETAHUAN


Dua istilah, yaitu pengetahuan dan ilmu pengetahuan ini sering digunakan
secara bergantian. Pengetahuan, berkenaan dengan hal yang biasanya kita ketahui
dalam kehidupan sehari-hari, atau yang oleh cohen, dkk. (2007) disebut sebagai
cammon-sense knowing, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan pengalaman
seseorang. pengetahuan dapat di definisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui
atau segala sesuatu yang berkenaan dengan hal (maliono, dkk.1988).
Pengetahuan dapat berupa fakta-fakta, misalnya pada saat tertentu kita
mengetahui bahwa jam beragkat kekantor atau sekolah jam 06.00. orang lain yang
sama-sama berangkat ke kantor atau kesekolah tidak jam 06.00 melainkan 06.30.
walaupun fakta memiliki pengetahuan tentang jam, tetapi fakta yang diketahui
pada saat sama-sama berangkat ke kantor atau ke sekolah berbeda. Pengetahuan
juga bisa bersifat informasi.
Ilmu dalam hal sebai ilmu pengetahuan berbeda dengan pengetahuan. Ilmu
pengetahuan memiliki makna yang luas dan menuntut teknik dan keterampilan
berfikir. Ilmu (science) didefinisikan sebagai, a systematic and controlled
extension of cammon sense (kerlinger & lee, 2000). Istilah ilmu mengarah pada
a tremendous body of knowledge (fraenkel, dkk. 2012), yaitu sebagai khasanah
pengetahuan yang dilandasi dengan metode pengetahuan tertentu. Ilmu
pengetahuan merupakan suatu usaha manusia scara terus-menerus dan mendalam
dengan menggunakan metode berfikir tertentu. Ilmu sebagai science merupakan
hasil aktivitas berpikir atau kegiatan olah pikir manusia. Dan ia bukanlah sekedar
produk yang siap dikonsumsikan (suriasumantri, 1985). Suriasumantri
menyatakan bahwa ilmu merupaka salah satu dari buah pemikiran manusia dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan. Ilmu pengetahuan sebagai suatu cabang studi,
(Vockell & Asher, 1995) berkenaan dengan pemerolehan prinsip-prinsip umum
yang dapat di uji tentang lingkungan alamiah melalui proses induksi, deduksi, dan
uji hipotesis. Proses induksi adalah penarikan kesimpulan melalui fakta-fakta atau
hal-hal khusus ke umum. Deduksi merupakan penarikan kesimpulan dari hal-hal

yang bersifat umum menuju yang lebih khusus. Uji hipotesis merupakan
pembuktian terhadap jawaban-jawaban secara tentatif dengan cara mencari buktibukti atau fakta-fakta dilapangan (empiris).
Mendefinisikan ilmu dan ilmu pengetahuan , menurut conant dinamis
(Karlinger & Lee, 2000). Statis, ilmu itu merupakan aktivitas yang memberikan
bantuan atau kontribusi informasi secara sistematik terhadap dunia luas. Menurut
sudut pandang dinamis ini disebutjuga pandangan heuristik. Maksudnya dalam
ilmu pengetahuan meekankan skemata konseptual yang salingberkaitan sehingga
berguna untuk penetian yang akan datang atau penlitian berukutnya.
Tugas ilmu (ilmu pengetahuan) itu menurut braithwaite (Kerlinger &Lee,
2000) yaitu untuk menetapkan hukum-hukum umum yang mencakup prilakuprilaku objek-objek atau pristiwa-pristiwa empiris yang berkenaan dengan
masalah keilmuan. Sumber-sumber pengetahuan yaitu (1) pengalaman
(experience) ; (2) kewenangan (authority); (3) berfikir deduktif (deductive
thinking); (4) berfikir induktif (inductive thinking); dan (5) pendekatan ilmiah
(scientific thinking

