Anda di halaman 1dari 13

BAB 4

METODE PENELITIAN
1

Rancangan Penelitian
Desain penelitian merupakan hasil akhir dari tahap keputusan yang dibuat

oleh peneliti yang berhubungan dengan bagaimana penelitian dapat diterapkan.


Berdasarkan tujuan penelitian maka desain penelitian yang digunakan adalah
studi korelasional yaitu mengkaji hubungan variabel . Pada penelitian ini
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional dimana peneliti
hanya melakukan penelitian atau pengukuran pada saat yang bersamaan.
( Nursalam, 2003 ).
Hubungan

variabel

pada

penelitian

korelasional,

peneliti

mencari,

menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang


ada. Pada penelitian ini akan dilakukan analisa data tentang hubungan tingkat
pengetahuan santri tentang skabies dengan kejadian skabies di Pondok
Pesantren Darul Istiqomah Desa Pakuniran Kecamatan Maesan Kabupaten
Bondowoso tahun 2011.
Sampel perlu mewakili rentang nilai yang ada. Hubungan ini mengacu pada
kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variabel yang lain.
Adapun skema penelitian korelasional adalah sebagai berikut :

Variabel 1

Diskrip
si

Uji
Variabel 2

Diskrip
si

Gambar 4.1 Gambar hubungan variabel terhadap hasil penelitian

26

Populasi dan Sampel


1

Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2002:108)

Populasi dalam penelitian ini adalah santri putra kelas 1 s/d kelas 6 di Ponpes
Darul Istiqomah Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso. Dalam penelitian
ini jumlah populasi adalah 56 orang
4.2.2 Sampel
Menurut Notoatmodjo, 2005:79 sampel adalah sebagian dari keseluruhan
objek yang diteliti dan dianggap mewakili dari seluruh objek yang diteliti tersebut.
Atau menurut Sugiono, 2005, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
populasi yaitu santri putra yang ada di Ponpes Darul Istiqomah yang di skreening
selama waktu penelitian, selama 30 hari, kurang lebih 2 kali dalam kegiatan
kunjungan pelayanan kesehatan sebanyak 56 orang.
3

Kriteria sampel

Santri putra di pondok pesantren Darul Istiqomah

Kelas 1 s/d kelas 6

Bersedia menjadi responden

4.2.4

Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi dari populasi agar dapat mewakili

populasi. Teknik sampling adalah cara cara yang ditempuh untuk mendapatkan
sampel yang benar benar sesuai dengan subyek penelitian. ( Nursalam,
2003 ).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
sampling jenuh. Sampling jenuh adalah tehnik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. (Sugiyono, 2005 : 96)

Lokasi dan Waktu Penelitian

1 Tempat penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Darul Istiqomah Desa
Pakuniran Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso, dengan melibatkan
semua santri putra yang tinggal di pondok, dan ikut dalam kegiatan pelayanan
kesehatan pondok pesantren yang diadakan 1 2 kali tiap bulannya.
2

Waktu penelitian.
Pelaksanaan penelitian akan dilakukan pada bulan Maret 2011 sampai
dengan bulan April 2011.
4

Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini ada dua yaitu satu variabel independen dan

satu variabel dependen


1

Variabel independen
Variabel independen menurut Sugiono, 2003:3 adalah variabel yang

menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen. Jadi variabel


independen dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan santri.
2

Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel independen. Ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok lain. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah kejadian skabies
5 Bahan dan Instrumen/alat Penelitian
Instrumen

penelitian

adalah

alat-alat

yang

digunakan

untuk

mengumpulkan data, instrumen ini dapat berupa pertanyaan (questioner).

(Notoatmodjo, 2005). Uji coba instrumen dilakukan kepada 25 orang dan


dilakukan di luar tempat penelitian yang berbeda. Uji instrumen akan dilakukan
pada tanggal 23 Pebruari 2011 , di Ponpes Miftahul Ulum Desa Suco Lor
Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso. Alat ukur penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala Guttman. Peneliti
memilih metode ini karena skala pengukuran Guttman lebih dimaksudkan untuk
mendapatkan

ketegasan

pengetahuan

responden.

