Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hasil suatu proses kimia sangat dipengaruhi oleh kondisi pada waktu reaksi tersebut
berlangsung, baik tekanan, temperatur, katalis serta adanya kontaminan. Kontaminan selain
dapat berasal dari ketidakmurnian zat yang bereaksi juga dapat berasal dari reaksi antara zat
dengan tempat terjadinya reaksi tersebut. Karena itu dalam melakukan suatu proses kimia
perlu diperhatikan bahan dari tempat berlangsungnya reaksi tersebut. Salah satu bahan
reaktor yang sering digunakan karena sifatnya yang inert adalah gelas. Bahan ini sering
digunakan untuk membuat reaktor untuk menghasilkan produk yang dikehendaki dengan
kuantitas yang tidak terlalu besar namun memiliki kemurnian relatif tinggi.
1.2 Tujuan
a.

Dapat melakukan dan mengerti bahwa pipa gelas dapat dipotong

b.

Dapat melakukan dan mengerti bahwa pipa gelas dapat dibengkokan

c.

Dapat melakukan dan mengerti cara meniup, menyambung, menarik dan bahwa
lubang dapat ditutup

BAB II
DASAR TEORI
Salah satu upaya untuk menghasilkan produk reaksi bebas kontaminan adalah dengan
menggunakan reaktor dari gelas. Gelas merupakan gabungan dari bahan-bahan anorganik non
logam yang didinginkan menjadi kaku tanpa mengalami kristalisasi. Gelas juga diikenal
sebagai cairan yang kaku. Hal ini disebabkan karena tidak adanya perubahan struktur antara
gelas cair dan gelas kaku. Selain dapat memiliki sifat yang transparan, gelas juga tahan
terhadap sejumlah zat kimia. Bahan pembentuk gelas yang utama adalah kwarsa (SiO 2).
Sebagai bahan baku tambahan adalah CaCO3 atau MgCO3 untuk mempermudah peleburan
dan Na3CO3 atau K2CO3 untuk menurunkan titik lebur. Kadang-kadang ditambahkan pula
NaNO3 atau Na2SO4 untuk membantu proses finning dan oksidator. Selain itu, kadang-kadang
ditambahkan oksida logam sebagai pewarna.
2.1 GELAS
Gelas atau kaca adalah amorf (non- kristalin bahan padat). Gelas adalah benda yang
lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi dengan barang, dan tidak aktif secara yang bisa
dibentuk dengan permukaan yang sangat halus dan kedap air.Oleh karena sifatnya yang
sangat ideal gelas banyak digunakan di banyak bidang kehidupan.tetapi gelas bias pecah
menjadi pecahan yang tajam. Sifat kaca ini bias dimodifikasi dan bahkan bias diubah
seluruhnya dengan proses kimia atau dengan pemanasan.
2.2 DEFINISI TEKNIK
Gelas mempunyai beberapa definisi teknis yang tergantung dari proses pembentukan
gelas, struktur atom dan keadaan termodinamisnya.
2.3 DEFINISI EMPIRIS
Gelas adalah material non-organik hasil dari proses pendingan tanpa melalui proses
kristalisasi.
2.4 DEFINISI BERDASARKAN STRUKTUR
Gelas adalah benda padat yang tidak mempunyai struktur seperti halnya keramik atau
logam.

Dari segi fisika gelas adalah zat cair lewat dingin yang tegar dan tidak mempunyai
titik cair tertentu serta mempunyai viskositas cukup tinggi, sehingga tidak mengalami
kristalisasi. Ditinjau dari segi kimia, gelas adalah gabungan dari senyawa anorganik yang
didinginkan dari keadaan cairnya menjadi padat dan keras, tanpa mengalami kristalisasi.
Gelas dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir,
feldspar, serta berbagai penyusun lainnya sehingga menghasilkan produk yang mempunyai
struktur atom yang acak.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa metode yang dapat
dilakukan untuk membuat gelas, yaitu:
1. proses pendinginan dengan cepat
2. Proses polimerisasi

