Anda di halaman 1dari 2

Tahapan Menuju Kematian

Apa Reaksi Anda jika Anda tahu hidup Anda tidak lama Lagi

Kematian adalah tahapan paling sulit bagi manusia, tetapi kita bisa menolong serta
mengerti bagaimana manusia berjuang menuju kematian. Ada beberapa tahapan
yang akan dilalui setiap individu menuju kematian. Mengetahui tahapan-tahapan
menuju kematian yang ditulis oleh Elisabeth Kbler-Ross, M.D. (July 8, 1926
August 24, 2004) dalam bukunya berjudul "On Death and Dying" pada tahun 1969,
dapat menolong kita untuk mengerti penderita yang sedang berjuang menghadapi
kematian disaat yang sama dapat membantu keluarga yang akan ditinggalkan.

Tahap Pertama:Penyangkalan dan Pengasingan (Denial and Isolation)


Terjadinya respon keterkejutan sementara pasien terhadap berita buruk.
Timbul sikap mengasingan diri dari beberapa orang, bahkan anggota keluarga serta
lingkungan
Sikap penyangkalan sehingga mengasingkan diri muncul setiap kali sang penderita
mendengar perkembangan baru atau merasa bahwa dirinya semakin dekat dengan kematian.
Tahap Kedua:Kemarahan (Anger)

Kemarahan kepada diri sendiri


Penderita mulai marah serta menyalahkan diri sendiri seperti "mengapa
sampai saya sakit", "aku memiliki pola hidup sehat", "keluargaku semua sehat", "diet dan
makananku ku jaga"

Kemarahan kepada keluarga


o
Kemarahan yang mulai menyalahkan keluarga, nenek moyang atau keturunan,
seperti "mengapa dulu ayah saya menikah dengan ibu saya"Tuhan, atau sebaliknya "mungkin
ini penyakit kutukan dari nenek moyang"

Kemarahan kepada lingkungan


o
Bentuk kemarahan yang menyalahkan lingkungan seperti, "mengapa dulu kita
tinggal di tempat ini", "mengapa lingkungan di tempat ini masih tetap di huni orang". Apabila
penderita berada di rumah sakit dia mulai menyalahkan para tenaga medis.

Kemarahan kepada Tuhan


Kemarahan yang sangat ditakutkan, oleh semua orang, terutama orang-orang
terdekat yang hidup disekitar penderita. Kemarahan yang terjadi dengan menyalahkan Tuhan
sehingga seakan-akan penderita menyalahkan Tuhan, Mengapa harus saya?, "koq, Tuhan
kejam sekali", "koq, Tuhan tega amat sih"
Sikap kemarahan yang timbul yang begitu dikhawatirkan adalah sikap menyalahkan
Tuhan. Apabila seseorang meninggal dalam fase ini maka dia mati dalam keadaan
tidak percaya Tuhan lagi(marah terhadap Tuhan). Disinilah peran keluarga dan
pihak medis untuk melewati faseini. Apalagi jika derita pasien begitu besar hingga
Tuhan pun menjadi objek kemarahan.
Tahap Ketiga:Tawar Menawar (Bargaining)
Tahap dimana penderita melakukan tawar menawar kepada Tuhannya.
Ya Tuhan Hamba berjanji akan -----------------, sembuhkan lah HambaMu ini ya
Allah.....
Izinkanlah HambaMu ini melakukan ------------------- sebelum Engkau ---------------

Tahap Keempat:Depresi(Depression)
Reaksi depresi reaktif, penderita merasakan suatu kehilangan sesuatu di masa lalu.
Penyakitnya dapat membuat kehilangan pekerjaan, tidak bisa melakukan hobi,
terbatasnya mobilitas dan lain-lain.
Reaksi depresi preparatorik dapat berupa kehilangan sesuatu yang belum pernah
terjadi.
Penyakitnya dapat menghilangkan asa mencapai cita-cita, ketergantungan keluarga
kepadanya
Tahap Kelima:Penerimaan(Acceptence)
Beberapa penderita yang sampai pada tahap yang bukan membahagiakan dimana
tahap ini dikenal juga dengan tahap kekosongan. Penderita, merasakan perasaan
kosong....dan akhirnya pasrah tak berdaya atau menyerah.
Pada dasarnya, orang akhirnya setiap orang akan pasrah dan menyerah, karena
kematian tak dapat dihindari.

You might also like:


Menu Sederhana paling pas Untuk Buka Puasa
Kandungan Gizi Kulit Melinjo
Ramadhan Iftar, berbagai istilah berbuka puasa diberbagai Negara
Kandungan Gizi Emping Melinjo
Resep sederhana Membuat Simple Syrup - Sirup Sederhana Berbagai Rasa

Anda mungkin juga menyukai