Anda di halaman 1dari 2

Tahapan Pertama Penyemaian

Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha budidaya terung belanda. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman
yang tumbuh dengan bagus. Benih yang kurang bagus akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya tidak normal sehingga
memberikan hasil yang kurang memuaskan atau bahkan tanaman tidak tumbuh sama sekali.
Tanaman terung belanda (Cyphomandra betacea Sendtn) merupakan tanaman yang dapat menghasilkan biji. Persemaian
tanaman ini dilakukan lebih awal, karena persemaian tanaman ini memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan persemaian
tanaman budidaya yang lainnya. Diperlukan waktu sekitar lebih kurang 6 minggu (1,5 bulan) sebelum dapat tumbuh. Adapun cara
persemaian tanaman ini adalah terlebih dahulu dicari biji terung belanda yang sudah tua.
Cara mendapatkan biji yang tua adalah dengan mencari buah yang telah masak. Proses selanjutnya adalah melakukan pengeringan atau
penjemuran terhadap biji tersebut di bawah sinar matahari selama lebih kurang 2 hari sampai benar-benar kering. Dilanjutkan dengan
pembuatan tempat persemaian pada lahan yang terbuka yang aman dari gangguan hewan penggangu. Luas lahan yang digunakan
sebagai tempat persemaian disesuaikan dengan banyaknya biji yang ada. Adapun perbandingannya adalah 200 biji/m2). Tempat
persemaian ini dicampur dengan pupuk kompos lebih kurang 5 Kg/m2. Dilakukan pencampuran antara pupuk kompos dengan tanah
pada lahan guna pemerataan pupuk di seluruh lahan. Kegiatan dilanjutkan dengan penyemaian (penaburan) biji terung belanda yang
telah kering secara merata. Tahapan selanjutnya adalah biji yang telah disemaikan ditutup kembali dengan tanah dengan ketebalan
sekitar lebih kurang 1 2 cm. Penutupan ini dilakukan bertujuan agar biji terung belanda terhindar dari kerusakan fisik dan terhindar
dari sinar matahari langsung. Setelah 6 minggu, biji terung belanda baru dapat tumbuh.
Setelah umur persemaian sekitar 6 minggu, bibit terung belanda akan dapat tumbuh. Pada umur sekitar 10 minggu, bibit akan memiiliki
daun induk. Ini artinya bahwa bibit siap dipindahkan ke lahan/tempat yang sudah disediakan. Benih bisa dipindahkan ke lahan apabila
sudah mencapai ketinggian lebih kurang 20 25 cm.
Secara sistematis, pembuatan benih secara sendiri dapat dilakukan dengan langkah berikut ini.

Pilih tanaman induk yang sehat, tumbuh subur, berumur genjah dan berproduksi tinggi

Pilih buang terung yang sudah tua yang ditandai dengan warna buah yang merah tua, agak keriput dan kering. Kemudian
buah terung tersebut dibelah memanjang dan diambil bijinya.

Biji tersebut dijemur hingga kering. Pisahkan dan buang biji yang cacat atau hampa, sedangkan biji yang berkualitas tinggi
disimpan dalam wadah plastik atau kaleng dan ditutup rapat sebelem di semaikan.

