PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan aktivitas yang sangat
penting dalam mewujudkan pembangunan. Dilihat dari berbagai perspektif,
kemajuan Indonesia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas tersebut. Di bidang
perekonomian, pembangunan sarana dan prasarana penunjang pertumbuhan
perekonomian terwujud melalui mekanisme pengadaan barang dan jasa
pemerintah, di antaranya penyediaan fasilitas jalan, jembatan, infrastruktur
telekomunikasi, dan lain-lain. Di samping itu, jumlah dana yang disediakan oleh
pemerintah dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa merupakan jumlah yang
tidak dapat diabaikan dalam perhitungan-perhitungan angka pembangunan. Di
bidang sosial, pengadaan barang dan jasa pemerintah untuk peningkatan fasilitas
kesehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan juga membantu mengatasi
sebagian masalah sosial. Di samping itu, hubungan antara pengadaan barang dan
jasa pemerintah dan aspek politik pemerintah juga merupakan isu yang sangat
penting. Sering kali para politisi memanfaatkan anggaran yang dimiliki oleh
pemerintah untuk membantu mengatasi problem yang dihadapi oleh konstituen
mereka, di antaranya adalah ketersediaan sarana dan prasarana.
Salah satu amanat yang harus dilakukan oleh pemerintah menurut
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah, dengan mendasarkan pada arus utama reformasi birokrasi
di lingkungan pemerintahan,
dan
jasa
secara
elektronis.
terselenggaranya aktivitas
adalah
antara
pengadaan
beberapa
barang
dan
tujuan
jasa
dan
secara
manfaat
elektronis
panitia dan pimpinan projek (PPK) dapat dikurangi, atau bahkan dihilangkan. Hal
ini dapat dijelaskan dengan semakin berkurangnya pertemuan dan potensi deal
yang dapat dilaksanakan antara panitia pengadaan barang dan jasa dengan calon
1
penyedia barang dan jasa. Di samping itu, transaksi di bawah tangan dan
pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan
dilakukan
transparansi yang diwujudkan oleh sistem pengadaan barang dan jasa secara
elektronis.
1.2 Rumusan Masalah
Menjelaskan Tentang Hal hal dalam kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa
diantaranya:
1. Menjelaskan Tentang Pengertian Pengadaan Barang Dan Jasa.
2. Menjelaskan Tentang Proses Pengadaan.
3. Menjelaskan Tentang Jenis Jenis Pengadaan.
4. Menjelaskann Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa.
5. Menjelaskan Tentang Pra Kualifikasi Dan Pasca Kualifikasi.
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya Makalah ini ialah agar Mahasiswa dapat memahami
bagaimana Proses pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintah.
BAB II
2
PEMBAHASAAN
beberapa peraturan yang mengatur tentang pengadaan barang dan jasa dan
pengelolaan keuangan daerah, dimana dijelaskan bahwa yang menetapkan /
menunjuk PPTK dan PPK terdapat perbedaan, seperti dijelaskan dalam Perpres
No.54 Tahun 2010 bahwa PPTK adalah sebagai salah satu tim pendukung yang
dibentuk oleh PPK untuk melaksanakan program /kegiatan SKPD di
lingkungannya. Hal ini berbeda dengan penjelasan Permendagri No 3 Tahun 2011
tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran dilingkungan Depdagri
pasal 7 dijelaskan bahwa KPA menetapkan PPK, PPTK, serta pejabat yang
tugasnya melakukan pengujian SPP dan menandatangani SPM, bendahara
pengeluaran; panitia dan/atau pejabat pengadaan barang/jasa. Lebih lanjut
dijelaskan dalam pasal 13 Permendagri Nomor 3 Tahun 2011 bahwa PPTK
ditetapkan oleh Pejabat Struktural. Satu tingkat di bawahnya dan dalam unit kerja
yang sama dengan pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja (diangkat oleh PPK) yang ditunjuk oleh kepala
SKPD.
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa PPTK yang dimaksud dalam PP.
No. 58 Tahun 2005 dan Pasal 12 Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan
perubahannya, adalah Pejabat yang ditunjuk oleh PA/KPA untuk melaksanakan
sebagian kewenangan Pengguna Anggaran dengan tugas mengendalikan secara
Teknis dan Administratif terhadap pelaksanaan Kegiatan. Sedangkan PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen) diatur dalam Perpres No.54 Tahun 2010 adalah
Pejabat yang bertanggungjawab atas Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa, dan
mendapat limpahan sebagian kewenangan dari KPA/PA pada Bidang Pengadaan
Barang dan Jasa. Selanjutnya PPTK dalam melaksanakan tugas pokoknyanya
pada prinsipnya merupakan Asisten Teknik, artinya PPTK itu adalah pembantu
PA/KPA/PPK untuk melaksanakan kegiatan di SKPDnya dan bertanggung jawab
atas kemajuan dan kesuksesan kegiatan di lapangan. Karena keterlibatan dan
tanggung jawab PPTK dalam pelaksanaan kegiatan besar, maka PPTK ikut
terlibat dalam pengaturan, pengendalian dan pengalokasian dana pada kegiatankegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dengan cara ikut bertanggung jawab
4
Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberi nilai angka tertentu pada
setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan
dalam dokumen pemilihan barang/jasa, kemudian membandingkan jumlah
nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya.