2.2 METODE PENGETAHUAN


Metodepengetahuan ilmiah merupakan salah satu cara yang sangat populer
dan komperhensif bagaimana para ilmuan memperoleh dan menguji prinsipprinsip, hukum-hukum dan generalisasi. Salah satu tokoh yang sangat terkenal
dengan metode ilmiah nya adalah John Dewey yang telah mengidentifikasi
langkah-langkah proses ilmiah , ada empat langkah pook dalam proses ilmiah
yaitu, 1) indetifikasi suatu masalah, 2) perumusan hipotesis, 3) penalaran dan
deduktif, 4) verifiksi, modifikasi, atau penolakan hipotesis.
Setelah kita menhajukan hipotesis, langkah berikutnya kita perlu mendapat
dukungan teoretik dan rasional . landasan teori atau pemikiran secara rasional
sebagai dasar untung pengujian hipotesis, menjadi sangat penting apakah hipotesis
yang kita ajukan didukung oleh teori yang ada ayai tidak. Metode bernalar
(reasoning) yang kita lakukan memberikan gambaran bahwa landasan teori dan

rasional itu perlu untuk memberikan alasan bahwa masalah yang ingin kita
pecahkan itu didukung dengan teori yang ada.

2.3 SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN


Mencari sumber pengetahuan dalam upaya untuk mencari atau memperoleh
jawaban yang benar terhadap suatu persoalan yang kita hadapi. Jawaban atas
persoalan-persoalan tersebut dapat berasal dari berbagai sumber pengetahuan.
Berkenaan dengan sumber-sumber pengetahuan dalam rangka mencari
kebenaran itu Ary, Jacobs & Sorensen (2010) mengategorikan menjadi lima hal
pokok , meliputi 1)pengalaman, 2) otoritas, 3)penalaran deduktif, 4) penalaran
induktif, 5) pendekatan ilmiah .

1. Pengalaman ( experience)
Sumber-sumber pengetahuan itu bisa berasal dari pengalam hidup sehari-hari,
yang dimiliki oleh seseorang. pengalaman hidup sehari-hari atau yang kita kenal
dengan istilah cammon-sense ini berupaya memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman-pengalaman ini, oleh fraenkel, wallen dan hyun (2012) disebut
sensory experience.

2. Kewenangan atau otoritas (authority)


Di samping itu, kita memperoleh pengetahuan dari seseorang yang memiliki
kewenangan, yaitu memiliki kemampuan atau kapabilitas tertentu dalam hal
tertentu wewenang atau otoritas dimiliki oleh seseorang yang sudah memiliki
keahlian dalam bidang tertentu. Wewenang ini sering juga dipakai sebagai
pegangan oleh seseorang dalam suatu usaha memecahkan persoalan persoalan
yang dihadapinya. Masalah perbankan dan moneter misalnya, hanya dipahami
oleh orang-orang yang telah mempelajari dan banyak berkecimpung dalam bidang
tersebut. Masalah-masalah yang menyangkut atau berhubungan dengan
kewenangan, misalnya terjadi kolosi dan korupsi disebuah bank atau perusahaan
sering kali mengundang perhatian publik, hal ini perlu pembuktian oleh akuntan.

3. Berpikir Deduktif (deductive thinking)


Berpikir deduktif disebut juga penalaran deduktif (deductive reasoning)
merupakan proses berpikir yang didasarkan pada pernyataan-pernyataan yang

bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus dengan meggunakan logika


tertentu.atau secara singkat dapat kita ungkapkan bahwa penalaran atau berpikir
deduktif itu adalah cara berpikir dari hal yang bersifat umum (general thinking) ke
hal-hal yang bersifat khusus (specific knowledge). Cara berpikir ini dilandasi
dengan suatu sistem penyusunan fakta yang sudah diketahui lebih dahulu untuk
sampai pada kesimpulan yang benar . Dasar-dasar berpikir yang dipakai oleh
pendekatan ini dilakukan melalui serangkaian pernyataan atau silogisme yang
bertolak dari tiga hal, ketiga dasar berpikir itu meliputi, 1) dasar pikiran utama
atau premis mayor, 2) dasar pemikiran kedua atau premis minor, 3) kesimulan
atau disebut juga deduksi.

1) dasar pemikiran utama atau premis mayor merupakan suatu pernyataan


umum dan universal. Dikatakan begitu karena stiap pernyataan
(statement) yang diungkapkan mengandung kebenaran umum dan berlaku
secara universal.
2) Dasar pemikiran kedua atau premis minor ini mengandung pernyataan
yang lebih khususdan merupakan bagian dari premis utama. Premis kedua
ini menjadi data pendukung ntuk menyatakan premis utama.
3) Kesimpulan atau deduksi dibuat berdasarkan kebenaran-kebenaran yang
dinyatakan dalam premis-premis baik mayor maupun minor. Kita tidak
dapat kesimpulan yang tepat jika premis utama dan premis kedua tidak
saling berhubungan.

