Anda di halaman 1dari 12

Vivi

1. Bagaimana tatalaksana pada PJR agar dapat hidup selayaknya orang sehat?
Jawab:
- Eradikasi kuman streptococcus beta hemolitikus:
a. Benzatin penisilin G : 27 kg= 600.000 900.000 unit
27 kg= 1,2 juta unit
b. Alternatif lainnya: penisislin V oral: 27 kg= 2-3 x 250 unit
27 kg= 2-3 x 500 juta unit
Atau amoxicillin oral: 50 mg/kgBB/hari
- Pemberian profilaksis sekunder untuk mencegah berulangnya penyakit.
a. Benzatin penisilin G : 27 kg= 600.000 900.000 unit
27 kg= 1,2 juta unit
Diberikan setiap 3-4 minggu secara intra muscular.
- Edukasi :
a. Kurangi aktivitas fisik dan stress
b. Menjelaskan perlunya menjaga personal hygiene, terutama kebersihan gigi dan
mulut untuk mencegah infektif endokarditis.
2. Mengapa diagnosis DRA dapat langsung tegak apabila ditemukan manifestasi klinis
berupa Korea Sydenham?
Jawab:
Korea Sydenham merupakan satu-satunya tanda mayor yang sedemikian penting
sehingga dapat dianggap sebagai pertanda adanya demam rematik meskipun tidak
ditemukan kriteria lainnya. Korea merupaka manifestasi demam rematik yang muncul
secara lambat, sehingga tanda adan gejala lain mungkin sudah tidak ditemukan lagi pada
saat korea mulai timbul ( Stollerman, 2005; Park, 2008). Korea sidenham terjadi karena
adanya antineuronal antibody yang meningkat karena adanya respon terhadap
streptokokus hemolitikus grup A yang bereaksi denga epitop dibasal ganglia, kortex
bagian frontal dan nucleus caudatus, yang akan menimbulkan cerebral arteritis dan
degenerasi selular sehingga terjadi disfungsi dopamine.
Dapus: ( Stollerman, GH. 2005. Rheumatic fever. Dalam: Braunwald, E. Harrisons
Principles of Internal Medicine.16th. ed. Hamburg: McGraw-Hill Book) ( Park, MK.2008.
Pediatric Cardiology for practitioners. 5th ed. Philadelphia: Mosby Elsivier.)
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3002660/#bibr26-1756285610382063
An update on the treatment of Sydenhams chorea: the evidence for established and
evolving interventions)

3. Bagaimana cara pmeriksaan JVP pada anak?


Jawab:
Pulsasi vena yang tampak pada yang duduk atau berdiri berarti abnormal, yakni
terdapat kenaikan tekanan vena jugularis. Untuk menentukan tekanan vena jugularis ini,
pasien diletakan dalam posisi terlentang dengan dada dan kepala diangkat 15-300 atau
lebih bila tekanan venanya ternyata tinggi. Kemudian lihatlah batas atas distensi vena
jugularis, bila perlu dengan mengosongkannya terlebih dahulu yakni dengan cara
mengurut vena kearah kaudal, vena ditekan 1 jari mula-mula disebelah bawah
(proksimal) dekat klavikula, lalu disebelah atas (distal) dekat mandibula dena jari lain,
kemudian tekanan oleh jari pertama dilepaskan. Tingginya ukura dari titik acuan.

Titik-titik pengukuran;

Titik acuan adalah bidang horizontal melalui tempat sambungan iga ke-2 dengan

sternum.
Titik nol adalah tempat dimana tekanan sama dengan nol, yaitu setinggi tengah-

tengah atrium kanan.


- Jarak titik acuan-titik nol pada orang dewasa adalah 5cm. jarak ini adalah konstan.
(Dapus: Matondang, CS, Wahiyat I, Sastroasmono S. 2000. Diagnosis Fisis pada Anak.
Jakarta: Sagung Seto) dan ( Markum, HMS. 2011. Penuntun Anamnesis dan Pemeriksaan
Fisik. Jakarta: Interna Publishing)
4. Apa saja tanda-tanda decomp?
Jawab :

Gagal jantung pada bayi: gangguan makan (poor feeding)I, takipneu, dan diaphoresis

saat bayi menyusu.