Tahapan Kedua Pengolahan lahan


Dalam bidang pertanian, tanah merupakan tempat bercocok tanam yang tersusun atas bagian-bagian batuan, mineral, dan bahan
organik yang lapuk pada lapisan atas karena proses waktu. Untuk memperoleh tanah (lahan) yang baik untuk pertumbuhan tanaman
komoditi, maka diperlukan langkah-langkah dalam pengolahan tanah, yaitu penggemburan dan pemberian pupuk dasar. Penggemburan
tanah berguna agar terdapat ruang pori-pori yang dapat diisi oleh air tanah dan udara yang penting bagi pertumbuhan tanaman terung
belanda. Sedangkan pemberian pupuk kandang berguna untuk menambah nutrisi kedalam tanah, sehingga ketersediaan nutrisi tanah
mencukupi untuk pertumbuhan tanaman terung belanda.
Pertumbuhan tanaman budidaya terung belanda sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik dan struktur lahan tanamnya. Untuk itu perlu
dilakukan pengolahan tanah. Kegiatan pengolahan tanah secara umum sebelum menanam tanaman komoditi adalah penggemburan
tanah. Pada tahap penggemburan tanah, untuk jenis semua tanaman akan mempunyai perlakuan yang relatif hampir sama.
Penggemburan tanah dapat menciptakan kondisi yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik. Tahapan
penggemburan ini meliputi pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah serta sirkulasi udaranya dan pemberian pupuk organik
sebagai pupuk dasar untuk memperbaiki struktur fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan. Tanah yang hendak
digemburkan mula-mula harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau bahkan pepohonan yang tumbuh.
Proses pengolahan lahan ini dilakukan oleh petani dilakukan pada saat persemaian terung belanda akan siap ditanam ke lahan. Berbeda
dengan tanaman komoditi yang lain, dimana persemaian dengan pengolahan lahan dilakukan secara bersamaan. Perbedaan ini