Contoh-contoh silogisme
1. Premis mayor: planet-planet mengelilingi atau mengitari matahari
2. Premis minor: bumi adalah termasuk sebuah planet.
3. Kesimpulan: bumi mengelilingi atau mengitari matahari.

Pernyataan dalam premis utama atau mayaor benar karena memang planet lah
yang mingitari matahari, dan bukan sebaliknya matahari yag mengitari planetplanet. Pernyataan bahwa bumi adalah planet ,benar. Pernyataan-pernyataan baik
pada premis mayor maupun minor nya benar, maka dapat menyimpulkan bahwa
kedua premis itu paralel karena kedua nya sama-sama benar. Kesimpulan akan
menjadi salah apabila kita nyatakan bahwa matahari tidak dikelilingi planet.
4. Berpikir Induktif (Inductive Thinking)
Penalaran induktif mendasarkan pada pengamatan atau fakta dilapangan.
Untuk mengetahui bahwa premis-premis itu benar, yaitu dengan melakukan
penyelidikan atau pengamatan terhadap fakta-fakta yang ada dilapangan.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan fakta-fakta dikumpulkan berdasarkan
kejadian-kejadian atau perihal khusus yang kemudian dipakai untuk membuat
suatu kesimpulan umum.
Dalam berpikir induktif seseorang harus melakukan pengamatan atau
observasi sendiri, mencari fakta untuk mencapai suatu generalisasi. Dalam car
berpikir induktif kesimpulan akan tercapai dengan mengamati contoh fakta gejalagejala atau objek nya.
Contoh 1, induktif tak sempurna atau salah, apabila proposisi nya salah
1. Setiap harimau yang diamati bertaring
2. Harimau dan kambing adalah binatang menyusui.
3. Oleh sebab itu kambing binatang bertaring.

Kesimpulan diatas salah, karena antara kambing dan harimau, walaupun


keduanya adalah binatang menyusui, tidak saling berhubungan karena kambing
bukan binatang yang bertaring.

Contoh 2, proposisi dan kesimpulan yang benar


Contoh(a)
1. Harimau adalah binatang menyusui
2. Kambing adalah binatang menyusui
3. Oleh sebab itu hatimau dan kambing adalah bnatang menyusui

Contoh(b)
1. Harimau adalah binatang bertaring
2. Binatang bertaringpada umumnya termasuk binatang buas.
3. Oleh sebab itu harimau adalah binatang buas.
Contoh(c)
1. Kambing adalah binatang pemakan rumput
2. Binatang yang memakan rumput termasuk binatang yang memamahbiak
3. Oelh sebab itu, kambing adalah binatang memamah biak.

Kesimpulan diatas benar adanya karena antara fakta yang dikumpulkan


menjadi dasar untuk menentukan kesimpulan. Hal ini berbeda dengan contoh 1
dimana antara fakta dan kesimpulan tidak ada relevansinya dan bahkan antara
premis yang satu dengan yang lain tidak saling berkaitan.

5. Berpikir ilmiah (scientific thinking)


Proses berpikir ilmiah adalah proses melakukan penalaran terhadap sesuatu
hal sesuai dengan prosedur ilmiah. Sesuatu disebut ilmiah apabila bisa ditangkap
dengan rasio (pikir). Dengan sesuatu itu dikatakan rasional apabila cara
pemikirannya dilandasi oleh prosedur ilmiah, atau sesuatu dikatakan rasional
apabila dapat diterima oleh akal. Artinya, menurut pertimbangan akal atau pikiran
sehat, apabila seseorang menghadapi masalah maka untuk memecahkan atau
mengatasi masalah itu dengan menggunakan berbagai cara.pemecahan masalah itu
dilakukan dengan pendekatan ilmiah.
Secara deduktif , peneliti atau penyelidik bertolak daru suatu hipotesis, yaitu
mengungkapkan jawaban yang bersifat sementara (tentative). Apabila implikasi
yang didapa secara deduktif sesuai dengan pengetahuan yang sudah diterima
kebenarannya. Maka langkah selanjutnya, bekenaan implikasi perlu diuji secara
empiris melalui data yang dikumpulkan. Rumusan hipotesis inilah yang
membedakan antara pendekatan ilmiah (induktif-deduktif) dengan cara berpikir
induktif saja. Dalam pendekatan induktif, misalnya kita melakukan pendekatan
terlebih dahulu kemudian mengumpulkan informasi guna menarik kesimpulan.

