(Chlorophyllase)
Oleh :
Siti Nur Avida
(101810301010)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1 Enzim Klorofilase
Enzim merupakan suatu protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia.
Enzim memegang peranan dalam berbagai kehidupan baik dibidang laboratorium
atau bidang industri. Perkembangan enzim sebanding dengan adanya perkembangan
teknologi enzim. Mata kuliah teknologi enzim mempelari tentang enzim dan
pengaplikasiannya sebagai dasar pengembangan pemanfaatan enzim.
Enzim berfungsi sebagai katalisator yang mampu mengkatalisis suatu reaksi,
sehingga proses reaksi berlangsung lebih cepat. Hal ini karena setiap enzim memiliki
daya katalitik yang tinggi yang digambarkan melalui aktivitasnya dan dapat
menurunkan energi aktivasi selama proses reaksi. Aktifitas enzim dipengaruhi
beberapa faktor antara lain, pH, suhu, konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, dan
inhibitor (Lehninger, 1982).
Salah satu enzim yang memiliki manfaat penting dalam kehidupan adalah
enzim klorofilase. Enzim klorofilase berperan dalam metabolisme daun yaitu proses
fotosintesis. Selain itu, enzim klorofilase digunakan pada industri minyak yaitu
sebagai agen bleaching pada minyak sayur dengan cara menghilangkan senyawa
klorofilnya (Khamessan, dkk., 1976).
Enzim Klorofilase ditemukan pertama kali oleh Wilstater dan Stoll pada tahun
1910. Klorofilase merupakan salah satu enzim yang berperan penting dalam
metabolisme dalam daun. Klorofilase dapat ditemukan dalam membrane tilakoid
kloroplas dan etioplas pada tanaman tinggi, lumut, dan ganggang. Peran klorofilase
dalam mendegradasi klorofil dapat dilihat saat terjadi perubahan warna hijau menjadi
warna kuning atau coklat, hal ini terjadi pada perubahan warna buah, bunga, daun.
Hal ini terjadi karena enzim klorofilase dapat hidrolisis klorofil menghasilkan
klorofilade dan fitol. Selain itu juga berperan dalam reaksi hidrolisis karboksilat ester.
Enzim klorofilasi bekerja pada kondisi optimal yaitu pH 8,5 dan suhu 50 C. Paper ini
dan
Chlorophyll-chlorophyllidohydrolase.
Secara
.
Gambar 2. Struktur 2D enzim klorofilase
Enzim klorofilase memiliki substrat yang spesifik yaitu klorofil. Klorofil ada
dua macam yaitu klorofil a dan klorofil b. Namun pada pepar ini hanya fokus pada
klorofil a saja. Perbedaan antara klorofil a dan b hanya pada rantai pengikatnya
klorofil a mengikat CH3 sedangkan klorofil b mengikat CHO. Reaksi kimia yang
terjadi adalah sebagai berikut:
dan aspartam. Serin memiliki gugus OH berfungsi sebagai nukleofil, namun serin
tersebut distabilkan oleh histidin. Karena histitin memiliki dua electron bebas pada N,
sehingga dapat mengikat H pada serin. Serin menyerang gugus ester pada rantai C,
sehingga ikatan O karbonil putus dan O memiliki elektron berlebih. Terbentuk
kompleks enzim-substrat dan filol lepas dan terbentuk O ikatan rangkap kembali.
Produk fitol telah terbentuk, sehingga stuktur enzim klorofilase menjadi berubah.
H2O memiliki nukleofil yaitu HO- akan menyrang C karbonil sehingga akan terbentuk
gugus alkohol. Resonansi terjadi untuk membentuk kestabilan sehingga gugus serin
terlepas dan terbentuk klorofilade. Enzim klorofilase terbentuk kembali sehingga
dapat mengikat substrat yang lain hingga dihasilkan produk dan seterusnya.
Mekanisme reaksi katalitik terjadi secara asam basa. Berikut mekanisme reaksi
katalitik enzimatik yang terjadi:
klorofilase yang diisolasi dari daun tanaman ceri dengan bebepapa spesies, yaitu:
Bird cherry (Prunus padusL.), European plum (Prunus domesticaL.) dan Sour cherry
(Prunus cerasusL.).
Proses isolasi melalui beberapa tahap yaitu ekstrasi enzim, pemurnian enzim
(homogenasi, fraksinasi ammonium sulfat, dialisis dan filtrasi gel), dan karakterisasi .
