Jtptunimus GDL Pertiwig0a 5464 2 Babii PDF
Jtptunimus GDL Pertiwig0a 5464 2 Babii PDF
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka
ragam, dapat berasal dari ketiga (3) dermoblast (ektodermal, endodermal,
mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam
(Smeltzer & Bare, 2002).
Terdapat pada usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa reproduksi
30% dan 10% terpadat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak
(benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak jelas / pasti ganas (borderline
malignancy atau carcinoma of low maligna potensial) dan jelas ganas (true
malignant) (Priyanto, 2007).
Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun
padat. Kanker ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di
bagian dalam sehingga tidak mudah terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru
ditemukan pada stadium lanjut dan telah menyebar (metastasis) kemana-mana
(Wiknjosastro, 1999).
Uterus wanita yang tidak hamil terletak pada rongga panggul antara
kandung kemih di anterior dan rectum posterior.
Uterus wanita nullipara panjang 6-8 cm, dibandingkan dengan 9-10
cmpada wanita multipara. Berat uterus wanita yang pernah melahirkan
antara 50-70 gram sedangkan pada yang belum pernah melahirkan
beratnya 80 gram atau lebih.
Uterus terdiri atas:
1) Fundus uteri
Merupakan bagian uterus proksimal, disitu kedua tuba falopi
berinsersi ke uterus. Di dalam klinik penting diketahui sampai dimana
fundus uteri berada, oleh karena tuanya kehamilan dapat di perkirakan
dengan perabaan fundus uteri.
2) Korpus uteri
Merupakan bagian uterus yang terbesar. Rongga yang terdapat
pada korpus uteri disebut kavum uteri. Dinding korpus uteri terdiri dari
3 lapisan: serosa, muskula dan mukosa. Mempunyai fungsi utama
sebagai perkembangan janin.
3) Servik uteri
Servik merupakan bagian uterus dengan fungsi khusus, terletak
di bawah isthmus. Servik memiliki serabut otot polos namun terutama
terdiri atas jaringan kolagen, ditambah jaringan elastin serta pembuluh
darah. Kelenjar ini berfungsi mengeluarkan secret yang kental dan
lengket dari kanalis servikalis. Jika saluran kelenjar servik tersumbat
dapat berbentuk kista, retensi berdiameter beberapa millimeter yang
disebut sebagai folikel nabothian.
8
ligamentum yang
menahan
uterus
dalam
10
11
c. Tuba Falopi
Tuba falopi marupakan saluran ovum yang terentang antara kornu
uterine hingga suatu tempat di dekat ovarium dan merupakan jalan ovum
mencapai rongga uterus. Panjang tuba falopi antara 8-14 cm, tuba tertutup
oleh peritoneum dan lumennya dilapisi oleh membrane mukosa.
Tuba falopi terdiri atas Pars interstisialis (bagian yang terdapat di
dinding uterus), Pars Ismika (merupakan bagian medial tuba yang sempit
seluruhnya), Pars Ampularis (bagian yang terbentuk agak lebar, tempat
konsepsi terjadi), Pars Infudibulum (bagian ujung tuba yang terbuka
kearah abdomen dan mempunyai fimbria. Fimbria penting artinya bagi
tuba untuk menangkap telur dan kemudian menyalurkan ke dalam tuba).
menstruasi.
Ovulasi
yaitu
pematangan
folikel
graaf
dan
membentuk,
mengembang
serta
melepaskan
ovum
dan
C. Etiologi
Menurut Hidayat (2009) Ovarium terletak di kedalaman rongga pelvis. Bila
timbul kanker, biasanya tanpa gejala pada awalnya sehingga sulit ditemukan,
membuat diagnosis tertunda. Ketika lesi berkembang dan timbul gejala, sering
14
kali sudah bukan stadium dini. Maka terdapat 60-70% pasien kanker ovarium saat
didiagnosis sudah terdapat metastasis di luar ovarium. Penyebab kanker ovarium
hingga kini belum jelas, tapi faktor lingkungan dan hormonal berperan penting
dalam patogenesisnya. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi
kanker ovarium, diantaranya:
1. Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada
sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi.
Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses
transformasi menjadi sel-sel tumor.
2.
D. Patofisiologi
Tumor ganas ovarium diperkirakan sekitar 15-25% dari semua tumor
ovarium. Dapat ditemukan pada semua golongan umur, tetapi lebih sering pada
usia 50 tahun ke atas, pada masa reproduksi kira-kira separuh dari itu dan pada
usia lebih muda jarang ditemukan. Faktor predisposisi ialah tumor ovarium jinak.
Pertumbuhan tumor diikuti oleh infiltrasi, jaringan sekitar yang menyebabkan
berbagai keluhan samar-samar. Kecenderungan untuk melakukan implantasi
dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang
menghasilkan asites (Brunner dan Suddarth, 2002).
15
16
E. Manifestasi Klinis
Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama. Gejala
umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
1. Stadium Awal
a. Gangguan haid
b. Konstipasi (pembesaran tumor ovarium menekan rectum)
17
2. Stadium Lanjut
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut)
c. Perut membuncit
d. Kembung dan mual
e. Gangguan nafsu makan
f.
g. Sesak nafas
h. Dyspepsia
18
F. Pathways
Sering bergantian pasangan hygiene
seksual kurang, infeksi virus, HIV
Proses peradangan
Kerusakan jaringan
Hyperplasia / metaplasia
Lheukore
Senggama
Sekresi berlebihan
berbau
Dispareunia
Perdarahan pasca
caitus
Sistem Pencernaan
Sistem Perkemihan
Sistem Integumen
Sistem Hematologi
Gangguan aktivitas
Resiko nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
HDR
19
G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
1. Asites
Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke strukturstruktur yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui
penyebaran benih tumor melalui cairan peritoneal ke rongga abdomen dan
rongga panggul.
2. Efusi Pleura
Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran
limfe menuju pleura.
20
H. Konsep Kemoterapi
Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat
sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel
kanker (Hidayat, 2008) :
1. Prinsip Kerja Obat Kemoterapi (sitostatika) terhadap kanker
Sebagian besar obat kemoterapi (sitostatika) yang digunakan saat
ini bekerja terutama terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi,
semakin aktif sel-sel kanker tersebut berproliferasi maka semakin peka
terhadap sitostatika hal ini disebut Kemoresponsif, sebaliknya semakin
lambat prolifersainya maka kepekaannya semakin rendah, hal ini disebut
Kemoresisten.
Obat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah :
a. Obat golongan Alkylating agent, platinum Compouns, dan Antibiotik
Anthrasiklin obst golongsn ini bekerja dengan antara lain mengikat
DNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan
replikasi.
21
22
d. Kemoterapi Neo-Adjuvan
Diberikan mendahului/sebelum pengobatan /tindakan yang lain seperti
pembedahan atau penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi
lagi. Tujuannya adalah untuk mengecilkan massa tumor yang besar
sehingga operasi atau radiasi akan lebih berhasil guna.
3. Cara pemberian obat kemoterapi
a. Intra vena (IV)
Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus
IV pelan-pelan sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 120
menit, atau dengan continous drip sekitar 24 jam dengan infusion
pump upaya lebih akurat tetesannya.
b. Intra tekal (IT)
Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan
tumor dalam cairan otak (liquor cerebrospinalis) antara lain MTX,
Ara.C.
c. Radiosensitizer, yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi,
tujuannya untuk memperkuat efek radiasi, jenis obat untukl kemoterapi
ini antara lain Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea.
d. Oral
Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran, Alkeran,
Myleran, Natulan, Puri-netol, hydrea, Tegafur, Xeloda,
Gleevec.
23
24
25
a. Efek amping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul dalam
24 jam pertama pemberian, misalnya mual dan muntah.
b. Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects) yang timbul dalam
beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian, misalnya netripenia
dan stomatitis.
c. Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side Effects) yang
timbul dalam beberapa hari sampai beberapa bulan, misalnya neuropati
perifer, neuropati.
d. Effek samping yang terjadi kemudian (Late Side Effects) yang timbul
dalam beberapa bulan sampai tahun, misalnya keganasan sekunder.
samping
gastrointestinal,
supresi
yang
selalu
sumsum
hampir
tulang,
dijumpai
kerontokan
adalah
gejala
rambut.