2.4 PENDEKATAN ILMIAH DALAM PROSES PENELITIAN


Penelitian merupakan penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian atau
studi tentang suatu masalah. Penelitian merupakan suatu masalah. Penelitian
merupakan suatu cara yang tepat dan berguna untuk dapat memperoleh informasi
yang sahih dan dapat dipertanggung jawabkan. Tujuan penetian ilmiah yaitu
untuk menemukan jawaban suatu masalah. Penelitian pendidikan memiliki sifat
empiris-objektif. Artinya siapapun yang melakukan, asal dengan metode dan
objek yang sama, hasilnya dapat dibutikan dan relatif sama .
Jika pendekatan ilmiah itu kita terapkan untuk menyelidiki masalah
pendidikan maka hasilnya adalah penelitian pendidikan. Penelitian pendidikan
merupakan suatu cara yang dilakukan dan digunakan oleh para pendidik atau
penelitian pendidikan untuk memperoleh informasi yang signifkan dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai proses atau kegiatan pendidikan.

2.5 KARAKTERISTIK PROSES PENELITIAN


Ciri-ciri khusus karakteristik proses penelitian (tuckman, 1988) yaitu:
1)sistematis, 2)logis, 3)empiris, 4)reduktif, dan 5)pengulangan dan dapat
ditransmisi.

1. Sistematis
Penelitian merupakan suatu proses yang terstruktur, yaitu adanya aturan
atau kaidah yang dilakukan, yaitu kaidah yang dilakukan secara sistematis.
Sistematis artinya mengikuti suatu pola urutan tetap dari komponet sitem tersebut.
Pola urutan yang merupakan aspek-aspek dalam penelitian saling berkaitan satu
sama lain. Misalnya, ketika kita memaparkan latar belakang masalah penelitian
maka kita mecoba mengarahkan ke hal yang akan menjadi fokus atau masalh
penetian. Selanjutnya masalah penelitian mengarahkan kepada peneliti untuk
mengumpulkan bukti-bukti pendukung guna memberikan jawaban terhadap
masalah penelitian.

2. Logis
Peneltian mengikuti suatu sistem yang menggunakan logika berpikir yang
dapat diplikasikan pada berbagai bidang keilmuan. Dengan cara menerapkan
logika, peneliti juga dapat mengecek generalisasidalam konteks validitas
eksternalya. Logika yang valid membuat penelitian itu menjadi alat yang ampuh
dan canggih dalam membuat suatu keputusan dan kesimpulan. Hasil penelitian ini
tentu saja jauh dari sekedar intuisi atau yang menggunakan pengamatan
berdasarkan ingatan yang datang dari kepala off-the-top-off the-head tentang
data.

3. Empiris
Banyak kesimpulan yang bersifat abstrak yang mungkin mendahului
penelitian, tetapi hasil analisi data penelitian merupakan suatu hasil akhir dari
penelitian. Bersifat abstrak artinya tanpa didukung oleh hasil penelitian terlebih
dahulu, pengumpulan data dalam penelitian itulah yang menandai penelitian
penelitian sebagai sutu proses empiris. Data dikumpulkan dari lapangan yang
dapat dilakukan melalui pengamatan langsung dan tidak langsung. Pengamatan
langsung dilakukan dengan cara peneliti datang langsung berhadapan dengan
sumber datanya. Adapun pengamatan tak langsung dilakukan dengan alat bantu ,
msalnya daftar pertanyaan (questionaires).

