PENDAHULUAN
b.
c.
Dapat melakukan dan mengerti cara meniup, menyambung, menarik dan bahwa
lubang dapat ditutup
BAB II
DASAR TEORI
Salah satu upaya untuk menghasilkan produk reaksi bebas kontaminan adalah dengan
menggunakan reaktor dari gelas. Gelas merupakan gabungan dari bahan-bahan anorganik non
logam yang didinginkan menjadi kaku tanpa mengalami kristalisasi. Gelas juga diikenal
sebagai cairan yang kaku. Hal ini disebabkan karena tidak adanya perubahan struktur antara
gelas cair dan gelas kaku. Selain dapat memiliki sifat yang transparan, gelas juga tahan
terhadap sejumlah zat kimia. Bahan pembentuk gelas yang utama adalah kwarsa (SiO 2).
Sebagai bahan baku tambahan adalah CaCO3 atau MgCO3 untuk mempermudah peleburan
dan Na3CO3 atau K2CO3 untuk menurunkan titik lebur. Kadang-kadang ditambahkan pula
NaNO3 atau Na2SO4 untuk membantu proses finning dan oksidator. Selain itu, kadang-kadang
ditambahkan oksida logam sebagai pewarna.
2.1 GELAS
Gelas atau kaca adalah amorf (non- kristalin bahan padat). Gelas adalah benda yang
lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi dengan barang, dan tidak aktif secara yang bisa
dibentuk dengan permukaan yang sangat halus dan kedap air.Oleh karena sifatnya yang
sangat ideal gelas banyak digunakan di banyak bidang kehidupan.tetapi gelas bias pecah
menjadi pecahan yang tajam. Sifat kaca ini bias dimodifikasi dan bahkan bias diubah
seluruhnya dengan proses kimia atau dengan pemanasan.
2.2 DEFINISI TEKNIK
Gelas mempunyai beberapa definisi teknis yang tergantung dari proses pembentukan
gelas, struktur atom dan keadaan termodinamisnya.
2.3 DEFINISI EMPIRIS
Gelas adalah material non-organik hasil dari proses pendingan tanpa melalui proses
kristalisasi.
2.4 DEFINISI BERDASARKAN STRUKTUR
Gelas adalah benda padat yang tidak mempunyai struktur seperti halnya keramik atau
logam.
Dari segi fisika gelas adalah zat cair lewat dingin yang tegar dan tidak mempunyai
titik cair tertentu serta mempunyai viskositas cukup tinggi, sehingga tidak mengalami
kristalisasi. Ditinjau dari segi kimia, gelas adalah gabungan dari senyawa anorganik yang
didinginkan dari keadaan cairnya menjadi padat dan keras, tanpa mengalami kristalisasi.
Gelas dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir,
feldspar, serta berbagai penyusun lainnya sehingga menghasilkan produk yang mempunyai
struktur atom yang acak.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa metode yang dapat
dilakukan untuk membuat gelas, yaitu:
1. proses pendinginan dengan cepat
2. Proses polimerisasi
dari kaca,
yang
digunakan
dalam percobaan
ilmiah,
terutama
dalam
laboratorium kimia dan biologi. Beberapa peralatan tersebut sekarang ada yang telah dibuat
dari plastik, namun peralatan kaca masih sering digunakan oleh karena sifat kaca
yang inert, transparan, dan tahan panas. Kaca borosilikat, dahulu dinamakan Pyrex, sering
digunakan karena sifatnya yang tahan dengan tegangan termal. Untuk beberapa
aplikasi, kuarsa digunakan oleh karena ia tahan panas dalam temperatur yang tinggi dan
memiliki sifat terawang di beberapa spektrum elektromagnetis. Di beberapa aplikasi,
terutama pada botol penyimpanan, gelas berwarna coklat tua biasanya digunakan untuk
menghindarkan zat yang disimpan dari cahaya luar. Peralatan yang terbuat dari material
lainnya juga digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya asam hidroflorida yang disimpan
dalam polietilena karena asam ini dapat melarutkan kaca.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Nama Alat
Gambar
Fungsi
.
1
Sebagai sumber
Tabung Oksigen
pembakaran untuk
membakar gelas
2
Sebagai bahan
yang akan
Batang Gelas
dibentuk menjadi
pipet, tabung
reaksi dan pipa
bengkok
Pembakar
Untuk membakar
Bunses
gelas
Pisau Pemotong
Gelas
Pemotongan Gelas
Untuk memotong
gelas
Gambar 3.
Pembuatan Pipet Tetes
Panaskan salah satu ujung pipa kecil sampai memerah dan mudah
dibentuk
2. Pada tahap pematahan pipa gelas, bagian yang telah dikerat dipatahkan. Caranya
dengan 2 jempol diposisikan pada bagian yang tidak dikerat (sejajar dengan
bagian yang dikerat) dan jari lainnya menarik pipa kaca tersebut, sehingga
tumpuan berada di kedua jempol dibantu dengan jari lainnya. Tujuan pemotongan
pipa gelas dengan cara ini yaitu untuk mencegah pipa kaca remuk jika tumpuan
tidak tepat.
3.