adalah evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberi nilai angka pada
unsur-unsur tertentu teknis dan harga yang dinilai menurut umur ekonomis
9
barang yang ditawarkan berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan
dalam dokumen pemilihan barang/jasa, kemudian nilai unsur unsur tersebut
dikonversikan ke dalam satuan mata uang tertentu dan dibandingkan dengan
jumlah nilai dari setiap penawaran membandingkan jumlah nilai dari setiap
penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya.
2.4 Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa
Sebagai penjelas dan pelengkap dari aturan yang berlaku sebelumnya, Perpres
No 54 Tahun 2010 mengatur tata cara pengadaan barang dan jasa sebagai barikut:
1. Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
-
Penunjukkan Langsung.
Penunjuk Langsung.
Sayembara
pengadaan;
c. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan, dan/atau tidak sedang menjalani
sanksi pidana;
d. Dalam hal penyedia jasa akan melakukan kemitraan, penyedia
barang/jasa wajib mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitra-an
yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
kemitraan tersebut;
e. Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh) serta
memiliki laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau
PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan yang lalu;
f. Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman
menyediakan barang/jasa baik di lingkungan pemerintah atau swasta
termasuk pengalaman subkontrak baik di lingkungan pemerintah atau
swasta , kecuali penyedia barang/jasa yang baru berdiri kurang dari 3
(tiga) tahun;
g. Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar
hitam di suatu instansi;
h. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha
kecil termasuk koperasi kecil;
i. Memiliki kemampuan pada bidang dan subbidang pekerjaan yang
tahun terakhir;
Untuk pengadaan barang/jasa lainnya memenuhi KD = 5 NPt (KD :
Kemampuan Dasar, NPt : nilai pengalaman tertinggi) pada subbidang
12
pekerjaan yang sesuai untuk bukan usaha kecil dalam kurun waktu 7
(tujuh) tahun terakhir;
j. Dalam hal bermitra yang diperhitungkan adalah kemampuan dasar
dari perusahaan yang mewakili kemitraan (lead firm);
k. Untuk pekerjaan khusus/spesifik/teknologi tinggi dapat ditambahkan
persyaratan lain seperti peralatan khusus, tenaga ahli spesialis yang
diperlukan, atau pengalaman tertentu;
l. Memiliki surat keterangan dukungan
keuangan
dari
bank
pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan barang/jasa sekurangkurangnya 10% (sepuluh persen) dari nilai proyek untuk pekerjaan
jasa pemborongan dan 5% (lima persen) dari nilai proyek
untuk
hasil
prakualifikasi;
j. Pengumuman hasil prakualifikasi sekurang-kurangnya memuat :
Nama dan perkiraan nilai pekerjaan serta sumber dananya;
Nama dan alamat penyedia barang/jasa dan nama pengurus yang
berhak menandatangani kontrak pekerjaan untuk setiap calon
penyedia barang/jasa;
Nama dan nilai paket tertinggi pengalaman pada bidang pekerjaan
yang sesuai untuk usaha kecil termasuk koperasi kecil dan
subbidang pekerjaan yang sesuai untuk bukan usaha kecil dalam
BAB II
KESIMPULAN
Setelah mengetahui seluk beluk mekanisme pengadaan barang dan jasa
pemerintah beserta pihak-pihak yang terkait didalamnya, kita dapat mengambil
nilai dan informasi yang dibutuhkan. Tidak hanya mengenai peraturan yang
berubah dan problem terbesar dalam pengadaan barang dan jasa, kita pun dapat
memahami kinerja dan proses dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan instansi
tersebut.
Dengan tantangan dan dinamikanya sendiri, instansi dan penyedia jasa
telah membangun sebuah hubungan yang tergantung satu sama lain dan membuat
sebuah rangakaian yang menyambung mampu menghidupi orang di lingkaran
tersebut. Terlepas dari pentingnya proses pengadaan barang dan jasa pemerintah,
sungguh akan lebih baik jika kedepannya proses yang dilakukan lebih efisien dan
transparan agar tidak ada pihak yang dirugikan.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.lpmpjateng.go.id/web/index.php/arsip/artikel/670-seputarpengadaan-barang-dan-jasa-pemerintah
http://id.ahmad.wikia.com/wiki/Pengadaan_Barang/Jasa_Pemerintah/Meto
de/Cara_Pemilihan_Pengadaan
http://bdksemarang.kemenag.go.id/pengadaan-langsung-metodepengadaan-barang-dan-jasa-pemerintah-yang-tidak-menggunakan-prosespelelang/
16