4. Reduksi
Proses reduksi ini menerjemahkan realitas empiris kearah hal yang lebih
konseptual dan abstrak. Proses reduksi dimaksudkan untuk memahami hubungan
antara peristiwa atau kejadian, dan meramalkan bagaimana hubungan itu
diterapkan dalam konteks yang lain. Proses reduksi seperti ini memungkinkan
penelitian untuk menjelaskan (to-explain) bukan sekedar menggambarkan (to
describe).

10

5. Replika
Karena hasil penelitian itu direkam, digeneralisasikan, dan direplika
(diulang-ulang). Penelitian pada dasarnya bukan sekedar penghasil pemecahan
masalah sementara, melainkan hasil penelitian dapat dipakai untuk memberikan
pemecahan yang lebih aplikatif. Penelitian di anggap sebagai suatu proses yang
dapat di ulangdan ditransmisikan. Suatu proses yang dapat diualng
artinyapenelitian dapat dilakukan kembali dengan cara atau metode yang sama
dan mungkin juga menggunakan subjek dan seting yang berbeda dan lebih luas
untuk memperoleh validitas hasil.penelitian dapat ditransmisikan, artinya dapat
dipakai untuk kepentingan pemecahan masalah yang lebih luas.

2.6 PETIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM PROSES


PENELITIAN
1. Hak privasi atau nonpartisipasi
Untuk menjaga kerahasiaan hal-ihwal subjek penelitian, peneliti harus:
1. Menghindari adanya pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu
ditanyakan duluar konteks penelitiannya.
2. Menolak rekaman dari respons yang diberikan, jika
memungkinkan, dan yang paling pentng.
3. Memperoleh persetujuan dari responden berkenaan dengan
penelitiannya, sehingga peneliti tidak memiliki hak ntuk memaksa
kepada calon respondennya.

2. Hak tidak disebut nama


Para partisipan atau responden penelitian memiliki hak untuk tidak
menyebutkan namanya. Yaitu hak untuk tidak menyebutkan
identitasnya dalam penelitian. Untuk menjamin kerahasiaan nama, ada
dua cara yang digunakan. Pertama, peneliti biasanya tertarik untuk
menggunakan data kelompok daripada data tunggal, dengan demikian
sekor-sekor yang diperoleh dari individu-individu dikelompokkan
(pooled or grouped) secara bersama-sama dan dapat dilaporkan sebagi

11

rata-rata. Kedua, subjek yang dijadikan sebagai partisipan atau


responden diidentifikasi terlebih dahulu berdasarkan nomor bukannya
berdasarkan namnya.
3. Kerahasiaan
Disamping perlu memerhatikan kebebasan pribadi dan tanpa menyebut
namanya, peneliti juga harus melindungi kerahasiaan (privasi) subjek
atau responden. Kerahasian responden atau penjawab pertanyaan
(angket) dijaga, dengan tidak memberitahukan kepada pihak lain.
Untuk menjamin hal ini, peneliti seharusnya :
1. Menyusun semua data berdasarkan angka bukan nya berdasarkan
nama responden
2. Menghilangkan naskah-naskah tes secepat mungkin setelah
penelitian dilakukan
3. Apabila mungkinmemberikan kepada responden quesioner yang
dilengkapi dengan sampul dan bahkan disertai dengan prangko.

4.Meminta pertanggungjawaban peneliti


Akhirnya,setiap subjek atau responden (partisipan) yang dilihatkan dalam
penelitian memiliki hak untuk mengharapkan bahwa peneliti memiliki
kepekaan terhadap martabat manusia. Peneliti secara khusus menghargai
kemampuan partisipan(responden) bahwa mereka tidak merasa terganggu .
tanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan (privasi )dan kemampuan
respnden menjadi hal yang sanagt penting. Tanggung jawab ini menjadi
penciri sebagai seorang ilmuan, yaitu tanggung jawab ilmiah

12

2.7 LANGKAH-LANGKAH PROSES PENELITIAN


Unsur dasar proses penelitian menurut mikkelsen (2015) ada enam
komponen yang meliputi , 1) merumuskan masalah, 2)mengaji teori, 3)
mengumpulkan data, 4) melakukan analisis, 5) melakukan interpretasi, 6)
mngambil kesimpulan.seperti pada gambar .

