Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan aktivitas yang sangat
penting dalam mewujudkan pembangunan. Dilihat dari berbagai perspektif,
kemajuan Indonesia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas tersebut. Di bidang
perekonomian, pembangunan sarana dan prasarana penunjang pertumbuhan
perekonomian terwujud melalui mekanisme pengadaan barang dan jasa
pemerintah, di antaranya penyediaan fasilitas jalan, jembatan, infrastruktur
telekomunikasi, dan lain-lain. Di samping itu, jumlah dana yang disediakan oleh
pemerintah dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa merupakan jumlah yang
tidak dapat diabaikan dalam perhitungan-perhitungan angka pembangunan. Di
bidang sosial, pengadaan barang dan jasa pemerintah untuk peningkatan fasilitas
kesehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan juga membantu mengatasi
sebagian masalah sosial. Di samping itu, hubungan antara pengadaan barang dan
jasa pemerintah dan aspek politik pemerintah juga merupakan isu yang sangat
penting. Sering kali para politisi memanfaatkan anggaran yang dimiliki oleh
pemerintah untuk membantu mengatasi problem yang dihadapi oleh konstituen
mereka, di antaranya adalah ketersediaan sarana dan prasarana.
Salah satu amanat yang harus dilakukan oleh pemerintah menurut
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah, dengan mendasarkan pada arus utama reformasi birokrasi
di lingkungan pemerintahan,
dan

jasa

secara

elektronis.

terselenggaranya aktivitas
adalah

adalah implementasi sistem pengadaan barang


Di

antara

pengadaan

beberapa

barang

dan

tujuan
jasa

dan

secara

manfaat
elektronis

diharapkan kebocoran anggaran yang disebabkan oleh dis-integritas

panitia dan pimpinan projek (PPK) dapat dikurangi, atau bahkan dihilangkan. Hal
ini dapat dijelaskan dengan semakin berkurangnya pertemuan dan potensi deal
yang dapat dilaksanakan antara panitia pengadaan barang dan jasa dengan calon
1

penyedia barang dan jasa. Di samping itu, transaksi di bawah tangan dan
pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan
dilakukan

sebelum proses pengadaan

dapat dihilangkan. Ini merupakan mekanisme akuntabilitas dan

transparansi yang diwujudkan oleh sistem pengadaan barang dan jasa secara
elektronis.
1.2 Rumusan Masalah
Menjelaskan Tentang Hal hal dalam kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa
diantaranya:
1. Menjelaskan Tentang Pengertian Pengadaan Barang Dan Jasa.
2. Menjelaskan Tentang Proses Pengadaan.
3. Menjelaskan Tentang Jenis Jenis Pengadaan.
4. Menjelaskann Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa.
5. Menjelaskan Tentang Pra Kualifikasi Dan Pasca Kualifikasi.
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya Makalah ini ialah agar Mahasiswa dapat memahami
bagaimana Proses pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintah.

BAB II
2

PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian Pengadaan Barang dan Jasa


Barang dan jasa mempunyai definisi yang sangat luas, karena pada dasar nya
barang dan jasa pada dasarnya faktor-faktor yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan manusia. Barang, merupakan istilah yang digunakan untuk
menyebut benda, baik dalam bentuk bahan baku, setengah jadi, maupun barang
jadi yang menjadi objek dari pengadaan barang pemerintah. Jasa, terbagi
menjadi Jasa Konsultasi, Jasa Pemborongan dan Jasa lainnya.
2.2 Proses Pengadaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan
Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh
kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang
selanjutnya disingkat PPTK adalah pejabatpada unit kerja SKPD yang
melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan
bidang tugasnya. Sedangkan Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut
PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggung
jawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD
pada SKPD. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan
Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna
APBN/APBD. Sedangkan Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut
KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau
ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD. Merujuk pada
3