Anak yang lebih besar: napas pendek, mudah lelah dan edema.
Pemeriksaan fisik: takikardi, irama derap (gallop), nadi yang halus; gagal jantung kiri
yang dominan: takipnea, ortopnea, mengi dan edema paru; gagal jantung kanan:
hepatomegali, edema dan distensis vena-vena leher

5. Bagaimana seharusnya hasil pemeriksaaan JVP pada pasien decomp?


Jawab:
Pada gagal jantung kiri tidak ditemukan adanya peningkatan JVP, akan tetapi pada
gagal jantung kanan dan gagal jantung kongestif dapat ditemukan peningkatan JVP.
6. Apasaja yang termasuk PJB dan bagaimana membedakanya?
Jawab:
a. Penyakit jantung bawaan asianotik
- Ventrikel septal defek (VSD)
Defek Septum Ventrikel (DSV) adalah kelainan jantung berupa lubang pada
sekat antar bilik jantung, menyebabkan kebocoran aliran darah pada bilik kiri dan
kanan jantung. Hal ini mengakibatkan sebagian darah kaya oksigen kembali ke
paru-paru, sehingga menghalangi darah rendah oksigen memasuki paru-paru.

Gejala klinis:
a. VSD kecil seringkali asimptomatik namun memberikan suara murmur
yang keras. Biasanya bisisng berderajat 3/6 sampai 6/6

b. Pada pirau yang besar sering kali terdengar murmur mid-diastolik diapeks
karena ada stenosis mitral relative.
c. Murmur yang khas adalah murmur pansistolik di sela iga ke-3 dan ke-4
tepi kiri sternum yang menjalad tepi kiri sternum.
d. Pada VSD yang besar sering menimbulkan sirkulasi paru berlebih dan
gagal jantung yang memeberikan gejala mudah lelah, diaphoresis saat
menetek atau makan, dan hambatan pertumbuhan
e. Gambaran rontgen: kardiomegali, pembesaran ventrikel kiri, peningkatan
siluet artei pulmonal dan peningkatan corakan paru.

Atrial Septal Defect (ASD)

Atrial Septal Defect (ASD atau defek septum atrium adalah kelainan akibat
adanya lubang pada septum intersisial yang memisahkan antrium kiri dan kanan.
Gejala klinis:
a. Jarang menimbulkan gejala walaupun piraunya besar.
b. Bunyi jantung II terdenngar terpecah lebar dan menetap (wide and split fixed)
karena peningkatan beban volume jantung kanan akibat akibat pirau dari atrium
kiri ke kanan yang menyebabkan waktu ejeksi venrikel memanjang.
c. Murumur ejeksi sistolik halus ditepi kiri sternum pada sela iga ke-2 dengan
derajat tidak lebih dari 3/6 karena adanya peningkatan beban volume ventrikel
kanan.

d. Gambaran rontgen: kardiomegali, pembesaran atrium kanan, penonjolan arteri


pulmonalis.
-

Paten duktus arteriosus (PDA)

Patent Ductus Arteriousus (PDA) atau duktus arteriosus persisten adalah duktus
arteriosus yang tetap membuka setelah bayi lahir. Gejala klinis:
a. Pulsus seler (nadi yang teraba sangat kuat dan turun dengan cepat akibat
perbedaan tekanan sistolik dan diastolic, ini disebabkan karena darah banyak
masuk ke sirkulasi pulmonal saat fase diastolic.
b. Pirau dari aorta ke pulmonal menyebabkan terjadinya bisisng kontinu disela iga
ke-2 tepi kiri sternum yang menjalar ke daerah infraklavikular, bahkan sampai
punggung
c. Gambaran rontgen mirip VSD.
-

Stenosis Pulmonal
Istilah stenosis pulmonal digunakan secara umum untuk menunjukkan adanya
obstruksi pada jalan keluar ventrikel kanan atau a. pulmonalis dan cabang-cabangnya.
Gejala Klinis:
a. Gejala tergantung pada derajat obstruksi. Jika ringan dapat tidak menimbulkan
gejala, dan jika berat bisa menyebabkan dispneu saat berkativbitas dan mudah
lelah.

