Penentuan spermatozoa
Tanpa pewarnaan
Setetes cairan vagina diletakkan di atas kaca benda dan
diperiksa
dengan
pembesaran
500x
dengan
kondensor
Dengan pewarnaan
Buat sediaan apus dari cairan vagina pada kaca benda,
keringkan di udara, fiksasi dengan api, warnai dengan
Malachite-green 1% dalam air, tunggu 10-15 menit, cuci
dengan air, warnai dengan eosin-yellowish 1% dalam air,
tunggu 1 menit, cuci dengan air, keringkan dan diperikasa di
bawah mikroskop. Hasil yang diharapkan adalah bagian basis
kepala sperma berwarna ungu, bagian hidung berwarna merah
muda.
b.
cukup,
tetapi
masih
perlu
dikuatkan
dengan
Tes Florence
Cairan vagina ditetesi larutan yodium. Kristal yang terbentuk
diamati di bawah mikroskop. Hasil yang diharapkan tampak
kristal-kristal kholin-peryodida tampak berbentuk arum-jarum
yang berwarna coklat.
Tes Berberio
Cairan vagina ditetesi larutan asam pikrat, kemudian kristal
yang terbentuk diamati di bawah mikroskop.
Hasil yang
Elektroimmunodifusi
Digunakan serum anti air mani manusia.
Selain spesifik
Elektroforetik
Digunakan plat akrilamide, dikembangkan dalam suatu larutan
buffer pH 3 dan dilihat di bawah sinar ultraviolet. Asam
fosfatese seminal bergerak sejauh 4 cm dan asam fosfatase
vaginal sejauh 3 cm.
(2)
Dengan
Pemeriksaan DNA
Pertama kali diperkenalkan oleh Jeffrey pada tahun 1985. Beliau
menemukan bahwa pita DNA dari setiap individu dapat dilacak secara
simultan pada banyak lokus sekaligus dengan pelacak DNA (DNA probe)
yang diciptakannya. Pola DNA ini dapat divisualisasikan berupa urutan
pita-pita yang berbaris membentuk susunan yang mirip dengan gambaran
barcode pada barang di supermarket. Uniknya ternyata pita-pita DNA ini
bersifat spesifik individu, sehingga tak ada orang yang memiliki pita yang
sama persis dengan orang lain.
Pada kasus perkosaan ditemukannya pita-pita DNA dari benda bukti atau
karban yang ternyata identik dengan pita-pita DNA tersangka
menunjukkan bahwa tersangkalah yang menjadi donor sperma. Adanya
kemungkinan percampuran antara sperma pelaku dan cairan vagina tidak
menjadi masalah, karena pada proses kedua jenis DNA ini dapat
dipisahkan satu sama lain. Satu-satunya kesalahan yang mungkin terjadi
adalah kalau pelakunya memiliki saudara kembar identik.
Perkembangan lebih lanjut pada bidang forensik adalah ditemukannya
pelacak DNA yang hanya melacak satu lokus saja (single locus probe).
Berbeda dengan tehnik Jeffreys yang menghasilkan banyak pita, disini
pita yang muncul hanya 2. Penggunaan metode ini pada kasus perkosaan
sangat menguntungkan karena ia dapat digunakan untuk membuat
perkiraan jumlah pelaku pada kasus perkosaan dengan pelaku lebih dari
satu.
Ditemukannya metode penggandaan DNA secara enzimatik (Polymerase
Chain Reaction atau PCR) membuka lebih banyak kemungkinan
pemeriksaan DNA. Dengan metode ini bahan sampel yang amat minim
jumlahnya tidak lagi menjadi masalah karena DNAnya dapat diperbanyak
jutaan sampai milyaran kali lipat di dalam mesin yang dinamakan mesin
PCR atau thermocycler. Dengan metode ini waktu pemeriksaan juga
banyak dipersingkat, lebih sensitif serta lebih spesifik pula. Pada metode
ini analisis DNA dapat dilakukan dengan sistim dotblot yang berbentuk
bulatan berwarna biru, sistim elektroforesis yang berbentuk pita DNA
atau dengan pelacakan urutan basa dengan metode sekuensing.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekerasan seksual masih merupakan hal yang tabu dan memalukan di
lingkungan masyarakat. Karena tindak pemerkosaan dapat memberi dampak
psikologis yang besar bagi korbannya, kasus perkosaan seringkali gagal
terungkap dan terdapat banyak kesulitan dalam pembuktiannya, terutama di
Indonesia. Pembuktian secara kedokteran pada setiap kasus kejahatan kesusilaan,
seperti perkosaan, sebenarnya terbatas di dalam upaya pembuktian ada tidaknya
tanda-tanda persetubuhan, tanda-tanda kekerasan, perkiraan umur, serta
pembuktian apakah seseorang itu memang sudah pantas atau sudah mampu untuk
dikawini atau tidak.
Pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal di mana si korban dipaksa
untuk melakukan aktivitas seksual, khususnya penetrasi dengan alat kelamin, di
luar kemauannya sendiri. Pemerkosaan sekarang dikenal sebagai sebuah tindak
kriminal perilaku penyerangan terhadap suatu anggota dari suatu kelompok
seksual oleh suatu anggota kelompok seksual lainnya. Dalam pengertian lain,
pemerkosaan adalah segala bentuk pemaksaan hubungan seksual. Dalam
perundang-undangan yang ada di Indonesia.
Suatu
kasus
yang
dapat
menunjukkan
bahwa
pihak
penyidik
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Sofwan, 2005, Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit, Universitas
Dipenogoro, Semarang.
Khumaini K, 2009, Lemahnya Sanksi Bagi Pelaku Pemerkosaan & Pelecehan
Seksual, [online], The Aceh Institute. Dari http://id.acehinstitute.org [17
febuari 2016
Kompas, 2003: Hukum Tak Berpihak pada Korban Perkosaan. [online] Dari:
URL:http://www.kompas.com/ [17 Febuari 2016]
al.2008.
Available