Formulasi pertanyaan/
pertanayaan pemnelitian

Analisis

Teori

Data Empiris

Interpretasi

Kesimpulan/Jawaban

13

Ary, Jacobs, dan Sorensen (2010) menambahkan satu unsur lagi dalam
tahap-tahap penelitian, yaitu menjadi tujuh unsur, yaitu: 1) memilih masalah, 2)
mengkaji literatur, 3) menyusun rancangan, 4) mengumpulkan data, 5)
menganalisis data, 6)melakukan interpretasi, 7)melaporkan hasil. Seperti pada
gambar :

Memilih
masalah

Melaporkan
hasil

Mengkaji
literatur

Interpretasi
data

Rencangan
penelitian

Menganalisis
Data

Mengumpulkan
Data

14

Sedikit berbeda dengan langkah-langkah dalam proses penelitian sebagai


mana disajikan sebelumnya, Gill dan Johnson (dalam Gray, 2009) mengemukakan
ada delapan tahapan proses penelitian. Kedelapan langkah tersebut meliputi,
1)mengindentifikasi bidang pendidikan, 2)memilih topik, 3)merumuskan tujuan
penelitian, 4)menentukan pendekatan,5) memformulasikan rencana,
6)mengumpulkan informasi atau data, 7)menganalisis data, 8)menyampaikan
temuan. Digambarkan sebagai berikut:

Mengidentifikasi bidang penelitian

Memilih topik

Merumuskan tujuan penelitian

Menentukan pendekatan

Memformulasikan rencana

Mengumpulkan informasi atau data

Menganalisis data

Menyampaikan temuan

15

Hampir sejalan dengan langkah-langkah proses penelitian yang


dikemukakan oleh Ary dkk diatas, langkah-langkah penelitian secara sekuensial
dikemukakan oleh Neuman (2007). Ada tujuh langkah dalam proses penelitian ,
sebagaimana digambarkan :

1
Memilih topik

7
Menyampaikan
laporan

2
Memfokuskan
pertanyaan
TEORI

6
Menginterpretasikan
data

3
Desain penelitian

5
Menganalisis data

4
Mengumpulkan data

16

Berikut ini di sajikan langkah-langkah proses penelitian secara umum :

1. Identifikasi dan menentukan masalah


Ungkapkan masalah yang dikaji melalui penelitian berdasarkan hasil
analisis masalah. Banyak msalah yang kita hadapi, tetapi tidak semua
masalah yang dihadapi itu urgen untuk dipecahkan. Selanjutnya, pilihlah
masalah yang urgen tersebut dan segera dipecahkan. disamping urgen,
mendapat prioritas, masalah penelitian itu bisa dilaksankan (Feasable).

2. Kajian pustaka atau literatur


Berdasarkan identifikasi masalah yang akan dikaji, peneliti perlu bahan
acuan atau rujukan (referensi) untuk dijadika sebagai landasan teori.
Landasan teori ini dipakai sebagai dasar untuk pembahasan hasil
penelitian. Pemilihan bahan-bahan pustaka atau rujukan perlu
mempertimbangkan relefansinya dengan masalah yang diteliti atau dikaji.
Pilihlah rujukan yang mutahir dan akurat, karna rujukan itu akan
memberikan pijakan yang kukuh bagi penelitian yang kita lakukan .

3. Meyusun atau merumuskan hipotesis


Hipotesis (jika diperlukan oleh peneliti) disusun dan diajukan untuk
memberikan suatu alternatif jawaban sementara (tentative) terhadap hasil
penelitian, apakah sesuatu yang dikaji benar atau tidak. Penelitian ,
misalnya korelasional dan eksperimen memerlukan hipotesis, sedangkan
pengertian deskriptif, sigi(survei), kualitatif dan sejenisnya tidak
memerlukan hipotesis karna penelitian ini tidak menguji atau
membuktiakan hipotesis tetapi memaparkan keadaan, objek,
benda,orang,kejadian atau peristiwa tertentu. Hipotesis yang demikian ini
disebut sebagai hipotesis apriori atau hipotesis deduktif.