b. Bunyi jantung I normal dan bunyi jantung II terpecah agak lebar dan disertai
komponen pulmonal yang berisfat lemah.
c. Murmur ejeksi sistolik yang terdengar di iga ke-2 para sterna kiri yang
menjalar ke punggung.
-

Stenosis aorta
Pada kelainan ini dapat ditemui katup aorta hanya memilki dua daun yang
seharusnya tiga, atau memiliki bentuk abnormal seperti corong. Gejala klinis:
a. Murmur ejeksi sistolik terdengar disela iga kedua garis para sterna kanan
sepanjang sternum dan menjalar ke leher. Durasi dan frekuensi murmur
bertambah seiring meningkatnya derajat stenosis.
b. Getaran bising mungkin teraba ditepi kanan atas sternum

Koarktasio aorta
Gagalnya perkembangan arkus aorta, daerah disekitar insersi duktus arteriosus
sehingga terjadi penyempitan lumen aorta. Gejala klinis:
a. Gangguan makan, distress pernapasan, dan syok dapat timbul sebelum usia 2
minggu.rasa tidak Nyman pada saat berolahraga, nyeri kepala.
b. Nadi ekstremitas atas berbeda dengan nadi ekstremitas bawah
c. Murmur ejeksi sistolik pada interskapula menjalar sampai punggung.

b. Penyakit jantung sianotik


Penyakit jantung bawaan sianotik merupakan kelainan struktur dan fungsi jantung
sehingga mengakibatkan seluruh darah balik vena sistemik yang mengandung darah
rendah oksigen kembali beredar ke sirkulasi sistemik dan menimbulkan gejala sianosis
-

Tetralogi of fallot
Tetralogi Fallot merupakan kelainan yang terdiri dari kombinasi 4 komponen
yakni defek septum ventrikel, over-riding aorta, stenosis pulmonal, serta hipertensi
ventrikel kanan. Gejala klinis:
a. Murmur ejeksi sistolik seperti pada stenosis pulmonal merupakan temuan
abnormal awal yang biasanya terdeteksi.

b. Selama serangan anak umumnya gelisah dan mengalami agitasi dan mungkin
menangis berkepanjangan, pada serangan yang berat penurunan kesadaran dan
kejang, hemiparese dan kematian dapat terjadi. Tromboemboli serebral dapat
terjadi karena pirau kanan ke kiri
c. Gambaran rontgen: jantung spserti sepatu boot, hipertrofi ventrikel kanan.
-

Transposisi arteri besar


Pada kelainan ini terjadi perubahan posisi aorta dan a. pulmonalis, yakni aorta
keluar dari ventrikel kanan, sedangkan a. pulmonalis keluar dari ventrikel kiri.
Dengan demikian maka kedua sirkulasi sistemik dan paru tersebut terpisah, dan
kehidupan hanya dapat berlangsung apabila ada komunikasi antara dua sirkulasi ini.
Gejala klinis:
a. Riwayat sianosis selalu ditemukan, meskipun derajatnya tergantung
jumlah pencampuran darah.
b. Bunyi jantung kedua tunggal merupakan temuan yang khas
c. Jantung tampak hiperdinamik disertai impuls ventrikel kiri dan kanan
yang teraba saat palpasi.

Trunkus arteriosus
Trunkus arteriosus gagal berpisah dari aorta dan pulmonal. Gejala klinis.
a. Bayi mengalami berbagai derajat sianosis tergantung pada jumlah aliran darah
pulmonal.
b. Bayi dapat menunjukan gejala gagal jantung saat resistensi vascular paru
menurun, seperti takipnea dan batuk.
c. Bunyi jantung II terdengar tunggal tunggal akibat katup yang tunggal.
d. Bising sistolik ditepi kiri sternum.