2.5 PIPET TETES


Pipet tetes adalah jenis pipet yang berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca
dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
Terkadang saat melakukan percobaan reaksi kimia di laboratorium, bahan yang kita
perlukan jumlahnya tidaklah terlalu besar sehingga tidak bisa diukur dengn alat ukur yang
berskala. Untuk keperluan itu dipergunakanpipet tetes. Pipet tetes ini hanya bisa digunakan
untuk bahan yang bersifat cair. Jika ada bahan padatan yang harus di ukur
menggunakanpipet tetes, maka padatan tersebut harus terlebih dahulu di larutkan.
Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke
wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes. Pemindahan cairan
dengan menggunakan pipet tetes memang memakan waktu yang lama. tapi demi keakuratan
percobaan, biasanya hal tersebut memang terpaksa di lakukan. Pipet tetes terdiri dari berbagai
ukuran. Semakin besar ukuran pipet tetes, maka semakin besar juga jumlah cairan yang
diteteskan.

2.6 TABUNG REAKSI


Tabung reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau plastik yang
dapat menahan perubahan temperatur dan tahan terhadap reaksi kimia. Tabung reaksi ada
yang dilengkapi dengan tutup ada juga yang tanpa tutup. Terdiri dari berbagai ukuran
tergantung kebutuhan. Tabung reaksi disebut juga Test Tube atau Culture tube. Culture tube
adalah tabung reaksi tanpa bibir yang

biasanya digunakan untuk pembiakan

mikroorganisme dalam medium cair.

Fungsi tabung reaksi antara lain adalah:

Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia

Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil

Sebagai tempat perkembangbiakan mikroba dalam media cair

Peralatan gelas laboratorium merujuk pada berbagai peralatan laboratorium yang


terbuat

dari kaca,

yang

digunakan

dalam percobaan

ilmiah,

terutama

dalam

laboratorium kimia dan biologi. Beberapa peralatan tersebut sekarang ada yang telah dibuat
dari plastik, namun peralatan kaca masih sering digunakan oleh karena sifat kaca
yang inert, transparan, dan tahan panas. Kaca borosilikat, dahulu dinamakan Pyrex, sering
digunakan karena sifatnya yang tahan dengan tegangan termal. Untuk beberapa
aplikasi, kuarsa digunakan oleh karena ia tahan panas dalam temperatur yang tinggi dan
memiliki sifat terawang di beberapa spektrum elektromagnetis. Di beberapa aplikasi,
terutama pada botol penyimpanan, gelas berwarna coklat tua biasanya digunakan untuk
menghindarkan zat yang disimpan dari cahaya luar. Peralatan yang terbuat dari material
lainnya juga digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya asam hidroflorida yang disimpan
dalam polietilena karena asam ini dapat melarutkan kaca.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

c.1 Alat dan Bahan


No

Nama Alat

Gambar

Fungsi

.
1

Sebagai sumber
Tabung Oksigen

pembakaran untuk

(kiri) dan Tabung

membakar gelas

Gas LPG (kanan)

2
Sebagai bahan
yang akan
Batang Gelas

dibentuk menjadi
pipet, tabung
reaksi dan pipa
bengkok

Pembakar

Untuk membakar

Bunses

gelas

Pisau Pemotong
Gelas

c.2 Skema Kerja

Persiapan alat dan bahan


Memotong dan mematahkan pipa gelas
Menyalakan alat burner
Membuat pipet
Membuat tabung reaksi
Membuat pipa bengkok

Pemotongan Gelas

Untuk memotong
gelas

Gambar 1. Pemotongan Gelas


Membuat tanda batas pada pipa gelas yang akan dipotong dengan
cara menekan alat pemotong gelas pada pipa dan menggoreskannya
sehingga terbentuk goresan putih pada pipa

Patahkan gelas pada bagian yang terdapat goresan dengan


menekankan ibu jari sekeras mungkin sehingga pipa gelas akan
terpotong dengan simetris