Gejala
26
sitistatika
selanjutnya
karena
banyak
diantaranya
yang
dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran
kencing relatif kecil dan lebih mudah diatasi.
27
I. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Merupakan pilihan utama, luasnya prosedur pembedahan ditentukan oleh
insiden dan seringnya penyebaran ke sebelah yang lain (bilateral) dan
kecenderungan untuk menginvasi korpus uteri.
2. Biopsi
Dilakukan di beberapa tempat yaitu omentum, kelenjar getah lambung,
untuk mendukung pembedahan.
3. Second look Laparotomi
Untuk memastikan pemasantan secara radioterapi atau kemoterapi lazim
dilakukan laparotomi kedua bahkan sampai ketiga.
4. Kemoterapi
Merupakan salah satu terapi yang sudah diakui untuk penanganan tumor
ganas ovarium. Sejumlah obat sitestatika telah digunakan termasuk agens
alkylating seperti itu (cyclophasphamide, chlorambucil) anti metabolic
seperti : Mtx / metrotrex xate dan 5 fluorouracit / antibiotikal (admisin).
5. Penanganan lanjut
a. Sampai satu tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan sekali
b. Sampai 3 bulan setelah penanganan, setiap 4 bulan
c. Sampai 5 tahun penanganan, setiap 6 bulan
d. Seterusnya tiap 1 tahun sekali
28
J. Pengkajian Fokus
Yaitu suatu kegiatan mengumpulkan dan mengorganisasikan data yang
dikumpulkan dari berbagai sumber dan merupakan dasar untuk tindakan dan
keputusan yang diambil pada tahap-tahap selanjutnya. Adapun pengkajiannya
meliputi :
1. Aktivitas dan Istirahat
Gejala
: Kelemahan / keletihan
Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada
malam hari,adanya factor-faktor yang memepengaruhi tidur
missal, nyeri, ansietas, berkeringat malam.
2. Sirkulasi
Gejala
Tanda
3. Integritas ego
Gejala
Tanda
4. Eliminasi
Gejala
29
Tanda
5. Makanan / cairan
Gejala
pada
berat
badan,penurunan
berat
6. Neurosensori
Gejala
: Pusing, sinkope.
7. Nyeri / kenyamanan
Gejala
8. Pernafasan
Gejala
: Merokok
(Tembakau,
hidup
dengan
seseorang
yang
Tanda
10. Seksualitas
Gejala
: Masalah
seksual
misalnya,
dampak
pada
hubungan,
30
Intervensi :
a. Kaji skala nyeri misal : lokasi, durasi, frekuensi dan intensitas
b. Dorong penggunaan ketrampilan manajemen nyeri
c. Berikan tindakan kenyamanan dasar, misal : gosok punggung dan
aktivitas hiburan
d. Evaluasi penghilangan nyeri / kontrol
31
hipermetabolik,
pemohonan
pengaruh
individual
pada
masukan adekuat
3. Berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang
nafsu makan, peningkatan nafsu makan
Intervensi :
a. Pantau masukan makanan setiap hari
b. Ukur BB, TB, dan ketebalan kulit trisep
c. Dorong klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient dengan
masukan cairan adekuat, dorong penggunaan supplement dan makan
sedikit tapi sering
d. Kontrol faktor lingkungan, hindari terlalu manis, berlemak atau pedas
e. Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia
f. Kolaborasi : tinjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
32
Intervensi :
a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik, batasi pengunjung
yang mengalami infeksi tempatkan pada isolasi sesuai indikasi
b. Tekankan hygiene personal
c. Pantau suhu
d. Kaji adanya tanda-tanda infeksi
e. Tingkatkan istirahat adekuat / periode latihan
f. Kolaborasi : Laboratorium : Jumlah granulosit dan trombosit sesuai
batas normal
g. Dapatkan kultur sesuai indikasi
h. Berikan antibiotik
(Carpenito, 2000)
33