7. Apa saja diagnosis banding sesak napas pada anak dan bagaimana cara membedakannya?
Jawab:
TABLE 1

Differential Diagnosis of Dyspnea


Cardiac
Congestive heart failure (right, left or biventricular)
Coronary artery disease
Myocardial infarction (recent or past history)
Cardiomyopathy
Valvular dysfunction
Left ventricular hypertrophy
Asymmetric septal hypertrophy
Pericarditis
Arrhythmias
Pulmonary
COPD
Asthma
Restrictive lung disorders
Hereditary lung disorders
Pneumothorax
Mixed cardiac or pulmonary
COPD with pulmonary hypertension and cor pulmonale
Deconditioning
Chronic pulmonary emboli
Trauma
Noncardiac or nonpulmonary
Metabolic conditions (e.g., acidosis)
Pain
Neuromuscular disorders
Otorhinolaryngeal disorders
Functional
Anxiety
Panic disorders
Hyperventilation

Pada penyakit jantung: dipengaruhi oleh aktivitas


Pada penyakit paru: dipengaruhi oleh posisi
Pada penyakit metabolic (asidosis, anemia): pasien mempunyai faktor risiko yang minimal
terhadap penyakit jantung atau paru

Neuromuscular disorder (miesternia gravis, guillian barre, kifoskoliosis): terdapat kelainan

pada neuromuscular.
Otolaringeal disorder: terdpat obstruksi jalan napas, septum deviasi, polip, striktur.
Psikosomatik: ada gejala cemas, berkeringat, parestesia pada mulut
Obat-obatan: terdapat riwayat mengonsumsi obat-obatan sebelum terjadinya dispneu

Dapus: Walter C. Morgan. Diagnostic Evaluation of Dyspnea. Am Fam Physician. 1998.


57(4):711-716.
California
8. Tanda-tanda sesak napas?
Jawab:
Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan untuk mengenali sesak napas pada
anak,yaitu (1) penampilan, (2) upaya napas, dan (3) peredaran darah kulit.
1) Penampilan; Pada stadium awal sesak, penampilan anak akan tampak gelisah, rewel,
atau menangis terus sehingga mengganggu makan, minum dan tidurnya, sedangkan
pada sesak yang lebih berat anak akan tampak lemah dan mengantuk.
2) Upaya napas anak pada sesak napas awal akan terlihat frekuensi napas lebih cepat
dari biasanya disertai tarikan dinding perut bagian atas, bila sesak bertambah maka
akan ditemukan tarikan dinding dada, kemudian cuping hidungnya kembang kempis.
Pada keadaan lebih lanjut maka frekuensi napas malah akan berkurang dan tarikan
dinding dada melemah sampai menghilang yang menandakan anak dalam kondisi
sangat lelah dan akhirnya dapat terjadi henti napas.
3) Gangguan peredaran darah kulit terjadi pada keadaan sesak napas berat, gejala paling
ringan adalah kulit telapak tangan dan kaki menjadi pucat dan berkeringat dingin,
pada kondisi lebih berat akan timbul bercak kebiruan pada kulit yang pucat tersebut,
dan bila pada kondisi ini tidak diberi bantuan napas memadai maka kulit tampak
kebiruan merata, terutama di ujung jari dan telapak tangan serta kaki dan sekitar
mulut.
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak diakses pada: 23-6-2016
9. Apa penyebab anemia pada pasien ini?
Jawab:
Anemia pada pasien ini kemungkinan disebabkan oleh anemia penyakit kronis.
Pada anemia penyakit kronis terjadi suatu sindrom stress hematologi akibat pelepasan

sitokin secara berlebihan yang akan menyebabkan sequestrasi makrofag. Produksi sitokin
yang berlebihan ini terjadi karena kerusakan jaringan akibat infeksi.
Sindrom stress hematologi ini terdiri dari peningkatan sekuestrasi di limpa,
peningkatan ambilan besi oleh makrofag yang tersekuestrasi, penurunan produksi
eritropoetin di ginjal, penurunan respon eritropoeisis disumsum tulang.
Pada keadaan malnutrisi terjadi penurunan transformasi t4 menjadi t3 yang
mengakibatkan teerjadinya hipotiroid fungsional yang menyebabkan penurunan
kebutuhan terhadap hemoglobin yang mengangkut besi sehingga produksi eritropoetin
berkurang.
Dapus: ( Supandiman I, Fadjari H, Sukrisman L. 2009. Anemia pada Penyakit Kronis.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbir Ilmu
penyakit)Dalam.
10. Apa penyebab demam pada pasien PJR?
Jawab:
Infeksi bacteri streptococcus grup AReaksi imun (antigen-antibodi)

