seseorang setelah bangun dari istirahat dan tidurnya,. Ia menjadi lebih siap
menghadap Allah. Inilah yang bisa dicerna sesuai dengan pengalaman. Sehingga
beberapa ulama ada yang mengoptimalkan waktu sahur ini untuk memecahkan
masalah-masalah ilmiah. Jadi, cahaya berfikir dan ruh manusia itu lebih berpendar
dan memancar pada waktu tersebut, dibanding waktu kapan pun. Dan juga karena ruh
ibadah dan istighfar adalah menghadapkan dan menghadirkan hati, maka ibadah dan
istighfar pada waktu ini lebih agung dari waktu kapan pun.
Karenanya, waktu sahur ialah salah satu waktu teristimewa untuk berdoa, meminta,
dan beristighfar kepada Allah. Orang yang paling beruntung adalah orang yang
memanfaatkan kesempatan emas ini, karena doa, pinta dan istighfar akan dijawab
oleh Allah. Pada waktu inilah, -lantaran termasuk sepertiga malam terakhir-, Dzat
yang Maha Kaya, Pemilik segala perbendaharaan langit dan bumi turun ke langit
dunia untuk mengabulkan semua doa, pinta dan istighfar hamba-hamba-Nya.
Rasulullah bersabda,
Rabb kita Tabraka wa Tal turun pada setiap malam ke langit dunia
ketika malam hanya tinggal sepertiga di akhir, lalu berfirman, Barangsiapa yang
berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan, barangsiapa meminta kepada-Ku, maka
akan Aku beri, dan barangsiapa memohon ampun kepada-Ku, pasti akan Aku
ampuni. (HR. Bukhari, hadits nomor 1094).
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami
dan peliharalah kami dari siksa neraka,"
Tentang hadits di atas, Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari menyebutkan
tentang perbedaan antara tiga hal yang disebutkan dalam hadits ini, yaitu doa, pinta
dan istighfar. Beliau berkata, Sesuatu yang dicari itu bisa berupa terhindarnya
seseorang dari mudharat dan tercapainya keinginan, atau karena ingin mendapatkan
maslahat agama, atau bisa juga karena ingin mendapatkan maslahat duniawi. Istighfar
bermanfaat untuk mendapatkan poin pertama, doa bermanfaat untuk mendapatkan
poin kedua, dan pinta bermanfaat untuk mendapatkan poin ketiga.