Pembuatan Tabung Reaksi

Gambar 2. Pembuatan Tabung Reaksi

Memanaskan bagian tengah pipa gelas (Sampai meleleh dan


terputus menjadi dua bagian)

Memanaskan salah satu bagian ujung pipa gelas (Sampai bagian


ujungnya meleleh dan tertutup)

Meniup ujung yang lain pipa gelas sampai terbentuk lengkungan


simetri pada ujung yang dipanaskan

Pembuatan Pipet Tetes

Gambar 3.
Pembuatan Pipet Tetes

Memotong pipa gelas menjadi 4 bagian

1 bagian dipanaskan pada burner tepat ditengah bagian untuk


dijadikan 2 pipet tetes (total 8 pipet tetes)

Tarik bagian tengah gelas yang lembek hingga putus

Bentuk gelas yang ditarik tadi akan membentuk pipet tetes

Potong ujung pipet gelas untuk memperindah bentuk dan lubang


pada ujung pipet tetes

Pembuatan Pipa Bengkok

Panaskan salah satu ujung pipa kecil sampai memerah dan mudah
dibentuk

Bengkokkan pipa sesuai keinginan dengan menarik perlahan pada


bagian yg lunak

c.3 Data Hasil Percobaan

Gambar 4. Hasil tabung reaksi yang telah dibuat

Gambar 5. Hasil tabung reaksi yang telah dibuat

Gambar 6. Hasil pipet tetes yang telah dibuat

Gambar 7. Hasil pipa bengkok yang telah dibuat

Gambar 8. Hasil pipa bengkok yang telahh dibuat


PEMBAHASAN
1. Nabila Suri Oktaviani (141411048)
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan pembuatan pipet tetes, tabung reaksi,
dan pipa bengkok dari pipa gelas. Gelas merupakan gabungan dari bahan-bahan anorganik
non logam yang didinginkan menjadi kaku tanpa mengalami kristalisasi. Praktikum ini
bertujuan untuk membuktikan bahwa gelas dapat dipotong, dibengkokkan, dan dibentuk.
Pada praktik ini, tedapat 3 tahap yaitu proses pengeratan pipa gelas, proses pematahan
pipa gelas, dan proses pembentukan pipa gelas menjadi produk dengan cara dipanaskan
dengan burner.
1. Pada tahap pengeratan pipa gelas, pipa gelas dikerat kelilingnya dengan
pemotong gelas berbahan tungsten carbide. Hal yang perlu diperhatikan yaitu
pemotong harus digenggam dengan mantap dan kuat, sehingga hasil keratan rapi
(tidak bertumpuk) dan cukup dalam.

2. Pada tahap pematahan pipa gelas, bagian yang telah dikerat dipatahkan. Caranya
dengan 2 jempol diposisikan pada bagian yang tidak dikerat (sejajar dengan
bagian yang dikerat) dan jari lainnya menarik pipa kaca tersebut, sehingga
tumpuan berada di kedua jempol dibantu dengan jari lainnya. Tujuan pemotongan
pipa gelas dengan cara ini yaitu untuk mencegah pipa kaca remuk jika tumpuan
tidak tepat.

3.

Pada tahap pembentukan, bagian tengah dari pipa gelas


dipanaskan dengan burner sampai melunak. Pastikan
komposisi bahan bakar burner (LPG dan O 2) jumlahnya
tepat. Pada saat pemanasan, pipa kaca diputar-putar
sehingga panas pada gelas merata dan pelunakan gelas
terjadi di semua sisi sehingga pada saat gelas ditarik,
bagian yang mengecil berada di tengah (simetris)
sehingga hasil produk bagus.