Pada pembuatan tabung reaksi, dibutuhkan alat bantu pipa gelas yang padat untuk membantu
membentuk ujung tabung reaksi, tetapi jangan kontakkan alat bantu tersebut terlalu lama agar
tidak meleleh dan membuat hasilnya tidak sempurna. Saat Proses pembentukan harus
dilakukan secara telaten dan cepat karena gelas cepat mengeras kembali. Kemudian dengan
cepat setelah diangkat dari burner, lakukan peniupan seperlunya sehingga bagian ujung
Pada praktikum kali ini dilakukan praktikum gelas dimana pada percobaan kali ini
dilakukan pemotongan dan pematahan gelas, pembuatan pipet, pembuatan tabung reaksi dan
pembuatan pipa bengkok. Sebelum dilakukan praktikum dilakukan pemotongan pipa gelas
terlebih dahulu dimana pipa gelas yang masih berukuran panjang di potong menjadi ukuran
yang diinginkan. Setelah pipa gelas diukur sesuai kebutuhan kemudian pipa gelas dikerat
untuk memudahkan dalam pemotongan sehingga pipa gelas dapat dipotong dengan mudah.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemotongan kali ini adalah pada saat pengeratan dan
pemotongan pipa gelas. Pengeratan yang dilakukan berulang-ulang akan membuat pipa gelas
mudah untuk dipotong namun apabila pengeratan tidak lurus ataupun terbentuk dua garis atau
lebih akan mengakibatkan potongan pipa gelas kurang sempurna dan akan membahayakan
pada saat pipa gelas dipotong. Maka dari itu diperlukan ketelitian saat melakukan pengeratan
agar potongan dari pipa gelas dapat terbentuk secara sempurna.
Pada percobaan pembuatan pipet tetes, pipa gelas yang telah dipotong kemudian
dipanaskan pada burner sambil diputar agar panas pada kaca merata sehingga pemuaian pada
pipa gelas akan merata. Pipa gelas dipanaskan hingga memerah atau mudah ditarik kemudian
pipa gelas ditarik hingga membentuk ujung yang kecil seperti pipet tetes. Penarikan yang
tidak hati-hati akan mengakibatkan sambungan putus dan lubang pada pipet tetes akan
tertutup dan bentuknya kurang sempurna. Pipa gelas yang sudah ditarik dan kemudian
dipotong pada bagian tengahnya hingga terbentuk pipet tetes yang di inginkan.
Pada percobaan pembuatan tabung reaksi mula-mula pipa gelas yang berukuran besar
dipanaskan dibagian tengah hingga memerah atau sampai mudah untuk ditarik, kemudian
pipa gelas ditarik hingga kedua ujungnya terpisah. Setelah terpisah salah satu bagian
dirapihkan sambil dipanaskan di burner kemudian apabila sudah tertutup tabung reaksi ditiup
pada salah satu bagian ujungnya yang lain agar pada bagian yang dipanaskan terbentuk
setengah lingkaran. Pada pembentukan tabung reaksi ini apabila peniupan kurang bertenaga
maka hasil dari bentuk setengah lingkarannya akan kurang sempurna dan apabila
peniupannya berlebihan akan mengakibatkan bagian setengah lingkarannya lebih menonjol
daripada bagian lain sehingga bentuknya kurang sempurna. Pembentukan dan pemanasan
yang kurang sempurna pada saat pemanasan juga akan mempengaruhi dari hasil bentuk
tabung reaksi yang di buat.
Kemudian pada saat pembentukan pipa bengkok, pipa gelas yang sudah dipotong
dipanaskan dibagian tengahnya sambil diputar-putar sehingga panas pada pipa gelas yang
dipanaskan merata. Setelah pipa gelas yang dipanaskan berwarna merah atau mudah untuk
dibengkokkan maka pipa gelas dibengkokkan sambil kemudian di tiup pada salah satu
ujungnya agar bagian yang dibengkokkan berukuran relatif sama.
Pada praktikum gelas ini dibutuhkan kecekatan dan ketelitian untuk menentukan
waktu yang tepat dalam membengkokkan ataupun menarik dari pipa gelas ini. Pemanasan
yang kurang merata pada saat pemanasan pipa gelas juga akan mengakibatkan gagalnya
pembentukan. Selain itu suhu dari api burner juga harus tinggi agar suhu lelehnya gelas dapat
dicapai dan pipa gelas dapat dibentuk.
KESIMPULAN
1. Gelas bersifat mudah dibentuk pada temperature tinggi (pembakaran) dan akan
mengeras secara tiba-tiba jika temperaturnya diturunkan.
2. Praktikum ini memberikan informasi mengenai cara pemotongan gelas, pembuatan
tabung reaksi, pipet tetes dan pipa bengkok
3. Gelas bersifat isolator ketika dipanaskan
DAFTAR PUSTAKA
Nirwantoro, Dwi, Ir, MT . Modul Praktikum Teknik Perawatan Praktek Gelas,
Politeknik Negeri Bandung
Anonim . https://id.wikipedia.org/wiki/Gelas [diakses pada 25 Maret 2016]
: PRAKTEK GELAS
Praktikum
Penyerahan
(Laporan)
: 23 Maret 2016
: 30 Maret 2016
Oleh :
Kelompok
: V (lima)
Nama
Kelas
NIM. 141411047
NIM. 141411048
NIM. 141411053
: 2B
2016