beberapa peraturan yang mengatur tentang pengadaan barang dan jasa dan
pengelolaan keuangan daerah, dimana dijelaskan bahwa yang menetapkan /
menunjuk PPTK dan PPK terdapat perbedaan, seperti dijelaskan dalam Perpres
No.54 Tahun 2010 bahwa PPTK adalah sebagai salah satu tim pendukung yang
dibentuk oleh PPK untuk melaksanakan program /kegiatan SKPD di
lingkungannya. Hal ini berbeda dengan penjelasan Permendagri No 3 Tahun 2011
tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran dilingkungan Depdagri
pasal 7 dijelaskan bahwa KPA menetapkan PPK, PPTK, serta pejabat yang
tugasnya melakukan pengujian SPP dan menandatangani SPM, bendahara
pengeluaran; panitia dan/atau pejabat pengadaan barang/jasa. Lebih lanjut
dijelaskan dalam pasal 13 Permendagri Nomor 3 Tahun 2011 bahwa PPTK
ditetapkan oleh Pejabat Struktural. Satu tingkat di bawahnya dan dalam unit kerja
yang sama dengan pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja (diangkat oleh PPK) yang ditunjuk oleh kepala
SKPD.
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa PPTK yang dimaksud dalam PP.
No. 58 Tahun 2005 dan Pasal 12 Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan
perubahannya, adalah Pejabat yang ditunjuk oleh PA/KPA untuk melaksanakan
sebagian kewenangan Pengguna Anggaran dengan tugas mengendalikan secara
Teknis dan Administratif terhadap pelaksanaan Kegiatan. Sedangkan PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen) diatur dalam Perpres No.54 Tahun 2010 adalah
Pejabat yang bertanggungjawab atas Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa, dan
mendapat limpahan sebagian kewenangan dari KPA/PA pada Bidang Pengadaan
Barang dan Jasa. Selanjutnya PPTK dalam melaksanakan tugas pokoknyanya
pada prinsipnya merupakan Asisten Teknik, artinya PPTK itu adalah pembantu
PA/KPA/PPK untuk melaksanakan kegiatan di SKPDnya dan bertanggung jawab
atas kemajuan dan kesuksesan kegiatan di lapangan. Karena keterlibatan dan
tanggung jawab PPTK dalam pelaksanaan kegiatan besar, maka PPTK ikut
terlibat dalam pengaturan, pengendalian dan pengalokasian dana pada kegiatankegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dengan cara ikut bertanggung jawab
4

dan menandatangani laporan kemajuan fisik kegiatan, serta diberikan wewenang


penuh untuk menegur pihak pelaksana yang lalai dan lamban dalam menjalankan
tugasnya yang akan ddijadikan bahan laporan pertanggung jawaban pada
PA/KPA.
Kepala SKPD dalam melaksanakan tugasnya selaku PA/KPA berwenang
melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran
belanja sesuai yang diatur dalam pasal 6 ayat (2) huruf b). UU No. 1 Tahun 2004,
wewenang tersebut dapat didelegasikan PA kepada PPK antara lain untuk
melakukan penandatanganan kontrak. PPTK dapat juga berperan sebagai PPK
bilamana wewenang tersebut telah didelegasikan oleh PA/KPA kepada PPTK.
Namun bilamana PPTK tidak menerima pendelegasian wewenang, maka PPTK
tidak dapat berperan sebagai PPK. Selanjutnya penjelasan SE Bersama Mendagri
Nomor : 027/824/SJ dan Kepala LKPP No. 1/KA/LKPP/03/2011 tanggal 16 Maret
2011, dimana Pemerintah Daerah dalam Kedudukan, Tugas Pokok, dan wewenang
sebagai PPK, PA/KPA, serta PPTK, sesuai yang diatur dalam Perpres No. 54
Tahun 2010 dan PP No. 58 Tahun 2005 jo. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
yang diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, maka hal-hal yang perlu
dilaksanakan adalah :
(1) Dalam hal Pengguna Anggaran (PA) belum menunjuk dan menetapkan PPK,
maka :
a. PA menunjuk KPA
b. KPA bertindak sebagai PPK.
Dalam hal ini KPA harus memiliki sertifikat keahlian pengadaan
barang/jasa.
c. KPA sebagai PPK dapat dibantu oleh PPTK
(2) Dalam hal kegiatan SKPD tidak memerlukan KPA seperti Kecamatan atau
Kelurahan, maka PA bertindak sebagai PPK sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden nomor 54 Tahun 2010;
5