jawaban

responden,

Sehingga

dan

pengukuran

mengetahui
menggunakan

tingkat
skala

pengukuran ini dianggap relevan dengan pendekatan crossectional. Adapun


bentuk pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan multiple choice.
Pertanyaan disusun berdasarkan tinjauan pustaka dengan tujuan untuk
mengetahui gambaran pengetahuan santri tentang penyakit skabies. Jawaban
yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah atau tidak diisi, diberi nilai 0.
( Sugiono : 96, 2006 )
1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai vailiditas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006). Untuk mengukur tingkat validitas
instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment
yang dikemukakan oleh Pearson. Besarnya tingkat validitas ditunjukkan dengan
nilai koefisien korelasi yang mempunyai simbol rxy. Rentang nilainya berkisar dari
-1 hingga 1 dan dikatakan valid apabila nilai r mendekati 1.
Hasil uji validitas didapatkan rentang nilai alfa dari 0,6920,956.
Sedangkan ketentuan alat uji dikatakan valid apabila nilai r tabel mendekati 1
dengan rentang nilai -1 sampai dengan 1. Dengan demikian alat uji pada
penelitian ini valid dan dapat digunakan pada penelitian Hubungan Tingkat

Pengetahuan Santri Putra Dengan Kejadian Skabies Di Pondok Pesantren Darul


Istiqomah.
2

Reliabilitas
Reliabilitas mengandung pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tesebut sudah baik (Arikunto, 2006). Untuk mengukur tingkat reliabilitas
instrumen pada penelitian ini menggunakan uji Alpha. Besarnya tingkat
reliabilitas disebutkan dengan nilai koefisien alpha yang mempunyai simbol r11.
Instrumen penelitian dikatakan valid apabila nilai r11 mendekati 1.
Hasil uji reabilitas didapatkan hasil alfa sebesar 0, 981 sesuai reliabilitas
tabel spss. Uji reliabilitas dikatakan valid apabila alat uji setelah diuji dengan hasil
uji r tabel mendekati 1. Dengan dasar ini maka kuisioner yang telah disusun
dapat digunakan pada penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang
Penyakit Skabies Dengan Kejadian Skabies Di Pondok Pesantren Darul
Istiqomah Di Desa Pakuniran Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso yang
dilaksanakan mulai bulan Maret 2011 s/d bulan April 2011.

Definisi Oprasional

Variabel
Independe
n:
Tingkat
Pengetahua
n santri
tentang
skabies

Definisi
Operasiona
l
Segala
sesuatu
yang
diketahui, dan
dipahami
santri
tentang
penyakit skabies

Indikator

Tingkat
Pengetahuan
santri tentang :
Pengertian penyakit
gudig/scabies
Penyebab penyakit
skabies
Gejala penyakit
skabies
Proses penyebaran
skabies
Cara pencegahan
penyakit skabies
Cara menjaga
kebersihan badan
yang baik
Cara menjaga
kebersihan
lingkungan

Alat
Ukur

Skala

Skala
Ordinal
Guttman,
Kuisioner
.

Skor

Jawaban
Benar = 1
Jawaban
Salah = 0
Penilaian :
Baik =
76%-100%
Cukup baik
=
58% -75 %
Kurang baik
=
< 58 %

Dependen
:
Kejadian
skabies

Tabel 4.6
7
1

suatu
keadaan
dimana
seseorang
pernah
menderita
penyakit
kulit
skabies
yang
dialami
selama
tinggal di
pondok
pesantren.

Menggunakan
kuesioner yg berisi
pertanyaan
tentang :
Apakah santri
pernah terkena
skabies
Kapan terkena
Skabies

Observa
si
terfokus

Nominal

Bila
menderita
skabies
= 1
Bila tidak
terkena
skabies
= 0

Definisi oprasional penelitian hubungan tingkat pengetahuan


santri tentang penyakit skabies dengan kejadian skabies

Prosedur Penelitian

Peneliti mengajukan surat permohonan penelitian dari institusi kepada


Pengasuh Pondok Pesantren Darul Istiqomah di Desa Pakuniran kecamatan
Maesan Kabupaten Bondowoso

Peneliti memohon persetujuan santri pondok pesantren Darul Istiqomah untuk


bersedia menjadi responden penelitian. Bila santri bersedia maka santri
diminta untuk mengisi lembar persetujuan atau informed consent.

