1.
Aspek
Lokasi
Kondisi Seharusnya
Kondisi Di lapangan
Memperhatikan lingkungan dan topografi Memiliki topografi yang landai dan datar
sehingga kotoran dan limbah yang dengan ketinggian 200 m dpl
dihasilkan tidak mencemari lingkungan
Jarak antara usaha pembibitan sapi Jarak antara usaha pembibitan sapi
potong dengan usaha pembibitan unggas potong dengan usaha pembibitan unggas
minimal 1.000 meter
yaitu 2.000 meter
2.
Lahan
Kesesuaian/koreksi
3.
Sumber Air
03.647/0423.07/2008
Penggunaan sumber air tanah tidak Selama ini tidak terdapat keluhan
mengganggu ketersediaan air bagi masyarakat mengenai penggunaan air,
masyarakat
kedalaman sumur summermersible
mencapai 100 m
4.
Peralatan:
- tempat pakan dan tempat minum;
5.
Bibit
Bibit
sapi potong
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga)
kelompok, yaitu:
sapi bibit
sebagai
jantan
harus
siap
alat kelaminnya.
6.
Pakan
Setiap usaha pembibitan sapi potong Pakan berupa hijauan dan konsentrat
harus menyediakan pakan yang cukup yang diproduksi sendiri oleh perusahaan
bagi ternaknya, baik yang berasal dari
pakan hijauan, maupun pakan konsentrat.
Pakan hijauan dapat berasal dari rumput, Pakan hijauan yaitu rumput Taiwan dan
leguminosa, sisa hasil pertanian dan jerami
dedaunan yang mempunyai kadar serat
yang relatif tinggi dan kadar energi
rendah.
Pakan konsentrat yaitu pakan dengan Pakan konsentrat diproduksi sendiri dan
kadar serat rendah dan kadar energi setiap status ternak berbeda-beda jenis
tinggi, tidak terkontaminasi mikroba, pakan konsentratnya.
penyakit, stimulan
pertumbuhan,
hormon, bahan kimia, obat-obatan,
mycotoxin melebihi tingkat yang dapat
diterima oleh negara pengimpor.
Air minum disediakan ad libitum.
7.
Obat hewan
Obat hewan yang digunakan meliputi Obat hewan yang digunakan yaitu
sediaan biologik, farmasetik, premik dan sediaan biologik, farmasetik, premik dan
obat alami.
obat alami.
Obat hewan yang dipergunakan seperti Setiap obat memiliki nomor pendaftaran
bahan kimia dan bahan biologik harus tersendiri.
memiliki nomor pendaftaran.
Untuk sediaan
dipersyaratkan
No.
Aspek
Kondisi Seharusnya
pendaftaran.
1. Pemeliharaan
Dalam
pembibitan
sapi
potong,
Penggunaan obat keras harus di bawah
pemeliharaan ternak dapat dilakukan
pengawasan dokter hewan sesuai
dengan sistem pastura (penggembalaan),
ketentuan peraturan perundang-udangan
sistem semi intensif, dan sistem intensif.
yang berlaku di bidang obat hewan.
2. Produksi
Berdasarkan
tujuan
produksinya,
8.
Tenaga Kerja
Sehat jasmani dan rohani
pembibitan sapi potong dikelompokkan
memiliki
luka terbuka
ke Tidak
dalam
pembibitan
sapi potong
bangsa/rumpun murni dan pembibitan
Jumlah tenaga kerja sesuai kebutuhan
sapi potong persilangan.
pada pembibitan sapi potong dengan
3. Seleksi Bibit
Sapi
Indukintensif, setiap satu orang/hari
sistem
kerja,
untukharus
5 satuan
ternak
(ST)
a. sapi
induk
dapat
menghasilkan
anak secara teratur;
Telah
mendapat pelatihan
b. anak jantanteknis
maupun
betina sapi
tidakpotong.
cacat
pembibitan
dan mempunyai rasio bobot sapih umur
205 hari (weaning weight ratio) di atas
rata-rata.
Calon Pejantan
Ada
Calon induk
a. bobot sapih terkoreksi terhadap umur
205 hari umur induk dan
musim kelahiran, di atas rata-rata;
b. bobot badan umur 365 hari di atas ratarata;
c. penampilan fenotipe sesuai dengan
rumpunnya.
4.
Perkawinan
5.
Ternak
Pengganti
(Replacement
Stock )
6.
Afkir (Culling)
7.
Pencatatan
(Recording)
8.
Persilangan
9.
Sertifikasi
10. Kesehatan
Hewan
Sertifikat induk elite untuk sapi induk yang telah terseleksi dan memenuhi standar.
1. Situasi penyakit
Pembibitan sapi potong harus terletak di daerah yang tidak terdapat gejala klinis atau bukti lain tentang
mulut dan kuku (Foot and Mouth Disease), ingus jahat (Malignant Catarhal Fever), Bovine Ephemeral Fe
biru (Blue Tongue), radang limpa (nthrax), dan kluron menular (Brucellosis).
Pencegahan/Vaksinasi
b. pembibitan sapi potong harus melakukan vaksinasi dan pengujian/tes laboratorium ter- hadap
tertentu yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang
c. mencatat setiap pelaksanaan vaksinasi dan jenis vaksin yang dipakai dalam kartu kesehatan ternak
f. dilakukan
tindakan
1). Lokasi usaha tidak mudah dimasuki binatang liar serta bebas dari hewan peliharaan lainnya ya
menularkan penyakit
2). Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan dengan menyemprotkan insektisida pembasmi serangga,
hama lainnya
3). Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari satu kelompok ternak ke kelompok ternak
pekerja yang
melayani ternak yang sakit tidak