-
Ekstrasi enzim
Sebanyak 30 gram daun dalam 400 ml aseton dingin (80%) dihomogenkan
pada suhu 4
Dialisis
Pelat hasil fraksinasi dilarutkan dalam buffer dan di dialisis selama 24 jam pada
suhu 4 C
- Filrasi gel
Sebanyak 10 ml destilat dimasukkan dalam kolom glass (2 x 40 cm) dengan
Sephadex G-200 dan disetimbangkan dengan buffer pH 7. Enzim di elusi bersama
buffer dengan kecepatan 0,3 ml/menit. Kadar protein diukur dengan spektrometri
pada panjang gelombang 280 dan 260 nm. Massa molekul ditentukan berdasarkan
kurva standar Kav vs. Log Mr dibandingkan dengan protein standar sitokrom c (12.3
kDa), tripsin (23.8 kDa), ovalbumin (45.0 kDa), bovine serum albumin (66.0
kDa), and miosin (205.0 kDa) (Sytykiewicz et al., 2008).
Tiga macam tamanan ceri diatas menunjukkan tingkat kemurnian yang berbeda.
Dilihat dari proses pemurniannya, tahap homogenasi memiliki nilai kadar protein
yang besar dibandingkan tahap selanjutnya. Hal ini terjadi karena pada tahap
homogenasi masih banyak pengotor enzim klorofilase dan enzim yang terekstrak
masih sedikit. Aktifitas dari ekstrak tersebut memiliki aktivitas yang lebih kecil, hal
ini menunjukkan bahwa enzim tersebut masih belum murni dan memiliki tingkat
kemurnian 1 kali. Tingkat kemurnian enzim klorofilase sebanding dengan semakin
banyak proses pemurniannya. Aktivitas enzim didefinisikan kemampuan enzim dalam
1 nanomol enzim menghidrolisis substrat klorofil a per menit per mg protein.
Proses pemurnian menggunakan kromatografi kolom dengan menggunakan
sephadex C-200. Fraksi yang dihasilkan ada 7-8 fraksi protein. Namun yang
terindentifilasi sebagai enzim klorofilase hanya dua fraksi di simbolkan dengan F1
dan F2. Grafik yang dihasilkan adalah berikut:
Ketiga jenis tanaman ini menunjukkan hasil filtrasi yang berbeda berupa
konsentrasi protein dan aktivitas spesifiknya. Tanaman Bird cherry memiliki fraksi F1
lebih besar dari pada F2. Tanaman European plum dan Sour cherry memiliki fraksi F1
lebih besar dari pada F2. Perbedaan fraksi ini menunjukkan perbedaan massa molekul
enzim klorofilase yang diisolasi. Hasil massa molekul enzim klorofilase yang
dihasilkan adalah berikut:
2.4 Bioinformatika
Bioinformatika enzim klorofilase dibandingkan dari beberapa organisme
penghasil enzim klorofilase. Organisme tersebut antara lain Arabidopsis thaliana 1,
Arabidopsis thaliana 2, Chenopodium album, Citrus sinensis,dan Triticum aestivum.
Gambar berikut merupakan hasil BLAST untuk mendeteksi sequence batas kemiripan
homologi. enzim ini bukan diisolasi dari tanaman ceri tetapi tanaman gandum yang
memiliki presentase homologi kurang dari 20% dan memiliki kemiripan dengan hasil
sequence pada organisme mamalia penghasil hormone sensitive lipase. Sehingga
enzim klorofilase memiliki motif lipase. Selain itu dilaporkan adanya residu katalitik
enzim klorofilase yaitu serin 145, histidin 262, dan aspartame 172. Nomer pada
residu katalitik tersebut sebagai posisi urutan asam aminonya. Presentase homologi
dari beberapa organism Triticum aestivum Arabidopsis thaliana 1, Arabidopsis
thaliana 2, Chenopodium album, dan Citrus sinensis adalah < 20%, 46,3%, 43,4%,
37,6%, dan 40,7%.
DAFTAR PUSTAKA
Arkus, A.J., Kiani, dan Jez, M, Joseph., 2006. Development of High- Troughput
purification method and a continous assay system for Chlorophyllase. USA,
DonaldDanforth Plant Sciences, Elsivier: Analytical Biochemistry, 353, 9398
Khamessan, A., Kermasha, S., dan Mollimard, L., 1995. Optimization of
Chlorophllase-Catalyzed Hydrolytic Activity in a Micellar Ternary System,
Biotechnol, Appl. Biochem, 22, 327-343
Lehninger, A. L. 1982. Dasar-dasar Biokimia, Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Sytykiewicz, Hubert dkk. 2013. Biochemical characterisation of chlorophyllase from
leaves of selected Prunusspecies A comparative study. Department of
Biochemistry and Molecular Biology, Siedlce University of Natural Sciences
and Humanities, Siedlce, Poland. Vol 60, 457-465