Peneliti

memberi

penjelasan

kepada

responden

tentang tata cara

pengisian kuesioner dan meminta responden untuk mengisi lembar lembar


kuisioner tersebut.
4

Peneliti

tetap

berada

di

tempat

penelitian,

agar apabila responden

mengalami kesulitan dalam pengisian kuesioner peneliti dapat memberikan


penjelasan mengenai bagian kuesioner yang ditanyakan.

Setelah

responden

mengisi

kuesioner,

peneliti memeriksa kembali

kelengkapan jawaban dari responden agar apabila ada jawaban yang kurang
lengkap peneliti dapat meminta responden agar melengkapi.
6

Setelah semua kuesioner diisi, peneliti mengumpulkan kembali kuesioner


yang

telah disebarkan, kemudian mengucapkan terima kasih kepada

responden

atas

partisipasinya

menjaga

kerahasiaan

dalam penelitian

dan

berjanji

tetap

dan menggunakan data tersebut sebagaimana

mestinya.
Rencana Analisa Data
4.8.1 Pengolahan Data
Cara pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan komputer yang
meliputi editing, koding, scoring dan tabulating data
Kegiatan dalam analisa data adalah mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan penghitungan
untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan penghitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2005 : 169)
Setelah data terkumpul selanjutnya adalah melakukan pengolahan data,
dengan tahapan sebagai berikut :
1

Editing, dimaksudkan untuk melihat apakah data yang diperoleh sudah terisi
lengkap atau kurang lengkap. Data mentah yang berhasil dikumpulkan
merupakan cikal bakal informasi. ( Istijanto, 2006 : 133 ) Kuesioner yang telah
diisi oleh responden terlebih dahulu diedit untuk mengecek kebenaran data
berdasarkan pengisian kuesioner. Pada tahap editing ini peneliti melakukan
pengecekan kelengkapan data-data yang ada terutama dalam kelengkapan
data baik kuesioner maupun data observasi. Editing dilakukan untuk

memastikan apakah pertanyaanpertanyaan yang disusun sedemikian rupa


telah sesuai dengan isi yang akan disadap melalui alat ukur melalui kuesioner.
2

Coding,

yaitu

mengklasifikasikan

jawaban

dari

responden

menurut

macamnya. Coding merupakan metode untuk mengkonfersikan data yang


dikumpulkan selama penelitian ke dalam simbol. Tehnik ini dilakukan dengan
memberikan tanda pada masing-masing jawaban dengan kode yang berupa
angka, kemudian dimasukkan dalam tabel guna mempermuah membacanya.
Untuk jawaban responden, jawaban yang benar diberi nilai 1 dan bila salah
diberi nilai 0. Untuk penilaian dengan kategori baik di beri kode 2, cukup baik
1 dan tidak baik 0. Untuk data umur responden diberi kode 1 untuk rentang
usia 11-13 tahun (remaja awal), kode 2 untuk rentang usia 14-16 tahun
(remaja pertengahan), kode 3 untuk rentang usia 17-20 tahun (remaja akhir)
dan kode 4 untuk usia di atas 20 tahun (dewasa). Untuk data riwayat kejadian
skabies di beri kode 1 untuk yang pernah mengalami, kode 0 untuk yang tidak
pernah mengalami. Untuk data pendidikan responden, kode 1 untuk kelas 1,
kode 2 untuk kelas 2, kode 3 untuk kelas 3, kode 4 untuk kelas 4, kode 5
untuk kelas 5, dan kode 6 untuk kelas 6
3

Scoring, pertama dilakukan pada pertanyaan aspek pengetahuan santri


tentang skabies. Variabel pengetahuan, jawaban benar nilai 1, salah nilai 0,
dengan kriteria Kurang baik: < 58 %, cukup baik 58 % - 75 %, Baik 76 % 100 %. Sedangkan pada hasil observasi kejadian skabies, jika pernah terkena
skabies diberi nilai 1, dan jika tidak pernah terkena skabies diberi nilai 0.