disebabkan karena persemaian tanaman terung belanda membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibanding komoditi yang lainnya.
Luas lahan yang akan diolah disesuaikan dengan banyaknya jumlah bibit terung belanda yang ada.
Dalam pengolahan lahan, selain menggemburkan tanah dan melakukan pemupukan, juga dilakukan pencabutan rumput-rumput (gulma)
di sekitar lahan. Gulma yang telah dicabut, dapat dibenamkan (dikubur) kembali ke dalam tanah sebagai pupuk tambahan.
Tahapan ketiga Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman bibit terung belanda, terlebih dahulu lahan harus diolah agar tanah menjadi gembur, lalu diratakan.
Tahapan selanjutnya adalah pembuatan lubang tanam yang memiliki kedalaman lebih kurang 25 30 cm dengan jarak antar tanaman
sekitar 1,5 2 meter. Lubang tanam yang telah dibuat ini selanjutnya diisi pupuk dasar (pupuk kandang) dan pupuk buatan (pupuk
NPK) dengan volume lebih kurang 3 Kg pupuk kandang berbanding 100 gr pupuk NPK. Selanjutnya lubang ini ditanam kembali dengan
tanah dengan ketebalan sekitar 15 20 cm. Tahapan selanjutnya adalah memindahkan bibit terung belanda dari tempat persemaian ke
lubang tanam yang telah siap. Penanaman bibit ini dilakukan dengan kedalaman lebih kurang 5 cm dari pangkal benih.
Tahapan Keempat Pola Perawatan (Pemeliharaan)
Perawatan tanaman terung belanda meliputi proses pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Pupuk merupakan kunci dari
kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis teresap tanaman. Jadi memupuk berarti
menambah unsur hara ke dalam tanah (pupuk akar) dan tanmaan (pupuk daun). Pemupukan dilakukan untuk mencukupi atau
menambah zat-zat makanan yang berguna bagi tanaman dari dalam tanah, atau dengan kata lain supaya zat-zat makanan untuk
tanaman terung belanda bertambah. Dalam rangka memperoleh hasil dan mutu yang tinggi pada usaha-usaha penanaman, perlu
dilakukan berbagai usaha, sehingga zat-zat hara yang tidak dapat diserap menjadi siap untuk diserap. Usaha-usaha tersebut dilakukan
dengan jalan pemupukan.
Pemupukan tanaman ini dilakukan dilakukan beberapa kali. Hal ini disebabkan karena tanaman terung belanda memiliki umur yang
panjang dan masa produktif yang cukup lama, yaitu sekitar 3 4 tahun. Pemupukan tanaman ini dilakukan dengan cara membuat
lubang melingkar atau parit melingkar di sekeliling pohon pada batas paling luar kanopi tanaman. Kedalama lubang atau parit ini sekitar
15 20 cm. Selanjutnya lubang ini diisi dengan pupuk kandang dan pupuk buatan (NPK).
Interval pemupukan dilakukan setiap 6 bulan sekali sampai habis masa produktif. Pemupukan pertama dilakukan setelah tanaman
berumur lebih kurang 24 minggu (6 bulan) mulai dari waktu penanaman. Pada pemupukan pertama ini, volume pupuk yang diberikan
adalah 2 Kg pupuk kandang berbanding 100 gr pupuk buatan (NPK). Pada saat ini dapat juga langsung dilakukan penyiangan pada areal
sekitar tanaman.
Pemupukan kedua dilakukan setelah tanaman berumur 1 tahun. Volume pupuk yang diberikan adalah lebih kurang 5 Kg pupuk kandang
dan 250 pupuk buatan (NPK). Selanjutnya pemupukan ketiga dan selanjutnya dilakukan setiap 6 bulan sekali. Volume pupuk yang
diberikan yaitu lebih kurang 8 Kg pupuk kandang dan 0,5 Kg pupuk buatan (NPK). Pemupukan dilakukan terus menerus sampai masa
produktif tanaman habis.
Selain pemupukan, pengendalian hama dan penyakit sangat penting dalam perawatan tanaman. Tidak selamanya tanaman komoditi
dalam kondisi baik, tetapi pada suatu ketika banyak juga gangguan yang bisa merusaknya. Gangguan-gangguan itu biasanya
disebabkan oleh hama, penyakit atau sebab-sebab lain. Hama dan penyakit itu biasanya merusak seluruh bagian tanaman. Untuk
menyelamatkan dan meningkatkan produksi, perlu dilakukan tindakan pengelolahan hama dan penyakit.
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman terung belanda jarang dilakukan terkecuali pada saat iklum atau musim yang sangat
ekstrim, seperti kemarau yang berkepanjangan. Pada saat ini biasanya tanaman mudah diserang hama dan penyakit. Untuk
menanggulangi serangan hama dan penyakit, biasanya dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida (fungisida dan
insektisida), yaitu antracol dan curacron dengan perbandingan 5 gr antracol dan 5 cc curacron per 5 liter air. Hama yang biasa
menyerang tanaman terung belanda adalah ulat bulu (Malacosoma americanum). Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman
terung belanda adalah layu pada tangkai buah.
Tahapan Terakhir adalah Masa Panen dan Pasca Panen
Panen adalah hal yang diharapkan oleh petani atau pengusaha terung belanda. Setelah bersusah payah melakukan penanaman dan
pemeliharaan tanaman, saat panen akan mendapat hasil yang diharapkan. Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur
panen dan cara panennya. Panen harus dilakukan pada waktu yang tepat agar sesuai dengan keinginan konsumen dan baik kualitasnya.
Komoditi terung belanda yang dipanen terlalu tua akan menjadi busuk dan kurang enak dikonsumsi. Apabila dipanen terlalu muda, maka
kuantitas produksi akan lebih sedikit dan harga jualnya pun menjadi lebih rendah karena kurang memenuhi standar perdagangan secara
umum.
Tanaman terung belanda mulai berbuah pada umur lebih kurang 1 tahun, dan buahnya sudah bisa dipanen apabila buah sudah berwarna
hijau tua atau merah kecokelatan. Pemanenan buah terung belanda tergantung permintaan konsumen, apakah buah yang masih
berwarna hijau atau yang sudah berwarna merah. Pemanenan buah terung belanda ini dilakukan apabila sudah ada permintaan dari
pasar. Biasanya buah terung belanda sudah siap dipanen apabila sudah berumur lebih kurang 2 3 bulan dari mulai pembuahan.
Mekanisme pemanenan, diperhitungkan pula lama pengangkutan sampai ke tangan konsumen. Sebaiknya buah yang dipetik adalah
buah muda yang bijinya belum keras dan daging buahnya belum liat. Apabila pengangkutan memerlukan waktu lama, maka sebaiknya
buah dipetik sebelum masak, tapi sudah tampak bernas (berisi). Waktu panen sebaiknya dilakukan saat pagi hari atau sore hari. Hindari
waktu panen saat terik matahari karena dapat mengganggu tanaman dan membuat kulit terung menjadi keriput (kering) sehingga
menurunkan kualitas.

Anda mungkin juga menyukai