Pada pembuatan tabung reaksi, dibutuhkan alat bantu pipa gelas yang padat untuk membantu
membentuk ujung tabung reaksi, tetapi jangan kontakkan alat bantu tersebut terlalu lama agar
tidak meleleh dan membuat hasilnya tidak sempurna. Saat Proses pembentukan harus
dilakukan secara telaten dan cepat karena gelas cepat mengeras kembali. Kemudian dengan
cepat setelah diangkat dari burner, lakukan peniupan seperlunya sehingga bagian ujung

tabung reaksi membulat, pada pipa bengkok lakukan peniupan


dengan 1 sisi ditutup agar bagian siku mulus
2. Nadia Pratiwi (141411049)
Dari praktikum pembuatan gelas ini, praktikan dapat
mengetahui informasi mulai dari cara pemotongan gelas sampai
pada pembuatan alat-alat yang tersedia di laboratorium kimia
seperti tabung reaksi dan pipet tetes. Pada mulanya praktikan
melakukan pemotongan terhadap pipa gelas yang akan dijadikan dalam pembuatan pipet tetes
dan tabung reaksi. Pemotongan ini menggunakan pisau khusus untuk memotong gelas. Untuk
pembuatan tabung reaksi digunakan pipa gelas yang berukuran lebih besar dari pada pipa
yang akan digunakan dalam pembuatan pipet tetes.
Dalam pembuatan tabung reaksi, pipet tetes dan pipa bengkok, digunakan alat
pembakar yang disebut burner. Gelas bersifat mudah dibentuk pada temperature tinggi dan
seketika dapat mengeras kembali jika temberaturnya diturunkan, selain itu gelas juga bersifat
isolator atau tidak menghantarkan panas, hal ini terbukti praktikan tidak merasakan panas
pada saat memegang kedua ujung gelas pada saat dibakar.
Pada saat pembuatan tabung reaksi, ujung pipa yang terputus dapat disambungkan
dengan cara dibakar dan dapat dilengkungkan pada bagian ujungnya dengan cara meniupnya.
Sedangkan untuk pembuatan pipet tetes dilakukan dengan cara memanaskan pipa kecil pada
bagian tengahnya dan setelah lunak ditarik agar luas pipa mengecil pada bagian tengah,
kemudian dipotong. Sama halnya dengan pembuatan pipa bengkok, dilakukan pemanasan
pada salah satu bagian pipa sampai memerah, dan setelah lunak dibengkokkan sesuai
keinginan sampai pipa terlihat bengkok dengan sempurna.
Pada akhir praktikum, praktikan mendapatkan pengetahuan tentang cara pembuatan
gelas dalam skala kecil (laboratorium). Secara umum prinsip pembuatan gelas dalam skala
lab dan industry akan sama karena melalui proses pembakaran, namun yang berbeda hanya
terlihat pada peralatan yang digunakan, karena pembuatan gelas di industri sudah dirancang
menggunakan alat yang otomatis dan dibentuk sesuai kebutuhan sehingga bentuknya dapat
konsisten, rapi dan dapat diterima oleh konsumen.
3. Rahmad Catur Bayu Ragil (141411053)

