Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN

Mekanisme Pengaturan Ion dan Air serta Komponen lain pada Hewan
Aquatik

Dosen Pengampu :
Dr. drh. C. Novi Primiani, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 3 / VIB
1.
2.
3.
4.

Syaifudin Zuhdi Al Mansur


Ema Anggraini
Jelang Bajapana
Bela fitri Puspita

(13431023)
(13431034)
(13431039)
(13431040)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI MADIUN
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Kami ucapkan terimakasih
kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Fisiologi Hewan yang telah bersedia
membimbing dalam proses penyusunan makalah ini. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Demikian, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Madiun, Maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Secara sederhana hewan dapat diumpamakan sabagai suatu larutan yang


terdapat di dalam suatu kantung membran atau kantung permukaan tubuh. Hewan
harus menjaga volume tubuh dan kosentrasi larutan tubuhnya dalam rentangan
yang agak sempit. Yang menjadi masalah adalah konsentrasi yang tepat dari cairan
tubuh hewan selalu berbeda dengan yang ada dilingkungannya. Perbedaan
kesentrasi tersebut cenderung mengganggu keadaan manpat dari kondisi internal.
Hanya sedikit hewan yang membiarkan kosentrasi cairan tubuhnya berubah-ubah
sesuai degan lingkungannya dalam kedaan demikian hewan dikatakan melakukan
osmokonfirmitas. Kebanyakan hewan menjaga agar kosentrasi cairan tubuhnya
tetap lebih tinggi dari mediumnya (regulasi hiporosmotis) atau lebih rendah dari
mediumnya (regulasi hipoosmotis). Untuk itu hewan harus berusaha mengurangi
gangguan dengan menurunkan (1) permeabilitas membran atau kulitnya (2)
gardien (landaian) kosentrasi antara cairan tubuh dan lingkungannya. Keadaan
kondisi internal yang mantap dapat dipelihara hanya bila organisme mampu
mengimbangi kebocoran dengan arus balik melawan gradient kosentrasi yang
memerlukan energi.
Untuk memelihara air dan kosentrasi larutan cairan tubuh konstan yang
berbeda dengan lingkungannya, antara hewan air laut, air tawar, dan hewan darat
sangatlah berbeda. Kelompok hewan yang berbeda menggunakan organ yang
berbeda. Rentangan zat-zat yang diregulasi sangat luas, melibatkan senyawasenyawa seperti hormon, vitamin dan larutan yang signifikan terhadap perubahan
nilai osmotik.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian serta hal-hal yang berkaitan dengan osmoregulasi dan
ekskresi pada hewan aquatik (ikan)?
1.2.2 Bagaimana organ-organ yang terlibat dalam osmoregulasi hewan
aquatik
1.2.3 Bagaimana mekanisme osmoregulasi pada hewan aquatik (ikan air
tawar dan ikan air laut) ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Mengetahui pengertian serta hal-hal yang berkaitan dengan
osmoregulasi dan ekskresi pada hewan aquatik (ikan)
1.3.2 Mengetahui organ-organ yang terlibat dalam osmoregulasi hewan
aquatik

1.3.3

Mengetahui mekanisme osmoregulasi pada hewan aquatik (ikan air


tawar dan ikan air laut)

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian sistem eksresi dan osmoregulasi pada Ikan

Sistem ekskresi adalah sistem pembuangan proses metabolisme tubuh


baik berupa gas, cairan, maupun padatan melalui kulit, ginjal, dan saluran
pencernaan. Ginjal terletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah
tulang punggung dan aorta dorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah,
memanjang. Ginjal memiliki fungsi untuk

menyaring sisa-sisa proses

metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuh diedarkan lagi melalui
darah dan mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan
tekanan osmotik cairan tubuh.
Osmoregulasi adalah sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan
tubuh (air dan darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan). Organ organ
pada sistem osmoregulasi terdiri dari kulit, ginjal, insang, lapisan tipis mulut.
Tekanan osmotik cairan tubuh pada ikan berbeda antara ikan-ikan bertulang sejati
(Teleostei) yang hidup di laut dengan yang hidup di perairan tawar, demikian juga
dengan ikan-ikan bertulang rawan (Elasmobranchii) sehingga struktur dan jumlah
ginjalnya juga berbeda, demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.Sistem
Osmoregulasi ialah sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan
tubuh (air dan darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan). Tekanan osmotik
adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan
molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel
(proses osmosis).
Osmoregulasi secara energik membutuhkan energi yang sangat banyak. Suatu
pergerakan netto air hanya terjadi dalam gradient osmotik.Osmoregulator harus
menghabiskan