Tabulating, peneliti menyusun data dalam bentuk tabel distribusi frekwensi yang
sesuai dengan karakteristik masingmasing responden.
4.8.2 Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisa, adapun analisa data meliputi:
1 Analisa univariat

Analisis ini digunakan untuk menjelaskan masing-masing variabel yang


meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Analisisnya meliputi analisis
persentase.
2

Analisa bivariat
Analisa ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat

pengetahuan santri dengan kejadian skabies.


a

Dari hasil kuesioner, jawaban untuk pengetahuan, responden yang benar


dinilai 1, sedangkan yang salah atau tidak diisi diberi nilai 0. Penilaian
dilakukan terhadap 56 responden. Untuk kejadian skabies, yang pernah
terkena diberi nilai 1 dan yang tidak terkena diberi nilai 0. Dikatakan baik
apabila jawaban responden pada prosentase 76%-100% diberi kode 0, cukup
baik antara 56%-75% diberi kode 1, dan kurang baik bila <55% diberi kode 2.

Data-data ini dimasukkan kedalam program spss. Kode-kode tersebut


dimasukkan dalam variabel view, diberi label dan value sesuai kode. Scale
pengetahuan adalah ordinal, dan scale kejadian skabies adalah nominal. Lalu
masing-masing variabel diisikan kedalam kolom data view, kemudian dilihat
pada data view. Data view merupakan tabulasi dari variabel view yang diisi
dengan kode-kode yang sudah ditentukan sesuai dengan kategori di atas.

Langkah berikutnya adalah melakukan uji korelasi melalui discriptive statistik


dan crosstab dengan terlebih dahulu memasukkan tingkat pengetahuan
kedalam row dan kejadian skabies ke dalam colum, kemudian menentukan
jenis uji hipotesis yang akan dilakukan, pada tahap ini bisa ditentukan jenis uji
statistik yang akan digunakan.

Selanjutnya uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan tehnik uji statistik


Korelasi Wilcoxon. Dengan alasan untuk menguji hipotesis asosiatif/
hubungan (korelasi) bila variabel independen berbentuk ordinal, dan variabel
dependennya berbentuk nominal digunakan teknik statistik ini. (Sugiyono,

2005). Cara pengambilan keputusan : 1) Cara Klasik, yaitu membandingkan


nilai hitung dengan nilai tabel, 2) Cara Probability, dimana P value/nilai
signifikasi = . H1 diterima jika P value (0,05), H1 ditolak jika P value >
(0,05).

Hubungan antar variabel dinyatakan dalam nilai koefesien korelasi (r).


Menurut

Sugiyono (2005 : 214), untuk membuktikan penafsiran terhadap

yang ditentukan apakah besar atau kecil tingkat hubungannya, maka


digunakan pedoman dibawah ini :
Interval Koefesien

Tingkat Hubungan

0,00 0,199

Sangat Rendah

0,20 0,399

Rendah

0,40 0,599

Sedang

0,60 0,799

Kuat

0,80 1,000

Sangat Kuat

Tabel 4.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisiensi Korelatif.


9

Etika Penelitian
Pada penelitian ilmu keperawatan, karena hampir 90% subyek yang

digunakan adalah manusia, maka peneliti harus memahami prinsip-prinsip

penelitian. Secara umum prinsip etika dalam penelitian/pengumpulan data dapat


dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
1

Prinsip Manfaat.
1

Bebas dari penderitaan.


Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada
subyek.

Bebas dari eksploitasi.


Subyek harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian atau
informasi yang telah diberikan tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang
bisa merugikan subyek dalam bentuk apapun.

Risiko (benefits ratio).


Peneliti

harus

Keuntungan

secara
yang

hatihati
akan

mempertimbangkan

risiko

dan

berakibat kepada subyek pada setiap

tindakan.
2

Prinsip menghargai hak azasi manusia (respect human dignity).


1

Hak untuk ikut / tidak ikut menjadi responden (right to self-determination).


Subyek mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi
subyek ataupun tidak tanpa adanya sangsi apapun.

Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full
disclosure).
Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung
jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subyek.

Informed concent.
Subyek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian yang akan dilaksanakan. Pada informed concent juga perlu

dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk


pengembangan ilmu.
3

Prinsip keadilan (right to justice)


1

Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment).


Subyek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah
keikutsertaannya dalam penelitian tanpa ada diskriminasi.

Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)


Subyek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
dirahasiakan, untuk itu perlu adanya anonymity (tanpa nama), dan
confidentiality (rahasia).

(Nursalam, 2003 : 118)

Anda mungkin juga menyukai