Pada praktikum kali ini dilakukan praktikum gelas dimana pada percobaan kali ini
dilakukan pemotongan dan pematahan gelas, pembuatan pipet, pembuatan tabung reaksi dan
pembuatan pipa bengkok. Sebelum dilakukan praktikum dilakukan pemotongan pipa gelas
terlebih dahulu dimana pipa gelas yang masih berukuran panjang di potong menjadi ukuran
yang diinginkan. Setelah pipa gelas diukur sesuai kebutuhan kemudian pipa gelas dikerat
untuk memudahkan dalam pemotongan sehingga pipa gelas dapat dipotong dengan mudah.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemotongan kali ini adalah pada saat pengeratan dan
pemotongan pipa gelas. Pengeratan yang dilakukan berulang-ulang akan membuat pipa gelas
mudah untuk dipotong namun apabila pengeratan tidak lurus ataupun terbentuk dua garis atau
lebih akan mengakibatkan potongan pipa gelas kurang sempurna dan akan membahayakan
pada saat pipa gelas dipotong. Maka dari itu diperlukan ketelitian saat melakukan pengeratan
agar potongan dari pipa gelas dapat terbentuk secara sempurna.
Pada percobaan pembuatan pipet tetes, pipa gelas yang telah dipotong kemudian
dipanaskan pada burner sambil diputar agar panas pada kaca merata sehingga pemuaian pada
pipa gelas akan merata. Pipa gelas dipanaskan hingga memerah atau mudah ditarik kemudian
pipa gelas ditarik hingga membentuk ujung yang kecil seperti pipet tetes. Penarikan yang
tidak hati-hati akan mengakibatkan sambungan putus dan lubang pada pipet tetes akan
tertutup dan bentuknya kurang sempurna. Pipa gelas yang sudah ditarik dan kemudian
dipotong pada bagian tengahnya hingga terbentuk pipet tetes yang di inginkan.
Pada percobaan pembuatan tabung reaksi mula-mula pipa gelas yang berukuran besar
dipanaskan dibagian tengah hingga memerah atau sampai mudah untuk ditarik, kemudian
pipa gelas ditarik hingga kedua ujungnya terpisah. Setelah terpisah salah satu bagian
dirapihkan sambil dipanaskan di burner kemudian apabila sudah tertutup tabung reaksi ditiup
pada salah satu bagian ujungnya yang lain agar pada bagian yang dipanaskan terbentuk
setengah lingkaran. Pada pembentukan tabung reaksi ini apabila peniupan kurang bertenaga
maka hasil dari bentuk setengah lingkarannya akan kurang sempurna dan apabila
peniupannya berlebihan akan mengakibatkan bagian setengah lingkarannya lebih menonjol
daripada bagian lain sehingga bentuknya kurang sempurna. Pembentukan dan pemanasan
yang kurang sempurna pada saat pemanasan juga akan mempengaruhi dari hasil bentuk
tabung reaksi yang di buat.
Kemudian pada saat pembentukan pipa bengkok, pipa gelas yang sudah dipotong
dipanaskan dibagian tengahnya sambil diputar-putar sehingga panas pada pipa gelas yang

dipanaskan merata. Setelah pipa gelas yang dipanaskan berwarna merah atau mudah untuk
dibengkokkan maka pipa gelas dibengkokkan sambil kemudian di tiup pada salah satu
ujungnya agar bagian yang dibengkokkan berukuran relatif sama.
Pada praktikum gelas ini dibutuhkan kecekatan dan ketelitian untuk menentukan
waktu yang tepat dalam membengkokkan ataupun menarik dari pipa gelas ini. Pemanasan
yang kurang merata pada saat pemanasan pipa gelas juga akan mengakibatkan gagalnya
pembentukan. Selain itu suhu dari api burner juga harus tinggi agar suhu lelehnya gelas dapat
dicapai dan pipa gelas dapat dibentuk.

KESIMPULAN

1. Gelas bersifat mudah dibentuk pada temperature tinggi (pembakaran) dan akan
mengeras secara tiba-tiba jika temperaturnya diturunkan.
2. Praktikum ini memberikan informasi mengenai cara pemotongan gelas, pembuatan
tabung reaksi, pipet tetes dan pipa bengkok
3. Gelas bersifat isolator ketika dipanaskan

DAFTAR PUSTAKA
Nirwantoro, Dwi, Ir, MT . Modul Praktikum Teknik Perawatan Praktek Gelas,
Politeknik Negeri Bandung
Anonim . https://id.wikipedia.org/wiki/Gelas [diakses pada 25 Maret 2016]

LABORATORIUM TEKNIK PERAWATAN


SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016
MODUL

: PRAKTEK GELAS

PEMBIMBING : Ir. Gatot Subiyanto, M.T

Praktikum
Penyerahan
(Laporan)

: 23 Maret 2016
: 30 Maret 2016

Oleh :
Kelompok

: V (lima)

Nama

: 1.Nabila Suri Oktaviani


2. Nadia Pratiwi
3. Rahmad Catur Bayu R.

Kelas

NIM. 141411047
NIM. 141411048
NIM. 141411053

: 2B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2016

Anda mungkin juga menyukai