energi

untuk

mempertahankan

gradien

osmotik

yang

memungkinkan air untuk masuk dan bergerak keluar. Mereka melakukan hal

tersebut dengan cara memanipulasi kosentrasi zat terlarut dalam cairan tubuhnya.
Suplai energi osmoregulasi terutama bergantung pada seberapa besar perbedaan
osmolaritas seekor hewan dari osmolaritas lingkungannya dan pada seberapa
besar kerja transport membran diperlukan untuk mengangkut zat-zat terlarut
secara aktif. Peranan osmoregulasi dan eksresi adalah:
a. Mengendalikan kandungan ion dalam cairan tubuh, garam berkelakuan seperti
elektrolit lain dan dalam cairan tubuh akanterurai menjadi ion-ion.
b. Mengatur jumlah air yang terdapat dalam cairan tubuh, jumlah air dalam cairan
tubuh dan cara pengaturannya merupakan salah satu masalah fisiologik yang di
hadapi oleh mahluk hidup.
c. Mengatur kadar ion H atau pH cairan tubuh. Osmoregulasi dilakukan dengan
berbagai cara melalui ginjal, kulit, membran mulut. Kebanyakan hewan
menjaga agar kosentrasi cairan tubuhnya tetap lebih tinggi dari mediumnya
(regulasi hiporosmotis) atau lebih rendah dari mediumnya (regulasi
hipoosmotis).
Osmoregulasi adalah kemampuan organisme untuk mempertahankan
keseimbangan kadar dalam tubuh, didalam zat yang kadar garamnya berbeda.
(Kashiko.2000:389)
Osmoregulasi merupakan suatu fungsi fisiologis yang membutuhkan
energi, yang dikontrol oleh penyerapan selektif ion-ion yang melewati insang
dan pada beberapa bagian tubuh lainnya dikontrol oleh pembuangan yang
selektif terhadap garam-garam (Stickney, 1979 dalam Bestian 1996).
Sedangkan menurut Kinne (1964) dalam Bestian (1996),kemampuan
osmoregulasi bervariasi bergantung suhu, musim, umur, kondisi fisiologis,jenis
kelamin dan perbedaan genotip.

Osmoregulasi adalah pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang layak


bagi

kehidupan

ikan

sehingga

proses-proses

fisiologis

berjalan

normal (Raharjo,1970) dalam Bestian,1996). Menurut Affandi dan Usman


(2002), ikan mempunyai tekanan osmotik yang berbeda dengan lingkungannya,
oleh karena itu ikan harus mencegah kelebihan air atau kekurangan air, agar
proses-proses fisiologis di dalam tubuhnya dapat berlangsung dengan normal.
Menurut Gilles dan Jeuniaux (1979), osmoregulasi pada organisme akuatik
dapat terjadi dalam dua cara yang berbeda, yaitu:
1. Usaha untuk menjaga konsentrasi osmotik cairan di luar sel
(ekstraseluler). Agar tetap konstan terhadap apapun yang terjadi pada
konsentrasi osmotik medium eksternalnya.
2. Usaha untuk memelihara isoosmotik cairan dalam sel (interseluler)
terhadap cairan luar sel (ekstraseluler).
Menurut Affandi dan Usman (2002), ikan bertulang sejati (telestei), ikan
air tawar maupun ikan laut pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk
mempertahankan komposisi ion-ion dan osmolaritas cairan tubuhnya pada tingkat
yang secara signifikan berbeda dari lingkungan eksternalnya. Proses ini
merupakan suatu mekanisme dasar osmotik. Untuk menghadapi masalah
osmoregulasi ikan melakukan pengaturan tekanan osmotiknya dengan cara:
1. Mengurangi

gradien

osmotik

antara

cairan

tubuh

lingkungannya
2. Mengurangi permeabilitas air dan garam.
3. Melakukan pengambilan garam secara selektif.
2.2 Organ Osmoregulasi
Beberapa organ yang berperan dalam osmoregulasi diantaranya:
1) Insang