(3) Untuk pengadaan barang/jasa yang sudah dilaksanakan sebelum terbitnya


Surat Edaran Bersama ini, PA/KPA yang telah menunjuk dan menetapkan PPK
sesuai dengan tugas pokok dan kewenangannya dalam pengadaan barang/jasa,
maka:
a. PPK tetap melaksanakan tugas dan wewenang sebagai PA/KPA untuk
menandatangai kontrak sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2005
b. PPK dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh PPTK sesuai
dengan tugas dan kewenangannya sebagaimana diatur dalam Peraturan
PemerintahNomor 58 Tahun 2005
Untuk Informasi lebih lanjut bahwa PPK pada Pemerintah Prov/Kab /Kota
baru, wajib memiliki sertifikat keahlian PBJ paling lambat 1 Januari 2012 (pasal
127 huruf (b) Pepres Nomor 54 Tahun 2010). PPK tahun 2011 pada instansi
pemerintah pusat diwajibkan memiliki sertifikat keahlian PBJ. Sedangkan PPK di
pemerintah daerah baru wajib bersertifikat tahun 2012. Bahwa PPK SKPD dapat
berjumlah lebih dari satu orang, disesuaikan dengan beban kerja dan rentang
kendali. Tim pendukung dan tim teknis dapat dibentuk oleh PPK dalam rangka
membantu tugas PPK. Tim teknis tersebut dapat berasal dari SATKER (unit kerja)
yang bersangkutan dan atau dari instansi teknis terkait, misalnya Dinas PU untuk
pekerjaan konstruksi. Pejabat pengadaan dapat melakukan transaksi pengadaan
barang dengan pengadaan langsung. Namun proses pembayaran tetap dilakukan
oleh PPK sebagai pejabat yang diberikan tugas/wewenang untuk menandatangani
kontrak, tujuannya antara lain pengesahan tanda bukti pembayaran dan
pertanggungjawaban keuangan. Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat kami
simpulkan bahwa Kepala SKPD dalam melaksanakan tugasnya selaku pejabat
PA/KPA berwenang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas
beban anggaran belanja sesuai yang diatur dalam UU No. 1 Tahun 2004 pasal 6
ayat (2) huruf b). Wewenang tersebut dapat didelegasikan PA kepada PPK antara
lain untuk melakukan penandatanganan kontrak. PPTK dapat berperan sebagai
6

PPK bilamana wewenang tersebut telah didelegasikan oleh PA/KPA kepada


PPTK. Namun bilamana tidak menerima pendelegasian wewenang, maka PPTK
tidak dapat berperan sebagai PPK.
2.3 Jenis Jenis Pengadaan
Selain kualifikasi, ada beberapa hal lagi yang harus diperhatikan oleh
penyedia barang/jasa, yaitu:
1. Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
2. Metode Penyampaian Dokumen Penawaran
3. Metode Evaluasi Penawaran
Untuk bisa mengikuti pelelangan atau pengadaan di kantor pemerintah, hal-hal
itulah yang harus diperhatikan.
Selanjutnya, saya akan mencoba sedikit menjelaskan masing-masing metode
dan kondisi di lapangan dari metode-metode tersebut.
1. Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.

Metode Pelelangan Umum


Metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.

Metode Pelelangan Terbatas


Metode pemilihan Pekerjaan Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi
dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas
dan untuk pekerjaan yang kompleks. Pekerjaan yang Kompleks adalah
pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi,
menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang
bernilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).

Metode Pemilihan Langsung


Dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran,
sekurangkurangnya 3 penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah
7

lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya


serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumunan resmi
untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet
(pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan yang
bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dalam draft perubahan Perpres
54 Tahun 2010 tanggal 28 Maret 2012 nilainya paling tinggi
Rp5.000.000.000)).

Metode Penunjukan Langsung


Metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk
langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa. Dalam keadaan tertentu dan
keadaan khusus pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan
dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia
barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya
sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.

