Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin majunya sebuah zaman juga memengaruhi bagaimana manusia beraktifitas
sehari-hari, bagaimana manusia bekerja, memenuhi kebutuhannya, dan juga bagaimana pola
makanan dan jenis makanan yang dikonsumsi manusia saat ini. Akibat dari pola kehidupan
yang sangat praktis, semua hal menjadi dimudahkan, dan bagaimana munculnya berbagai
jenis fast food atau junk food yang memiliki kandungan lemak dan gula. Sebab hasil akhir
dari pemecahan lemak adalah gula dan hasil pemecahan gula adalah lemak, dan junkfood ini
memiliki kedua-duanya yaitu, tinggi glukosa dan tinggi lemak. Hal inilah yang memacu
faktor degeneratif yang berupa diabetes melitus, penyakit jantung koroner, obesitas, penyakit
ginjal, dan lainnya.
Diabetes Melitus adalah sebuah komplikasi dari penyakit metabolik yang memiliki
karakteristik hiperglikemia yang disebabkan oleh gangguan dari produksi insulin atau ketidak
efektifan kerja insulin, atau bahkan kedua-duanya. Orang lazim menyebutnya sebagai
penyakit gula atau kencing manis. Diabetes mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang
ditandai oleh ketiadaan absolute insulin atau insensivitas terhadap insulin. Diagnosa atas DM
umumnya akan diangkat atas gejala-gejala yang ditunjukkan oleh pasien yaitu berupa
poliuria, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Secara
epidemiologik diabetes seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya
adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi
pada kasus yang tidak terdeteksi sehingga sering disebut sebagai silent killer selain penyakit
jantung.
Diabetes melitus jika tidak dikelola dengan baik maka akan menyebabkan penyakit
lainnya seperti stroke, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyakit
pada mata, ginjal, dan syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu dikendalikan dengan
baik, diharapkan semua penyakit menahun tersebut dapat dicegah, atau setidaknya dihambat.
Berbagai faktor genetik, lingkungan dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit
diabetes.

Dalam jumlah prevalensi penduduk dunia dengan DM di perhitungkan mencapai 125 juta
pertahun dengan DM, dengan prediksi berlipat ganda mencapai 250 juta dalam 10 tahun
mendatang (tahun 2010). Peningkatan prevalensi akan lebih menonjol perkembangannya di
negara berkembang dibandingkan dengan negara maju. Prevalensi DM di Indonesia besarnya
1,2% 2,3% dari penduduk usia lebih 15 tahun.
Kecenderungan peningkatan prevalensi akan membuat perubahan posisi DM yang semakin
merajalela, yang ditandai dengan perubahan atau kenaikan peringkatnya dikalangan 10 besar
penyakit (leading desiases). Selain itu DM juga memberi kontribusi terhadap kematian.
Keadaan DM di Amerika Serikat di gambarkan sebagai berikut:
1.

Lebih dari 18,2 juta Amerika punya DM dan sekitar sepertiganya tidak mengetahui
bahwa mereka menderita DM.

2.

Pada tahun 2050 diperkirakan 39 juta penduduk AS akan didiagnosis DM.

3.

Tipe 2 DM yang umumnya menyerang ke kelompok dewasa akan meningkat


diagnosisnya pada kelompok muda.

4.

Sepertiga anak-anak AS yang lahir di tahun 2000 dapat menderita DM selama masa
hidupnya.

5.

DM telah menduduki posisi peringkat ke-6 penyebab kematian. Lebih 200.000


penduduk meninggal tiap tahun.

6.

DM menjadi penyebab utama kegagalan ginjal, jantung dan stroke.

7.

DM menjadi penyakit yang paling populer pada usia 65-74 tahun dan kurang pada
usia 45 tahun tanpa memandang kelompok ras, etnik dan jenis kelamin.

Anda mungkin juga menyukai