dengan

Sel yang berperan dalam osmoregulasi adalah sel-sel chloride yang


terletak pada dasar-dasar lembaran insang. Studi mengenai fungsi dan biokimiawi
insang teleostei mengindikasikan bahwa insang teleostei merupakan pompa ion
untuk chloride (Cl-), sodium (Na+) dan potasium (K+). Ion Na+ dibutuhkan
dalam proses pemompaan NH+ dan H+ dari dalam tubuh ikan ke lingkungannya.
Penambahan NH+ ke lingkungan ikan akan berjalan lambat bila pada waktu yang
sama tingkat penambahan Na+ juga turun. Korelasi antara amonium dan hidrogen
dengan Na+, mirip korelasi yang ditemukan pada Cl- dan HCO3-. Bilamana
amonia melewati sel-sel chloride maka akan diekskresi oleh insang setelah diubah
menjadi amonium. Carbonic anhydrase juga hadir dalam peranannya untuk
menggabungkan H+ (dari HCO3-) dengan NH3 menjadi NH4. Perubahan ion ini
menyebabkan level amonia dalam darah ditemukan sangat rendah. Proses ini
sangat penting karena amonia merupakan produk ekskresi dari katabolisme
protein yang dalam konsentrasi nyata tidak dapat ditolerir.

Gambar 1 : Morfologi Insang (Artawan, 2009)

2) Ginjal
Fungsi utama ginjal yaitu mengekskresikan sebagian besar produk akhir
metabolisme tubuh dan mengatur konsentrasi bagian tubuh. Glomerolus berfungsi
menyaring cairan, sedangkan tubulus mengubah cairan yang disaring menjadi
urin. Dengan demikian nefron dapat membersihkan atau menjernihkan plasma
darah dari zat-zat yang tidak dikehendaki ketika ia melalui ginjal. Filtrasi dapat

terjadi pada glomerolus karena jaringan kapiler glomerolus merupakan jaringan


bertekanan tinggi sedangkan jaringan kapiler peritubulus adalah jaringan
bertekanan rendah.

Gambar 2 : Diagram nefron (Bond, 1979 dalam Tridjoko, 2009)


3) Usus
Sumber utama air pada teleostei oseanodrom adalah dengan meminum air
laut yamg diperlukan untuk mengembalikan air yang hilang sebagai akibat dari
difusi insang, ginjal, dan lewat kulit. Setelah masuk ke dalam usus, dinding usus
aktif mengambil ion-ion monovalen (Na+, K+, Cl-) dan air, sebaliknya
membiarkan lebih banyak ion-ion divalen (Mg++, Ca++, SO4-) tetap di dalam
usus sebagai cairan rektal agar osmolaritas usus sama dengan darah. Hal ini
penting dilakukan untuk menghindarkan air yang telah diserap usus kembali ke
dalam rektal (Fujaya, 2004).
2.3 Mekanisme Osmoregulasi
1. Osmoregulasi pada ikan air tawar
Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan
cara osmosis, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Insang ikan air tawar secara aktif
memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh. Ginjal akan memompa
keluar kelebihan air sebagai air seni. Ikan air tawar harus selalu menjaga dirinya
agar garam tidak melarut dan lolos ke dalam air. Ginjal mempunyai glomeruli

dalam jumlah banyak dengan diameter besar.Ini dimaksudkan untuk lebih dapat
menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni
sebanyak-banyaknya. Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal,
glukosa akan diserap kembali pada tubuli proximallis dan garam-garam diserap
kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat impermiable (kedap air,
tidak dapat ditembus) terhadap air. Ikan mempertahankan keseimbangannya
dengan tidak banyak minum air, kulitnya diliputi mucus, melakukan osmosis
lewat insang, produksi urinnya encer, dan memompa garam melalui sel-sel khusus
pada insang. Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam di
dalam tubuhnya tidak mudah bocor kedalam air. Satu-satunya bagian ikan yang
berinteraksi dengan air adalah insang.
GAMBARRRRR
Ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat
hiperosmotik terhadap lingkungan, sehingga air cenderung masuk ketubuhnya
secara difusi melalui permukaan tubuh yang semipermiable. Bila hal ini tidak
dikendalikan atau diimbangi, maka akan menyebabkan hilangnya garam-garam
tubuh dan mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan tubuh tidak dapat
menyokong fungsi-fungsi fisiologis secara normal.
Ginjal akan memompa keluar kelebihan air tersebut sebagai air seni.
Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter besar.Ini
dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar
dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.
Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubulus ginjal, glukosa akan
diserap kembali pada tubulus proksimal dan garam-garam diserap kembali pada
tubulus distal. Dinding tubulus ginjal bersifat impermiable (kedap air).