2. Metode Penyampaian Dokumen Penawaran


Metode diatur di dalam Keppres No. 80 Tahun 2003, dimana metode
tersebut dibagi menjadi 3 jenis metode, yaitu:
-

Metode Satu Sampul

Penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan administrasi,


teknis dan penawaran harga yang dimasukan ke dalam 1 (satu) sampul
tertutup kepada ULP/ Pejabat Pengadaan. Metode satu sampul digunakan
untuk pekerjaan yang bersifat sederhana, dengan standar harga yang telah
ditetapkan Pemerintah, atau pekerjaan yang spesifikasi teknis atau volumenya
dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen Pengadaan, dimana evaluasi
teknis tidak dipengaruhi oleh penawaran harga.
-

Metode Dua Sampul

Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis


dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran
8

dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II


dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul (sampul penutup) dan disampaikan
kepada ULP. Metode dua sampul digunakan untuk Pengadaan Jasa
konsultansi dimana evaluasi teknis dipengaruhi oleh penawaran harga.
-

Metode Dua Tahap.

penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis


dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran
dimasukkan dalam sampul tertutup II, yang penyampaiannya dilakukan dalam
2 (dua) tahap secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda.
3. Metode Evaluasi Penawaran.
Berikut adalah metode evaluasi penawaran dalam dokumen lelang:
-

Metode Evaluasi Sistem Gugur

Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memeriksa dan membandingkan


dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan
dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa yang telah ditetapkan dalam
dokumen pemilihan barang/jasa dengan urutan proses evaluasi dimulai dari
penilaian kewajaran harga, terhadap penyedia barang/jasa yang tidak lulus
penilaian pada setiap tahapan dinyatakan gugur
-

Metode Evaluasi Sistem Nilai.

Evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberi nilai angka tertentu pada
setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan
dalam dokumen pemilihan barang/jasa, kemudian membandingkan jumlah
nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya.

Metode Evaluasi Biaya Selama Umur Ekonomis.

adalah evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberi nilai angka pada
unsur-unsur tertentu teknis dan harga yang dinilai menurut umur ekonomis
9

barang yang ditawarkan berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan
dalam dokumen pemilihan barang/jasa, kemudian nilai unsur unsur tersebut
dikonversikan ke dalam satuan mata uang tertentu dan dibandingkan dengan
jumlah nilai dari setiap penawaran membandingkan jumlah nilai dari setiap
penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya.
2.4 Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa
Sebagai penjelas dan pelengkap dari aturan yang berlaku sebelumnya, Perpres
No 54 Tahun 2010 mengatur tata cara pengadaan barang dan jasa sebagai barikut:
1. Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
-

Pelelangan Umum , metode pelelangan umum merupakan yang paling


sering dilakukan untuk memilih penyedia barang/jasa yang akan
mendapatkan proyek pengadaan pekerjaan konstruksi.

Pemilihan Langsung, metode untuk memilih penyedia jasa untuk


proyek yang maksimal bernilai 200 juta.

Pengadaan Langsung, digunakan untuk proyek pengadaan jasa


konstruksi yang termasuk kebutuhan operasional dan bernilai paling
tinggi 100 juta.

Pelelangan Terbatas, dilakukan jika pekerjaan yang dibutuhkan


dianggap kompleks dan penyedianya terbatas.

Penunjukkan Langsung, dilakukan untuk proyek konstruksi tertentu


dengan persetujuan dari jajaran di instansi pemerintah terkait.

2. Pengadaan Barang/ Jasa Lainnya


-

Pelelangan Umum, paling umum dilakukan untuk proyek pengadaan


barang dan jasa pemerintah.
10

Pelelangan Sederhana, dilakukan jika proyek yang ada bernilai paling


tinggi 200 juta dan tidak bersifat kompleks.

Pengadaan Langsung, dilakukan jika proyek yang ada berupa


pengadaan barang/jasa operasional yang beresiko kecil, berteknologi
sederhana dan bernilai maksimal 100 juta.

Penunjukkan Langsung.

Kontes/ Sayembara. Kontes dilakukan dengan memperlombakan


gagasan, kreativitas maupun inovasi tertentu yang telah ditentukan
harga/biaya satuannya., sedangkan Sayembara dilakukan untuk kriteria
yang belum ditentukan harga/nilai satuannya di pasaran. Biasanya
kontes diaplikasikan untuk pengadaan barang, dan sayembara untuk
pengadaan jasa.

3. Pengadaan Jasa Konsultasi


-

Seleksi Umum, merupakan metode paling utama untuk memilih


penyedia jasa yang akan menangami penyedian jasa konsultasi
pemerintah.

Seleksi Sederhana, dilakukan untuk pengadaan jasa konsultansi untuk


proyek yang bernilai maksimal 200 juta.