17

4. Identifikasi, klarifikasi, dan definisi oprasional variabel


Identifikasi variabel sering dilakukan oleh peneliti ketika telah
melakukan suatu analisis atau kajian masalah. Berdasarkan masalah yang
ingin diteliti, peneliti selanjutnya melakukan identifikasi dan memilahmilah. Berdasarkan indentifikasi variabel penelitian, selanjutnya peneliti
merumuskan masalah peneitian. Variabel penelitian diungkapkan secara
jelas, agar memudahkan peneliti melakukan aktifitasnya . dengan
melakukan identifikasi variabel, memudahkan peneliti untuk menentukan
tipe atau jenis variabel.

5. Rencana penelitian
Suatu rancangan penelitian dibuat sesuai dengan masalah dan tujuan
penelitian yang akan dikaji atau diteliti . rencana penelitian
mendeskripsikan hal-hal atau tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti.
Rancangan penelitian yang dipilih atau ditentukan oleh peneliti sangat
berguna untuk memberikan arah bagi peneliti untuk menjawab .

6. Penentuan poulasi dan sample


Populasi dan sampel, responden, partisipan, informan, dan subjek
penelitianditetapkan untuk memperoleh dukungan empiris hasil penelitian.
Populasi dan sampel ini ditentukansecara proporsional agar hsil penelitian
yang kita peroleh dapat digeneralisasikan secara luas.

7. Pemilihan dan pengembangan instrumen


Instrumen atau alat pengumpul data disusun dan dipilih sesuai dengan
tujuan dan teknik penelitiannya. Instrumen penelitian yang reliabel dan
valid akan memberikan data yang lebih tepat. Oleh sebab itu , pemilihan
dan pengembangan instrumen penelitian merupakan hal penting yang
harus diperhatikan peneliti.

18

8. Pengumpulan data
Pengumpulan data penelitian perlu dilakukan melalui prosedur-prosedur
tertentu. Setiap jenis penelitian menuntut prosedur yang berbeda-beda.data
penelitian yang telah dikumpulkan secara cermat dianalisi untuk
memberikan dukungan (pembuktian hipotesis) apakah benar atau tidak.

9. Pengolahan dan analisis data


Setiap data yang dikumpulkan perlu dianalisis. Sifat dan jenis data
tertentu menuntut teknik analisis data tertentu pula. Pengolahan dan
analisis data perlu dilakukan secara teliti, cermat, karna dapat
memengaruhi hasil penelitian, atau keputusan dan kesimpulan yang dibuat.

10. Interpretasi dan diskusi hasil penelitian


Interpretasi atau penapsiran hasil penelitian menjadi dasar untuk
pembahasan hasil penelitian. Interpretasi dan diskusi menjadi langkah
penting dalah setiap proses penelitian. Langkah ini menuntut perhatian dan
keseriusan peneliti dari setiap hasil olahn data yang diperolehnya.
Berdasarkan kajian analisis dan kristis inilah akan diperoleh suatu hasil
pemikiran rasional empiris peneliti.

11. Penyusunan laporan penelitian


Tahap akhir kegiatan penelitian adalah penyusun laporan. Laporan
penelitian ini merupakan bentuk dan bkti atas tanggung jawab ilmiah
seorang peneliti. Laporan penelitian memuat segala hal yang terkait
dengan keseluruhan proses kegiatan penelitian dari awal hingga akhir.

19

BAB III
KESIMPULAN

1. Ilmu pengetahuan memiliki makna yang luas dan menuntut teknik dan
keterampilan berfikir. Ilmu (science) didefinisikan sebagai, a systematic
and controlled extension of cammon sense (kerlinger & lee, 2000). Istilah
ilmu mengarah pada a tremendous body of knowledge (fraenkel, dkk.
2012), yaitu sebagai khasanah pengetahuan yang dilandasi dengan metode
pengetahuan tertentu. Ilmu pengetahuan merupakan suatu usaha manusia
scara terus-menerus dan mendalam dengan menggunakan metode berfikir
tertentu
2. Pengetahuan dapat bersumber dari pengalaman pribadi seseorang setelah
seseorangsecara empirik memiliki kapasitas untuk menjelaskan hal ihwal
tetang pribadinya
3. Dengan demikian, pengetahuan dapat berupa suatu fakta atau objek fisik
(konkret) dan sesuatu yang ditarik berdasarkan pengalaman pribadi
seseorang sehingga menjadi pengetahuan abstrak

20

Anda mungkin juga menyukai