Air seni yang dikeluarkan ikan sangat encer dan mengandun sejumlah
kecil senyawa nitrogen, seperti:
Asam urat
Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan
amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena
daya larutnya di dalam air rendah.
Asam urat dioksidasi oleh asam nitrat pekat membentuk asam dialurat dan
aloksan. Zat-zat ini berkondensasi dengan ammonia membentuk mureksida
(ammonium purpurat) yang berwarna ungu kemerahan.
Kreatinin
Rs = 0, 249 nm, Ru = 0, 375 nm. Kadar kreatinin = 0,249/0,375 X 1500/1
X 1/1000 = 0,996 g/24jam. Kreatinin disintesis di dalam hati dari metionin, glisin,
dan arginin.Dalam otot rangka kreatinin difosforilasi untuk membentuk
fosforilkreatin yang merupakan simpanan tenaga penting bagi sintesis ATP.
ATP yang terbentuk oleh glikolisis dan fosforilasi oksidatif bereaksi
dengan kreatin untuk membentuk ADP dan banyak fosforilkreatin.
Amoniak
Meskipun air seni mengandung sedikit garam, keluarnya air yang
berlimpah menyebabkan jumlah kehilangan garam yang cukup besar.Garamgaram juga hilang karena difusi dari tubuh. Kehilanan garam ini diimbangi
dengan garam-garam yang terdapat pada makanan dan penyerapan aktif melalui
insang.
Kreatin

Pada golongan ikan Teleostei, gelembung air seni (urinary bladder) dapat
digunakan untuk menampung air seni. Disini dilakukan penyerapan kembali
terhadap ion-ion.Dinding gelembung air seni bersifat impermiable terhadap air.
2. Osmoregulasi pada ikan air Laut
Urine yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi.Ikan air
laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi di dalam darahnya. Ikan air laut
cenderung untuk kehilangan air di dalam sel-sel tubuhnya karena proses osmosis
melalui kulit. Untuk itu, insang ikan air laut aktif mengeluarkan garam dari
tubuhnya.Untuk mengatasi kehilangan air, ikan minumair laut sebanyakbanyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan meningkat
dalam cairan tubuh. Organ dalam tubuh ikan menyerap ion-ion garam seperti Na+,
K+ dan Cl-, serta air masuk ke dalam darah dan selanjutnya disirkulasi. Kemudian
insang ikan akan mengeluarkan kembali ion-ion tersebut dari darah ke lingkungan
luar. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air,
volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan air tawar.Tubuli ginjal
mampu berfungsi sebagai penahan air.Jumlah glomeruli ikan laut cenderung lebih
sedikit dan bentuknya lebih kecil daripada ikan air tawar.
GAMBARRR
Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan
cairan tubuhnya, sehingga cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan
kemasukan garam-garam.Untuk mengatasi kehilangan air, ikan minumair laut
sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan
meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan
kelebihan garam harus dihilangkan.

Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air,
volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubulus ginjal
mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomerulus ikan laut cenderung
lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil dari pada ikan air tawar
Kira-kira 90% hasil buangan nitrogen yang dapat disingkirkan melalui
insang, sebagian besar berupa amonia dan sejumlah kecil urea. Meskipun
demikian, air seni masih mengandung sedikit senyawa tersebut. Air seni
Osteichthyes mengandung:
Kreatin
Pada golongan ikan Teleostei, gelembung air seni (urinary bladder) dapat
digunakan untuk menampung air seni. Disini dilakukan penyerapan kembali
terhadap ion-ion.Dinding gelembung air seni bersifat impermiable terhadap air.
Kreatinin
Senyawa nitrogen
Trimetilaminoksida (TMAO)
Tabel 1 : Perbandingan osmoregulasi ikan air tawar dan ikan air laut
IKAN AIR LAUT

IKAN AIR TAWAR

Tubuh lebih hipotonis dari air laut


Tubuh lebih hipertonis dari
sehingga air banyak yang keluar dari tubuh. lingkungannya sehingga air banyak yang
masuk lewat permukaan tubuhnya.
Akibatnya ikan laut banyak minum
Akibatnya ikan air tawar sedikit
air laut untuk menutupi kehilangan air yang minum air.
besar
Urin yang dihasilkan sedikit dan
pekat

Urin yang dihasilkan banyak


dan encer

Ginjal memiliki sedikit glomelurus


Ginjal dilengkapi sejumlah
sehingga
penyaringan
sisa
hasil glomelurus yang jumlahnya lebih
metabolisme berjalan lambat.
banyak sehingga penyaringan sisa hasil
metabolisme berjalan cepat
Sebalknya
pada
air
laut
Ikan air tawar mengeksreksi
mengeksresksikan sampah nitrogen berupa ammonia dan aktif menyerap ion
trimetilamin oksida (TMO), mengekresikan anorganik
melalui
insang
serta
ion-ion lewat insang dan mengeluarkan mengeluarkan urine dalam jumlah besar.
urine sedikit.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a.

Anda mungkin juga menyukai