Pengadaan Langsung, dilakukan jika proyek pengadaan jasa bernilai


tidak lebih dari 50 juta.

Penunjuk Langsung.

Sayembara

2.5 Prakualifikasi dan Pascakualifikasi


Pada prinsipnya penilaian kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha
peserta pelelangan umum, dilakukan dengan pascakualifikasi. Khusus untuk
pekerjaan yang kompleks dapat dilakukan dengan prakualifikasi.
1. Persyaratan Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa
11

a. Memiliki surat izin usaha pada bidang usahanya yang dikeluarkan


oleh instansi pemerintah yang berwenang yang masih berlaku, seperti
SIUP untuk jasa perdagangan, IUJK untuk jasa konstruksi, dan
sebagainya;
b. Secara hukum mempunyai

kapasitas menandatangani kontrak

pengadaan;
c. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan, dan/atau tidak sedang menjalani
sanksi pidana;
d. Dalam hal penyedia jasa akan melakukan kemitraan, penyedia
barang/jasa wajib mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitra-an
yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
kemitraan tersebut;
e. Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh) serta
memiliki laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau
PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan yang lalu;
f. Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman
menyediakan barang/jasa baik di lingkungan pemerintah atau swasta
termasuk pengalaman subkontrak baik di lingkungan pemerintah atau
swasta , kecuali penyedia barang/jasa yang baru berdiri kurang dari 3
(tiga) tahun;
g. Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar
hitam di suatu instansi;
h. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha
kecil termasuk koperasi kecil;
i. Memiliki kemampuan pada bidang dan subbidang pekerjaan yang

sesuai untuk bukan usaha kecil:


Untuk jasa pemborongan memenuhi KD = 2 NPt (KD : Kemampuan
Dasar, NPt : nilai pengalaman tertinggi) pada subbidang pekerjaan
yang sesuai untuk bukan usaha kecil dalam kurun waktu 7 (tujuh)

tahun terakhir;
Untuk pengadaan barang/jasa lainnya memenuhi KD = 5 NPt (KD :
Kemampuan Dasar, NPt : nilai pengalaman tertinggi) pada subbidang

12

pekerjaan yang sesuai untuk bukan usaha kecil dalam kurun waktu 7
(tujuh) tahun terakhir;
j. Dalam hal bermitra yang diperhitungkan adalah kemampuan dasar
dari perusahaan yang mewakili kemitraan (lead firm);
k. Untuk pekerjaan khusus/spesifik/teknologi tinggi dapat ditambahkan
persyaratan lain seperti peralatan khusus, tenaga ahli spesialis yang
diperlukan, atau pengalaman tertentu;
l. Memiliki surat keterangan dukungan

keuangan

dari

bank

pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan barang/jasa sekurangkurangnya 10% (sepuluh persen) dari nilai proyek untuk pekerjaan
jasa pemborongan dan 5% (lima persen) dari nilai proyek

untuk

pekerjaan pemasokan barang/jasa lainnya, kecuali untuk penyedia


barang/jasa usaha kecil termasuk koperasi kecil;
m. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta
personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;
n. Termasuk dalam penyedia barang/jasa yang sesuai dengan nilai paket
pekerjaan;
o. Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dilaksanakan
khusus untuk jasa pemborongan;
p. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan
kemampuan usaha yang dimilikinya;
q. Untuk pekerjaan jasa pemborongan memiliki sisa kemampuan
keuangan (SKK) yang cukup dan sisa kemampuan paket (SKP).
2. Tata Cara Pascakualifikasi
a. Pengumuman pelelangan umum dengan pascakualifikasi;
b. Penyampaian dokumen kualifikasi bersamaan (menjadi satu) dengan
dokumen penawaran;
c. Evaluasi dokumen kualifikasi dilaksanakan setelah evaluasi dokumen
penawaran;
d. Penyedia barang/jasa yang dinyatakan lulus kualifikasi apabila
memenuhi persyaratan kualifikasi pada butir 1) huruf a) sampai
dengan huruf q) di atas;
e. Penawaran yang tidak memenuhi syarat kualifikasi dinyatakan gugur.
3. Tata Cara Prakualifikasi
a. Pengumuman prakualifikasi untuk pelelangan umum;
b. Pendaftaran dan pengambilan dokumen prakualifikasi;
c. Penyampaian dokumen prakualifikasi oleh penyedia barang/jasa;
13