Pirogen

eksogen Merangsang pirogen endogen (leukosit) Produksi sitokin (IL 1, IL-6,TNF)


Memacu pelepasan asam arakidonat sintesis prostaglandin E2 Mencapai
hipotamalus set point pada termostat hipotalamus Penyimpanan panas tubuh dan
pembentukan panas Suhu meningkat Demam.
11. Apa penyebab gizi buruk pada kasus?
Jawab:
Pada VSD:
Jika terjadi kebocoran jantung, darah bersih yang berada pada ventrikel kiri akan
mengalir ke darah kotor yang ada di ventrikel kanan. Dengan demikian, akan
mengakibatkan penurunan aliran oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer dan akibatnya
terjadi penurunan jumlah energi atau ATP yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh.
Riwayat sering batuk pilek atau infeksi saluran pernapasan juga merupakan salah satu
penyebab terjadinya gizi buruk pada anak ini. Infeksi saluran nafas ini akan membuat
nafsu makan berkurang, sehingga intake makanan berkurang. Hal ini mengakibatkan
tubuh kekurangan nutrisi. Juga infeksi saluran nafas akan meningkatkan metabolism
tubuh, sedangkan intake oksigen menurun. Hal ini mengakibatkan pertambahan berat
badan memburuk.
Pada PJR

Selera makan dikontrol oleh pusat lapar atau pusat makan di nuclei hipotalamus
lateral (LHN), dihambat oleh pusat kenyang yang berlokasi di nuklei ventromedial
(VMN) hipotalamus. Mediator kimia yang dihasilkan oleh rangsangan vagal atau
simpatetik pada reseptor perifer dan pusat memberikan masukan pada LHN dan VMN
yang akan merubah selera makan.
Mediator kimia seperti mediator inflamasi terutama sitokin IL-6, IL-1 dan TNF
diketahui berperanan penting dalam menginduksi anoreksia. Pembentukan sitokin
proinflamasi dan antiinflamasi diatur melalui mekanisme umpan balik yang kompleks,
dimana sitokin proinflamasi ini terutama berperan menghasilkan system imun untuk
melawan bakteri penyebab infeksi.
Anorexia ini pada akhirnya akan menyebabkan kekurangan nutrisi pada tubuh yang
lama-lama menurunkan berat badan.

12. Apakah ada demam yang bukan disebabkan oleh infeksi?


Jawab:
a. Penyakit Autoimun : SLE, poliarteritis nodosa, penyakit Still, granulomatosis
Wegener, vaskulitis, polikondritis berulang
b. Penyakit susunan saraf pusat : perdarahan otak, trauma kapitis, tumor otak dan
medula spinalis, penyakit degeneratif susunan saraf pusat (seperti multipel sklerosis),
trauma medula spinalis.
c. Tumor ganas : neoplasma primer (seperti kolon dan rektum, hati, ginjal,
neuroblastoma), tumor hati metastase.
d. Penyakit darah : limfoma, leukemia, anemia hemolitik.
e. Penyakit kardiovaskuler : infarj miokard, tromboflebitis, emboli paru.
f. Penyakit gastrointestinal : inflammatory bowel disease, abses hati, hepatitis
alkoholik, hepatitis granulomatosa
g. Penyakit endokrin : hipotiroidisme, feokromositoma dapat meningkatkan suhu
karena gangguan termoregulasi.
h. Penyakit-penyakit yang disebabkan olehg zat kimia : reaksi obat (termasuk serum
sickness), neuroleptic malignant syndrome, hipertermia anestesi maligna, sindroma
i.

serotonergik.
Penyakit miselanous : sarkoidosis, familial miditerranean fever, trauma jaringan dan
hematoma

j.

Factitious fever: heat stroke, sindroma neuroleptik maligna, tirotoksisitas,


endokrinopati, pheochromositoma

Anda mungkin juga menyukai