d. Evaluasi dokumen prakualifikasi yang telah dilengkapi oleh penyedia


barang/jasa
e. Penyedia barang/jasa dinyatakan lulus kualifikasi apabila memenuhi
persyaratan kualifikasi pada butir 1) huruf a) sampai dengan huruf q)
di atas;
f. Penetapkan daftar penyedia barang/jasa yang lulus prakualifikasi oleh
panitia/pejabat pengadaan;
g. Pengesahan hasil prakualifikasi oleh pengguna barang/jasa;
h. Pengumuman hasil prakualifikasi;
i. Penelitian dan tindak lanjut atas sanggahan terhadap

hasil

prakualifikasi;
j. Pengumuman hasil prakualifikasi sekurang-kurangnya memuat :
Nama dan perkiraan nilai pekerjaan serta sumber dananya;
Nama dan alamat penyedia barang/jasa dan nama pengurus yang
berhak menandatangani kontrak pekerjaan untuk setiap calon

penyedia barang/jasa;
Nama dan nilai paket tertinggi pengalaman pada bidang pekerjaan
yang sesuai untuk usaha kecil termasuk koperasi kecil dan
subbidang pekerjaan yang sesuai untuk bukan usaha kecil dalam

kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir;


Keputusan lulus tidaknya setiap calon penyedia barang/jasa;
k. Penyedia barang/jasa yang tidak lulus prakualifikasi dapat
menyatakan keberatan/mengajukan sanggahan kepada pengguna
barang/jasa;
l. Apabila sanggahan/keberatan penyedia barang/jasa terbukti benar
maka panitia/pejabat pengadaan melakukan evaluasi ulang dan daftar
penyedia barang/jasa yang lulus prakualifikasi hasil evaluasi ulang
diumumkan;
m. Dalam rangka efisiensi pelaksanaan penilaian kualifikasi, pengguna
barang/jasa wajib menyediakan fomulir isian kualifikasi penyedia
barang/jasa yang memuat ringkasan informasi dari persyaratan
kualifikasi sesuai butir 1) huruf a) sampai dengan huruf q). Formulir
isian tersebut disertai pernyataan penyedia barang/jasa yang ditandatangani di atas meterai, bahwa informasi yang disampaikan dalam
formulir tersebut adalah benar dan bersedia untuk dituntut secara
14

pidana dan perdata serta bersedia dimasukkan dalam daftar hitam


sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sehingga tidak boleh mengikuti
pengadaan untuk 2 (dua) tahun berikutnya, apabila terbukti informasi
yang disampaikan merupakan kebohongan. Formulir isian tersebut
sebagai pengganti dokumen yang dipersyaratkan.

BAB II
KESIMPULAN
Setelah mengetahui seluk beluk mekanisme pengadaan barang dan jasa
pemerintah beserta pihak-pihak yang terkait didalamnya, kita dapat mengambil
nilai dan informasi yang dibutuhkan. Tidak hanya mengenai peraturan yang
berubah dan problem terbesar dalam pengadaan barang dan jasa, kita pun dapat
memahami kinerja dan proses dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan instansi
tersebut.
Dengan tantangan dan dinamikanya sendiri, instansi dan penyedia jasa
telah membangun sebuah hubungan yang tergantung satu sama lain dan membuat
sebuah rangakaian yang menyambung mampu menghidupi orang di lingkaran
tersebut. Terlepas dari pentingnya proses pengadaan barang dan jasa pemerintah,
sungguh akan lebih baik jika kedepannya proses yang dilakukan lebih efisien dan
transparan agar tidak ada pihak yang dirugikan.

15

DAFTAR PUSTAKA

http://www.lpmpjateng.go.id/web/index.php/arsip/artikel/670-seputarpengadaan-barang-dan-jasa-pemerintah

http://id.ahmad.wikia.com/wiki/Pengadaan_Barang/Jasa_Pemerintah/Meto
de/Cara_Pemilihan_Pengadaan

http://bdksemarang.kemenag.go.id/pengadaan-langsung-metodepengadaan-barang-dan-jasa-pemerintah-yang-tidak-menggunakan-prosespelelang/

16

Anda mungkin juga menyukai